Disusun oleh :
GESTI LEONDA
03511191
Disusun oleh :
GESTI LEONDA
03 511 191
MOTTO
kemampuannya”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila engkau telah
Q.S Al-Insyirah: 6
“Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena selalu ingat kepada
Q.S Ar-ra’d: 29
iv
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
5. Bapak Ir. H. Faisol AM, MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
dan selaku dosen penguji laporan tugas akhir.
6. Bapak Ir. H. Zaenal MT, selaku Dosen Pembimbing tugas akhir,
terima kasih atas bantuan, bimbingan, masukan dan waktunya
dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
7. Bapak Setyo Winarno, ST, MT, Ph.D, selaku dosen penguji
laporan tugas akhir.
8. Bapak dan Ibu pengurus GAPENSI Belitung, terima kasih atas
izinnya dan waktunya kepada saya sehingga saya mendapatkan
data dan bisa menyelesaiakan tugas akhir ini.
9. Kepala PU Belitung yang telah banyak membantu saya sehingga
saya bisa memperoleh informasi tentang data skripsi.
10. Semua keluarga di Belitung yang tidak bisa disebutkan satu-
persatu, terima kasih atas dukungan, do’a, bantuan selama
pengambilan data laporan tugas akhir
11. Bapak Idris Saman, terima kasih atas bantuannya dan masukannya.
12. Bapak Susantoro dan Bapak Heri yang telah membantu semua
urusan di kampus.
13. Seorang yang aku sayangi ”Cun Q”, yang sudah banyak membantu
dalam penyelesaian tugas akhir ini, sudah nganterin, nemenin,
perhatian, ngasih masukan, sabar dan ikhlas mendampingi sampai
terselesaikannya tugas akhir ini,thank banget lo. Buat ibu di
Pekanbaru makasih ya dukungan dan do’anya.
14. Teman – teman ku Ados, Elis, Eko, Cristy, Jon, Rifa, Jojon, Rindu,
Lisa, Arna dan lainnya yang gak bisa disebutkan satu – persatu,
makasih ya dah bantu dan makasih dukungannya..
15. Teman – temen seangkatan Danin, Rina, Firma, Yogi, Rio, Buge,
Ttitik, Gigih, Rangga, Ade, Attar, Rina Putih, Abay, Oji, pokoknya
temen-temen 03 sipil, Do’a kan saya ya
16. Anak – anak kost condong, kapan ya kita jalan – jalan lagi, hehehe.
vii
17. Dan dari lubuk hati yang paling dalam , hanya ucapan Terima
Kasih yang tulus yang dapat saya persembahkan kepada semua
pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu, dimana telah
banyak membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini.
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.4 Batasan Penelitian .............................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Farida Rahmi dan Yulia Elida (Universitas Islam Indonesia,
2001)
Farida dan Yulia melakukan Penelitian tetang ”Analisis Faktor – Faktor
Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Dari Persepsi Pemilik Proyek Pada Proyek
Jalan Dan Jembatan Di Kabupaten Lombok Timur” Mempunyai tujuan untuk
mengidentifikasi keterlambatan penyelesaian pekerjaan konstruksi yang berada
didaerah Lombok Timur.
Untuk menganalisa tujuan tersebut Farida dan Yulia menggunakan
penyebaran kuisioner dan wawancara. Untuk pengolahan data dengan
menggunakan Program SPSS 9.01 for Windows, dengan Metode Analisis
Rangking.
Hasil dari penelitian Farida dan Yulia adalah Proyek konstruksi di
Kabupaten Lombok timur didapat bahwa jumlah tenaga kerja merupakan faktor
utama penyebab keterlambatan proyek jalan dan jembatan di Kabupaten Lombok
Timur, sedangkan untuk faktor lainnya adalah faktor terlambatnya pengiriman
barang, kondisi lapangan yang didominasi oleh pegunungan, dan kekurangan
peralatan.
Hasil dari penelitian Luson dan Djafari adalah kinerja waktu pekerjaan
proyek secara keseluruhan di kota Kendari kurang baik dengan nilai rata-rata
kurang dari 1 (<1) yaitu 0,9568, serta dari segi waktu, seluruh proyek pada
minggu terakhir dari rencana mengalami keterlambatan dan prediksi waktu akhir
rencana proyek mengalami keterlambatan selama 7 hari.
BAB III
LANDASAN TEORI
Sasaran proyek ada tiga, yaitu mutu, waktu atau jadwal, dan
anggaran atau biaya. Ketiga sasaran proyek mempunyai hubungan
yang erat dan saling terkait, dalam arti mengubah sasaran yang satu
pada umumnya berpengaruh terhadap yang lain, yaitu :
a) Mempertinggi standar mutu akan menaikkan biaya.
b) Mempercepat jadwal penyelesaian, pada umumnya menaikkan
biaya.
c) Mengurangi biaya tanpa mengubah lingkup proyek, akan
menurunkan mutu atau hasil akhir.
Pendekatan yang sistematis dari suatu perencanaan ditandai dengan adanya
langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menetukan sasaran proyek secara jelas.
2. Menganalisis, mengkaji dan menyusun langkah – langkah kegiatan dalam
usaha mencapai sasaran.
3 Kontraktor ( Contractor )
Orang atau badan hukum yang menerima dan menyelenggarakan
pekerjaan bangunan menurut biaya yang tersedia dan melaksanakan sesuai
dengan peraturan dan syarat – syarat serta gambar – gambar rencana yang
telah ditetapkan. Tugas dan wewenang Kontraktor adalah :
a) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak dengan
sesungguhnya serta menjamin kualitas pekerjaan.
b) Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan, dalam upayanya untuk
memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengawasan.
c) Memindahkan petunjuk, teguran, dan perintah tertulis oleh team
pengawas.
d) Wajib meneliti dokumen kontrak, sehingga apabila terdapat perbedaan
perencanaan dengan pelaksanaan proyek, akan memudahkan dalam
pengambilan keputusan.
e) Membuat laporan kemajuan pekerjaan mingguan yang harus disetujui
dan diserahkan kepada pengawas pelaksanaan proyek.
f) Kontraktor diwajibkan menyerahkan berkas – berkas kepada pengawas
pelaksanaan proyek, setelah turun surat perintah kerja untuk disahkan.
Berkas – berkas tersebut adalah :
1) Jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedulle)
beserta jaringan kerja diagram panah (network
planning).
2) Prakiraan persentase setiap pembayaran.
3) Skema organisasi pelaksana proyek beserta nama
penanggung jawab dan tenaga ahlinya.
g) Bertanggung jawab atas segala perawatan, penjagaan, dan pengawasan
selama pelaksanaan pembangunan sampai penyerahan pekerjaan.
h) Wajib memelihara kesejahteraan dan keselamatan pekerja serta
menyediakan pertolongan pertama terhadap kecelakaan.
13
Menurut Soeharto (1995), sasaran adalah tujuan yang spesifik dimana semua
kegiatan diarahkan dan diusahakan untuk mencapainya. Setiap proyek mempunyai
tujuan yang berbeda-beda, misalnya pembuatan rumah tinggal, jalan dan
jembatan, maupun instalasi pabrik, dapat pula produk hasil kerja penelitian dan
pengembangan. Selama proses mencapai tujuan tersebut terdapat tiga sasaran
pokok proyek, yaitu besarnya biaya anggaran yang dialokasikan, jadwal kegiatan,
dan mutu yang harus dipenuhi.
Ketiga sasaran tersebut erat hubungannya dan bersifat saling terkait.
Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja, produk yang telah disepakati dalam
kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu yang berakibat
pada naiknya biaya rencana. Sebaliknya apabila ingin menekan biaya, maka akan
menurunkan mutu hasil akhir, dan waktu pelaksanaanya. Dari segi teknis, ukuran
keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut
terpenuhi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
i =n
∑ Xi
i =1
Me = --------------------
n
Dimana:
Me = nilai rata-rata (mean)
n = jumlah responden
Xi = frekuensi pada (i) yang diberikan responden, sebagai
persentase pada jumlah responden terhadap masing-masing
permasalahan.
i = kategori index responden (i= 1,2,3,...)
X1 = frekuensi jwaban ”sangat berpengaruh”
X2 = frekuensi jawaban ”berpengaruh”
X3 = frekuensi jawaban ”agak berpengaruh”
X4 = frekuensi jawaban ”tidak berpengaruh”
25
Mulai
Studi Pendahuluan
Tujuan Masalah
Pengolahan Data
Metode SPSS
11.5
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
20 18
15
12
10
0
PT CV
Keterangan:
CV : Comanditaire Vennootshop
PT : Perseroan Terbatas
lapangan, konstruksi instalasi permanen dan sementara. Tugas yang lain adalah
menjaga keselamatan kerja, mengatur keuangan dan akutansi, sebagai
administrasi umum dan personalia, serta berperan sebagai Pengawas dan
pengendali mutu. Di samping itu, Manajer Lapangan mewakili perusahaan dalam
hubungan dengan pihak ketiga, seperti instansi pemerintah dan perusahaan swasta
di lokasi proyek.
20
15
15
10
8
7
5
0
Direktur Kepala Manajer
Proyek Lapangan
Keterangan:
Direktur :
Orang yang mengevaluasi secara umum laporan pelaksanaan dan memberikan
petunjuk pada masalah yang amat prinsip, misalnya perlu penambahan biaya atau adanya
keterlambatan yang substansial yang membahayakan komitmen perusahaan
Kepala Proyek :
Orang yang mengawasi kegiatan konstruksi, memantau apakah sudah berjalan
sesuai rencana dan memberikan koreksi yang diperlukan, tetapi bukan pemimpin
pekerjaan konstruksi sehari – hari
Manajer Lapangan :
Orang yang memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan proyek
dilapangan
25
20 18
15
10 9
5 3
0
< 1 tahun 1 - 5 tahun > 5 tahun
Pada Grafik 5.3 terlihat bahwa sebagian besar responden yang ikut
berpartisipasi dalam pengisian kuisioner ini telah berpengalaman di bidang
konstruksi lebih dari 5 tahun, hal ini menunjukkan bahwa responden sudah
berpengalaman bekerja dalam bidang pekerjaan konstruksi dan mengetahui faktor
– faktor yang menyebabkan keterlambatan proyek terutama proyek yang
dilaksanakan di daerah Belitung.
E. Usia Responden
Dibawah ini dijelaskan dalam Grafik usia responden yang berpartisipasi
dalam pengisian kuisioner yaitu :
31
20
17
15 13
10
5
0
0
< 20 Tahun 20 - 50 Tahun > 50 Tahun
20
15 14
10
10
5
5
1
0
Sederajat Diploma S1 S2
SMA
G. Nilai Proyek
Dibawah ini adalah nilai – nilai proyek yang dikerjakan Kontraktor –
Kontraktor yang mengisi kuisioner yaitu :
20
15 14
11
10
5
5
0 0
< 200 250 juta - 650 juta - >1
juta 600 juta 1 m ilyar m ilyar
.
Grafik 5.6 Nilai Proyek Yang Dikerjakan Responden
Pada Grafik 5.6 menunjukkan rata – rata nilai proyek yang dikerjakan
responden setiap tahun yang mempunyai nilai kontrak antara 250 juta sampai
dengan 600 juta sebanyak 14 orang, yang mempunyai nilai proyek antara 650 juta
sampai dengan 1 milyar sebesar 5 orang, dan yang mempunyai nilai kontrak di
atas 1 milyar sebanyak 11 orang.
25
20
20
15
10 8
5
2
0
0
<1% 1%-3% 3%-5% >5%
Menurut hasil dari data kuisioner yang disebarkan, rata – rata pelaksanaan
proyek yang dikerjakan oleh responden, yang selalu mengalami keterlambatan
sebesar 80 % dan yang tidak mengalami keterlambatan sebesar 20 % data ini
dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Akibat terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek tersebut sangat
berpengaruh terhadap biaya yang telah direncanakan dari awal proyek, hal ini
dapat dilihat pada Tabel 5.3.
34
20
17
15
13
10
0 0
0
< 0.5 % 0.5 % - 1 % 1 % - 2 % >2%
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
37
Hasil pengolahan data faktor akibat bahan dengan analisis deskriftif mean rank
adalah
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat tenaga kerja dengan analisis deskriftif mean
rank adalah :
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat peralatan dengan analisis deskriftif mean rank
adalah :
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat keuangan dengan analisis deskriftif mean rank
adalah :
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat lingkungan dengan analisis deskriftif mean
rank adalah :
42
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat perubahan dengan analisis deskriftif mean
rank adalah :
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat hubungan dengan Pemerintah dengan analisis
deskriftif mean rank adalah :
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat kontrak dengan analisis deskriftif mean rank
adalah :
46
Dari jawaban diatas, data dapat diolah menggunakan analisis SPSS dan
menghasilkan data – data seperti berikut :
Hasil pengolahan data faktor akibat waktu dan kontrol dengan analisis deskriftif
mean rank adalah :
No Faktor Keterlambatan Mean rank
1 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika 3.43
konstruksi sedang berjalan
2 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek 3.60
3 Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi 3.37
proyek
4 Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung 3.73
pelaksanaan konstruksi
5 Masalah yang terjadi selama pelaksanaan 3.40
6 Tidak memenuhi perencanaan awal proyek 3.70
7 Persiapan dan ijin shop drawing 3.27
8 Menunggu ijin untuk kontrol material 3.33
5.4 Pembahasan
Setelah didapat nilai mean rank dari pengolahan diatas maka didapat urutan
rangking dari masing – masing faktor penyebab keterlambatan penyelesaian
proyek. Untuk mengetahui lebih jauh dari masing – masing faktor keterlambatan
proyek, dibawah ini diuraikan hasil penelitian yang ditinjau dari aspek – aspek
yang mempengaruhi faktor – faktor keterlambatan proyek di lapangan, yaitu :
48
Perencanaan alat yang akan digunakan dalam proyek merupakan suatu hal
yang penting, karena dengan merencanakan peralatan proyek, setidaknya alat
yang akan dipergunakan akan dipersiapkan baik itu kualitas maupun kuantitas dari
alat itu sendiri, juga mempersiapkan tenaga kerja yang ahli dalam
mengoperasikannya, sehingga masalah kerusakan peralatan, produktifitas
peralatan, keterlambatan pengiriman peralatan, kekurangan peralatan, kemampuan
Operator yang kurang dan kesalahan manajemen peralatan yang salah dapat
dihindari sedikit mungkin.
Dalam suatu pekerjaan proyek perencanaan biaya proyek adalah hal yang
penting. Semua perusahaan konstruksi memang sudah membuat perencanaan
biaya proyek, tetapi situasi perekonomian di negara Indonesia pada saat ini tidak
menentu, sehingga harga – harga bahan material mengalami perubahan yang tidak
stabil.
Pada saat penerimaan dan pelaksanaan proyek, harga bahan material, upah
tenaga kerja dan biaya sewa peralatan mengalami perbedaan. Hal yang menjadi
masalah, bila harga perencanaan lebih rendah dari harga setelah pelaksanaan
proyek. Untuk saat ini, mungkin hanya dapat diatasi dengan cara merubah strategi
kontrak yang akan digunakan, sehingga apabila Kontraktor menggunakan sistem
kontrak harga tetap, mungkin harus digantikan dengan tipe kontrak biaya tidak
tetap. Walaupun masing – masing jenis kontrak memiliki keuntungan dan
kerugian bagi Kontraktor dan Owner, tetapi pemilihan tipe kontrak biaya tidak
tetap untuk saat ini dapat mengurangi kerugian seminimum mungkin bagi
Kontrator maupun Owner.
Pada akhir pelaksanaan kontrak harga tetap, umumnya pada akhir proyek
Owner menahan untuk beberapa waktu sejumlah uang pembayaran kepada
Kontraktor berdasarkan kemajuan atau prestasi pekerjaan yang sudah berhak
menerimanya. Jumlah yang ditahan tersebut besarnya 10 % dari jumlah tagihan
yang terakhir. Tindakan Owner ini maksudnya untuk menjamin bahwa Kontraktor
masih terikat kontrak untuk mengerjakan pekerjaan yang tersisa, yang saat itu
belum diketahui. Kontraktor tidak senang dengan cara itu, sehingga untuk
52
Selama ini di Belitung jarang sekali terjadi masalah yang meresahkan dalam
pelaksanaan pembangunan, karena masyarakat sadar bahwa pembangunan
merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai alat penunjang dalam
pelaksanaan kehidupan, walaupun saat sekarang ini sering sekali terjadi
demonstrasi. Jadi, para Kontraktor yang akan melaksanakan proyek tidak perlu
khawatir terhadap masalah keamanan.
Pada tabel 5.18 dapat diketahui ranking faktor – faktor yang menyebabkan
keterlambatan akibat masalah lingkungan, dimana dengan memperhatikan nilai
mean ranknya. Rangking tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
Biaya lansung adalah beban biaya tenaga kerja dan Overhead material
kontrak dan sementara, peralatan konstruksi dan bahkan waktu – waktu pengawas
dan staf yang secara jelas terkait pada pekerjaan yang berhubungan dengan suatu
pekerjaan.
Bila suatu perubahan menunjukkan keterlambatan waktu penyelesaian
proyek, maka para pihak yang terkait pada kontrak kemungkinan besar
mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar tenaga kerja dan fasilitas yang
mendukung perubahan waktu.
dan keputusan tender, karena Owner sudah membubuhkan tanda tangan sebagai
tanda persetujuan pada hasil perencanaan, sehingga apabila terjadi misalnya,
peralatan yang akan digunakan tidak berfungsi dengan baik, maka Owner harus
segera membuat keputusan yang terbaik agar tidak menghambat jalannya
pelaksanaan proyek. Tidak adanya kerja sama yang baik antar Owner, Konsultan
dan Kontraktor dapat menyebabkan kegiatan proyek menjadi terganggu, salah
satu contohnya adalah dalam pengambilan keputusan yang tidak dikonfirmasikan
masing – masing pihak yang berkaitan, sehingga informasi yang didapatkan oleh
Owner, Konsultan, dan Kontraktor tidak jelas. Rapat koordinasi adalah saat yang
paling tepat dalam menyampaikan informasi kemajuan proyek dan kesulitan yang
dihadapi, sehingga masalah tentang perselisihan dalam organisasi keterlambatan
pemberian keputusan oleh Owner, masalah perijinan kontrak serta permasalahan
antara Kontraktor dan Sub-kontraktor yang dihadapi dapat cepat teratasi secara
musyawarah.
Pada tabel 5.21 dapat kita ketahui rangking penyebab keterlambatan proyek
akibat kontrak, dimana dengan memperhatikan nilai mean ranknya. Rangking
tertinggi diperoleh dari nilai mean rank yang terbesar.
Penyebab keterlambatan proyek akibat waktu dan kontrol yang tidak tepat
adalah merupakan kesalahan manajemen konstruksi, sebab dalam manajemen
konstruksi terdiri kegiatan perencanaan proyek yang termasuk didalamnya adalah
perencanaan kebutuhan tenaga kerja, material, biaya, waktu pelaksana, bahkan
perencanaan mutu dari hasil pelaksanaan pekerjaan, misalnya mutu beton yang
diperlukan.
58
Dari analisis secara keseluruhan didapat urutan rangking diatas maka terlihat
bahwa urutan rangking fakor – faktor yang menyebabkan terjadinya
keterlambatan pada pelaksanaan proyek pembangunan di Daerah Belitung.
Seperti yang sudah dibahas pada sub-bab 5.3.1 tentang, faktor keterlambatan
akibat bahan, semua masalah pengiriman bahan yang terlambat adalah kesalahan
dari perencanaan yang semestinya Perencana mengadakan survey ke lokasi
proyek yang akan dilaksanakan. Dari survey lokasi didapatkan informasi yang
langsung diketahui oleh perencana Kontraktor dan Owner. Survey lokasi proyek
meliputi survey kondisi lokasi yang datanya berhubungan dengan topografi,
keadaan tanah, dan penyediaan air. Selain survey kondisi lokasi, dilakukan survey
logistik dan komunikasi yang terdapat dilokasi, survey akomodasi dan fasilitas
sementara, serta survey sumber tenaga kerja dan fasilitas pabrikasi. Dengan
adanya survey lokasi, maka masalah keterlambatan pengiriman bahan dapat
diatasi sedikit mungkin.
Perencana harus dapat merencanakan kegiatan proyek yang sesuai dengan
keadaan pada saat perencanaan dan memperkirakan hal – hal yang kira – kira akan
terjadi pada masa yang akan datang, sehingga keadaan yang berubah pada saat
pelaksanaan tidak terlalu mempengaruhi pelaksanaan kegiatan proyek walaupun
dapat juga terjadi perubahan desain yang dikehendaki oleh Owner. Perubahan
desain oleh Owner adalah hak dari Owner itu sendiri, tetapi jika perubahan itu
menyebabkan keterlambatan proyek, maka Kontraktor dapat menerima
perpanjangan waktu kepada Owner. Waktu perpanjangan yang diberikan oleh
Owner dapat diputuskan dengan cara berunding antara kedua belah pihak
sehingga hasil keputusan yang dihasilkan tidak merugikan kedua belah pihak.
60
Dari hasil pembahasan diatas dapat diambil lima ( 5 ) rangking yang terbesar
yang merupakan faktor utama penyebab keterlambatan proyek pembangunan di
Daerah Belitung yaitu faktor keterlambatan pengiriman bahan, terjadi perubahan
desain oleh Owner, dan kekurangan tenaga kerja dan manajemen terlatih untuk
mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
62
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari data penelitian analisis dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Didalam pembahasan pada bab v didapatkan urutan rangking – rangking tiap
faktor yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek
pembangunan di Daerah Belitung.
2. Faktor – faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi
keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan di daerah Belitung adalah
keterlambatan pengiriman bahan, kerusakan peralatan, situasi perekonomian
Nasional, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, keterlambatan
pengiriman peralatan, pengaruh hujan pada aktififtas proyek, perubahan
material, kesalahan manajemen peralatan, ketersediaan keuangan, dan
kekurangan tenaga kerja.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mencoba memberikan saran
yang mungkin dapat bermanfaat sebagai kemungkinan solusi pencegahan
keterlambatan pekerjaan konsruksi yang berada di Daerah Belitung :
1. Perusahaan jasa konstruksi yang akan melaksanakan proyek, hendaknya
memperhatikan masalah perencanaan pengadaan bahan material (schedulle,
volume, dll), sehingga keterlambatan pengiriman bahan yang terjadi pada
proyek dapat diatasi. Perencanaan dan penjadwalan pengadaan bahan
konstruksi yang tepat mencakup kegiatan perencanaan jumlah dan jenis
bahan konstruksi yang akan digunakan, pembelian, pengangkutan, dan
pengiriman, penentuan rute untuk pengangkutan dan pengiriman mengatur
persediaan bahan serta penyimpanan bahan konstruksi yang tepat.
63
DAFTAR PUSTAKA
Antill, JM., Critical Part Method in Construction Pratical, A Wiley Inter Science
Publication.
Faisol, 1998, Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi, JTS FTSP UII , Yogyakarta.
Sugiono Dr, dan Wibowo Eri S.Pd, 2000, Statistik Non Parametris (Aplikasi
Program SPSS), Alva Beta, Bandung.
65
Lampiran
66
Pertanyaan-pertanyaan kuisioner
Mohon diberikan tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini yang dianggap paling
sesuai:
I. Data Responden
1. Nama Kontraktor tempat anda bekerja :
a...................................... d......................................
b...................................... e......................................
c...................................... f......................................
2. Kontraktor tempat anda bekerja termasuk dalam klasifikasi Kontraktor :
a. Kontraktor Grade 1 d. Kontraktor Grade 4
b. Kontraktor Grade 2 e. Kontraktor Grade 5
c. Kontraktor Grade 3 f. Kontraktor Grade 6
3. Jabatan anda dalam Kontraktor adalah:
a...................................... d......................................
b...................................... e......................................
c...................................... f......................................
4. Sudah berapa lama anda bekerja dalam bidang industri konstruksi
a. < 1 Th b. 1-5 Th c. > 5 Th
5. Usia anda pada saat ini adalah :
a. < 20 tahun b. 20-50 tahun c. > 50 tahun
6. Pendidikan terakhir anda adalah :
a. Sederajat SMA b.Diploma c. S1 d. S2
5. Produktifitas peralatan
6. Kesalahan manajemen peralatan
dalam proyek
6. Komunikasi yang kurang antar
owner dengan perencana pada
perencanaan
7. Perbedaan jadwal sub kontraktor
dalam penyelesaian proyek
8. Organisasi yang jelek pada
kontraktor dan konsultan
9. Kontrol Kontraktor utama terhadap
sub kontraktor dalam pelaksanaan
pekerjaan
ANALISIS RESPONDEN
Frequency Table
Kontraktor
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PT 12 40.0 40.0 40.0
CV 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Jabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Direktur 7 23.3 23.3 23.3
Kepala Proyek 8 26.7 26.7 50.0
Manajer Proyek 15 50.0 50.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Lama Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 1 Tahun 3 10.0 10.0 10.0
1 - 5 Tahun 9 30.0 30.0 40.0
> 5 Tahun 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20 - 50 Tahun 17 56.7 56.7 56.7
>50 Tahun 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
74
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sederajat SMA 5 16.7 16.7 16.7
Diploma 14 46.7 46.7 63.3
S1 10 33.3 33.3 96.7
S2 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Nilai proyek
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 250 - 600 Juta 14 46.7 46.7 46.7
650 jt - 1 m 5 16.7 16.7 63.3
>1M 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Prosentase keterlambatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <1 % 20 66.7 66.7 66.7
1 % - 3% 8 26.7 26.7 93.3
3% - 5 % 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 27 90.0 90.0 90.0
Tidak 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
75
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ya 24 80.0 80.0 80.0
Tidak 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 0.5 % 17 56.7 56.7 56.7
0.5% - 1 % 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
76
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics
Descriptives
Descriptive Statistics