RUSRIADI
DASAR HUKUM
Pp No 50 Tahun 2012
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (Smk3)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
PERATURAN
PERUNDANGAN K3
1. PERSONIL : 2. ALAT / MESIN:
Per.Menaker No.01/1976; Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.01/1979; Per.Menaker No.04/1980;
Per.Menaker No.02/1982; Per.Menaker No.01/1982;
Per.Menaker No.01/1988; Per.Menaker No.02/1983;
Per.Menaker No.01/1989; Per.Menaker No.03/1985;
Per.Menaker No.02/1992; Per.Menaker No.04/1985;
Kep.Menakertrans No.186/1999; Per.Menaker No.05/1985;
Kep.Menakertrans No.187/1999. Per.Menaker No.02/1989;
Per.Menaker No.04/1998;
3. SISTEM : Per.Menakertrans No.03/1999;
Per.Menaker No.01/1980; Kep.Menakertrans No.51/1999;
Per.Menaker No.02/1980; SE Menakertrans No.01/1997;
Per.Menaker No.01/1981; SE Menakertrans No.01/1979.
Per.Menaker No.03/1982;
Per.Menaker No.05/1996; 4. KELEMBAGAAN K3
Per.Menaker No.03/1998; Kep.Menaker No.155/1984;
Per.Menaker No.11/2005; Per.Menaker No.04/1987;
Kep.Menaker No.68/2004. Per.Menaker No.04/1995
KOMUNIKASI KEPADA
SUPERVISOR K3 KONTRUKSI DI
TEMPAT
TUJUAN :
KERJA
• Elemen kompetensi ini ditujukan
agar dalam pekerjaan, seorang Ahli
Muda K3 Konstruksi dapat
melakukan komunikasi dan
koordinasi dengan Supervisor K3,
sehingga mengurangi kemungkinan-
kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja dan menjaga agar pekerjaan
tetap berjalan sesuai rencana
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
No Uraian Identifikasi Bahaya Dampak/Resiko Penetapan Pengendalian Risiko
1 Pekerjaan Pengukuran dan - Sesak nafas saat pematokan Luka Ringan hingga Sedang APD : Helm, Sepatu, Sarung
Pematokan menggunakan cat semprot Tangan,masker Memasang Rambu
- Luka terkena paku dan gergaji saat K3
pembuatan patok dari kayu / bambu
2. Mobilisasi dan - Tertabrak Kendaraan Mobilisasi Luka Ringan hingga kematian 1. Menggunakan Pakai APD
demobilisasi - Tertimpa Tumpukan Material Standart
- Ganguan Lalu lintas 2. Menggunakan alat komunikasi 2
arah
3. Memasang Rambu/ Bendera Lalu
Lintas
4. Memakai Pengawalan Petugas
Lalu Lintas
5. Menggunakan Truck layak operasi
6. Memantau & mengidentifikasi
jalur mobilisasi alat
7. Petugas Lalu-lintas Standby
dilokasi Mob dan Demob
8. Briefing kepada pekerja sebelum
bekerja setiap harinya
3 Pekerjan Cor Beton - Gangguan pernafasan Luka Ringan hingga Sedang 1). mengikuti prosedur kerja yang
akibat debu material aman dan baik serta
menggunakan APD berupa
Masker
- Iritasi kulit kulit akibat Luka Ringan hingga Sedang 2). mengikuti prosedur kerja yang
bersentuhan langsung aman dan baik serta
dengan beton menggunakan APD berupa
Sarung Tangan
- Terluka akibat alat 3). mengikuti prosedur kerja yang
manual (pengaduk aman dan baik serta
semen) menggunakan APD berupa
Masker, sarung tangan, safety
shoes, safety helmet
Dengan adanya pengenalan IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA sejak awal hal ini dapat membantu seluruh pihak yang
berada dalam proyek atau tempat kerja untuk mengurangi risiko bahaya yang kemungkinan akan terjadi serta
kerugian-kerugian lainnya yang akan timbul
Sasaran dan Program K3
Konstruksi
Sasaran Khusus:
Sasaran Sasaran khusus adalah sasaran rinci
1. Sasaran Umum: per kegiatan yang berisiko K3 yang
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal
(Zero Fatal Accident) pada pekerjaan disusun guna tercapainya Sasaran
konstruksi Umum.
MELAKSANAKAN SISTEM
MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI
Pelatihan K3 Konstruksi
Satu alasan pasti mengapa pelatihan K3 di bidang konstruksi
penting untuk dilakukan adalah karena tingginya kecelakaan kerja
bidang konstruksi di Indonesia.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian
kecelakaan kerja di bidang konstruksi. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Kualitas SDM rendah
2. Rendahnya jumlah ahli K3 konstruksi di Indonesia
3. Rendahnya kualitas peralatan konstruksi di Indonesia
4. Bahan dan material konstruksi yang tidak sesuai dengan standar mutu
5. Operasional yang tidak memenuhi standar keamanan
Simulasi Tanggap Darurat
Pelaksanaan simulasi tanggap darurat ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada seluruh pekerja/pegawai dalam suatu lingkup
usaha agar dapat melakukan tindakan yang benar ketika terjadi
kebakaran, gempa bumi ataupun kecelakan kerja lainnya
PEKERJA YANG
MENGGUNAKAN APD
PEKERJA YANG TIDAK
MENGGUNAKAN APD
PEKERJA YANG
MENGGUNAKAN APD
Pelaporan setiap kecelakaan Kerja
Insiden, kecelakaan kerja merupakan tolak ukur utama dalam mengukur tingkat kinerja K3 secara umum. Semua
kejadian yang berkaitan dengan Kecelakaan Kerja perlu dicatat dan diselidiki/investigasi guna menentukan langkah-
langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja. Form ini digunakan sebagai alat untuk mencatat
kejadian beserta kronologi kejadian insiden, kecelakaan kerja maupun nearmiss baik itu terhadap tempat, waktu,
pekerjaan, alat/mesin, bahan, serta hal-hal terkait insiden/kecelakaan kerja.
Pengukuran pencapaian pelaksanaan rencana K3
Konstruksi
Perencanaan K3
Pemeriksaan
dan Evaluasi
Warna kuning merupak
an rambu yang mewakili
instruksi
peringatan waspada ter
hadap orang-orang yang
berada di sekitar rambu
tersebut.
RAMBU-RAMBU K3
Warna merah merupakan
rambu yang mewakili instruksi
peringatan bahaya ataupun lara
ngan yang apabila dilanggar
dapat mengancam jiwa si
pelanggar dan orang-orang
yang berada di sekitarnya.
RAMBU-RAMBU K3
Selain dari rambu untuk larangan dan perintah, ada rambu-rambu yang
ditujukan untuk petunjuk ataupun arahan yang diwakilkan oleh
warna hijau yang dapat dijadikan acuan jika membutuhkan petunjuk.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Keselamatan bukanlah sebuah slogan, itu merupakan panduan hidup