Anda di halaman 1dari 24

KOMPONEN LALU LINTAS

Kondisi lalu lintas suatu jalan adalah merupakan hasil


prilaku arus lalu-lintas. Prilaku arus lalu lintas itu sendiri
adalah hasil pengaruh gabungan antara komponen lalu
lintas yaitu pengemudi, kendaraan dan jalan

Pengemudi Pengemudi merupakan faktor yang


paling tidak stabil pengaruhnya
terhadap kondisi lalu lintasnya
serta tidak dapat diramalkan secara
tepat
Perilaku seorang pengemudi dipengaruhi oleh:

1 Faktor luar berupa keadaan sekelilingnya, keadaan


cuaca, daerah pandangan (visibility) serta
penerangan jalan di malam hari
2 Emosinya sendiri seperti sifat tidak sabar dan marah-
marah

3 Sifat perjalanan (bekerja, rekreasi atau hanya


jalan-jalan) serta faktor kecakapan, kemampuan
dan pengalaman pengemudi
Kepekaan Indra Pengemudi

Indra penglihatan adalah faktor terpenting dari


faktor-faktor fisik manuasi adalam menjalankan
kendaraan, hal ini disebabkan hampir semua
informasi ( 90%) yang diperlukan untuk
mengemudi diterima lewat indar penglihatan
Secara normal daerah penglihatan dibagi
atas:
Daerah penglihatan tajam pada arah horizontal (H)
1 dianggap sebesar 6 derajat dan pada arah vertikal
(V) sebesar 4 derajat

2 Daerah Penglihatan Awas pada arah horizontal


sampai sebesar 20 derajat dan pada arah vertikal
13 derajat

3 Daerah penglihatan total dimana manusia mampu


melihat satu benda walaupun kabur dan tidak bisa
membedakan warna dan detail adalah sebesar 160
derajat arah horizontal dan 115 derajat arah
vertikal
Dengan mengetahui daerah pandangan ini,
maka sebaiknya diusahakan untuk
menempatkan tanda-tanda rambu lalu lintas
dalam jangkauan daerah penglihatan yang tajam

Untuk mengantisipasi kesulitan mengenali warna


bagi pengemudi buta warna maka di buat suatu
keseragaman ciri dari rambu lalu lintas, misalnya
letak lampu hijau dibawah, kuning tengah dan
merah di atas
Sudut vertikal 4 derajat

Sudut horizontal 6 derajat

4o V 6o H

Sudut bidang vertikal 4o Sudut bidang horizontal 6o

Gambar 2.1. Bidang pandang mata pengemudi, untuk darah penglihatan tajam

Indra pendengaran tidak sepenting indra penglihatan, namun


indra pendengaran diperlukan untuk mendengan bunyi
klakson, sirene polisi dan ambulans, bunyi ban slip, pluit polisi
dan lonceng pada persilangan jlan rel. Tapi pada umumnya
bunyi yang dihasilkan disertai dengan isyarat-isyarat lain yang
dapat ditangkap dengan mata
Waktu Reaksi Pengemudi
Waktu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan oleh
pengendara untuk beraksi pada saat menerima
rangsangan baik berupa penglihatan, pendengaran
maupun perasaan sampai ia melakukan tindakan
sebagai tanggapan atas adanya rangsangan tersebut
Besar waktu reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
Perception
Identification (Pengamatan terhadap lingkungan)
Decision / Emotion
Reaction/volition
PIEV (Perception, Identification , Emotion,
Volition)

Penyelidikan di Amerika Serikat menunjukkan 90% dar


jumlah pengemudi memerlukan waktu 1,5 detik atau
kurang sebagi waktu reaksinya dan hampir seluruhnya
perlu waktu kurang dari 2 detik
Untuk keperluan perencanaan diambil waktu reaksi
pengereman sebesar 2,5 detik

Dengan memperhatikan besarnya waktu reaksi yang


diperlukan oleh pengemudi terhadap suatu rangsangan
serta kemampuan pengemudi untuk melihat suatu objek,
pada perencanaan lalu lintas perlu diatur penempatan
rambu-rambu lalu lintas serta objek-objek yang lain

Pada ruas jalan dengan kecepatan rencana yang tinggi


sebaiknya penempatan rambu-rambu lalu lintas lebih
ke tengah sudut pandang (sudut pandang kecil)
Pengaruh lingkungan (Environment)
Karakteristik pengemudi biasanya dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Contoh di negara-negara maju seperti Amerika ,
Singapore, dll pengemudi lebih hati-hati terhadap
peraturan lalu lintas, berbeda dengan di negara-negara
berkembang seperti Indonesia
Bila seseorang pengemudi di Negara Maju dia berlalu
lintas dengan tertip tetapi bila dia berada di negara-negara
yang belum maju maka dia juga cenderung untuk
melakukan pelanggaran terhadap aturan
Jadi karakteristik pengemudi dipengaruhi oleh
lingkunganya
Decision/Emotion
Karakteristik pengemudi juga dipengaruhi oleh emosi,
oleh karena itu dalam pembuatan SIM disyaratakan
bahwa umur minimal 18 tahun, dan lulus ujian teori dan
praktek. Hal ini disebabkan umur yang kurang dari 18
tahun dianggab emosinya masih belum stabil

Pada jalan yang lurus dan baik akan terjadi efek monotonis
yang dapat mengakibatkan terjadinya efek velocitytion
yaitu kesalahan persepsi terhadap kecepatan
Hal ini sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan, karena
kesalahan persepsi terhadap jarak

Untuk mengatasi hal ini dipasang rambu melintang dibadan


jalan kera-kira setebai 1 cm yang akan menimbulakan getaran
sehingga dapat menyadarkan pengemudi akan kecepatannya
KENDARAAN

Faktor kedua yang mempengaruhi prilaku arus lalu lintas


adalah kendaraan-kendaraan di jalan, yang mempunyai
berbagai bentuk, ukuran dan kemampuan
Untuk perencanaan geometrik jalan maka di Indonesia
ditetapkan standar perencanaan geometrik yang
didasarkan kepada dimensi kendaraan

Dimensi kendaraan ditetapkan dengan lebar maksimum


2,25 meter dan tinggi maksimum 3,5 meter
Berat maksimum kendaraan ditetapkan berdasarkan
kekuatan jembatan yang akan dilalui serta kekuatan
mesinnya
Setiap kendaraan harus dilengkapi peralatan atau
perlengkapan tambahan seperti lampu, kaca spion,
pelindung ban dan lain-lain

Dalam pengoperasian kendaraan bermotor di jalan harus


senantiasa dijaga kelengkapan dan kelaikan kendaraan
bermotor (angkutan umum dan kendaraan pribadi)

Kelaikan kendaraan bermotor dalam hal ini berarti siap


dioperasikan di jalan raya dengan segala kelengkapannya,
baik kelengkapan administrasi maupun kelengkapan teknis
(fisik kendaraan) tanpa ada gangguan ataupun hambatan
Kelengkapan administrasi kendaraan ermotor meliputi:
Surat ijin mengemudi (SIM)
Surat tanda nomor kendaraan bermotor
Surat tanda coba kendaraan bermotor
Tanda cabang kendaraan bermotor
Buku uji kendaraan bermotor
Kelengkapan teknis

sistem rem
sistem kemudi
posisi roda depan
badan dan kerangka kendaraan yang kokoh
alat muat penumpang yang senantiasa bersih bagi kendaraan
angkutan yang memenuhi syarat untuk mengangkut barang
klakson
penghapus kaca bagi kendaraan roda empat
lampu-lampu penerangan depan dan belakang
kaca spion
sistem roda dan ban
emisi gas buangan
kaca depan dan samping yang aman
alat pengukur kecepatan
sabuk keselamatan dan perlengkapan serta peralatan lain
yang diperlukan

JALAN DAN LINGKUNGAN


Ukuran atau geometrik dari jalan raya mempengaruhi
prilaku arus lalu lintas yang melintas di atasnya
Sering dijumpai jalan dengan geometrik yang sama tetapi
memiliki prilaku lalu lintas yang tidak sama. Hal ini
disebabkan lingkungan kedua jalan berbeda. Misalnya
jalan yang terletak di daerah pertokoan (urban) dengan
jalan yang terletak diluar kota (rural). Jalan di daerah
perkotaan mengalami gangguan yang datang dari samping
(jalan masuk, tempat penyeberangan, persimpangan)
lebih banyak dibanding dengan jalan diluar kota
Daerah milik jalan tidak hanya daerah yang dipakai oleh
kendaraan saja tetapi juga termasuk tanah yang digunakan
untuk bahu jalan, saluran samping dan daerah tepi jalan

Untuk menyediakan fasilitas yang cukup bagi


perkembangan lalu lintas yang terus tumbuh, lingkungan
sekitarnya perlu diawasi agar sewaktu-waktu dibutuhkan
adanya pembangunan baru tidak mengalami hambatan

Daerah yang masuk dalam pengawasan itu disebut


daerah pengawasan jalan atau DAWASJA

Dawasja untu jalan anatar kota adalah sbb: jalan arteri


minimal 20 m, jalan kolektor minimal 15 meter dan jalan
lokal minimal 10 meter
DAMIJA

Selokan Bahu Selokan


Jalur lalu lintas Bahu

RUMAJA
RUANG PENGAWASAN JALAN
Gambar 2.2. Potongan melintang jalan antar kota
Daerah yang sepenuhnya digunakan untuk kepentingan
jalan dinamakan daerah milik jalan atau DAMIJA (Right of
Way = ROW)
Fungsi jalan secara umum dapat dibagi atas: (1) fungsi
untuk pergerakan, (2) fungsi untuk mencapai
pekarangan (access) atau fungsi gabungan antara
pergerakan dan akses

Contoh jalan yang hanya berfungsi sebagai pergerakan


adalah jalan bebas hambatan, sedangkan jalan yang
untuk fungsi untuk akses adalah jalan buntu ke
perumahan. Jalan-jalan yang ada umumnya memiliki
fungsi campuran.
Pengaturan Lalu lintas
Untuk mencapai tujuan lalu lintas yang aman dan
nyaman, perlu dilakukan pengaturan lalu lintas agar
prilaku pemakai jalan tidak merugikan/membahayakan
pemakai jalan lainnya

Pengaturan Lalu lintas n melalui perangkat keras


seperti rambu dan marka jalan tetapi perlu
dipersiapkan juga perangkat lunaknya. Secara umum
pengaturan lalu lintas dilakukan dengan cara berikut

Undang-undang
Peraturan Pemerintah
Alat-alat kontrol
Pendidikan
Alat-alat Kontrol
Alat kontrol lalu lintas meliputi rambu jalan, marka jalan
dan perlengkapan jalan seperti : lampu lalu lintas dan
lain-lain
Khusus untuk rambu dan marka jalan, informasi yang
diberikan kepada pemakai jalan berupa
Memenuhi suatu kebutuhan tertentu
Terlihat dengan jelas
Menarik perhatian
Memberikan arti yang jelas dan sederhana
Memberikan respek kepada pemakai jalan
Ditempatkan pada lokasi yang memberikan kesempatan
untuk mengenali dan bertindak
Pendidikan

Pengaturan lalu lintas secara tidak langsung dapat dilakukan


melalui jalur pendidikan lalu lintas. Pendidikan lalu lintas
dapat memberikan pengetahuan kepada pemakai jalan untuk
lebih meningkatkan kewaspadaan sehingga tingkat kecelakaan
dapat ditekan serendah mungkin. Pengemudi yang baru
belajar dapat mengambil pengetahuan pengemudi melalui
sekolah atau krusus mengemudi. Sedangkan pemakai jalan
seperti pejalan kaki dapat mendapatkan pendidikan berlalu
lintas melalui pelajaran yang diberikan pada sekolah-sekolah
dasar
Diharapkan pada kurikulum sekolah dasar di ajarkan materi
cara berlalu lintas. Atau cara lain dapat dilakukan melalui
penyuluhan dan pelatihan atau melaui berbagai media
masa

Anda mungkin juga menyukai