Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN

BUKU AJAR

PENGEMBANGAN
DANPELESTARIAN SUMBERDAYA
AIR

OLEH

IR. I GUSTI AGUNG PUTU ERYANI,MT


BAB IV
SISTEM PEMBELAJARAN 3
(SISTEM DAN INFRATUKTUR KEAIRAN)

4.1. Pendahuluan

Sistem dalam suatu kegiatan perlu agar dalam kegiatantersebut


menjadi fokus sehingga setiap kegiatan lebih efektif dan
efisien.Demikian halnya dalam pengembangan infrastruktur
keairan, sistem perludiketahui agar dalam pelaksanaannya dapat
mempertimbangkan seluruh aspekyang mempengaruhi dan
dipengari oleh pembangunan infrastruktur tersebut.Dalam sistem
keairan, batas teknis hidrologi merupakan merupakan batassistem.
Dalam materi ini, komponen sumberdaya air, termasuk komponen
alamidan buatan dan beberapa sistem dalam pengendalian daya
rusak air.
Pembangunan infrastruktur mempunyai hubungan yang erat
dengan masalah,karena titik tolak pembangunan dimulai dari
tindakan mengurangi masalah tersebut dengan tujuan memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang
layak. Pembangunan infrastruktur yang tidak bertitik tolak dari
masalah berarti ada indikasi kesalahan konsep dan model
pembangunan tersebut.Pembangunan infrastruktur selalu ditujukan
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
kearah yang lebih baik dan merata.
Pembangunan infrastruktur untuk pengelolaan sumber daya
air dari segi kualitas

dan kuantitas di Provinsi Bali belum merata di semua


kabupaten/kota, yang menyebabkan satu sisi sumber air berlimpah
di satu kabupaten pada musim hujan dan pada musim
kemarau daerah tertentu mengalami krisis air.

4.2. Sistem dan infrastruktur sumber Daya Air


Sumber Daya Air tidak termasuk komponen infrastruktur, namun
bagian-bagiandari pengelolaan sumber daya air bisa dikategorikan sebagai
infrastruktur keairan,misalnya sistem air bersih, irigasi, drainase,
pengendalian banjir, dan lain-lain.
Sistem Pengendalian Banjir

1. Penyebab Banjir
Banjir dan genangan yang terjadi akibat tindakan
manusia dan oleh alam di suatu lokasi diakibatkan antara
lain oleh sebab-sebab berikut ini (Kodoatie dan Sugiyanto,
2002 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2008):
· Perubahan tata guna lahan (land-use) di daerah aliran sungai (DAS).
· Pembuangan sampah.
· Erosi dan sedimentasi.
· Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase.
· Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat.
· Curah hujan.
· Pengaruh fisiografi/geofisik sungai.
· Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai.
· Pengaruh air pasang.
· Penurunan tanah

4.3. Uraian Materi


Komponen Sumber Daya AirSumber Daya Air tidak termasuk komponen
infrastruktur, namun bagian-bagiandari pengelolaan sumber daya air
bisa dikategorikan sebagai infrastruktur keairan,misalnya sistem air
bersih, irigasi, drainase, pengendalian banjir, dan lain-lain.
1. Komponen Alami Sumber

Komponen alami dari sumber daya air dapat disebutkan antara lain:
sungai,muara/estuari, rawa, danau, daerah retensi, pantai, airtanah,
mata air, air terjun, danlain-lain. Masing-masing komponen terbentuk
secara alami akibat dari sifat air yangmengalir dari hulu ke hilir dengan
sistem gravitasi. Alam telah membentuk komponentersebut secara
seimbang sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.Karena
sifat air yang dinamis maka keseimbangan alam dari komponen
tersebutjuga tergantung dari proses aliran air. Secara alami ada yang
sudah stabil, ada yangberubah bentuk, dan ada yang hilang. Hal
tersebut dipengaruhi oleh banyak halantara lain siklus hidrologi,
kondisi geologi, kondisi wilayah dan kehidupan yang adabaik itu,
hewan, tumbuh-tumbuhan dan aktifitas manusia.

2. Komponen buatan/artifisial Sumber Daya Air

Komponen artifisial sumber daya air merupakan bangunan air yang


dibuat olehmanusia untuk suatu tujuan tertentu. Komponen-
komponen itu antara lain meliputi:· Waduk: bangunan penyimpan
air. Waduk sebagai bangunan utama memilikibangunan penunjang
lainnya seperti: bangunan pelimpah (spinway) yangberfungsi untuk
melimpahkan kelebihan air di dalam waduk, bangunanpengambilan
(intake) berfungsi untuk pengambilan air dari waduk, pipa
pesatberfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air, dan lain-lain.
Waduk dari segikonstruksinya juga ada bermacam-macam, misalnya:
waduk tipe urugan, wadukbeton, dan lain-lain.Nama lain waduk
antara lain dam, reservoir.

Embung: merupakan waduk-waduk kecil luasnya jauh lebih kecil


dibandingkandengan waduk (bisa seukuran lapangan sepak bola
atau lebih).· Bendung (weir): berfungsi untuk membendung aliran
sehingga ada perbedaanketinggian di hulu dan hilir
bendung.Checkdam, sabo dam (bangunan pengendali
sedimen).Sistem drainase berfungsi untuk membuang air: baik di
perkotaan (urban) maupundi pedesaan (rural).Sistem irigasi
berfungsi untuk mengairi areal irigasi terdiri atas:
bangunanpengambilan, saluran induk, saluran sekunder, saluran
tersier, bangunan bagi,bangunan sadap, bangunan ukur, daerah irigasi
dan lain-lain.
Ada 4 strategi dasar untuk pengelolaan daerah banjir yang meliputi
(Grigg,1996):

1. Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir (penentuan zona atau


pengaturan tataguna lahan).

2. Pengaturan peningkatan kapasitas alam untuk dijaga kelestariannya


sepertipenghijauan.

3. Modifikasi dampak banjir dengan penggunaan teknik mitigasi seperti

asuransi,penghindaran . banjir (flood proofing).


4. Modifikasi banjir yang terjadi (pengurangan) dengan bangunan
pengontrol(waduk) atau perbaikan sungai.

II. Penyebab banjir paling dominan


Perubahan tata guna lahan rnerupakan penyebab utarna banjir
dibandingkandengan yang lainnya. Sebagai contoh, apabila suatu hutan
yang berada dalam suatudaerah aliran sungai diubah menjadi
pemukiman, maka debit puncak sungai akanmeningkat antara 6
sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini tergantung dari jenishutan
dan jenis pemukiman. Demikian pula

untuk perubahan yang lainnya makaakan terjadi peningkatan debit puncak


yang signifikan.

4.3. Penutup
sistem pengendalian bencana akibat sumber daya air
sepertibanjir dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan identifikasi
terhadap penyebabbanjir kemudian dilakukan perumusan teknik
pengendaliannya. Demikian haldengan sistem drainase dilakukan
dilakukan perancangan sesuai denganfungsinya, kemudian
dilakukan desain jaringan drainase dengan pertimbanganbeberapa
aspek. Sistem airtanah yang menjadi fokus adalah sumber aliran
danpotensinya. Kedua hal ini relative rumit jika dilakukan pada air
permukaan,karena obyeknya tidak kelihatan dan sulit terdeteksi.
Pendekatan dengan modelsering dilakukan untuk mempermudah
pekerjaan meski hasilnya kurang eksak.
BAB V

PEMBELAJARAN 4

(FUNGSI AIR DALAM SISTEM SOSIAL)

3.I. Pendahuluan
Pemanfaatan sumberdaya air meliputi penyediaan air untuk
kebutuhan airbersih, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, perikanan,
peternakan, pemeliharaansungai (pengenceran polusi), dan lalu lintas
air. Berbagai kebutuhan air tersebutharus dapat dilayani oleh air yang
tersedia yang bisa berupa air permukaan ataupunair tanah. Perlu
diingat bahwa ketersediaan air merupakan fungsi waktu,
yangmelimpah/berlebih pada musim penghujan dan berkurang pada
musim kemarau.Untuk itu perlu dipelajari ketersediaan air dengan
keandalan tertentu untuk dapatmemenuhi kebutuhan tersebut. Pada
musirn penghujan keberadaan air berlebihdalam bentuk banjir yang
sering dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat.Kegiatan
pengendalian banjir, drainase, pembuangan limbah, termasuk
dalampengaturan sumber daya air sehingga kelebihan air tersebut
tidak menimbulkanbencana.

Uraian Materi

Pengembangan sumberdaya air dapat dikerompokkan dalam dua


kegiatanyaitu pemanfaatan dan pengaturan air.. Untuk dapat
melaksanakankedua kegiatan tersebut diperlukan konsep, perancangan,
perencanaan,pembangunan dan pengoperasian fasilitas-fasilitas
pendukungnya. Pengembangansumberdaya air merupakan cabang dari
ilmu teknik sipil, yang didukung oleh ilmu-ilmulainnya seperti ilmu
ekonomi, politik, geologi, elektro, mesin, kimia, biologi. Masalah sumber
air di masyarakat (secara sosial) merupakan sebuah ironi bagi kita yang
hidup di Indonesia.
Menurut Kementrian Lingkungan Hidup,2007, menyebutkan
bahwa dampak perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap sumber
daya air di Indonesia antara lain :
1. Meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrem yang
berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor dan kekeringan.
Hal ini akan meningkatkan kerusakan prasarana dan sarana,
menurutnya produktivitas pangan serta kerugian harta benda
perorangan dan korban jiwa manusia, juga termasuk ancaman
terjadinya badai dan gelombang yang tinggi sehingga
mengancam keselamatan pelayaran.

2. Menurunnya konstribusi tenaga air pada penyediaan energi secara


keseluruhan.
3. Bertambahnya panjang pantai yang mengalami erosi
4. Meningkatnya ancaman intrusi air laut yang mengakibatnya :
Penurunanan kuantitas dan kualitas pasokan air baku selama
musim kemarau yang akan berdampak pada bertambahnya
biaya untu pengolahan air baku untuk air minum. Masalah-
masalah sosial, ekonomi dan lingkungan pada daerah yang
terkena dampak.

Anda mungkin juga menyukai