KELAS : 4TA01
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Tugas Besar tentang Pengembangan Sumber DayaAir ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Budi
Santosa, ST., MT. selaku Dosen mata kuliah Penegembangan Sumber Daya Air di
Universitas Gunadarma, yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan kami
pun juga dapat menyelesaikan tugas besar ini dengan tepat waktu.
Kami sangat berharap tugas besar ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sumber daya air, dan juga bagaimana
pemanfaatannya untuk mencukupi kehidupan sekarang dan selanjutnya. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas besar ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga tugas besar ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Penyediaan air untuk rumah tangga
7. Listrik tenaga air
8. Peikanan dan kesatwaan
9. Pencemaran
10. Pembuatan hujan
11. Penggunaan sumber daya air untuk rekreasi.
Wawasan pengembangan sumber daya air adalah cara pandang atau cara
memahami daripada upaya pendayagunaan sumber-sumber air secara terpadu
melalui kegiatan pengelolaan, pengendalian, dan pelestariannya.
Tujuan dari laporan pengembangan sumber daya air ini dibuat untuk:
2
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang Latar Belakang, Tujuan Penulisan, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II PUSTAKA
Bab ini membahas tentang Metode Isohyet, Thiessen, Polygon, Metode rasional ,
dan metode analisis mock
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil karya tulis dan saran-saran
dalam proses pengerjaannya
3
BAB II
PUSTAKA
4
untuk menentukan rencana yang baik dari beberapa pilihan pada umumnya
dibutuhkan dalam merencanakan proyek. Biasanya harus dibutuhkan biaya
proyek yang bersangkutan cukup rendah dibandingkan terhadap
keuntungan-keuntungan yang diharapkan, demi terjaminnya infestasi yang
diperlukan. Besarnya presipitasi serta aliran sungai berubah dari tahun
ketahun, pada umumnya pembangunan tidak ekonomis untuk
merencanakan proyek bagi pengaman banjir terbesar yang mungkin terjadi
atau untuk memastikan tersedianya air untuk musim kemarau ysang
paling sering yang bisa dibayangkan bisa terjadi. Sebaliknya rencana
proyek diukur dengan skala probalitas, sehingga probalitas gagalnya
proyek yang bersangkutan untuk memenuhi tujuannya akan kecil, tetapi
tetap positif.
2. Aspek Sosial Dalam Teknik Sumber Daya Air
Hampir semua proyek untuk pengolahan air direncanakan dan
dibiayayai oleh badan pemerintah tertentu, dinas penyediaan air atau
pembuangan limbah kotor, dinas jalan raya negara bagian, proyek irigasi
pengendalian banjir dari pemerintah pusat atau oleh badan hukum umum.
Banyak proyek semacam ini menjadi isyu politik yang controversial dan
diperdebatkan secara berkepanjangan oleh orang-orang yang hanya
mempunyai pengetahuan terbatas tentang aspek-aspek teknik dasar dari
permasalahan nya. Hal ini adalah menjadi tanggung jawab yang jelas dari
seorang insinyur yang memiliki fakta-fakta yang lebih lengkap tentang
proyek semacam ini untuk dengan tegas berdiri di atas kepentingan umum,
agar keputusan akhir tidak didasarkan pada alasan-alasan politis dan
emosional. Insiyur yang bersangkutan harus menganalisis fakta-fakta yang
ada dan penyajian uraian yang jelas dengan istilah-istilah yang sederhana
dan harus menghindari terjadinya suatu proyek yang di biayai Negara atau
masyarakat, Seorang insinyur harus berpegang dengan seksama pada kode
etik kelompok propesionol yang mewakili propesi teknik sipil di
negaranya. Kelalaian untuk bersikap demikian akan menimbulkan
5
prasangka terhadap permasalahanya serta terhadap seluruh propesi di
depan umum.
6
irigasi yang rumit dan luas yang di bangun pada tahun 1100 oleh bangsa Indian
Hohokam menunjukan ekonomi irigasi yang telah maju.
Usaha pertama dalam pengetahuan teknik yang terorganisasi adalah
pembentukan Ecole des Ponts et Chaussees di Paris pada tahun 1760. Walaupun
demikian, hingga tahun 1850, desain teknis terutama didasarkan pada aturan-
aturan kasar yang dikembangkan dari pengalaman dan diwarnai dengan faktor-
faktor keamanan yang ditentukan secara bebas. Sejak saat itu, pemanfaatan teori
telah meningkat dengan cepat, sehingga dewasa ini sejumlah besar perhitungan
yang teliti telah menjadi bagian dari sebagian besar desain proyek. Walaupun
demikian , tidaklah dapat dianggap bahwa aturan-aturan kasar telah separuhnya
dihapuskan dalam praktek teknik karena masih banyak segi pengetahuan teknik
yang belum dipahami dengan sempurna, sehingga pemecahan masalah secara
teoritis tidaklah layak. Suatu jarak yang cukup besar tampak terjadi antara riset
dan penerapan. Jawaban atas berbagai masalah profesiolnal terdapat dalam
catatan-catatan laboratorium atau bahkan dalam makalah-makalah yang
diterbitkan, tetapi hal-hal tersebut belum banyak digunakan oleh para insinyur
pratisi
7
serta teknik-teknik baru untuk penyimpanan air disemua bidang pemanfatan air
merupakan topik-topik yang semakin menarik dan semakin dalam diteliti.
Bertumbuhnya penduduk dunia akan mengubah pola-pola ekologis
ditinjau dari berbagai segi, dan karenanya perencanaan pengelolaan air harus
meliputi penilaian cara-cara untuk menekan akibat-akibat ekologis yang tidak
diinginkan. Perhatian terhadap pelestarian lingkungan hidup akan menjadi
semakin penting dalam perencanaan pengelolaan air dimasa yang akan datang.
Pertentangan antara pelestarian ekosistem kita dengan pencapaian “Kebutuhan”
masyrakat didalam pengelolaan air pastilah menuju kepada pendekatan-
pendekatan baru dalam pengelolaan air dan mungkin juga definisi baru dari
perkataan “ Kebutuhan”. Tidaklah akan cukup bila dimasa depan permasalahan air
ditangani secara sederhana dengan meniru metode-metode yang telah
dilaksanakan diwaktu yang lalu.
Terdapat tiga hal penting dalam PSDA, yaitu sumber air, pendayagunaan
air, dan peningkatan atau pengembangan dari sistem sumber air berdaya guna,
meliputi pengembangan sumber air yang kurang berdaya guna, sehingga sumber
8
tersebut dapat lebih dipergunakan oleh manusia atau makhluk lain. Dalam
Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) terdapat perbedaan pendapat
tergantung dari sudut pandang masyarakat, sehingga kebijakan terkait
Pengembangan Sumber Daya Air (PSDA) disesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Sebagai contoh,untuk daerah yang memiliki sumber air yang cukup,
pengembangan sumber daya air disana dapat berupa pengairan, navigasi dan
pengendalian banjir. Lain halnya untukdaerah yang kekurangan air,
pengembangan sumber daya air dapat berupa penyediaanair bersih, irigasi, dan
kesempatan kerja.
9
Tahapan dalam proyek Pengembangan Sumber Daya Air sekarang lebih
dikenal denganistilah SIDELACOM (Survey, Investigation, Design, Education,
Land Acquisition,Construction, Operation and Maintenance)
10
BAB III
METODOLOGI
Dimana:
11
tumpul.
• Sisi-sisi tiap poligon merupakan batas-batas daerah pngamatan hujan
yang bersangkutan.
• Hitung luas wilayah tiap poligon yang terdapat di dalam DAS dan luas
DAS seluruhnya. Dengan planimeter atau metode grid, dan luas tiap
poligon dinyatakan sebagai persentase dari luas DAS seluruhnya.
• Faktor bobot dalam menghitung rata-rata daerah di dapat dengan
mengalikan presipitasi tiap stasiun pengamatan dikalikan dengan
persentase luas daerah yang bersangkutan.
Rumus:
Dimana:
Pr = Tinggi hujan rata-rata.
12
Untuk tiap sub daerah dihitung volume presipitasi sebagai
perkalian presipitasi rata-ratanya terhadap sub daerah (netto).
Rumus:
Dimana:
Pr = Tinggi hujan rata-rata.
P1, P2, P3, Pn = Tinggi hujan antara garis isohye.
A1, A2, A3, An = Luas wilayah antara garis isohyet.
A total = Luas wilayah total pos hujan.
13
Mulai
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Perhitungan
Neraca Air
Perhitungan kebutuhan
air selama kemarau
Perhitungan
luas
tampungan
yang
dibutuhkan
Selesai
14
3.3 METODE MOCK
Hasil penaksiran atau perkiraan debit limpasan (run off) tidak bisa
menggantikan dokumentasi data aliran sungai. Namun dalam hal dimana sangat
dibutuhkan tersedianya data tersebut, maka diperlukan adanya penaksiran atau
perkiraan. Ada banyak metoda untuk menaksir debit limpasan. Akurasi dari
masing-masing metoda tersebut bergantung pada keseragaman dan keandalan data
yang tersedia. Salah satu metoda tersebut adalah Metoda Mock.
15
3.4 ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK
Tabel 3.1 merupakan contoh analisis pertumbuhan penduduk kecamatan
Gunem dari tahun 1997-2006. Dari data tersebut kemudian dihitung tingkat
pertumbuhan tiap tahunnya dengan menggunakan metode Geometrik dan
Aritmatik. Ratio pertumbuhan tersebut kemudian dirata-rata untuk dapat
memproyeksikan pertumbuhan penduduk 10 tahun ke depan.
16
a. Metode Geometrik
Rumus dasar metode geometrik, yaitu:
Pn = P0 (1+r)n
Pn = 2179810 (1+0,039)n
b. Metode Aritmatik
Rumus dasar metode aritmatik, yaitu:
(P0 Pt )
r
t
( 2179810 1736565 )
r
2016 2010
r 73874
Maka,
Pn = P0+nr
Pn = P0 +73874n
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n.
Po = jumlah penduduk pada awal tahun.
r = prosentase pertumbuhan geometrikal penduduk tiap tahun .
n = periode waktu yang ditinjau.
(Soemarto, 1999).
17
5. Kota kategori V : (Desa)
Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih pada tiap–tiap
kategori dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :
18
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH
PENDUDUK
( JIWA )
500.000 100.000 20.000
URAIAN
>1.000.000 s/d s/d s/d <
1.000.000 500.000 100.000 20.000
Kota Kota Kota Kota
Desa
Metropolitan Besar Sedang Kecil
1. Konsumsi Unit Sambungan 80 -
> 150 150 - 120 90 - 120 60 – 80
Rumah (SR) ( liter/org/hari ) 120
2. Konsumsi Unit Hidran (HU)
20 - 40 20 - 40 20 - 40 20- 40 20 – 40
( liter/org/hari )
19
50 : 50 50 : 50
12. SR : HU s/d s/d
80 : 20 70 : 30 70 : 30
80 : 20 80 : 20
13. Cakupan Pelayanan ( % ) 90 90 90 90 70
Tabel 3.2 Kriteria Perencanaan Air Bersih
20
3.4.4 Analisis Sektor Non Domestik
Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan
pada analisis data pertumbuhan terakhir fasilitas sosial ekonomi di
wilayah tersebut. Kebutuhan air non domestik menurut kriteria
perencanaan Dinas PU terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV
SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 10 liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 2000 liter/unit/hari
Masjid 3000 liter/unit/hari
Kantor 10 liter/pegawai/hari
Pasar 12000 liter/hektar/hari
Hotel 150 liter/bed/hari
Rumah Makan 100 liter/tempat duduk/hari
Komplek Militer 60 liter/orang/hari
Kawasan Industri 0,2 - 0,8liter/detik/hektar
Kawasan Pariwisata0,1 - 0,3liter/detik/hektar
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
Tabel 3.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V (Desa)
SEKTOR NILAI SATUAN
Sekolah 5 liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 1200 liter/unit/hari
Masjid 3000 liter/unit/hari
Mushola 2000 liter/unit/hari
Pasar 12000 liter/hektar/hari
Komersial / Industri10 liter/hari
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
21
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah suatu bentuk
perubahan tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga
listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) yang
dihasilkan dapat dihitung berdasarkan rurmus berikut (Arismunandar dan
kuswara, 1991) :
22
Tabel 3.6 Perhitungan Neraca Air
Parameter yang
Bidang Neraca Air Kesimpulan
dihitung
Evapotranspirasi
Meteorologi
curah hujan efektif
Kebutuhan Air
Agronomi dan Pola Tanam
Irigasi
Tanah Koefisien Tanam
- Jatah debit/
Jaringan Irigasi Efisiensi Irigasi
kebutuhan
Daerah yang
Topografi Daerah Layanan berpotensi
- Luas Daerah
untuk diairi.
Irigasi
Debit
minimum
- Pola Tanam
mingguan atau
- Pengaturan
persetengah
Hidrologi Debit Andalan Rotasi
bulan periode
5 tahun kering
pada bangunan
utama
Sumber : KP-01 Jaringan Irigasi, 2012
23