NAMA : DAVIATTUN
NIM : 22 39 03
Air adalah salah satu sumber daya yang mendukung keberlangsungan hidup manusia
dan mahluk hidup lainnya, yang merupakan elemen utama kehidupan yang berkelanjutan.
Banyak orang berpikir bahwa air adalah sumber daya yang tidak terbatas, walaupun
sebenarnya hanya satu persen dari semua air yang tersedia di bumi ini berupa air segar yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan siklus hidrologisnya, air dianggap sebagai sumber
daya yang dapat terbaharukan. Namun dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk,
meningkatnya perkembangan ekonomi, semakin intensifnya penggunaan air dan pencemaran
air selama beberapa dekade terakhir ini serta perubahan iklim global, telah terjadi
ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Ketidakseimbangan ini telah
memicu terjadinya krisis air di hampir pelosok dunia.
Berbagai persoalan tentang sumber daya air yang berkaitan dengan kuantitas dan
kualitasnya harus menyadarkan semua pihak bahwa persoalan air perlu dilakukan dengan
tindakan yang tepat sehingga menghasilkan solusi yang optimal. Dengan kata lain diperlukan
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management).
Pengelolaan sumber daya air terpadu merupakan penanganan integral yang mengarahkan
kita dari pengelolan air sub-sektor ke sektor silang. Secara lebih spesifik pengelolaan sumber
daya air terpadu didefinisikan sebagai suatu proses yang mempromosikan koordinasi
pengembangan dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya terkait dalam rangka tujuan
mengoptimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraan sosial dalam sikap yang cocok/tepat
tanpa mengganggu kestabilan dari ekosistem- ekosistem penting.
Pengelolaan Sumberdaya Air didefinisikan sebagai aplikasi dari cara struktural dan non
struktural untuk mengendalikan sistem sumber daya air alam dan buatan manusia untuk
kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan lingkungan.
Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu (Integrated WaterResources Management,
IWRM) merupakan suatu proses koordinasi dalam pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air dan lahan serta sumber daya lainnya dalam suatu wilayah sungai, untuk mendapatkan
manfaat ekonomi dan kesejahteraan sosial yang seimbang tanpa meninggalkan keberlanjutan
ekosistem. Sesuai definisi tersebut, pengelolaan sumber daya air terpadu memfokuskan pada
pengelolaan terpadu antara kepentingan bagian hulu dan kepentingan bagian hilir sungai,
pengelolaan terpadu antara kuantitas dan kualitas air, antara air tanah dan air permukaan, serta
antara sumber daya lahan dan sumberdaya air IWRM ini diharapkan menjadi cara
mengatasi masalah kelangkaan air, banjir, pencemaran air hingga distribusi air yang
berkeadilan.
1.3. TUJUAN.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat memahami dan menerapkan
pengelolaan sumber daya air terpadu.
1.4. MANFAAT.
Manfaat yang dapat diperoleh berupa pelajaran mengenai pengelolaan sumber air terpadu.
Pembaca juga dapat mempelajari tentang Teknik pengelolaan sumber air terpadu, yang
nantinya dapat digunakan sebagai suatu contoh untuk menerapkan ilustrasi implementasi
pengelolaan sumber daya air terpadu.
Keberadaan air di bumi meliputi yang terdapat di atmosfir, di atas permukaan dan di
bawah permukaan tanah diperkirakan jumlah air di bumi ini sekitar 1.400 x 104 m3
yang terdiri dari air laut 97% dan 39% air tawar sebagai salju, es, glatser, air tanah, air
danau, butir-butir daerah tidak jenuh, awan, kabut, embun, hujan, dan air sungai.
Peredaran air secara alamiah diatur melalui Siklus (Daur) Hidrologi.
Pengelolaan SDA Terpadu (menurut wacana Global) adalah Proses Pengelolaan SDA
yang memadukan antara sumber daya air dengan sumber daya terkait lainnya antar
sektor, antar wilayah secara berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan dan
diselenggarakan dengan pendekatan partisipatif.
Pengelolaan Sumber Daya air yang terpadu (sesuai UU 7/2004) diselenggarakan secara
menyeluruh (perencanaan, pelaksanaan, monitor dan evaluasi, konstruksi,
pendayagunaan, pengendalian), terpadu (stakeholdes, antar sektor, wilayah) dan
berwawasan lingkungan hidup (keseimbangan ekosistem dan daya dukung
lingkungan) dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan (antar generasi) untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Effective Water Governance adalah tata penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air
yang efektif, efisien, adil dan berkelanjutan baik dalam aspek sosial, lingkungan
maupun ekonomi serta diselenggarakan dengan pendekatan partisipatif.
b. Terkait dengan air dan sumber daya air dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Air : semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah,
seperti air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat
2. Sumber air : tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di
atas, ataupun di bawah permukaan tanah
3. Daya air : potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber daya air
yang dapat member manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan manusia dan
lingkungannya
4. Sumber daya air : air, sumber air, dan daya air yang dikandung di
dalamnya.
b. Multiguna
Perkembangan kebutuhan masyarakat yang beragam, mulai menyebabkan pertentangan
antar pengguna air. Kerusuhan demi kerusuhan terjadi, seperti kerusuhan di Sind-
Punjab (1941). Peraturan pada waktu itu : “Yang terdahulu mengambil air, mendapat
preoritas”.
c. Terpadu
Konsep bangunan multiguna sebagai perkembangan dari bangunan ekaguna, yang
sukses dalam memenuhi kebutuhan air setempat dengan cara yang efisien pada
pembangunan sejumlah proyek, ternyata gagal dalam memenuhi kebutuhan air bagi
seluruh DAS. Presiden Theodore Roosevelt, dalam suratnya kepada Inland Waterway
Commission (1908) menyatakan sebagai berikut :
Pengakuan konsep pengembangan terpadu ini tampak poada pernyataan para pemimpin
yang menekankan antara lain :
“Unit untuk dasar perencanaan sumber-sumber air termasuk air tanah diharapkan
berupa DAS”. (U.s. President’s Water Resources Policy Commission, 1950).
Ditegaskan pula dalam pernyataan Sekjen PBB dalam laporan kepada Dewan Ekonomi
dan Sosial.
1. Daerah tangkapan air, mencakup pengendalian tata guna lahan, pengendalian erosi,
konservasi air dan tanah, serta monitoring dan evaluasi.
2. Pengelolaan sumber daya air, mencakup manajemen kuantitas air dan kualitas air.
3. Pemeliharaan prasarana dan sarana pengairan, mencakup pemeliharaan preventif,
korektif, dan akurat.
4. Pengendalian banjir, mencakup pemantauan dan prediksi banjir, pengaturan dan
pencegahan banjir, serta penanggulangan banjir.
5. Pengelolaan lingkungan sungai, mencakup perencanaan dan pengendalian sempadan
sungai.
6. Pemberdayaan masyarakat.
Diantara pengelolaan lahan dan pengelolaan air terdapat keterkaitan yang sangat erat,
dengan demikian konservasi lahan yang merupakan unsur utama dalam pengelolaan
daerah aliran sungai di bagian hulu, akan berpengaruh terhadap kondisi daerah aliran
sungai di bagian hilir, terutama dalam pemanfaatan air yang optimal untuk berbagai
kegunaan, serta untuk pengendalian banjir.
PENYELENGGARAAN
Konservasi SDA : Pendayagunaan Pengendalian Daya Rusak
1. Perlindungan dan SDA : Air :
pelestarian Sumber 1. Penatagunaan 1. Pencegahan
Air 2. Penyediaan 2. Penanggulangan
2. Pengawetan air 3. Penggunaan 3. Pemulihan
3. Pengelolaan kualitas 4. Pengembangan
air dan 5. pengusahaan
pengendalian
pencemaran air
TUJUAN
Menjaga kelangsungan Memanfaatkan SDA Mencegah, menanggulangi,
keberadaan daya secara berkelanjutan dan memulihkan akibat
dukung, daya tampung, dengan kerusakan kualitas
dan fungsi SDA mengutamakan lingkungan yang diakibatkan
pemenuhan oleh daya rusak air
kebutuhan pokok
kehidupan
masyarakat secara
adil
Pola pengelolaan sumber daya air sebagaimana dimaksud disusun dengan memperhatikan
kebijakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah administratif yang bersangkutan.
Pola pengelolaan sumber daya air disusun dengan mengacu pada informasi mengenai :
1. Penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air yang dilakukan oleh
pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang bersangkutan.
2. Kebutuhan sumber daya air bagi semua pemanfaat di wilayah sungai yang
bersangkutan.
3. Keberadaan masyarakat hukum adat setempat.
4. Sifat alamiah dan karakteristik sumber daya air dalam satu kesatuan sistem
hidrologis.
5. Aktivitas manusia yang berdampak terhadap kondisi sumber daya air.
6. Kepentingan generasi masa kini dan mendatang, serta lingkungan hidup.
Pola pengelolaan sumber daya air disusun melalui konsultasi dengan instansi dan unsur
masyarakat yang terkait.
Pola pengelolaan sumber daya air disusun dan ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun.
Pola pengelolaan sumber daya air yang sudah ditetapkan dapat ditinjau dan dievaluasi
sekurang-kurangnya setiap 5 (lima) tahun sekali.
Hasil peninjauan dan evaluasi menjadi dasar pertimbangan bagi penyempurnaan pola
pengelolaan sumber daya air.
Rancangan Pola PSDA pada Wilayah Sungai dalam satu kebupaten/kota disusun oleh dinas
di tingkat kabupaten/kota atau bersama Pengelola SDA di Wilayah Sungai melalui
konsultasi dengan instansi teknis terkait.
Dalam hal pada wilayah sungai tersebut tidak atau belum terbentuk wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air, bupati/walikota dapat meminta pertimbangan wadah
koordinasi pengelolaan sumber daya air kabupaten/kota.
Dalam hal pada kabupaten/kota, tersebut tidak atau belum terbentuk wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air kabupaten/kota, bupati/walikota dapat langsung
menetapkan pola pengelolaan sumber daya air sesuai dengan rancangan.
Rancangan Pola PSDA pada Wilayah Sungai lintas kabupaten/kota disusun oleh dinas di
tingkat provinsi atau bersama pengelola sumber daya air wilayah sungai melalui konsultasi
dengan instansi teknis terkait.
Gubernur menetapkan rancangan pola pengelolaan sumber daya air menjadi pola
pengelolaan sumber daya berdasarkan pertimbangan wadah koordinasi pengelolaan sumber
daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan.
Dalam hal pada wilayah sungai tersebut tidak atau belum terbentuk wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air, gubernur dapat meminta pertimbangan wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air provinsi.
Rancangan pola pengelolaan sumber daya air wilayah sungai lintas provinsi, lintas Negara,
dan strategis nasional disusun oleh Menteri setelah berkonsultasi dengan instansi teknis dan
unsur masyarakat terkait.
Menteri menetapkan rancangan pola pengelolaan sumber daya air menjadi pola pengelolaan
sumber daya air berdasarkan pertimbangan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air
pada wilayah sungai bersangkutan.
Dalam hal pada wilayah sungai lintas provinsi atau strategis nasional dimaksud tidak atau
belum terbentuk wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air, Menteri dapat meminta
pertimbangan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air provinsi melalui gubernur
terkait.
Pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas Negara dilakukan sesuai dengan
perjanjian dengan Negara terkait berdasarkan pola pengelolaan sumber daya air yang
ditetapkan oleh Menteri.
Pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas Negara digunakan sebagai
dasar penyusunan perjanjian dengan negara terkait.
Dalam hal belum ada perjanjian dengan terkait, pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai yang berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia didasarkan pada
pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan oleh Menteri.
Ketentuan mengenai pedoman teknis dan tata cara penyusunan pola pengelolaan sumber
daya air diatur dengan peraturan Menteri. (Permen PU No. 22/PRT/M/2009) Perencanaan
pengelolaan sumber daya air disusun sesuai dengan prosedur dan persyaratan melalui
tahapan yang ditetapkan dalam standar perencanaan yang berlaku secara nasional yang
mencakup inventarisasi sumber daya air, penyusunan dan penetapan rencana pengelolaan
sumber daya air.
Perencanaan Pengelola SDA
1. Perencanaan pengelolaan SDA disusun untuk menghasilkan rencana sebagai
pedoman/arahan dalam pelaksanaan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya
rusak air.
2. Perencanaan disusun mengikuti pola pengelolaan SDA. Rencana Pengelolaan
SDA merupakan salah satu masukan/unsur penyusunan tata ruang.
3. Penyusunan rencana pengelolaan SDA dilaksanakan dengan koordinasi berbagai
instansi yang berwenang dengan mengikutsertakan seluruh stakeholders.
4. Rencana pengelolaan SDA di Wilayah Sungai dirinci ke dalam program oleh instansi
pemerintah, masyarakat dan swasta.
3.1 KESIMPULAN
Di dalam makalah ini kita dapat mempelajari, mendalami dan memahami mengapa
Pengelolaan SDA Terpadu sangat diperlukan dalam melakukan pengelolaan sumber daya
air dalam wilayah sungai.
Kita juga dapat mengikuti proses perkembangan manajemen pengelolaan Sumber Daya
Air Wilayah sungai yang sudah menjadi perhatian tidak hanya ditingkat nasional tetapi
juga sudah menggelobal.
Pada dasarnya dalam mengelola SDA secara terpadu di perlukan adanya 3 manajemen yang
harus dilakukan berjalan secara serasi dan berkelanjutan, yakni: Manajemen daerah aliran
sungai yang biasanya dilakukan oleh salah satu unit/instansi dalam Kementerian Kehutanan
dan Lingkungan Hidup, Manajemen jaringan sumber daya air yang dilakukan oleh salah
satu unit di Kementerian PUPR dan Manajemen pemanfaatan sumber daya air yang dikelola
oleh berbagai unit/instansi yang memanfaatkan air sebagai air baku untuk produk
selanjutnya.
Lingkup pengelolaan sumber daya air secara terpadu pada dasarnya mencakup 3 (tiga)
bidang yakni :
1. Konsumsi sumber daya air
2. Pendayagunaan sumber daya air dan
3. Pengendalian daya rusak air.
Selain itu juga makalah ini dapat memberikan gambaran yang jelas dalam
mengimplementasikan kegiatan di atas dalam makalah ini juga disertakan ilustrasi
yang berupa gambar/ foto pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan ialah agar kita dapat mempelajarinya lebih lanjut dan
menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu seperti yang tertulis didalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Penerbit Andi Yogyakarta.
Budi Santosa Wignyosukarto, 2006. Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu dalam Upaya
Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium 2015. Pidato Pengukuhan Guru Besar Teknik
Sipil UGM.
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. http://www.citarum.org
Mencapai Sungai Citarum Yang Lebih Baik Melalui Upaya Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Citarum Fact Sheet 2010. http://www.citarum.org