Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI

dalam rangka asesment SKK


Ahli Madya Bidang Keahlian Manajemen
Konstruksi (MP021007)

OLEH : HERI PURWANTO, ST


DEFINISI MAJEMEN KONSTRUKSI
 Pengertian : manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-
aspek terkait manajerial dan teknologi industri konstruksi. Hal ini dilakukan agar setiap proses
pembangunan memiliki perencanaan yang matang
 Pendapat lain mengatakan, manajemen konstruksi merupakan sebuah model bisnis yang
dilakukan oleh jasa konsultan konstruksi dengan memberikan arahan, nasihat, dan bantuan
terhadap sebuah proyek pembangunan
 Dengan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan, manajemen konstruksi adalah suatu
proses mengatur atau mengelola pekerjaan pembangunan agar mendapatkan hasil yang sesuai
dengan tujuan dari pembangunan tersebut

Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan menjadi 5, yaitu:


1. Manpower
2. Material
3. Machines
4. Money
5. Method
FUNGSI MANAJEMEN KONSTRUKSI
Perencanaan (Planning)
Dari segi perencanaan, manajemen konstruksi berfungsi dalam menentukan proyek pembangunan yang
seperti apa yang akan dikerjakan, kapan dan bagaimana caranya. Seorang manajer konstruksi wajib menjadi
pengambil keputusan atas rencana pembuatan konstruksi.
Pengorganisasian (Organizing)
membentuk organisasi atau divisi-divisi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sebuah proyek sesuai rencana.
Manajer memiliki hak untuk memberikan penempatan beberapa tim atau anggota kerja ke dalam suatu divisi
Pengarahan (Actuating)
melakukan pembinaan atau pengarahan seperti memberikan pelatihan, bimbingan dan bentuk
arahan lainnya agar setiap tanggung jawab yang diberikan terlaksana dengan baik.
Pengendalian (Controlling)
sebagai pengawas terhadap kegiatan proyek dan melakukan evaluasi jika saja terjadi penyimpangan dalam
suatu divisi selama proyek berlangsung. Maka seorang manajer akan melakukan pencegahan dan upaya
antisipasi terhadap penyimpangan yang terjadi.
TUJUAN MAJEMEN KONSTRUKSI
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
optimal sesuai dengan persyaratan untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu
diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu
pelaksanaan,
Secara singkat tujuan Manajemen Konstruksi adalah :
1. Pengeloaan Biaya
2. Pengelolaan Waktu
3. Pengelolaan Kualitas
4. Pengelolaan Resiko
5. Pengelolaan SDM
1. Pengelolaan Biaya
Mengatur biaya agar hemat dan tepat sasaran merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh tim
manajemen konstruksi pada setiap proyek. Dengan sistem manajemen konstruksi yang baik maka pengelolaan
biaya proyek dapat sesuai dengan yang telah dianggarkan dan mencegah terjadinya pengeluaran yang tidak perlu
2. Pengelolaan Waktu
Pengelolaan waktu yang baik juga menjadi hal yang sangat penting dalam suatu proyek pembangunan.
Pengaturan alur kerja, jenjang komunikasi, serta pelaksanaan yang terjadwal akan membuat proses kerja sesuai
dengan waktu yang ditetapkan
3. Pengelolaan Kualitas
Sistem manajemen konstruksi juga bertujuan agar kualitas pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Dalam hal ini, kualitas yang dimaksud adalah hasil kerja suatu proyek pembangunan, baik dari sisi
tampilan, mutu maupun kekuatan struktur bangunannya
4. Pengelolaan Resiko
Setiap proyek pembangunan pasti memiliki risiko, sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaannya. Sistem
manajemen konstruksi dibuat dengan tujuan agar dapat mengidentifikasi, menganalisis, memperkirakan, dan
pencegahan terhadap setiap risiko yang mungkin timbul
5. Pengelolaan SDM
Manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan fungsi mengarahkan para tenaga kerja selama proses
pembangunan. Hal ini mencakup pengadaan SDM, jenjang komunikasi dalam proyek, dan lain sebagainya
TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI
1. Mengawasi proses pekerjaan di lapangan dan memastikan pelaksanaan kerja sesuai dengan
metode konstruksi yang benar
2. Meminta penjelasan pekerjaan dan laporan progres dari kontraktor secara tertulis
3. Manajemen konstruksi berhak untuk menegur atau bahkan menghentikan proses pekerjaan bila
tidak sesuai dengan yang telah ditentukan
4. Melakukan rapat rutin (mingguan dan bulanan) dan melibatkan konsultan perencana, wakil
pemilik proyek, dan kontraktor dalam rapat tersebut
5. Bertanggung Jawab langsung kepada pemilik proyek atau wakilnya dalam menyampaikan
informasi progres pekerjaan proyek
6. Bertanggungjawab dalam pengesahan material yang akan digunakan dalam proyek
7. Mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor dalam
aspek mutu dan waktu
8. Bertanggungjawab dalam pengesahan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor
9. Melakukan pemeriksaan pada shop drawing dari kontraktor sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan
10. Memastikan metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar sesuai dengan syarat K3LMP
(kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, mutu, dan pengamanan)
11. Bertanggungjawab dalam memberikan instruksi tertulis jika ada pekerjaan yang harus dilakukan
untuk mempercepat jadwal namun tidak disebutkan dalam kontrak
TUJUAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
A. MANAJEMEN WAKTU DAN SCHEDULING
A. Manajemen Waktu dan Scheduling
Manajemen Waktu Proyek adalah Tahapan mendefinisikan proses- proses yang perlu dilakukan selama
proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap
memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk atau servis dari proyek

Tujuan utama manajemen waktu pada


proyek adalah agar pelaksanaan proyek
sesuai lingkupnya dapat memenuhi
target waktu proyek yang telah
ditentukan. Fokus manajemen waktu
adalah membuat perencanaan jadwal
proyek yang handal dan optimum atas
sumber daya dan biaya serta
pengendalian jadwal yang mampu
mengidentifikasi dini keterlambatan
untuk penanganan yang efektif dan
efisien
1. Definisi Aktifitas : Merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas atau pekerjaan apa saja
yang akan dikerjakan pada proyek, dalam mendefinisikan aktivitas ini perlu juga melibatkan stakeholder yang lain untuk
memastikan bahwa aktivitas-aktivitas telah terdefinisi secara lengkap untuk keberhasilan penyelesaian proyek. Dari definisi
aktivitas ini pula, estimasi biaya, waktu dan kebutuhan sumberdaya lain dapat disusun.

2. Pengurutan Aktifitas : Setelah mendefinisikan aktivitas proyek, langkah berikutnya adalah membuat urutan aktivitas
yang merupakan detil dari kegiatan, detil deskripsi produk, asumsi dan batasan-batasan untuk menentukan hubungan antar
aktivitas. Termasuk dalam hal ini penjelasan tentang ketergantungan dan perbedaan bentuk ketergantungan. Ketergantungan dan
hubungan akan menentukan urut-urutan aktvitas.

3.Estimasi Kebutuhan Aktifitas : Mengestimasi durasi yang dibutuhkan oleh aktivitas – aktivitas, seperti orang yang
melakukan atau bertanggung jawab dengan sebuah aktivitas atau pekerjaan sebaiknya turut serta dalam mengestimasi durasi
aktivitas. Sedangkan para ahli memberi masukan dan mengevaluasi hasilnya.

4. Estimasi Durasi Aktifitas : Estimasi durasi aktivitas sangat penting untuk mengetahui berapa lama waktu aktual (riil)
yang sebenarnya dibutuhkan oleh proyek. Berdasarkan urutan aktivitas dan saling keterkaitan antar aktivitas, dimungkinkan
terdapat beberapa aktivitas yang dapat berjalan simultan. Sehingga umur suatu proyek tidak serta merta merupakan total waktu
semua aktivitas akan tetapi hasil dari manajemen waktu atau durasi aktivitas yang optimal.

5. Penyusunan Jadwal : Setelah semua aktivitas diperkirakan Proses manajemen waktu proyek selanjutnya adalah
menyusun jadwal proyek yang realistis berdasarkan aktivitas-aktivitas yang sudah didefinisikan beserta estimasi waktu aktivitas.
Terdapat beberapa tool yang dapat digunakan untuk menyusun pembuatan jadwal proyek, seperti Kurva S.

6. Mengontrol dan Mengendalikan Jadwal :Mengontrol dan mengendalikan jadwal dilakukan agar proyek tetap
berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana
TUJUAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
B. MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU
(KUALITAS)
B. MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU (KUALITAS)
Setiap proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai perencanaan. Untuk
menghindari hal-hal tak terduga pada proyek yang sedang dikerjakan dan tidak berjalan sesuai dengan
perencanaan, dibutuhkan pengendalian mutu proyek

Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni perencanaan mutu, pengendalian mutu,
dan peningkatan kualitas.
• Pada langkah perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen, kemudian dibuatlah
rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai dengan
rancangan proyek.
• Pada langkah pengendalian mutu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan
metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu.
• Pada langkah peningkatan kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi
standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.
B.1. Metode Pengendalian Mutu
Metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa disesuaikan dengan
jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada 3 metode yang sering dipakai
dalam pengendalian mutu suatu proyek
1. Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan
dan perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.

2. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan


Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam
proyek bisa berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil
pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan sedang dikerjakan dan setelah instalasi
selesai.

3. Melakukan Pengujian Dengan Sampling


Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan. Pengujian dengan sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni
tepat waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pengujian sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi
perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang belum menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu. Pengujian sampling
harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik penting yang
dapat memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara
jujur dan objektif, karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang diambil dan sasaran uji sampling.
B.2. Dokumen Pendukung Pengendalian Mutu
Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:
1. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak
dikerjakan sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
2. Gambar kerja
Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena
itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang
benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek
yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah
diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek.
3. Rencana mutu kontrak
Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen ini digunakan untuk
memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di
dalam kontrak. Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus dibuat untuk menentukan arah
pengendalian proses pelaksaaan proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan harapan.
4. Dokumen administrasi
Memang ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai sebuah proyek. Khususnya untuk pengendalian mutu
proyek, dokumen yang dibutuhkan antara lain hasil uji lapangan, request work dan catatan-catatan.
5. Instruksi teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk
suatu proses kerja yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat dalam proyek
B.3. Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya dilakukan di belakang meja. Tim
pengendalian mutu juga turun langsung ke lapangan. Metode pengendalian secara
langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya
terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap pelaksanaan sebuah proyek dapat
diatur dengan tata cara berikut ini.

1. Pemantauan atau monitoring


Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini
untuk melakukan sampling pengendalian mutu tentang pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan
media yang dibutuhkan, serta penggunaan anggaran biaya yang telah ditetapkan.

2. Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan
sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.

3. Penguatan kapasitas pengerjaan


Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian pekerjaan berdasarkan batasan-batasan
waktu yang telah disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan kapasitas ini juga dilakukan untuk
mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing
bagian pada pengerjaan proyek.
TUJUAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
C. KONSEPTUAL MANAJEMEN RISIKO
C. KONSEPTUAL MANAJEMEN RISIKO
Risiko dalam proyek adalah segala hal yang memiliki pengaruh terhadap timeline proyek,
performance maupun budget. Sedangkan Manajemen Risiko dalam Manajemen Proyek
merupakan proses identifikasi dan analisis potensi risiko sebelum proyek dijalankan dan
membuat perencanaan untuk mitigasi atau pencegahan terjadinya risiko tersebut agar proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan tujuan

Secara umum, jenis risiko meliputi:

1.Cost: Risiko yang berdampak pada anggaran biaya, terutama yang menyebabkan proyek selesai
melebihi anggaran. Kesalahan dalam estimasi biaya biasanya menimbulkan risiko selain faktor eksternal.

2.Schedule: Risiko konflik penjadwalan yang tidak direncanakan, seperti kejadian yang menyebabkan
proyek tertunda. Scope creep adalah alasan umum untuk masalah penjadwalan dan penundaan proyek.

3.Performance: Risiko kejadian yang menyebabkan proyek menghasilkan hasil yang tidak sesuai
dengan spesifikasi proyek.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam manajemen risiko adalah sebagai berikut:
1. Identify: Identifikasi risiko yang berpotensi berdampak pada proyek.
2. Assign Ownership: Tetapkan kepemilikan setiap risiko yang teridentifikasi kepada anggota tim
yang akan ditugaskan untuk mengawasi ancaman atau peluang tersebut. Meskipun beberapa
project manager lebih memilih untuk menetapkan kepemilikan setelah risiko dianalisis dan
diprioritaskan, mengambil langkah ini lebih awal dapat bermanfaat.
3. Analyze: Analisis setiap risiko untuk memahami sepenuhnya faktor pendorong yang terlibat dan
potensi dampak. Pastikan untuk mempertimbangkan luas dan dalamnya setiap ancaman pada tahap
ini untuk mengevaluasi tingkat keparahan setiap risiko dalam konteks proyek secara keseluruhan.
4. Prioritize: Prioritaskan risiko proyek sesuai dengan urgensi dan tingkat keparahan dampak yang
dapat ditimbulkannya.
5. Respond: Tanggapi risiko yang diidentifikasi sesuai dengan pendekatan manajemen risiko, baik
dengan mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya peristiwa risiko atau meminimalkan
dampak jika memang terjadi. Langkah ini harus mencakup membangun respon serta mengambil
tindakan.
6. Monitor: Pantau strategi manajemen risiko dan buat perubahan sesuai kebutuhan
Contoh pengendalian kuantitas pekerjaan melalui
Laporan Bobot Pekerjaan
Contoh pengendalian waktu pekerjaan
Gambar Rencana Pembangunan Gedung Jantung Terpadu
FOTO DOKUMENTASI (on going)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG JANTUNG TERPADU
RSUD DOKTER SOEDARSO TAHUN ANGGARAN 2022
FOTO DOKUMENTASI (on going)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG JANTUNG TERPADU
RSUD DOKTER SOEDARSO TAHUN ANGGARAN 2022
FOTO DOKUMENTASI (on going)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG JANTUNG TERPADU
RSUD DOKTER SOEDARSO TAHUN ANGGARAN 2022
FOTO DOKUMENTASI (selesai pekerjaan)
GEDUNG PUSAT INSTALASI JANTUNG RS SUDARSO
Tahun Anggaran 2022
FOTO DOKUMENTASI (selesai pekerjaan)
GEDUNG PUSAT INSTALASI JANTUNG RS SUDARSO
Tahun Anggaran 2022
SEKIAN &
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai