Anda di halaman 1dari 20

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

PT. KARTIKA Usulan Penawaran


TEGUH KARYA

Pengendalian Banjir dan Sedimen Sungai Cidurian Wilayah Hulu;


0,1 KM; 100 HA; F; K; SYC

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. Perencanaan keselamatan konstruksi


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.2. Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. Kepemimpinan Dan Partisipasi Pekerja Dalam Keselamatan Konstruksi

A.1. Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal Dan Internal

PT. KARTIKA TEGUH KARYA konsisten untuk melaksanakan pengelolaan aspek


Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara efektif dan efesien dengan cara :
 Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja.
 Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke tiga
dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian yang dapat
merugikan asset perusahaan.
 Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat dan
pihak-pihak yang berkepentingan.
 Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada setip
tahap penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resikoyang ada seminimal
mungkin
 Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwah kecelakaan itu
dapat dicegah.
 Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan peralatan
dan bahan dilokasi proyek.
 Menjamin bahwah semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman
melalui petunjuk yang benar, instuksi pekerjaan yang tepat, instuksi pemakaian
peralatan yang tepat, instuksi pemakaian bahan yang tepat melalui pengawasan
yang tepat.
 Menyediaakan fasilitas, peralatan, perlengkapan keselamatan kerja yang layak
dan memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.
 Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam kebijakan K3
telah diikuti.
 Meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam segala aktivitas
dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat aktivitas tersebut.
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

Dalam rangka pekerjaan Pengendalian Banjir dan Sedimen Sungai Cidurian


Wilayah Hulu; 0,1 KM; 100 HA; F; K; SYC berkomitmen melaksanakan konstruksi
berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh
pelaksanaan konstruksi telah mengikuti dan mematuhi peraturan yang telah
direncanakan seperti yang tercantum dibawah ini.

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah in :


Nama : FERI HERMAWAN
Jabatan : Direktur Cabang
Bertindak untuk dan atas nama : PT. KARTIKA TEGUH KARYA

Dalam rangka Pengadaan Pengendalian Banjir dan Sedimen Sungai Cidurian Wilayah
Hulu; 0,1 KM; 100 HA; F; K; SYC pada Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan SDA-1.12PK
BP2JK Wilayah Banten Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun
Anggaran 2023 berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya
Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Tangerang, 23 Februari 2023


PT. KARTIKA TEGUH KARYA

ttd

FERI HERMAWAN
Direktur Cabang
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIANRISIKO K3

Nama Perusahaan : PT. KARTIKA TEGUH KARYA


Kegiatan : Pengendalian Banjir dan Sedimen Sungai Cidurian Wilayah Hulu; 0,1 KM; 100 HA; F; K; SYC
Lokasi : Kab. Bogor Jawa Barat
Tanggal dibuat : Tangerang, 23 Februari 2023

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO PENILAIAN SISA RESIKO

JENIS PERSYARATAN
NO PEMENUHAN PENGENDALIAN AWAL NILAI TINGKAT PENGENDALIAN LANJUTAN NILAI TINGKAT KETERANGAN
URAIAN INDENTIFIKASI BAHAYA BAHAYA KEMUNG KEPARAH KEMUNG KEPARAH
PERATURAN RESIKO (F RESIKO RESIKO (F RESIKO
PEKERJAAN (Skenario bahaya) ( Tipe KINAN (F) AN (A) KINAN (F) AN (A)
X A) (TR) X A) (TR)
Kecelakaan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Memasang Rambu-rambu K3

- UU No. 1 Th. 1970


Bekerja sesuai metode yang tepat
Pekerjaan Beton Siklop Tertimpa material batu dan - UU No. 13 Th. 2003
1 Terluka 3 3 9 Sedang Administrasi 2 1 2 Kecil
(K-175) Terkena banjir bandang - Permen PUPR No. 21
Th. 2019 Memakai APD

Memperhatikan cuaca

Dibuat Oleh :

ttd.

FERI HERMAWAN
Direktur Cabang
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3

Nama Perusahaan : PT. KARTIKA TEGUH KARYA


Kegiatan : Pengendalian Banjir dan Sedimen Sungai Cidurian Wilayah Hulu; 0,1 KM; 100 HA; F; K; SYC
Lokasi : Kab. Bogor Jawa Barat
Tanggal dibuat : Tangerang, 23 Februari 2023

Sasaran Program
No. Pengendalian Risiko (sesuai kolom tabel 6 IBPRP) Jadwal Bentuk Penanggung
Uraian Tolok ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Indikator Pencapaian
Pelaksanaan Monitoring Jawab

Rambu yang
Agar pekerja tidak Purchase Order Komunikasi verbal Rambu terpasang di
Memasang Rambu-rambu K3 standart dan mudah Membuat rambu - rambu K3 Minggu ke 5 Direktur
memasuki area bahaya (PO) dan cheklis lapangan
pahami
Dapat dilaksanakan Semua Tahapan Pekerja Memahami dan
Mentapkan Metoda Kerja sesuai Dokumen Kontrak
Bekerja sesuai metode yang tepat sesuai dengan tahapan pekerja selesai Minggu ke 5 Daftar Simak melaksanakan sesuai Direktur
dengan standar. dan Manual SMKK
pekerjaan tanpa kecelakaan Metoda Kerja
sebelum memasuki
1 APD digunakan oleh APD (Helmet,
APD sesuai Semua pekerja menggunakan area proyek semua
Memakai APD semua pekerja sesuai rompi, sepatu, Minggu ke 5 Inspeksi Direktur
standart SNI APD sesuai resiko K3 pekerja menggunakan
peraturan kaos tangan)
APD
Apabila terjadi hujan
Hujan deras dan
dan sungai meluap Berkordinasi dengan pihak
Memperhatikan cuaca terjadi banjir SDM Minggu ke 5 Laporan Terkordinasi Direktur
pekerja dan peralatan terkait cuaca
bandang
aman

Dibuat Oleh :

ttd.

FERI HERMAWAN
Direktur Cabang
B.3. Standar dan Peraturan Perundang – Undangan

No. Pengendalian Peraturan Perundangan & Persyaratan Pasal sesuai


Resiko Lainya Pengendalian
Resiko
1 Penggunaan tenaga UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Pasal 1 ayat (6)
kerja yang Keselamatan Kerja
berkompeten

2 Kewajiban UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Pasal 86


perusahaan Ketenagakerjaan
melindungi pekerja

3 Standar Keamanan, UU Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Pasal 59


Keselamatan, Konstruksi
Kesehatan,
Keberlanjutan (K4)
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan dan
pekerja yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material serta lingkungan
sekitarnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3 adalah:
 Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak terjadi korban jiwa (Zero Fatal
Accident)
 Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko pekerjaanya
masinng-masing
 Menghindari adanya penyakit akibat kerja
 Tidak terdapat kotoran apa saja di tempat kerja
 Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
 Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh
aktifitas kerja
 Semua orang berprilaku sesuai dengan norma kerja positif yang dikembangkan
ditempat kerja.

Dalam penyediaan sumber daya manusia, perusahaan harus membuat prosedur


pengadaan secara efektif, meliputi:
A. Pengadaan sumber daya manusia sesuai kebutuhan dan memiliki kompetensi
kerja serta kewenangan dibidang K3 yang dibuktikan melalui sertifikat K3 yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan surat izin kerja/operasi dan/atau
surat penunjukan dari instansi yang berwenang;
B. Pengidentifikasian kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap tingkatan
manajemen perusahaan dan menyelenggarakan setiap pelatihan yang dibutuhkan;
C. Pembuatan ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi K3 secara efektif;
D. Pembuatan peraturan untuk memperoleh pendapat dan saran para ahli; dan
E. Pembuatan peraturan untuk pelaksanaan konsultasi dan keterlibatan
pekerja/buruh secara aktif

Penanggung Jawab K3

Emergency/Kedaruratan P3K Kebakaran/Huru Hara


Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Tenaga Keselamatan Konstruksi :
1. Unit proyek K3
a. Memberikan penjelasan mengenai K3
b. Mengevaluasi pelaksanaan K3 secara perodik
c. Memberikan penyuluhan / pembinaan dan pengembangan mengenai
mengenai pelaksanaan K3 did proyek
d. Konsultasi dan komunikasi K3

2. Koordinator Tim Tanggap Darurat


1. Membatu P2K3 dalam menjalankan manajemen K3
2. Mengkoordinir bagian-bagian dibawahnya dan melakukan pengawasan
bahwa manajemen K3 dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan.
3. Mempelajari, menganalisa dan melaksanakan semua perencanaan yang
diterima dari P2K3
4. Memonitor kondisi dan siatuasi fisik dan personil yang ada di lingkungan
proyek
5. Melakukan koordinasi dengan aparat setempat
6. Menghentukan pelaksanaan pekerjaan bilamana dinilai hal tersebut dapat
membahayakan keselamatan pekerja
7. Membuat dan mengajukan jadwal pelatihan-pelatihan
8. Menyusun metrics kompetensi
9. Mengkoordinir petugas-petugas evakuasi, pemadaman kebakaran, P3K dan
anti huru hara
10. Memerintahkan petugas teknis dan mekanik untuk memutuskan atau
mematikan aliran listrik bila terjadi kebakaran, gempa bumi, kecelakaan kerja
yang diakibatkan listrik.
3. Koordinator evakuasi
1. Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen
K3
2. Mempelajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan
evakuasi
3. Melaksanakan evakuasi bila terjadi keadaan darurat, kecelakaan kerja, bahaya
kebakaran, ancaman bom dan huru hara
4. Selalu mendahulukan keselamatan jiwa daripada barang

4. Koordinator P3K
A. Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen
k3
B. Memperlajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan
C. Membuat hubungan yang baik dengan pihak terkait seperti rumah sakit,
dokter dan tim medis
D. Memberikan pertolongan pertama pada korban sesuai kondisi korban
5. Koordinator Anti Huru Hara
1. Membantu koordinator tim tanggap darurat dalam menjalankan manajemen
k3
2. Memperlajari situasi dan kondisi bila setiap saat diperlukan untuk melakukan
pengamanan atas terjadi nya huru hara
3. Melokalisir tindakan huru hara agar tidak meluas
4. Menyidik tindakan persuasive untuk meredakan huru hara tersebut
5. Siaga dan tanggap atas kondisi yang ada

C.2. Kompetensi
Pelatihan dan kompetensi Kerja, dilakukan dengan melakukan pengidentifikasian dan
pendokumentasian standar kompetensi kerja K3. Standar kompetensi kerja K3 dapat
diidentifikasi dan dikembangkan sesuai kebutuhan dengan :

1. Menggunakan standar kompetensi kerja yang ada;


2. Memeriksa uraian tugas dan jabatan;
3. Menganalisis tugas kerja;
4. Menganalisis hasil inspeksi dan audit; dan
5. Meninjau ulang laporan insiden.

Hasil identifikasi kompetensi kerja digunakan sebagai dasar penentuan program


pelatihan yang harus dilakukan, dan menjadi dasar pertimbangan dalam penerimaan,
seleksi dan penilaian kinerja

C.3. Kepedulian
Kepedulian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan membuat
rencana dan program kerja sebagai tindakan pencegahan terhadap risiko
kecelakaan kerja, sakit akibat pekerjaan dan pemulihan lingkungan yang tercemar
akibat pekerjaan konstruksi.
Program kepedulian keselamatan konstruksi dalam pekerjaan ini merupakan rencana
program dan kami tuangkan sebagai berikut :
- Seluruh pekerjaan terukur dan terpantau dalam pelaksanaan pemenuhan standar
K3 konstruksi
- Program pemeriksaan dan pengawasan secara periodik dalam mengindetifikasi
bahaya kecelakaan dan sakit akibat kerja
- Melaksanakan Sosialisasi terhadap lingkungan masyarakat sekitar area pekerjaan
yang berpeluang terhadap potensi bahaya di lokasi kerja
- Melakukan rapat rutin manajemen proyek sebagai bahan evaluasi dalam setiap
risiko bahaya yang muncul di tempat kerja
- Memfasilitasi terhadap kebutuhan bahan utilitas dan tenaga kerja serta peralatan
pendukung sesuai rencana keselamatan konstruksi
C.4. Komunikasi

NO Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan


1 Induksi Keselamatan Konstruksi 1. Dilaksanakan kepada
( Safety Induction) setiap pekerja baru dating
di proyek
Ahli K3 2. Tamu yang akan masuk
Konstruksi/Petugas ke dalam proyek
K3 3. Pekerja lama datang
kembali setelah 6 bulan
meninggalkan proyek

2 Pertemuan pagi hari Ahli K3


Setiap pagi hari sebelum
(safety morning) Konstruksi/Petugas
mulai pekerjaan 10 – 15 menit
K3
3 Pertemuan Kelompok Kerja Kepala Kapan saja dengan durasi 10
(toolbox meeting) regu/Mandor s/d 15 menit
4 Rapat Keselamatan Konstruksi Project Manager,
(construction safety meeting) Ahli K3 Kontruksi, Seminggu sekali
Petugas K3

Prosedur informasi K3 harus menjamin pemenuhan kebutuhan untuk :


- mengkomunikasikan hasil dari sistem manajemen, temuan audit dan tinjauan
ulang manajemen dikomunikasikan pada semua pihak dalam perusahaan yang
bertanggung jawab dan memiliki andil dalam kinerja perusahaan;
- melakukan identifikasi dan menerima informasi K3 dari luar perusahaan; dan
- menjamin bahwa informasi K3 yang terkait dikomunikasikan kepada orang-orang
di luar perusahaan yang membutuhkan.
Informasi yang perlu dikomunikasikan meliputi:
1. Persyaratan eksternal/peraturan perundangan-undangan dan internal/ indikator
kinerja K3;
2. Izin kerja;
3. Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko serta sumber bahaya yang
meliputi keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat kerja, peralatan lainnya,
bahan-bahan, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, dan proses produksi;
4. Kegiatan pelatihan K3;
5. Kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan;
6. Pemantauan data;
7. Hasil pengkajian kecelakaan, insiden, keluhan dan tindak lanjut;
8. Identifikasi produk termasuk komposisinya;
9. Informasi mengenai pemasok dan kontraktor; dan
10. Aaudit dan peninjauan ulang SMK3
 Komunikasi Internal
1. Karyawan diberikan atau mendapat informasi mengenai pedoman dan prosedur
Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta
pelaksanaannya di lingkungan perusahaan, melalui kegiatan pelatihan dan
pelaksanaannya dikoordinir oleh Technical Training Department.
2. Karyawan mendapatkan informasi mengenai kebijakan terpadu (kualitas,
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja), manual SMK3, hasil rapat-rapat
P2K3, artikel-artikel K3, perubahan- perubahan pada prosedur/instruksi kerja,
penyelesaian masalah/keluhan K3, program-program dan kinerja K3. Informasi
ini diberikan melalui pelatihan, penjelasan/briefing K3 harian/mingguan atau
melalui papan pengumuman dan bulletin K3 (melalui media cetak atau
elektronik internal perusahaan).
3. Informasi mengenai peraturan perundangan K3 akan disediakan oleh
EHS Manager kepada tiap Kepala Departemen / SMR-Safety Management
Representatif/EMR-Environment Management Representatif / SR-Safety
Representatif/ER-Environment Representatif Departemen.Laporan hasil
kegiatan inspeksi K3, pemantauan lingkungan dan lingkungan kerja dan
penyelidikan kecelakaan disiapkan oleh EHS Department sebagai salah satu
bahan yang akan dibahas dalam rapat bulanan/rapat khusus P2K3, dan
dibuatkan risalah rapat P2K3 dan disebarluaskan kepada tiap Kepala
Departemen/Safety Management Representatif/Environment Management
Representatif dan Safety/Environment Representatif serta seluruh anggota
P2K3.
4. Hasil laporan audit internal/eksternal SMK3 disiapkan oleh personil EHS
Department berdasarkan laporan tim auditor internal / eksternal dan
didistribusikan kepada pihak internal ( Dewan Direksi, Ketua P2K3, Kepala
Divisi, Kepala Departemen/Safety Management Representatif/Environment
Management Representatif, Safety Representatif, Environment Representatif )
dan pihak eksternal jika diperlukan (misal Auditor Eksternal).
5. Tanda-tanda peringatan K3 (poster, sign, label, dll) disediakan oleh EHS
Department dengan terlebih dahulu masing-masing Kepala Departemen
melampirkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian resiko di departemennya
disertai dengan formulir pengajuan permintaan tanda-tanda peringatan K3.

 Komunikasi Eksternal
1. Personil EHS Department menghubungi instansi-instansi terkait (misal : Kanwil
Depnaker / Dinas Depnaker Kabupaten / Kotamadya, Bapedal, Depkes dan
sebagainya) untuk mendapatkan informasi terkini mengenai peraturan
perundangan berkaitan dengan K3 diIndonesia.
2. Setiap 3 bulan sekali perusahaan, melaporkan hasil kegiatan P2K3 kepada Dinas
Tenaga Kerja Setempat, dimana laporannya disiapkan oleh sekretaris P2K3 dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris P2K3.
3. Laporan kecelakaan kerja dan hasil penyelidikannya disiapkan oleh EHS
Manager dan disampaikan kepada Kepala Operasi, Ketua P2K3 tembusannya
kepada pihak Kemennaker setempat.
4. Pihak pemasok dan kontraktor / sub kontraktor yang terikat kontrak dengan
perusahaan, untuk menyediakan barang atau jasa diinformasikan tentang
kebijakan dan ketentuan K3 perusahaan. Informasi diberikan oleh Procurement
Manager dan bila diperlukan pihak perusahaan dapat memberikan pelatihan
awal atau penjelasan / briefing K3 kepada kontraktor yang akan bekerja di
lingkungan perusahaan
5. Pihak Satuan Pengaman / Security di Pos Komando Keamanan perusahaan
berkewajiban memberikan informasi kepada setiap tamu yang akan memasuki
area pabrik / plant di lingkungan operasi perusahaan tentang Kebijakan Terpadu
(Kualitas, Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan-peraturan
umum K3 dan prosedur menghadapi keadaan darurat.
6. Informasi-informasi yang berkaitan dengan kondisi darurat/emergency yang
terjadi diperusahaan diatur dan mengikuti prosedur komunikasi tanggap
gawat darurat.
Untuk menjamin kerahasiaan semua informasi yang berkaitan dengan K3, diatur dan
mengikuti peraturan perusahaan mengenai “Non-Disclosure Agreement”
(Perjanjian/Kesepakatan Tidak Membocorkan Rahasia Perusahaan) yang telah
ditanda tangani oleh setiap karyawan PT. KARTIKA TEGUH KARYA

C.5. Informasi Terdokumentasi


Dokumentasi informasi yang dikelola oleh organisasi adalah untuk tujuan
mengkomunikasikan informasi yang diperlukan bagi organisasi untuk operational
organisasi dalam pekerjaan.

Informasi terdokumentasi dalam hal ini diuraikan sebagai berikut :


 Proses terdokumentasi
- Struktur organisasi
- Diagram alur pekerjaan
- Prosedur tetap kegiatan
- Instruksi kerja / pedoman kerja
- Spesifikasi Teknis
- Jadwal pekerjaan
- Daftar Aplikator pendukung kegiatan
- Rencana kuantitas pekerjaan
- Rencana kualitas pekerjaan
- Rencana strategis berkelanjutan
- Formulir terkait rencana dalam pelaksanan
 Pencapaian Hasil Pekerjaan
 Proses yang sedang dilakukan seperti yang direncanakan (terdokumentasi)

kesesuaian untuk tujuan pemantauan dan pengukuran sumber daya


kompetensi orang yang melakukan pekerjaan di bawah kendali organisasi yang
mempengaruhi performa dan efektivitas SMM
 Hasil dari tinjauan dan persyaratan baru untuk produk dan jasa

 Rekaman yang dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa desain dan


pengembangan persyaratan telah terpenuhi
 Rekaman pada input desain dan pengembangan

 Rekaman kegiatan kontrol desain dan pengembangan

 Rekaman desain dan output pengembangan

 Perubahan Desain dan pengembangan , termasuk hasil review dan otorisasi

perubahan dan tindakan yang diperlukan


 Rekaman evaluasi, seleksi, monitoring kinerja dan evaluasi ulang dari penyedia

eksternal dan setiap dan tindakan yang timbul dari kegiatan


 Rekaman milik pelanggan atau penyedia eksternal yang hilang, rusak atau

ditemukan tidak sesuai untuk digunakan dan komunikasinya kepada pemilik


 Hasil dari tinjauan perubahan untuk penyediaan produksi atau jasa, orang-

orang otorisasi perubahan, dan tindakan yang perlu diambil


 Rekaman rilis resmi dari produk dan layanan untuk pengiriman ke pelanggan

termasuk kriteria penerimaan dan traceability untuk orang yang meng


otorisasi
 Rekaman ketidaksesuaian, tindakan yang diambil, konsesi yang diperoleh dan

identifikasi orang yang berwenang memutuskan tindakan sehubungan dengan


ketidaksesuaian
 Hasil evaluasi kinerja dan efektivitas SMM

 Bukti pelaksanaan program audit dan hasil audit

 Bukti hasil tinjauan manajemen

 Hasil dari setiap tindakan korektif


D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

Nama Pekerjaan : Pekerjaan Beton Siklop (K-175)


Nama Paket Pekerjaan : Pengendalian Banjir dan Sendimen Sungai Cidurian
Wilayah Hulu; 0,1 KM; 100 HA; F; K; SYC
Tanggal Pekerjaan : Minggu Ke 5 – s/d Minggu Ke 15

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :

1 Helm/Safety Helmet ✓ 4 Rompi Keselamatan/Safety Vest ✓

2 Sepatu/Safety Shoes ✓ 5 Masker Pernafasan/Respiratory ✓


✓ ✓
3 Sarung Tangan/Safety Gloves 6 …. Dst.

Urutan Langkah
Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab
Pekerjaan
Persiapan Alat dan Bahan - Terkena peralatan Memakai APD Ahli K3 Konstruksi
kerja
- Tertimpa material
Pekerjaan Dinding Beton - Tertimpa material Memakai APD Ahli K3 Konstruksi
Siklop - Terkena peralatan
kerja
- Terperosok
Pengecoran Beton Siklop - Tertimpa material Memakai APD Ahli K3 Konstruksi
Beton
- Terkena peralatan
kerja
- Tertimpah material

D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi


Perencanaan operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
a. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
b. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab
Kegiatan SMK3
c. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
d. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
e. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
f. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
g. Persyaratan Operator Alat Angkat
1. Operator Alat Angkat harus memenuhi kompetensi
2. Setiap Operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Izin Operasi) atau
bersertifikat yang di keluarkan oleh Badan yang berwenang
h. Rambu Peringatan / Larangan / Anjuran
- PenempatanRambu-rambuperingatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai
dengan kondisi di tempat kerja
- Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca
i. Alat Pelindung Diri
 Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko
 Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis
pekerjaan
j. Tamu/pengunjung dan pihak luar
1. Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja
2. Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri)
3. Induksi K3
4. Prosedur dan Persyaratan tanggap darurat.

D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi darurat


Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja tanpa bisa diduga. Keadaan darurat
umumnya bisa terjadi karena sebab alami seperti banjir, gempa bumi, angin
puting beliung, atau akibat dari keterlibatan manusia, misalnya kebakaran, bahan
kimia, tumpahan zat beracun, atau kegagalan struktur bangunan. ISO 45001
memastikan organisasi siap untuk menangani semua keadaan darurat melalui
perencanaan respons yang memadai.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk perencanaan tanggap darurat


adalah:

1. Identifikasi keadaan darurat: Langkah pertama menuju perencanaan tanggap


darurat adalah mengidentifikasi semua situasi darurat yang mungkin dihadapi
organisasi selama jam kerja atau setelah jam kerja. Pertimbangkan lokasi
perusahaan, sifat pekerjaan perusahaan, mesin atau bahan kimia yang digunakan,
dibuat, atau disimpan di dalam lokasi. Buat daftar semua potensi keadaan darurat
yang mungkin dihadapi perusahaan. Lakukan penilaian risiko yang terkait dengan
keadaan darurat ini.
2. Identifikasi persediaan / sumber daya yang diperlukan untuk menanggapi
keadaan darurat : Anda perlu menilai kemampuan tempat kerja Anda saat ini
untuk merespons keadaan darurat. Ini termasuk sumber daya internal dan
eksternal, persediaan medis atau lainnya yang diperlukan untuk menanggapi
keadaan darurat. Anda mungkin dapat mengendalikan beberapa keadaan darurat
dengan kontrol proaktif, seperti mengurangi sumber pengapian. Selain kontrol
proaktif, identifikasi kontrol reaktif seperti saluran komunikasi, bantuan medis,
generator, peralatan pemadam kebakaran, dan lain-lain yang mungkin diperlukan
saat keadaan darurat terjadi.
3. Buat rencana tanggap darurat: Rencana Tanggap Darurat yang tepat perlu
dibuat setelah keadaan darurat dan mekanisme tanggapan mereka diidentifikasi.
Ini akan mencakup prosedur untuk menangani keadaan darurat, lokasi dan
instruksi untuk fasilitas darurat, prosedur evakuasi, alarm dan fasilitas darurat.
4. Komunikasikan dan Latih pekerja / pemangku kepentingan yang relevan
tentang tanggap darurat : Begitu Rencana Tanggap Darurat dibuat, penting
untuk mengkomunikasikan rencana tersebut kepada semua pekerja / pemangku
kepentingan yang relevan. Anda perlu melatih pekerja untuk menangani situasi
darurat. Latihan darurat yang sering dapat dilakukan untuk mendidik pekerja dari
waktu ke waktu.
5. Evaluasi dan revisi prosedur tanggap darurat : Prosedur tanggap darurat
harus dievaluasi setelah latihan atau setelah keadaan darurat dihadapi. Jika perlu,
prosedur darurat ini harus diubah atau direvisi berdasarkan hasil pengujian atau
latihan.
6. Perencanaan tanggap darurat penting bagi setiap perusahaan karena selalu lebih
baik berhati-hati dengan cara aman daripada menyesal. Membuat rencana
respons yang efektif untuk keadaan darurat mungkin membutuhkan usaha yang
lebih, tetapi tentunya akan terbayarkan dalam jangka panjang. Ini memastikan
keselamatan pekerja Anda dan membantu membangun tempat kerja yang sehat
dan aman.
E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI

Bulan Ke
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Inspeksi Keselamatan Pengawas,
1 Konstruksi Ahli K3 Kontruksi, Petugas
K3
Patroli Keselamatan Ketua UKK
2
Konstruksi
3 Audit internal Ketua UKK

E.1. Pemantauan dan evaluasi


Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagian D (Operasi keselamatan konstruksi) berdasarkan upaya
pengendalian pada bagian B (Perencanaan keselamatan konstruksi) dan C (Dukungan
keselamatan konstuksi).

Hal-hal yang harus dilaporkan dalam laporan evaluasi dan kinerja K3 adalah :
Rekapitulasi kecelakaan kerja dengan mengacu pada pelaporan dan penyelidikan kecelakaan
yang sudah di buat :
1. Occupational Injury/Illness (Cidera/Sakit Akibat Kerja)
2. Fatality (Meninggal Dunia)
3. Loss Work Day / Loss Time Injury (Hilang Hari Kerja)
4. Restricted Work Day (Kerja Terbatas)
5. Medical Treatment (Perawatan Kesehatan)
6. First Aid (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
7. Fire Accident (Kebakaran)
8. Traffic Accident (Kecelakaan lalu lintas)
9. Environmental Accident (Kecelakaan Lingkungan)
10. Property Damage Accident (Kecelakaan peralatan atau mesin)
11. Near miss (Hampir celaka)
12. Man Hour (Jam kerja)
13. Km Driven (Kilometer mengemudi-untuk kendaraan perusahaan)

E.2. Tinjauan manajemen


Manajemen secara rutin meninjau ulang dan terus menerus meningkatkan OHSAS/SMK3
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan.
Tinjauan ini dilakukan terhadap :
1. Penerapan Kebijakan K3
2. Pencapaian tujuan dan sasaran K3
3. Hasil temuan audit internal
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi dilakukan dengan melakukan
pemantauan, pengawasan, pelatihan dan pembahasan rapat SMK3 secara periodik
serta dengan melaksanakan audit secara menyeluruh dimulai pada tahap pelaksanaan
serta penyelesaian proyek.
Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan berdasarkan pertimbangan :

1. Perubahan Peraturan Perundang-Undangan;


2. Tuntutan Dari Pihak Yang Terkait Dan Pasar;
3. Perubahan Produk Dan Kegiatan Perusahaan;
4. Perubahan Struktur Organisasi Perusahaan;
5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Termasuk Epidemologi;
6. Hasil Kajian Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja;
7. Adanya Pelaporan; Dan/Atau Adanya Saran Dari Pekerja/Buruh

Demikian Penyusunan Rencana Keselamatan Konstruksi PT. KARTIKA TEGUH KARYA


disusun sebagai petunjuk dalam rencana pelaksanaan pekerjaan.
Manajemen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) akan terus diperbarui demi efektivitas
pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi secara berkesinambungan.

Tangerang, 23 Februari 2023


PT. KARTIKA TEGUH KARYA

ttd

FERI HERMAWAN
Direktur Cabang

Anda mungkin juga menyukai