DAFTAR ISI
Pekerjaan bidang konstruksi adalah yang kompleks dan begitu banyak melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja,
alat dan bahan material dengan kapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik secara pribadi ataupun secara kolektif bersama-
sama dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan. Kurangnya terampilnya tenaga kerja akan memepengaruhi kelancaran
pekerjaan dan sangat merugikan semua pihak yang terkait dalam kegiatan proyek.
Mengenai pentingnya Konsep RKK sebelum pelaksanaan pekerjaan lapangan dimulai, diharapkan dapat memberikan
pertimbangan bahwa pentingnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bermanfaat bagi pekerja proyek untuk dapat
berprestasi secara optimal.
Konsep RKK ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang aman dan menekankan zero accident (nihil kecelakaan fatal) dalam
pelaksanan proyek. Untuk itu agar dalam pelaksanaan proyek nantinya terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3, dengan ini kami sebagai pelaksana pekerjaan konstruksi menetapkan Kebijakan K3
sebagai berikut: dari segenap jajaran Direksi dan Personil serta Pekerjaan berkomitmen untuk mempersiapkan dan melaksanakan
Keselamatan Konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Berkomitmen dalam melakukan pemutakhiran secara berkelanjutan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Pemimpin berkomitmen dan fokus pada Keselamatan Konstruksi. Pemimpin bersama staff dan Pekerja membuat,
memahami dan menerapkan kebijakan K3 dalam perusahaan dan di lapangan.
6. Pemimpin menjadi contoh penerapan Keselamatan Konstruksi. Pelaksanaan Konsep Keselamatan Konstruksi yang
dimulai dari Pemimpin adalah cara paling memberi dampak bagi semua personil dalam implementasi K3 di dalam
organisasi Perusahaan dan lapangan.
7. Pemimpin menerapkan standard kinerja Keselamatan yang tinggi. Memberi keyakinan kepada semua team bahwa
menerapkan Keselamatan Konstruksi adalah hal yang benar dan penentu untuk keberhasilan dari tujuan
perusahaan.
8. Pemimpin menetapkan standaed kinerja Keselamatan Konstruksi secara mendetail. Setiap kriteria pada konsep
Keselamatan Konstruksi harus detail dan terukur. Ukuran kualitatif dirembukkan dan dipermudah untuk
menentukan tingkat/standard secara kuantitatif.
9. Pemimpin mendengarkan dan melibatkan semua personil dan tenaga kerja.
10. Pemimpin dan semua personil dibuat merasa bahwa mereka adalah bagian sesuatu yang penting dari implementasi
Keselamatan Kontruksi.
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Dalam rangka Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Jembatan di Pasar 3 yang menghubungkan desa Sukarame dan Kelurahan Aek
Kanopan Timur Pada Pokja Pemilihan : Pokmil 05, berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident,
dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
Amal Ramadani
Wakil Direktur
B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang
(Skenario Bahaya)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Setiap Pekerja Di
Berikan Pengarahan
Terkait Pelaksanaan K3.
Ketika Kecelekaan
Permen PUPR No.21
Terjadi, Petugas K3
Tahun 2019 tentang Setiap Pekerja di
Memastikan Pekerja
Beton strukur fc' 20 Luka Akibat Kesalahan Luka Sedang Pedoman Sistem Wajibkan Menggunakan ADMINISTRATI
1 Manajemen APD.
2 3 6 SEDANG
F
N/A N/A N/A N/A untuk Degera
Mpa dalam Pengadukan Beton / Berat Mendapatkan
Keselamatan
Penaganan Medis
Konstruksi
Secepatnya.
Menyusun Instruksi
Kerja Pekerjaan dan
Memasang Rambu
Rambu di Lokasi
Pekerjaan
Keterangan:
1. Pejabat Penandatangan Kontrak mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2. Pejabat Penandatangan Kontrak mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh Pejabat Penandatangan Kontrak berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana
penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4. Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan
Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan, maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a".
SUNAWAR SIRINGORINGO
PETUGAS K3
B.2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus & Program Khusus)
Pekerja
1 Menggunakan Metode Menyusun Kerangka Pekerja Memahami PETUGAS K3
Setiap Pekerja di Wajibkan Memahami Dokumen / Sebelum
Menggunakan APD.
Kerja / Instruksi Kerja Acuan Kerja Sebelum Check List Instruksi/Metode
Instruksi/Metode Instruksi Kerja Pelaksanaan
Selama Pekerjaan. Bekerja di Lokasi Kerja.
Kerja.
SUNAWAR SIRINGORINGO
PETUGAS K3
B.3. Standar dan Peraturan Perundangan
Nomor
Peraturan Perundang - Undangan
Dokumen
1 Undang-Undang Dasar 1945
UU No. 1/1970
2
Tentang Keselamatan Kerja
UU No. 23/1992
3
Tentang Kesehatan
UU No. 3/1992
4
Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999
5
Tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012
6
Tentang Penerapan SMK3
7 Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. : Ins/11/M/BW/1997
8
Tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulan Kebakaran
Keputusan Menaker R.I No. : Kep-186/Men/1999 : Kep- 186/Men/1999
9 Tentang Unit PenanggulangTentang Unit Penanggulanganan Kebakaran di Tempat Kerja
Kebakaran di Tempat Kerja
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. : Ins/11/M/BW/1997
10
Tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
Standard Peraturan Perundang-Undangan
C. 2 Kompetensi
Penerapan dan pengembangan SMK3 yang efektif ditentukan oleh kompetensi kerja dan pelatihan dari setiap tenaga kerja di
perusahaan. Pelatihan merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
K3.
Prosedur untuk melakukan identifikasi standar kompetensi kerja dan penerapannya melalui program pelatihan harus tersedia. Setelah
penilaian kemampuan gambaran kompetensi kerja yang dibutuhkan dilaksanakan, program pelatihan harus dikembangkan sesuai
dengan hasil penilaiannya. Prosedur pendokumentasian pelatihan yang telah dilaksanakan dan dievaluasi efektifitasnya harus
ditetapkan.
C. 3 Kepedulian
Bentuk kepedulian perusahaan kami dalam upaya untuk memenuhi standar SMKK Zero Accident yakni sebagai berikut :
a) Menjamin setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung risiko K3 memiliki kompetensi atas
dasar pendidikan dan pelatihan atau pengalaman yang sesuai.
b) Mengidentifikasi dan melaksanakan pelatihan K3.
c) Mengevaluasi keefektifan pelatihan.
d) Membuat, menerapkan dan memlihara prosedur kerja karyawan.
e) Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan untuk mempunyai :
- Perubahan kebijakan K3, perubahan Peraturan Perusahaan di Bidang K3 dan perubahan – perubahan
lainnya yang terkait dengan K3.
- Perubahan terhadap personil, peralatan, material, proses dan prosedur.
Memilih dan menetapkan tata cara komunikasi dan konsultasi yang sesuai untuk menyampaikan informasi mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) kepada seluruh pegawai atau pihak eksternal yang
berkepentingan
Melakukan komunikasi dan konsultasi mengenai hal - hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ke
seluruh pekerja di lingkungan kerja atau pihak eksternal yang berkepentingan dengan salah satu cara sebagai berikut ini,
baik secara tertulis maupun lisan.
- Induksi
Induksi K3 akan diberikan kepada karyawan baru, karyawan lama yang pindah tugas atau dipromosikan, tamu,
subkontraktor dan pihak lain yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Rapat K3
Rapat K3 dilakukan di proyek dengan frekuensi minimal 1 (satu) minggu sekali, dengan melibatkan wakil dari
subkontraktor dan mandor borong dan hasilnya dicatat sebagai risalah rapat, untuk menjadi dasar dalam implementasi K3,
Rapat K3 di Lokasi / Proyek disesuaikan dengan Rencana K3 di Lokasi / Proyek.
- Rapat P2K3
Rapat Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pusat / proyek dilaksanakan sekurang- kurangnya 3 bulan sekali,
yang membicarakan tentang sasaran dan program K3, insiden yang terjadi, kesesuaian penerapan K3 di proyek dan di
pusat, serta pemenuhan perundangan yang berlaku yang telah disepakati.
- Rapat Tinjauan Manajemen K3
Rapat Tinjauan Manajemen K3 dilakukan sesuai prosedur Tinjauan Manajemen (yaitu minimal setahun dua kali)
Papan Pengumuman
Papan pengumuman akan dipasang ditempat yang strategis agar mudah dibaca oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
Semua kegiatan komunikasi dan konsultasi akan didokumentasikan oleh perusahaan dengan menggunakan formulir
Konsultasi dan dokumentasi, jika tidak tercover dengan formulir lainnya.
Jika dalam pelaksanaan komunikasi atau konsultasi ditemukan suatu hal yang dapat memperbaiki kinerja K3 maka akan
diajukan ke pihak manajemen untuk dijadikan sebagai agenda dalam rapat tinjauan manajemen
Jika dalam pelaksanaan komunikasi atau konsultasi ditemukan suatu hal yang dapat memperbaiki kinerja K3 maka akan
diajukan ke pihak manajemen untuk dijadikan sebagai agenda dalam rapat tinjauan manajemen
Jika dalam proses konsultasi dan komunikasi ditemukan masalah yang tidak bias diselesaikan di masingmasing tingkat,
maka masalah tersebut akan dikonsultasikan dan dikomunikasikan ke Wakil manajemen K3 dan hasilnya akan disampaikan
kembali ke pihak yang berkepentingan.
C. 5 Informasi Terdokumentasi
1) Ruang Lingkup :
Dokumen sistem manajemen mutu dan sistem manajemen K3 yang dikendalikan oleh Pusat Pengendali Dokumen (PPD)
mencakup : Kebijakan Mutu & K3 & Sasaran Mutu & K3, Pedoman Mutu & K3, Prosedur Mutu & K3, Rencana Mutu &
K3, Instruksi Kerja, Formulir, Gambar Kerja, Dokumen Eksternal.
Pengendalian dokumen eksternal ini dilakukan sama dengan pengendalian dokumen sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen K3 yang lain, sebagai berikut:
a) Pembuatan “Daftar Induk Dokumen Eksternal” (termasuk juga status revisi pada dokumen yang di
maksud)
b)
Pendistribusian dan mengontrol dokumen eksternal sesuai dengan prosedur pengendalian dokumen.
c) Untuk peminjaman dokumen eksternal yang di butuhkan untuk waktu sementara digunakan “Daftar
Peminjam Dokumen”.
d) Dokumen eksternal ditinjau kesesuaiannya (valid tidaknya) setahun sekali di awal tahun dengan cara
menghubungi pihak-pihak yang menetapkanya atau melalui media informasi yang ada, termasuk media
internet.
Dengan memperhatikan faktor—faktor penyebab tersebut diatas maka perlu dibuat suatu Program Pencegahan Kecelakaan Kerja berupa
Rencana Program K3 agar resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalkan, dengan harapan agar hal-hal yang tidak diinginkan
seperti kecelakaan kerja tidak terjadi. Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus memperhatikan hal - hal sebagai
berikut :
Lingkup Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini adalah untuk proyek melaksanaan pekerjaan :
- Melindungi Setiap Pekerjan dan Orang Lain yang Berada di Tempat Kerja.
- Menjamin Setiap Sumber Produksi dapat dimanfaatkan dengan aman dan efisien.
- Menjamin Proses Produksi berjalan secara lancar dan aman.
Secara umum dapat diartikan bahwa tujuan penerapan Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di proyek melaksanaan
paket pekerjaan adalah agar tidak terjadi Kecelakaan Kerja (Zero Accident) yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
a. Inspeksi
1. Prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi yang ditandatangani oleh Ahli Teknik
terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen.
2. Lembar Periksa
Memuat format lembar periksa lingkup pekerjaan, pesawat angkat & angkut (alat berat),
perkakas, bahan/material, lingkungan, kesehatan, keamanan, dan lain-lain. Lembar periksa
ditandatangani pada satu periode waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan). Inspeksi terdiri
dari berbagai macam bentuk lembar periksa sekurang-kurangnya mencakup:
Bulan Ke -
No. Kegiatan PIC
1 2 3 4
Inspeksi Ahli K3
1 Keselamatan Konstruksi - ✓ ✓ ✓ ✓
Konstruksi Muda
Patroli Ahli K3
2 Keselamatan Konstruksi - ✓ ✓ ✓ ✓
Konstruksi Muda
Ahli K3
3 Audit Internal Konstruksi - ✓ ✓ ✓ ✓
Muda
Di tanda tangani oleh pihak-pihak yang ditunjuk oleh Pimpinan Penyedia Jasa.
1) Mengevaluasi SMK3 untuk menentukan apakah telah memenuhi tujuan yang direncanakan;
2) Mengevaluasi SMK3 untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan termasuk para pekerja;
6) Memberikan arahan terhadap umpan balik, termasuk penentuan prioritas, perencanaan yang bermakna dan
perbaikan berkesinambungan.
E. 2 Tinjauan Manajemen
Tinjauan Manajemen fokus terhadap keseluruhan kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap operasional dan aktivitas Perusahaan.
b. Kecukupan pemenuhan penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kebijakan K3
Perusahaan.
c. Keefektivan penyelesaian tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta hasil-hasil lain yang dicita-citakan.
Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh Pimpinan Perusahaan dan dilaksanakan secara berkala yang secara umum dilaksanakan
minimal 1 (satu) tahun sekali untuk meninjau penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan berjalan
secara tepat. Hal-hal yang dapat di jadikan acuan dalam melaksanakan Tindakan Peninjauan Manajemen antara lain :
Kualitas udara
Upaya
ambien Ahli K3
Pemantauan PP RI Area 1 bulan sekali selama
1. SO2, NO2, CO, Konstruksi - Terkoreksi
Lingkungan No.41/1999 proyek tahap konstruksi
HC, TSP Muda
Kepmenkes
Upaya
Intensitas 1405/MENKE Ahli K3
Pemantauan Area 1 bulan sekali selama
2. kebisingan S/SK/XI/ Konstruksi - Terkoreksi
Kenyamanan genset tahap konstruksi
< 85 dB 2002 Muda
Kerja
Peninjauan yang dilakukan terhadap manajemen perusahaan diantaranya tentang evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan,
kinerja K3, pencapaian sasaran K3, komunikasi yang terjalin dengan pihak luar berkaitan dengan kritik dan saran yang membangun,
status penyelidikan IBPR serta persyaratan perundang-undangan yang terkait dengan K3.
Untuk menjamin kesesuaian dan kefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian tujuan SMK3, pengusaha dan / atau pengurus
perusahaan atau tempat kerja harus :
a. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala.
b. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa perusahaan.
SUNAWAR SIRINGORINGO
PETUGAS K3