Anda di halaman 1dari 20

Pengertian

Manajemen Konstruksi
Pengertian Manajemen Konstruksi –
Peran, Fungsi, Tujuan, Tugas, Manfaat,
Tipe, Tahapan
Pengertian Manajemen Konstruksi – Peran, Fungsi, Tujuan, Tugas, Manfaat, Tipe, Tahapan :
Manajemen konstruksi ialah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek manajerial dan
teknologi industri konstruksi.

Manajemen konstruksi ialah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek manajerial dan
teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal
bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah
proyek pembangunan.

Construction Management Association of America “CMAA” menyatakan bahwa ada tujuh kategori
utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi. Diantaranya perencanaan proyek manajemen,
manajemen harga, menajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen
keselamatan dan praktik profesional.

Peran Manajemen Konstruksi

Sebagai pelaksana pembangunan manajemen konstruksi memiliki berbagai peran. Dalam hal
ini peran manajemen konstruksi terbagi menjadi empat berdasarkan tahapan pelaksanaannya
yaitu:

 Agency Construction Management “ACM”

Pada tahapan ini manajer konstruksi berperan sebagai koordinator “penghubung” (interface”
antara perancangan dan pelaksanaan serta antar kontraktor. Manajemen konstruksi mulai dari
fase perencanaan dimana pihak pemilik membuat kontrak pada para kontraktor sesuai paket-
paket pekerjaan yang diperlukan.

 Extended Service Construction Manajemen “ESCM”

Peran lain yang mungkin diberikan kepada manajemen kontraktor ialah sebagai kontraktor.
Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik tujuan antara kontraktor dan pihak manajemen.
Pada bentuk yang lain, pihak manajemen bergerak berdasarkan permintaan dari pihak ESCM
atau kontraktor.

 Owner Construction Management “OCM”


Dalam hal ini peran manajemen konstruksi profesional dikembangkan lagi oleh pemilik.
Sehingga pihak manajemen juga bertanggung jawab terhadap manajemen proyek yang
dilaksanakan.

 Guaranted Maximum Price Construction Management “GMPCM”

Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai wakil pemilik.
Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggung jawab
kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Sehingga pada peran ini manajemen
bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor “sub kontraktor”.

Fungsi Manajemen Konstruksi

Seperti yang disebutkan diatas, manajemen konstruksi ialah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen pada suatu proyek dengan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar
tercapai tujuan proyek secara optimal. Beberapa diantara fungsi manajemen konstruksi
lainnya ialah sebagai berikut:

 Perencanaan “Planning”

Fungsi perencanaan dari manajemen konstruksi ialah menentukan apa yang harus dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut pada pengambilan keputusan terhadap
beberapa pilihan-pilihan yang berkaitan pada proses pembuatan konstruksi.

 Mengorganisasi “Organizing”

Fungsi ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan yang
perlu dilakukan. Gunanya agar tugas atau kegiatan-kegiatan tadi lebih mudah ditangani oleh
bawahannya karena sudah terorganisir dengan sangat baik.

 Penempatan Orang “Staffing”

Fungsi ini meliputi usaha pengembangan dan penempatan orang-orang yang tepat di dalam
jenis-jenis pekerjaan yang sudah direncanakan awalnya.

 Mengarahkan “Directing”

Fungsi lain dari manajemen konstruksi ialah directing atau biasa juga disebut supervisi.
Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan
untuk pelaksanaan tugas yang sesuai perencanaan.
 Mengontrol “Controlling”

Fungsi terakhir ialah controlling, fungsi ini berguna untuk menjamin bahawa perencana bisa
diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan
yang diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan
menentukan langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.

Tujuan Manajemen Konstruksi

 System atau tim manajemen konstruksi dibutuhkan guna tujuan bagaimana mengelola
proyek secara hemat waktu, biaya proyek sesuai dengan yang dianggarkan dan kualitas
kerjaan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, Salah satu cara adalah mengatur
kegiatan tumpang tindih ( overlap ).

 Tujuan selanjutnya dari digunakannya system MK adalah biaya proyek tidak dibebani oleh
biaya ganda atau overhead dan profit seperti apabila dilakukan dengan system kontraktor
utama yang membawahi sub – sub kontraktor.
 Jenjang jenjang yang tidak efisien dihapus dan dipersingkat jalur komunikasinya.

Tugas Manajemen Konstruksi

Adapun tugas lain dari manajemen konstruksi secara garis besar diantaranya yaitu:

 Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi yang
benar atau tidak.
 Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara tertulis.
 MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai dengan
kesepakatan.

 Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang konsultan
perencana, wakil owner dan kontraktor.
 Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala
sesuatu di proyek.
 Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.

 Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak atau
tidak.
 Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor dalam
aspek mutu dan waktu.

 Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor.


 Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
 Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi
syarat K3LMP “Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan”.
 Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan
namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.

Manfaat Manajemen Konstruksi

Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dari beberapa segi :

 Segi biaya proyek

1.
1. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sudah berpartisipasi pada tahap
awal perencanaan
2. Biaya keseluruhan proyek dapat dihemat disbanding dengan system tradisional.

 Segi waktu

1.
1. Dengan system fast track tidak perlu menunggu perencanaan selesai seluruhnya
2. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
3. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga
kemungkinan terlambat lebih kecil

 Segi kualitas

1.
1. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam hal metode
pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control
2. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek
dibantu dengan tim MK.
3. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak

 Segi program pemerintah


1.
1. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha
kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.
2. Pemilik proyek tidak perlu mengeluarkan banyak staf

Tipe – Tipe Manajemen Konstruksi

 MK konvensional : tanpa fast track


 MK semi konfensional : tanpa fast track
 MK semi murni : tanpa fast track
 MK murni : dengan fast track

Tahapan Manajemen Konstruksi

Berikut ini merupakan tahapan operasional di dalam sistem manajemen konstruksi.

Pengembangan Konsep

 Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu
 Mengidentifikasikan batasan utama
 Membuat TOR dan organizing
 Sasaran – sasaran prinsip konsep desain kepada konsultan perencanaan
 Tahapan pekerjaan
 Master, coordinating schedule
 Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan perencanaan
 Cash flow

Tahap Perencanaan

 Koordinasi dengan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah


 Menyusun jadwal review dan lelang
 Melakukan review
 Membuat RKS
 Membuat RAB tiap paket pekerjaan
 Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material
 Mengurus ijin – ijin yang diperlukan.
Manajemen Konstruksi – Tujuan, Manfaat,
Ruang Lingkup, Tugas & Contohnya

Pengertian Manajemen Konstruksi 

Sebelum menjelaskan pengertian manajemen konstruksi, kita juga perlu mengetahui


pengertian manajemen dan juga definisi konstruksi.

Menurut ilmu manajemen konstruksi tahun 1998 proyek adalah suatu rangkaian kegiatan
yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh wakktu dan
sumber daya yang terbatas.

Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material
dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen
perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya
pengendalian biaya dan waktu proyek.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi
kendala terbatasnya waktupelaksanaan.
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan
opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan.
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah
yang terjadi di lapangan.
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis
performa dilapangan.

Ilmu Dalam Manajemen Proyek

Project Management Institute (PMI) menegaskan area cakupan manajemen proyek sebagai
Project Management Body Of Knowledge (PMBOK) meliputi 8 area utama yaitu ; scope,
quality, cost, risk, human resources, contract/procurement, and communication.

Scope management berkenaan dengan proses dari pengarahan (directing) dan pengendalian
(controlling) seluruh lingkup proyek.  Menetapkan definisi yang jelas tentang tujuan dan
sasaran proyek merupakan pondasi dasar dari lingkup proyek.
Manajemen Kualitas

Manajemen kualitas (Quality management)  berkenaan dengan sistem yang digunakan guna
memastikan performa proyek harus memenuhi persyaratan dan ekspektasi dari stakeholder
proyek. Tujuan manajemen kualitas adalah meminimalisasi penyimpangan antara rancangan
rencana proyek dan kondisi aktual pekerjaan. Manajemen kualitas harus dilaksanakan dalam
seluruh daur hidup/proses proyek, bukan hanya pada saat inspeksi akhir proyek. 

Manajemen Waktu

Manajemen waktu (Time management) berkaitan dengan penggunaan waktu yang efektif dan
efisien dalam memfasilitasi percepatan proyek.  Waktu dan segala aspeknya  sangat
diperhatikan dalam sebuah proyek karena erat kaitannya dengan tujuan  proyek. Langkah
pertama dalam manajemen waktu yang baik adalah membuat rencana proyek yang
merepresentasikan proses dan teknik yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. 
Manajemen waktu yang efektif dapat direfleksikan dengan skejul pelaksanaan.

Manajemen Biaya

Manajemen biaya (Cost management) merupakan fungsi utama dari manajemen proyek,
dengan tujuan mengontrol biaya dalam seluruh tahap proyek.  Biaya adalah merupakan alat
ukur yang sangat penting dalam manajemen proyek. Yang termasuk dalam manajemen biaya
adalah pengontrolan biaya seluruh proyek melalui  teknik  estimasi, forecasting, budgeting,
financial, dan pelaporan. Estimasi biaya(Cost estimation) berkaitan dengan pengumpulan
data-data relevan yang diperlukan dalam seluruh daur hidup proyek.  Perencanaan biaya
(Cost  planning) berkaitan dengan  pengembangan kebutuhan dana guna penyelesaian proyek
yang direncanakan. Kontrol biaya (Cost control) berkaitan dengan proses yang kontinyu guna
memonitor, mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan data keuangan proyek.

Manajemen Resiko

Manajemen Resiko (Risk management) adalah proses untuk mengidentifikasi, menganalisa


dan mengenali berbagai resiko dan ketidakpastian yang mungkin terjadi dan efeknya terhadap
proyek.  Perubahan  dapat terjadi (mungkin) dalam setiap proyek. Perubahan dapat
menimbulkan resiko dan ketidakpastian.  Analis resiko akan dapat memperkirakan
kemungkinan yang terjadi dimasa depan. Dengan informasi tersebut, tim proyek akan dapat
menyiapkan diri lebih baik dengan perencanaan dan tindakan pengawasan  yang baik.
Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (Human resources) berkaitan dengan fungsi


mengarahkan sumber daya manusia selama proses proyek. Kontrak dan pengadaan
(Contract/procurement) berkaitan tentang metode pelelangan, kontrak dan manajemen
pengadaan barang dan jasa bagi proses konstruksi. Manajemen komunikasi (Communications
management) berkaitan dengan fungsi komunikasi antar individu atau organisasi  dalam
lingkungan proyek.  Komunikasi penting bagi organisasi, rutinitas sehari-hari ataupun
pengendalian.

Ruang Lingkup Manajemen Kontruksi

Mencakup semua pekerjaan yang perlu diselesaikan untuk menyukseskan proyek. Sejumlah
perangkat dan teknik seperti definisi kebutuhan proyek, identifikasi stakeholder utama,
identifikasi pendorong proyek, pengembangan konsep operasional, dan identifikasi external
interfaces.

Manfaat Manajemen Konstruksi

Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dari beberapa segi :

 Segi biaya proyek

1. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sudah berpartisipasi pada tahap awal
perencanaan
2. Biaya keseluruhan proyek dapat dihemat disbanding dengan system tradisional.

 Segi waktu

1. Dengan system fast track tidak perlu menunggu perencanaan selesai seluruhnya
2. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
3. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga kemungkinan
terlambat lebih kecil

 Segi kualitas

1. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam hal metode
pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control
2. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek dibantu
dengan tim MK.
3. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak

 Segi program pemerintah

1. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha kontraktor yang


baru berkembang dapat direalisir.
2. Pemilik proyek tidak perlu mengeluarkan banyak staf.

Konsultan Manajemen Konstruksi

Adalah orang atau badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan
pembangunan.

Tugas dan Wewenang

 Tahap pelelangan

1. Melakukan pra kualifikasi calon peserta lelang


2. Menginformasikan jadwal pelelangan kepada calon peserta lelang
3. Melakukan evaluasi penawaran serta memserikan surat rekomendasi calon pemenang
lelang.
4. Membantu mengurus seagala perijinan asuransi dan ijin menggunakan tenaga kerja.

 Tahap konstruksi

1. Bersama kontraktor menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan di lapangan.


2. Melakukan kontrol terhadap kualitas
3. Memeriksa dan memberikan persetujuan pada setiap penyelesaian pekerjaan.
4. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar
berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
6. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
7. Menyusun laporan semua perintah dari pemberi tugas

 Tahap Pasca Konstruksi

1. Menyusun laporan akhir proyek


2. Menyelesaikan segala administrasi dan keuuangan serta perubahan pekerjaan yang terjadi
pada tahap pekerjaan konstruksi
Peran Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi dijalankan secara langsung oleh manajer konstruksi dimana dalam
praktiknya manajer tersebut memiliki beberapa peran sebagai pelaksana pembangunan.
Peran-peran tersebut yang diantaranya yaitu:

Agency Construction Management (ACM)

Dengan adanya manajer konstruksi dalam sebuah perusahaan yang sedang mengalami
pembangunan tentunya akan berperan sebagai koordinator penghubung antara perancangan
dengan pelaksanaan dan juga antar kontraktor. Manajer konstruksilah yang memiliki
kewajiban untuk membuat kontrak dengan pra kontraktor sesuai dengan porsi pekerjaan dan
jangka waktu pelaksanaan.

Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Kontraktor sering kali diperankan oleh seorang menajamen kontraktor, dimana tujuannya
adalah untuk menghindari konflik karena adanya perbedaan tujuan dari pihak kontraktor dan
pihak manajemen.

Owner Construction Management (OCM)

Dalam manajemen konstrukci profesional akan dikembangkan kembali oleh pemilik


perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen akan bertanggung jawab juga terhadap
manajemen proyek.

Guaranted Maxium Price Construction Management (GMPCM)

Konsultan konstruksi akan bertindak ke arah kontraktor dibanding sebagai wakil pemilik.
Sehingga GMPC bertanggung jawab terhadap pemilik terkait waktu, biaya dan mutu dan
tidak melakukan pekerjaan konstruksi, mudahnya dalam peran ini manajer bertindak sebagai
pemberi kerja terhadap kontraktor.

Tipe-Tipe Manajemen Konstruksi

1. MK konvensional : tanpa fast track


2. MK semi konfensional : tanpa fast track
3. MK semi murni : tanpa fast track
4. MK murni : dengan fast track

Tujuan Dan Fungsi Manajemen Konstruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur


pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan
persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula
mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan dalam rangka
pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control),
pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun
dapat juga pada tahap-tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga
konsep MK dapat diterapkan pada tahap – tahap proyek sebagai berikut:

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek


dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk
masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek
konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan,
perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.
2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai,
setelah suatu proyek dinyatakan layak (‘feasible “) mulai dari tahap disain.
3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain
sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi
pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap
pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan untuk
kontraktor.

Tugas Manajemen Konstruksi

Tugas Manajemen Konstruksi (MK) (Proyek Gedung) ini akan dibahas tugas-tugas MK


pada proyek dengan sistem kontraktor. Secara garis besar tugas-tugas Manajemen Konstruksi
adalah sebagai berikut.

1. Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi yang
benar atau tidak
2. Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara tertulis
3. MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai dengan
kesepakatan
4. Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang konsultan
perencana, wakil owner, dan kontraktor. 
5. Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala
sesuatu di proyek
6. Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung
7. Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak atau
tidak.
8. Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor
dalam aspek mutu dan waktu.
9. Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor
10. Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
11. Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi
syarata K3LMP (kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, mutu, dan pengamanan)
12. Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan
namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat skedul. 

Demikianlah pembahasan mengenai Manajemen Konstruksi – Tujuan, Manfaat, Ruang


Lingkup, Tugas & Contohnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
PENGERTIAN KONSULTAN MANAJEMEN
KONSTRUKSI (MK), RUANG LINGKUP MK,
TUJUAN MK

Pengertian Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)


Konsultan Manajemen Kontruksi (MK) adalah suatu badan atau organisasi yang ditunjuk
oleh pemilik proyek untuk membantu pemilik proyek dari awal terbentuknya rencana proyek,
dari memilih konsultan perancana dan kontraktor yang dipilih melalui lelang hingga
melakukan pengendalian proyek, dan sebagai pengawas dalam pelaksanakan pekerjaan
proyek.

Lingkup pekerjaan Konsultan Manajemen Konsruksi, yaitu :


Manajemen Konstruksi diharapkan menjadi mediator dalam komunikasi, konsultasi, kontrol
dan mengendalikan dari apa yang mungkin timbul di lapangan pada saat tahapan pelaksanaan
konstruksi berkaitan dengan adanya perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan sehingga
bisa terselesaikan.
Maksud keberadaan Konsultan Manajemen Konstruksi adalah secara garis besar sebagai
berikut :
1. Untuk mencapai penyelesaian kegiatan pembangunan mulai dari perencanaan,
pembangunan dan pemeliharaan dalam waktu yang telah disepakati dalam rangka
penghematan waktu, dengan biaya serendah-rendahnya dalam rangka penghematan biaya
dengan mutu yang setinggi-tingginya
2. Membentuk faktor-faktor sistem agar terbentuk pengelolaan kegiatan yang dapat
melaksanakan fungsi dengan baik
3. Mengendalikan aliran informasi antara berbagai tahap pelaksanaan untuk mendapatkan
kesatuan bahasa dan gerak serta kelancaran pelaksanaan
4.  Mengendalikan pengaruh timbal balik antara proyek/kegiatan dengan lingkungan agar
didapat (a) koordinasi yang baik dengan instansi yang terkait, (b) arah perkembangan
proyek yang lebih baik, (c) penerapan teknologi yang tepat (d) pendokumentasian dan
administrasi proyek yang baik
5.  Menyelaraskan disain produk dan pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan.

Sedangkan tujuan akhir dari diadakannya Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)


adalah untuk mendapatkan hasil akhir pembangunan dengan mutu yang maksimal, hemat
biaya, hemat waktu dan tertib administrasi, untuk itu tujuan diadakannya Konsultan
Manajemen Konstruksi adalah untuk pengendalian sebagai berikut :
1.      Pengendalian Mutu
-   Menyediakan dan memberikan layanan konsultasi pada tahap perencanaan sehingga
hasil perencanaan bisa mencapai sasaran mutu yang diinginkan
-  Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan
konstruksi termasuk merekomendasi perubahan/subtitusi material apabila
diperlukan tanpa merubah nilai kontrak pemborongan.
-  Menyelenggarakan dan memimpin rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (pre-
operation meetign / kick off meeting). Rapat berkala dan rapat-rapat khusus dalam
rangka pengendalian mutu pelaksanaan konstruksi dilapangan
-  Meneliti, memeriksa dan mnyetujui gambar kerja/shop drawing yang dibuat oleh
kontraktor sebelum pekerjaan dimulai dilaksanaka dilapangan
-  Menyusun daftar cacat (defect list) sebelum serah terima pertama pekerjaan dan
mengawasi/mengontrol pelaksanaan perbaikannya selama masa pemeliharaan
-  Meneliti dan memeriksa gambar (as built drawing) yang dibuat oleh kontraktor
sebelum serah terima pertama.
2.      Pengendalian Waktu
-   Mengawasi pelaksanaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian
volume/realita fisik berdasarkan jadwal yang sudah disepakati sebelum pelaksanaan
konstruksi dimulai
- Menyusun updating time schedule pelaksanaan apabila terjadi penyimpangan
pelaksanaan dilapangan terhadap master schedule dalam rangka pencapaian target
yang sudah disepakati sebelumnya.
3.      Pengendalian Biaya
-   Menyetujui dan merekomendasi pekerjaan tambah kurang disetai dengan
pertimbangan teknis dan harga kepada pengguna anggaran sebelum dilaksanakan
dilapangan
- Menyusun berita acara persetujuan kemajuan/progres prestasi pekerjaan untuk
pembayaran angsuran/termijn.
4.      Adminstasi Pelaksanaan Pekerjaan
-   Membantu kontraktor dalam menyusun laporan harian, mingguan, bulanan dan
laporan pekerjaan berdasarkan pemantauan progres pelaksanaan konstruksi
-   Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharan pekerjaan serta serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi
- Membantu Konsultan Perencan menyusun Manual Petunjuk Operasional dan
Pemeliharaan/Perawatan Bangunan Gedung termasuk fasilitas pendukungnya serta
petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan Mekanikal – Elektrikalnya
-    Membantu Pengelolaan proyek mempersiapkan dan menyusun dokumen pendaftaran
Gedung
-     Membantu Pengelola Proyek mengurus sampai mendapat Ijin Penggunaan
Bangunan (IPB) dari Dinas/Instasi yang berwenang.

Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Bidang Konsultan Manajemen Konstruksi


Keterangan tugas, tanggung jawab, dan wewenang Konsultan Manajemen Kontruksi:
1.     Team Leader
Tugas dan tanggung jawab:
a. Pimpinan pada proyek tersebut yang ditugaskan untuk melaksanakan hubungan dan tanggung
jawab teknis dan operasional kepada pemberi tugas mengenai pekerjaan ini, dan
melaksanakan fungsinya sebagai penanggung jawab proyek.
b.  Bertanggung jawab penuh atas pengendalian kegiatan timnya pada setiap tahapan kerja.
c.  Menyusun organisasi konsultan manajemen konstruksi.
d.  Menyiapkan program kerja konsultan manajemen konstruksi.
e.  Bekerja secara penuh selama pelaksanaan kegiatan fisik.
f.  Melakukan komunikasi aktif dalam tanggung jawab operasional kepada pemberi tugas dan
anggota tim lainnya.

2.     Ahli Arsitektur


Tugas dan tanggung jawab:
a.  Membantu team leader sebagai koordinator bidang.
b. Memberikan dukungan terhadap team leader guna mengevaluasi dan memberikan
rekomendasi proses–proses pelaksanaan pekerjaan (mulai dari tahap persiapan pekerjaan
sampai pada tahap pemeliharaan bangunan)
c.    Merekomendasikan saran–saran perbaikan terhadap material yang digunakan.
d.   Memberikan rekomendasi atas usulan material bahan.
e.    Melakukan kontrol kualitas pengendalian mutu.

3.     Ahli Struktur
Tugas dan tanggung jawab:
a.  Melakukan tugas rutin terhadap pekerjaan struktur dalam pelaksanan proyek.
b. Mempelajari gambar kerja, BoQ, dan RAB yang terkait dengan pekerjaan struktur dan
melakukan koordinasi dengan pihak konsultan perencana.
c. Melakukan kordinasi dengan pihak kontraktor terhadap pekerjaan struktur dalam pelaksanaan
proyek.
d. Memberikan arahan kepada Konsultan Perencana dan Kontraktor dari segi disiplin ilmu yang
berkaitan dengan usulan–usulan perubahan dan memberikan rekomendasi bagi penetapan
pelaksanaan yang diajukan.
e.  Merekomendasikan saran–saran perbaikan terhadap material yang digunakan dll.

4.        Ahli Plumbing


Tugas dan tanggung jawab:
a. Mempelajari gambar kerja, BoQ, dan RAB yang terkait dengan pekerjaan mekanikal
sekaligus melakukan koordinasi dengan pihak konsultan perencana.
b. Melakukan kordinasi dengan pihak kontraktor terhadap pekerjaan struktur dalam pelaksanaan
proyek.
c.   Membantu Team Leader sebagai koordinator bidang.
d. Memberikan dukungan terhadap Team Leader guna mengevaluasi dan memberikan
rekomendasi proses–proses pelaksanaan pekerjaan (mulai dari Tahap persiapan pekerjaan
sampai pada Tahap Pemeliharaan bangunan).
e.  Memberikan arahan kepada Konsultan Perencana dan Kontraktor dari segi disiplin ilmu yang
berkaitan dengan usulan–usulan perubahan dan memberikan rekomendasi bagi penetapan
pelaksanaan yang diajukan.
f.     Menghadiri rapat–rapat koordinasi pelaksanaan dan memberikan masukan terhadap hasil
inspeksi lapangan terutama untuk hal yang berkait dengan segi pemipaan bangunan.
5.        Ahli Elektrikal
Tugas dan tanggung jawab:
a. Mempelajari gambar kerja, BoQ, dan RAB yang terkait dengan pekerjaan elektrikal sekaligus
melakukan koordinasi dengan pihak konsultan perencana.
b. Melakukan kordinasi dengan pihak kontraktor terhadap pekerjaan struktur dalam pelaksanaan
proyek.
c.   Membantu Team Leader sebagai koordinator bidang.
d.  Memberikan arahan kepada Konsultan Perencana dan Kontraktor dari segi disiplin ilmu yang
berkaitan dengan usulan–usulan perubahan dan memberikan rekomendasi bagi penetapan
pelaksanaan yang diajukan.
e.  Menghadiri rapat–rapat koordinasi pelaksanaan dan memberikan masukan terhadap hasil
inspeksi lapangan terutama untuk hal yang berkait dengan segi elektrikal bangunan
f.   Merekomendasikan saran–saran perbaikan terhadap material yang digunakan dll.

6.        Ahli Mekanikal


Tugas dan tanggung jawab:
a. Mempelajari gambar kerja, BoQ, dan RAB yang terkait dengan pekerjaan mekanikal
sekaligus melakukan koordinasi dengan pihak konsultan perencana.
b. Melakukan kordinasi dengan pihak kontraktor terhadap pekerjaan struktur dalam pelaksanaan
proyek.
c.  Membantu Team Leader sebagai koordinator bidang.
d. Memberikan dukungan terhadap Team Leader guna mengevaluasi dan memberikan
rekomendasi proses–proses pelaksanaan pekerjaan (mulai dari Tahap persiapan pekerjaan
sampai pada Tahap Pemeliharaan bangunan)
e. Memberikan arahan kepada Konsultan Perencana dan Kontraktor dari segi disiplin ilmu yang
berkaitan dengan usulan–usulan perubahan dan memberikan rekomendasi bagi penetapan
pelaksanaan yang diajukan.
f.  Menghadiri rapat–rapat koordinasi pelaksanaan dan memberikan masukan terhadap hasil
inspeksi lapangan terutama untuk hal yang berkait dengan segi mekanikal bangunan.
g.  Merekomendasikan saran–saran perbaikan terhadap material yang digunakan dll.
7.        Quality Control
Tugas dan tanggung jawab:
a.    Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.
b.    Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk dan jasa perusahaannya.
c.  Dalam produk material, QC harus memverifikasi kualitas produk dengan bantuan parameter
seperti berat badan, tekstur dan sifat fisik lain dari perusahaan.

8.        K3 Konstruksi
Tugas dan tanggung jawab:
a.    Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi.
b.    Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
c.    Mengevaluasi program K3.
d.   Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
e.  Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasanpelaksanaan program, prosedur kerja dan
instruksi kerja K3.

Anda mungkin juga menyukai