Anda di halaman 1dari 7

"MANAJEMEN KONSTRUKSI"

TAGAS 2

OLEH :

NAMA : LALU THORIQ ANTASARI AZHAR

NIM : 2019D1B067

KELAS : 5C

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MATARAM

2021/2022

SOAL
1. Berikan uraian dan penjelasan rinci tentang pengertian manajemen konstruksi!
Jawaban:
a. Pengertian manajemen konstruksi
Manajemen konstruksi ialah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-
aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat
diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi
dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Construction Management Association of America “CMAA” menyatakan bahwa
ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi. Diantaranya
perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, menajemen waktu, manajemen
kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan dan praktik profesional.
b. Peran manajemen konstruksi
Manajemen konstruksi dijalankan secara langsung oleh manajer konstruksi di mana
dalam praktiknya manajer tersebut memiliki beberapa peran sebagai pelaksana
pembangunan. Adapun peran-peran tersebut antara lain:
• Agency Construction Management (ACM)
Dengan adanya manajer konstruksi dalam sebuah perusahaan yang sedang
mengalami pembangunan tentunya akan berperan sebagai koordinator
penghubung antara perancangan dengan pelaksanaan dan juga antar
kontraktor.
Manajer konstruksi-lah yang memiliki kewajiban untuk membuat kontrak
dengan para kontraktor sesuai dengan porsi pekerjaan dan jangka waktu
pelaksanaan.
• Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Kontraktor sering kali diperankan oleh seorang manajemen kontraktor,
dimana tujuannya adalah untuk menghindari konflik karena adanya
perbebedaan tujuan dari pihak kontraktor dan pihak manajemen.
• Owner Construction Management (OCM)
Dalam manajemen konstruksi profesional akan dikembangkan kembali oleh
pemilik perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen akan bertanggung
jawab juga terhadap manajemen proyek.
• Guaranted Maxium Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan konstruksi akan bertindak ke arah kontraktor dibanding sebagai
wakil pemilik. Sehingga GMPC bertanggung jawab terhadap pemilik terkait
waktu, biaya dan mutu dan tidak melakukan pekerjaan konstruksi. Mudahnya,
dalam peran ini manajer bertindak sebagai pemberi kerja terhadap kontraktor.
c. Fungsi Manajemen Konstruksi
Pada dasarnya manajemen konstruksi menerapkan fungsi manajemen dari suatu
proyek dengan memanfaatkan sumber daya secara lebih efektif dan efisien demi
mencapai tujuan. Berikut beberapa fungsi manajemen konstruksi:
1. Perencanaan (Planning)
Dari segi perencanaan, manajemen konstruksi berfungsi dalam menentukan
proyek pembangunan yang seperti apa yang akan dikerjakan, kapan dan
bagaimana caranya. Seorang manajer konstruksi wajib menjadi pengambil
keputusan atas rencana pembuatan konstruksi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Manajemen konstruksi berfungsi untuk membentuk organisasi atau divisi-divisi
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sebuah proyek sesuai yang sudah
direncanakan. Manajer memiliki hak untuk memberikan penempatan beberapa
tim atau anggota kerja ke dalam suatu divisi.
3. Pengarahan (Actuating)
Adanya manajemen konstruksi maka dapat melakukan pembinaan atau
pengarahan seperti memberikan pelatihan, bimbingan dan bentuk arahan lainnya
agar setiap tanggung jawab yang diberikan terlaksana dengan baik.
4. Pengendalian (Controlling)
Manajemen konstruksi bertindak sebagai pengawas terhadap kegiatan proyek dan
melakukan evaluasi jika saja terjadi penyimpangan dalam suatu divisi selama
proyek berlangsung. Maka seorang manajer akan melakukan pencegahan dan
upaya antisipasi terhadap penyimpangan yang terjadi.
Jika dilihat dari pengertian manajemen konstruksi, maka ada beberapa fungsi lain
dari manajemen konstruksi selain fungsi-fungsi yang sudah disebutkan diatas,
yaitu sebagai:
• Cost control (pengendalian biaya).
• Quality control (pengawasan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan).
• Time control (pengendalian waktu).
d. Tujuan Manajemen Konstruksi
Ada beberapa beberapa tujuan penting yang ingin dicapai dari manajemen konstruksi,
yaitu:
1. Pengelolaan Biaya
Mengatur biaya agar hemat dan tepat sasaran merupakan salah satu tujuan yang
ingin dicapai oleh tim manajemen konstruksi pada setiap proyek.
Dengan sistem MK yang baik maka pengelolaan biaya proyek dapat sesuai
dengan yang telah dianggarkan dan mencegah terjadinya pengeluaran yang tidak
perlu.
2. Pengelolaan Waktu
Sama halnya dengan biaya, pengelolaan waktu yang baik juga menjadi hal yang
sangat penting dalam suatu proyek pembangunan.
Pengaturan alur kerja, jenjang komunikasi, serta pelaksanaan yang terjadwal akan
membuat proses kerja sesuai dengan yang ditetapkan.
3. Pengelolaan Kualitas
Sistem manajemen konstruksi juga bertujuan agar kualitas pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, kualitas yang
dimaksud adalah hasil kerja suatu proyek pembangunan, baik dari sisi tampilan
maupun kekuatan struktur bangunannya.
4. Pengelolaan Risiko
Setiap proyek pembangunan pasti memiliki risiko, sesuai dengan tingkat kesulitan
pekerjaannya. Sistem MK dibuat dengan tujuan agar dapat mengidentifikasi,
menganalisis, memperkirakan, dan pencegahan terhadap setiap risiko yang
mungkin timbul.

Dengan begitu, maka tim proyek dapat mempersiapkan diri lebih baik dengan
cara membuat perencanaan dan pengawasan ketat selama proses kerja.
5. Pengelolaan SDM
Manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan fungsi mengarahkan para
tenaga kerja selama proses pembangunan. Hal ini mencakup pengadaan SDM,
jenjang komunikasi dalam proyek, dan lain sebagainya.
e. Tugas Manajemen Konstruksi
Setelah memahami pengertian manajemen konstruksi serta fungsi dan tujuannya,
maka kita juga perlu mengetahui apa tugas manajemen konstruksi Secara garis besar
tugas manajemen konstruksi adalah:
1. Mengawasi proses pekerjaan di lapangan dan memastikan pelaksanaan kerja
sesuai dengan metode konstruksi yang benar
2. Meminta penjelasan pekerjaan dan laporan progres dari kontraktor secara tertulis
3. Manajemen konstruksi berhak untuk menegur atau bahkan menghentikan proses
pekerjaan bila tidak sesuai dengan yang telah ditentukan
4. Melakukan rapat rutin (mingguan dan bulanan) dan melibatkan konsultan
perencana, wakil owner, dan kontraktor dalam rapat tersebut
5. Bertanggungjawab langsung kepada owner atau wakilnya dalam menyampaikan
informasi progres pekerjaan proyek
6. Bertanggungjawab dalam pengesahaan material yang akan digunakan dalam
proyek
7. Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor dalam aspek mutu dan waktu
8. Bertanggungjawab dalam pengesahan adanya perubahan kontrak yang diajukan
oleh kontraktor
9. Melakukan pemeriksaan pada shop drawing dari kontraktor sebelum dilakukan
pelaksanaan pekerjaan
10. Memastikan metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar sesuai dengan
syarat K3LMP (kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, mutu, dan
pengamanan)
f. Manfaat Manajemen Proyek
Manfaat manajemen konstruksi dapat dilihat dari beberapa segi :
• Segi biaya proyek
1. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sudah berpartisipasi
pada tahap awal perencanaan
2. Biaya keseluruhan proyek dapat dihemat disbanding dengan system
tradisional.
• Segi waktu
1. Dengan system fast track tidak perlu menunggu perencanaan selesai
seluruhnya
2. Waktu yang digunakan untuk perencanaan dapat lebih panjang
3. Pengadaan material/ peralatan impor dapat diukur secara dini sehingga
kemungkinan terlambat lebih kecil
• Segi kualitas
1. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontroktor dalam hal
metode pelaksanaan, implementasi, dan Quality Control
2. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik
proyek dibantu dengan tim MK.
3. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak
• Segi program pemerintah
1. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha
kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.
2. Pemilik proyek tidak perlu mengeluarkan banyak staf
g. Tahapan Manajemen Konstruksi
Berikut ini merupakan tahapan operasional di dalam sistem manajemen konstruksi.
• Pengembangan Konsep
- Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu
- Mengidentifikasikan batasan utama
- Membuat TOR dan organizing
- Sasaran – sasaran prinsip konsep desain kepada konsultan perencanaan
- Tahapan pekerjaan
- Master, coordinating schedule
- Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan
perencanaan.
- Cash flow
• Tahap Perencanaan
- Koordinasi dengan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan
tanah.
- Menyusun jadwal review dan lelang
- Melakukan review
- Membuat RKS
- Membuat RAB tiap paket pekerjaan
- Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material
- Mengurus ijin – ijin yang diperlukan.

2. Dalam MK kita mengenal istilah 5W + 1H, beri penjelasan detail tentang hal tersebut?
Ada suatu target yang akan dicapai yaitu program. Di dalam suatu perencanaana ada 5 W
dan 1H yaitu :- What, where, who, when. why. 3 kegiatan yang dilakukan didalam
perencanaan yaitu: Kegiatan pokok apa yang akan dilakuakn secara langsung dikerjakan
pada pencapaian tujuan yang akan dicapai. Kegiatan yang menunjang aktivitas yang
mendukung tujuan teersebut.
Kegiatan Veterial : kegiatan yang tidak menunjang tetapi tidak sering dihindarkan yaitu:
ppl dan pkl.
1. What : Apa yang akan dilakukan atau dikerjakan. Dana sumber yang didapat.
Dana apa yang akan dihubungkan. Sdm.
Sarana dan prasarana agar tercapai.
2. . Where: Dimana kita melakukan kegiatan.
Berpegang kepada aspekbilitas ( kemampuan untuk menyelesaiakan diri ).
Tersedianya tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan guna menjamin
kelancaran tugas.
3. When:
Kapan kita melakukan tugas.
Kemampuan untuk mengelola waktu.
Memilih waktu yang tepat untuk mengisi waktu yang luang.
4. Who
Menganalisis kebutuhan tenaga kerja baik kuantitatif maupun kwlalitatif.
Pola pembinaan karier.
Kebijaksanaan didalam pengolahan dan pengajian.
Metode dan teknik tentang pengadaan tenaga kerja yang akan dilaksanakan.
5. Why:
Rencana itu harus mempermudah suatu pekerjaan sehingga mudah dilaksanakan.
Rencana itu harus mempunyai rincian yang cermat.
Perencanan bukan merupakan suatu tindakan melainkan suatu proses. Suatu proses
yang masih mempuyai suatu tindakan –tindakan untuk menuju suatu tujuan. Tidak
dibatasi atas startegi yang akan dilakukan sebelum diambil suatu keputusan karena
bisa saja terjadi perubahan. Contoh: GBHN. Kebijakasanan untuk mencapai tujuan.
Adadua komponen dalam perencanaan :
1. Perencanan pesimis. Perencanaan yang tidak dapat dilaksankan.
2. Perencanan optimis. Terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai