2. Pengurutan Aktifitas : Setelah mendefinisikan aktivitas proyek, langkah berikutnya adalah membuat urutan aktivitas
yang merupakan detil dari kegiatan, detil deskripsi produk, asumsi dan batasan-batasan untuk menentukan hubungan antar
aktivitas. Termasuk dalam hal ini penjelasan tentang ketergantungan dan perbedaan bentuk ketergantungan. Ketergantungan dan
hubungan akan menentukan urut-urutan aktvitas.
3.Estimasi Kebutuhan Aktifitas : Mengestimasi durasi yang dibutuhkan oleh aktivitas – aktivitas, seperti orang yang
melakukan atau bertanggung jawab dengan sebuah aktivitas atau pekerjaan sebaiknya turut serta dalam mengestimasi durasi
aktivitas. Sedangkan para ahli memberi masukan dan mengevaluasi hasilnya.
4. Estimasi Durasi Aktifitas : Estimasi durasi aktivitas sangat penting untuk mengetahui berapa lama waktu aktual (riil)
yang sebenarnya dibutuhkan oleh proyek. Berdasarkan urutan aktivitas dan saling keterkaitan antar aktivitas, dimungkinkan
terdapat beberapa aktivitas yang dapat berjalan simultan. Sehingga umur suatu proyek tidak serta merta merupakan total waktu
semua aktivitas akan tetapi hasil dari manajemen waktu atau durasi aktivitas yang optimal.
5. Penyusunan Jadwal : Setelah semua aktivitas diperkirakan Proses manajemen waktu proyek selanjutnya adalah
menyusun jadwal proyek yang realistis berdasarkan aktivitas-aktivitas yang sudah didefinisikan beserta estimasi waktu aktivitas.
Terdapat beberapa tool yang dapat digunakan untuk menyusun pembuatan jadwal proyek, seperti Kurva S.
6. Mengontrol dan Mengendalikan Jadwal :Mengontrol dan mengendalikan jadwal dilakukan agar proyek tetap
berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana
TUJUAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
B. MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU
(KUALITAS)
B. MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU (KUALITAS)
Setiap proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai perencanaan. Untuk
menghindari hal-hal tak terduga pada proyek yang sedang dikerjakan dan tidak berjalan sesuai dengan
perencanaan, dibutuhkan pengendalian mutu proyek
Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni perencanaan mutu, pengendalian mutu,
dan peningkatan kualitas.
• Pada langkah perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen, kemudian dibuatlah
rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai dengan
rancangan proyek.
• Pada langkah pengendalian mutu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan
metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu.
• Pada langkah peningkatan kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi
standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.
B.1. Metode Pengendalian Mutu
Metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa disesuaikan dengan
jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada 3 metode yang sering dipakai
dalam pengendalian mutu suatu proyek
1. Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan
dan perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.
2. Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan
sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.
1.Cost: Risiko yang berdampak pada anggaran biaya, terutama yang menyebabkan proyek selesai
melebihi anggaran. Kesalahan dalam estimasi biaya biasanya menimbulkan risiko selain faktor eksternal.
2.Schedule: Risiko konflik penjadwalan yang tidak direncanakan, seperti kejadian yang menyebabkan
proyek tertunda. Scope creep adalah alasan umum untuk masalah penjadwalan dan penundaan proyek.
3.Performance: Risiko kejadian yang menyebabkan proyek menghasilkan hasil yang tidak sesuai
dengan spesifikasi proyek.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam manajemen risiko adalah sebagai berikut:
1. Identify: Identifikasi risiko yang berpotensi berdampak pada proyek.
2. Assign Ownership: Tetapkan kepemilikan setiap risiko yang teridentifikasi kepada anggota tim
yang akan ditugaskan untuk mengawasi ancaman atau peluang tersebut. Meskipun beberapa
project manager lebih memilih untuk menetapkan kepemilikan setelah risiko dianalisis dan
diprioritaskan, mengambil langkah ini lebih awal dapat bermanfaat.
3. Analyze: Analisis setiap risiko untuk memahami sepenuhnya faktor pendorong yang terlibat dan
potensi dampak. Pastikan untuk mempertimbangkan luas dan dalamnya setiap ancaman pada tahap
ini untuk mengevaluasi tingkat keparahan setiap risiko dalam konteks proyek secara keseluruhan.
4. Prioritize: Prioritaskan risiko proyek sesuai dengan urgensi dan tingkat keparahan dampak yang
dapat ditimbulkannya.
5. Respond: Tanggapi risiko yang diidentifikasi sesuai dengan pendekatan manajemen risiko, baik
dengan mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya peristiwa risiko atau meminimalkan
dampak jika memang terjadi. Langkah ini harus mencakup membangun respon serta mengambil
tindakan.
6. Monitor: Pantau strategi manajemen risiko dan buat perubahan sesuai kebutuhan
Contoh pengendalian kuantitas pekerjaan melalui
Laporan Bobot Pekerjaan
Contoh pengendalian waktu pekerjaan
Gambar Rencana Pembangunan Gedung Jantung Terpadu
FOTO DOKUMENTASI (on going)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG JANTUNG TERPADU
RSUD DOKTER SOEDARSO TAHUN ANGGARAN 2022
FOTO DOKUMENTASI (on going)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG JANTUNG TERPADU
RSUD DOKTER SOEDARSO TAHUN ANGGARAN 2022
FOTO DOKUMENTASI (on going)
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG JANTUNG TERPADU
RSUD DOKTER SOEDARSO TAHUN ANGGARAN 2022
FOTO DOKUMENTASI (selesai pekerjaan)
GEDUNG PUSAT INSTALASI JANTUNG RS SUDARSO
Tahun Anggaran 2022
FOTO DOKUMENTASI (selesai pekerjaan)
GEDUNG PUSAT INSTALASI JANTUNG RS SUDARSO
Tahun Anggaran 2022
SEKIAN &
TERIMA
KASIH