Anda di halaman 1dari 22

Hidrolika Lingkungan:

Konsep dan Implementasi Eko-Hidrolik

1. Pengelolaan Sungai
Konsep integrated ecological hydraulic
development dalam Pembangunan Wilayah Sungai

2. Pengelolaan Kawasan Pantai


Studi kualitas air di perairan Pantai
(Studi kasus pemodelan kualitas air perairan
Pantai KEK Mandalika akibat buangan limbah
instalasi pengolahan air SWRO)

Materi Kuliah
Hidrolika Lingkungan
1. Konsep dan
Implementasi
Eko-hidrolik dalam
Pengelolaan Sungai
Eco-hydraulic pengelolaan sungai =
pengelolaan sungai yang terintegrasi,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

Rekayasa pembangunan persungaian dilakukan tidak


hanya berdasarkan kajian fisik hidraulik tanpa
memperhatikan aspek-aspek ekosistem yang
berlaku, karena sungai mempunyai fungsi vital
kaitannya dengan ekologi, dan harus dikelola dengan
cara pandang integratif.

Sungai dan bantarannya merupakan habitat yang


sangat penting bagi lingkungan biotik (flora dan fauna).
96
Untuk melakukan rekayasa/pembangunan di
suatu sungai, sangat diperlukan pengetahuan
karakteristik sungai secara lengkap

Contoh rekayasa sungai yang tidak berprinsip eko-hidrolik:


pelurusan sungai.
Dampak pelurusan sungai:
- Kerusakan ekologi sungai
- Harus disediakan biaya operasi dan pemeliharaan secara
ekstra dan terus menerus, karena sungai yang diluruskan
mempunyai kecenderungan kuat untuk bermeander
kembali sehingga akan mengerosi tebing pelurusan

28
Sejarah Pembangunan Sungai (1)
Sejarah pembangunan sungai di dunia dimulai sejak Mesir Kuno, dan
mengalami pembangunan intensif selama 5 abad (abad 16, 17, 18, 19,
20, awal 21). Selama 5 abad, sejarah pembangunan sungai dibagi
menjadi 3 dekade besar:
Dekade Pembangunan Sungai (River development):
1
Abad 16 – pertengahan abad 20 (di negara maju)
2 Dekade Dampak Pembangunan Sungai dan Kesadaran
Lingkungan (Impact of River Development)

3 Dekade Restorasi Sungai


(River Restoration - Renaturalization)

Pembangunan sungai di Indonesia pada abad 20 dan awal 21 pada


tahap river development (contoh: pelurusan, sudetan, tanggul).
Pembangunan sungai pada tahap river development sudah ditinggalkan
di negara maju sejak akhir 20. IRONIS !!!
29
Sejarah Pembangunan
Sungai (1)
1 Dekade Pembangunan Sungai
(River Development)
 Bersifat parsial hidraulik murni

Dekade Dampak Pembangunan Sungai


2 dan Kesadaran Lingkungan
(Impact of River Development)

3 Dekade Restorasi Sungai


(River Restoration - Renaturalization)
 Bersifat integral eko-hidraulik
Sejarah Pembangunan
Sungai (1)
1 Dekade Pembangunan Sungai (river development)
 Abad 16 – pertengahan abad 20 (di negara maju)
 Masih bersifat lokal dan parsial
Pembangunan belum memikirkan pengaruh DAS terhadap
wilayah sungai, pengaruh perubahan morfologi sungai terhadap
karakteristik aliran, pengaruh perubahan tampang terhadap
angkutan sedimen dan distribusi kecepatan, pengaruh vegetasi
sungai terhadap ekologi dan banjir di hilir, dsb
Pembangunan belum melibatkan kajian integral ekologi sungai

One river one plan and one integrated management ORPIM


belum diimplementasikan 30, 147
Sejarah Pembangunan
Sungai (1)
1 Dekade Pembangunan Sungai
(river development)
 Pembangunan besar-besaran badan sungai dan
wilayah sungai dengan bangunan memanjang
(pelurusan, sudetan, tanggul, perkerasan /pentaludan)
dan bangunan melintang (bendung, bendungan, groin)

 Berdampak negatif : banjir, erosi, sedimentasi,


kerusakan lingkungan sungai
Sejarah Pembangunan
Sungai (3)
Contoh : aktivitas pelurusan sungai

Tujuan :
 mengurangi banjir lokal
 mendapatkan areal pertanian di sekitar sungai
 meningkatkan kebersihan kawasan
 kemudahan navigasi transportasi sungai
Sejarah Pembangunan
Sungai (2)
Gambar

Abad 16

Abad 18

Contoh : Pelurusan dan Sudetan Sungai Rhine (Jerman) abad 16-18 31


Sejarah Pembangunan Sungai (2)

Ilustrasi pembangunan Sungai Rhine tahun 1600 dan setelah tahun 1950

Pada awal 1600, Sungai Rhine masih alamiah.


Tahun berikutnya mulai dibangun tanggul, yang diikuti
berkembangnya areal pertanian dan rekreasi serta perkembangan
permukiman yang mengarah ke sempadan Sungai Rhine. Pada
akhir abad 20, perkembangan pemukiman dan kota semakin
intensif dan bergerak menuju arah sungai (mendekati sungai)
33
Sejarah Pembangunan Sungai (4)

Pembangunan Sungai di Indonesia:


 Pembangunan sungai secara besar-besaran juga dilakukan di
Indonesia.
Contoh : pelurusan, sudetan, pembuatan tanggul dan
pentaludan di Sungai Citarum, Citandui, Bengawan
Solo, Kali Madiun, dll
Sejarah Pembangunan Sungai (4)

Pembangunan Sungai di Indonesia:


 Pelurusan dan sudetan Bengawan Solo
Sejarah Pembangunan Sungai (4)
 Pelurusan dan sudetan Bengawan Solo

Pelurusan S. Bengawan Solo di Tangkisan, Sukoharjo, Jateng (tahun 1994)

IRONIS !!!
Negara maju sudah meninggalkan konsep pembangunan parsial sungai
(pelurusan, sudetan, tanggul), Indonesia sampai saat ini masih intensif
membangun sungai dengan konsep tersebut.
Sejarah Pembangunan Sungai (3)

Dampak pembangunan fisik sungai:

 Pembuatan sudetan, pelurusan, tanggul sisi, pengerasan tebing


sungai berakibat pada percepatan aliran air menuju hilir.
Sungai di bagian hilir akan menanggung volume aliran air yang
lebih besar dalam waktu yang lebih singkat dibanding
sebelumnya. Jika tampung sungai di hilir tidak mencukupi maka
akan terjadi banjir (pengurangan kemampuan retensi sungai
terhadap aliran).
 Erosi dasar sungai
 Terjadinya kerusakan lingkungan akibat makin berkurangnya
keragaman hayati di areal wilayah sungai.
Sejarah Pembangunan
Sungai (4)

 Di negara maju, dampak negatif selama 300 tahun membawa


pendekatan baru dalam pembangunan sungai berikutnya.

Tidak lagi didominasi insinyur rekayasa hidrolik murni, namun


dgn melibatkan ilmuwan dan praktisi di bidang ekologi,
pertanian, perikanan, kehutanan, lingkungan hidup

 Terlibatnya berbagai disiplin ilmu membawa pemikiran


pengembangan sungai ke arah restorasi & konservasi sungai
Sejarah Pembangunan Sungai (5)
2 Dekade Dampak Pembangunan Sungai
dan Kesadaran Lingkungan
 Dimulai pertengahan abad 20
 Munculnya era kesadaran lingkungan dan ekologi, di sebagian
besar Eropa, Amerika, Kanada, Jepang.
Munculnya penemuan2 dan kajian2 baru dari ahli lingkungan,
ahli biologi, dan ahli sumberdaya air; terkait dampak negatif
terhadap lingkungan dari aktivitas dan pembangunan pada
waktu2 sebelumnya.
Eksploitasi sungai merubah tampang natural dan alur natural
menjadi tampang buatan dengan alur relatif lurus, yang
berdampak negatif sangat nyata :
- Banjir terus menerus di hilir sungai,
- Hancurnya habitat flora fauna sepanjang sungai
34
- Erosi dan sedimentasi, dll
Sejarah Pembangunan Sungai (6)

3 Dekade Restorasi Sungai


restorasi = mengembalikan = renaturalisasi
 Dimulai 1980an. Mulai diadakan penelitian dan kajian serta
proyek-proyek secara intensif untuk merestorasi
(mengembalikan) sungai-sungai yang dulu diluruskan,
disudet, ditanggul, ditalud dlsb; menjadi sungai yang alami
(nature-like river) yang menyerupai dan mendekati kondisi
alamiah awalnya
 Di negara-negara maju, sudah dilakukan secara intensif
upaya restorasi sungai menjadi sungai alami (nature-like
river) yang menyerupai kondisi awalnya
 Di Indonesia, pengenalan dan sosialisasi sudah digalakkan,
penguatan kepedulian lingkungan dan sungai
35
Sejarah Pembangunan Sungai (1)

Program Pengelolaan Sungai di Indonesia:

Revitalisasi Sungai Jangkok


 Restorasi kawasan bantaran Sungai Jangkok,
 Penguatan KMPS (Komunitas Masyarakat Peduli Sungai)
 Komunitas masyarakat peduli Sungai dan Pantai di Kelurahan
Banjar, Ampenan, Mataram.
IBRA: Ini Banjar Baru http://komunitasibra.blogspot.com
Sejarah Pembangunan Sungai (7)

Sungai diluruskan (Abad 18)

Renaturalisasi (1990-1994)

Renaturalisasi S. Enz Jerman (Maryono, 2002) 36


Sejarah Pembangunan
Sungai (7)

Pelurusan

Stream

Remeandering

Pelurusan dan Sudetan Sungai Kushiro-Mire (1960an)


Restorasi (2002) 32
Sejarah Pembangunan
Sungai (8)
Konsep Eko-Hidrolik menggantikan konsep
Konvensional Hidraulik Murni
Tahun 2001 dibentuk Asosiasi Eko-Hidraulik Indonesia (ASEHI)
untuk memasyarakatkan konsep baru Eko-Hidraulik dalam
menyelamatkan keragaman hayati wilayah keairan (sungai,
danau, rawa, dan pantai) dan menanggulangi dampak negatif
yang ditimbulkan oleh rekayasa hidraulik murni.
Milestone berbaliknya para ahli Teknik Sipil Hidro dari
pemahaman parsial (hidraulik murni) ke pemahaman integral
yang memasukkan pertimbangan konsep integral ekologi (eko-
hidrolik) dalam penanganan masalah wilayah keairan

Anda mungkin juga menyukai