PETUNJUK KERJA
PEMASANGAN, PENEMPATAN DAN
PENGOPERASIAN TOWER CRANE
Edisi ke - 1
PROSES PENDUKUNG
Pemrakarsa Persetujuan
Jabatan Manager Biro HSE General Manager
Tanda tangan
Status Dokumen
Nomor: Nomor:
Tanggal: 2 Juni 2022 Tanggal: Tanggal:
General Manager
JABATAN Manager Biro HSE Dept. QHSE
Halaman 1 dari 23
TUJUAN
Sebagai pedoman cara pemasangan, penempatan, dan pengoperasian tower crane sehingga
dalam penggunaan alat ini dapat berjalan dengan aman serta dapat mengurangi resiko bahaya
akibat kerja dan penyakit akibat kerja.
RUANG LINGKUP
Petunjuk kerja ini berlaku dan dapat digunakan di seluruh proyek di lingkungan PT. Adhi Karya
(Persero) Tbk.
REFERENSI:
1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat Dan Pesawat Angkut
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia NO. 126 Tahun 2014
penetapan standar kompetensi kerja nasional indonesia kategori jasa profesional, ilmiah dan
teknis golongan pokok jasa arsitektur dan teknik sipil; analisis dan uji teknis pada jabatan
kerja inspektur pesawat angkat
3. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara NO: KP 262 TAHUN 2017 tentang standar
teknis dan operasional peraturan keselamatan penerbangan sipil bagian 139 {manual of
standard CASR -part 139) VOLUME I Bandar Udara (Aerodrome)
4. ANSI – ASME Standard :
• B30.3 Tower Crane
• B30.9 Sling
• B30.10 Hook
• B30.26 Rigging Hardware
DEFINISI
1. Tower crane merupakan sebuah alat berat yang digunakan untuk mengangkat
benda/material yang umumnya tidak dapat diangkat oleh manusia, secara vertikal ataupun
horizontal ke tempat yang tinggi dengan ruang gerak yang terbatas.
2. Pesawat adalah kumpulan dari beberapa alat secara berkelompok atau berdiri sendiri guna
menghasilkan tenaga baik mekanik maupun bukan mekanik dan dapat digunakan tujuan
tertentu; Alat adalah suatu unit konstruksi yang dibuat untuk digunakan atau menghasilkan
suatu hasil tertentu dan dapat merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri dari pesawat itu.
3. NDT, adalah Non Destructive Test, merupakan Teknik uji bahan yang tidak merusak biasa
disebutkan dengan ”Uji tanpa merusak”. terhadap suku cadang (part) yang dikehendaki atau
ditetapkan pada suatu alat/peralatan yang akan digunakan
4. Load Chart adalah alat skematis dan grafik untuk menunjukkan jumlah pekerjaan yang
diotorisasi yang belum dilakukan oleh mesin, termasuk beban, ukuran dan jangkauan.
5. KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) adalah wilayah daratan dan/atau
perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi
penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan.
Halaman 2 dari 23
6. CASR adalah singkatan dari Civil Aviation Safety Regulation atau Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil (PKPS).
7. NOTAM adalah pemberitahuan yang disebarluaskan melalui peralatan telekomunikasi yang
berisi informasi mengenai penetapan, kondisi atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika,
pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting
untuk diketahui oleh personel operasi penerbangan.
INPUT
1. Kebijakan Mutu dan K3L Adhi Karya
2. Sasaran Mutu dan K3L Adhi Karya
3. Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (HIRADC)
4. Buku Pedoman Pelaksanaan Proyek (BP3)
PROSES
1. PENGADAAN / RENTAL
a. Tower crane yang boleh beroperasi di dalam Proyek adalah tower crane dengan masa
pakai maksimal 5 tahun atau sesuai owner requirement dan atau sesuai izin yang
berlaku.
b. Tower crane yang akan digunakan, baik pembelian, sewa atau milik subkontraktor atau
harus dilakukan inspeksi pra-mobilisasi, untuk memastikan tower crane yang akan masuk
ke lokasi proyek memiliki sertifikat dari instansi pemerintah yang berwenang (SILO)/ Surat
Keterangan yang masih berlaku dan disertai lembar hasil pemeriksaan dan pengujian,
serta memiliki catatan/rekaman pemeliharaan yang baik.
c. Lembar pemeriksaan dan pengujian tower crane dalam butir b di atas, sekurang kurang
nya telah mencakup :
c.1. Hasil data catatan/rekaman dan rekomendasi pemeriksaan / pengujian NDT pada
seluruh bagian kritis tower crane.
c.2. Test uji fungsi Perlengkapan Keselamatan Alat (safety Device)
d. Ketika melakukan inspeksi pra-mobilisasi, dipastikan operator yang akan mengoperasikan
memenuhi persyaratan operator tower crane dan memiliki SIO yang masih berlaku.
e. Ketika alat sampai di site dilakukan pemeriksaan/inspeksi alat on site dengan
menggunakan ceklist material Tower crane (Lampiran 1).
Halaman 3 dari 23
/ Frame
4) Cab atau kabin adalah bagian dari tower crane yang merupakan tempat operator
mengoperasikan tower crane.
5) Sabuk pengaman. Setelah ketinggian tower crane melampaui batas berdiri bebas
yang diizinkan oleh pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk pengaman
yang diikatkan pada bangunan. Jarak sabuk sesuai dengan spesifikasi pabrik dan atau
ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan usia alat.
6) Trolley adalah roda pembawa pulley, yang berfungsi membawa pulley secara
tranversal, bergerak secara horisontal maju dan mundur disepanjang jib boom
7) Load Hook adalah kait yang memegang material/benda untuk diangkat, diturunkan dan
dipindahkan
8) Turn table/ Slewing unit adalah bagian mesin dengan meja putarnya yang memutar
gerakan jib boom secara 3600.
Halaman 4 dari 23
2) Perencanaan titik penempatan tower crane. Acuan penempatan tower crane dengan
memperhatikan, diantaranya mencakup :
• Izin maksimal ketinggian pada daerah tertentu misal: KKOP , sesuai dengan KP 262
TAHUN 2017 Manual Of Standard CASR - Part 139 dengan maksimal 43 meter
serta harus ada NOTAM dari operator bandara.
• Pemilihan dan penetapan radius jangkau meliputi :
o Batas kemampuan radius jangkauan sesuai dengan load chart masing – masing
Tower Crane, yang ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dalam buku pedoman
operasional (Manual book) tower crane
o Kombinasi jumlah tower crane yang diperlukan disesuaikan dengan luasnya
proyek sehingga dapat menjangkau area muat (loading) / bongkar (unloading)
dan adanya selisipan (overlapping) dengan tower crane lainnya (apabila
dibutuhkan lebih dari 1 tower crane).
• Antisipasi void/tidak aktif sementara. Pada proyek gedung bertingkat atau tower,
tower crane sebaiknya diletakkan di luar bangunan. Demikian juga untuk bangunan
dengan area yang luas (seperti mall) diusahakan agar penempatan tower crane di
dalam bangunan seminimal mungkin untuk mempermudah proses dismantling.
Penempatan tower crane di dalam bangunan harus memperhatikan struktur semua
lantai agar void sementara tersebut tidak menghalangi pekerjaan lainnya (seperti
balok prestress, ramp, bangunan utilitas).
• Antisipasi kemudahan pembongkaran (dismantling) tower crane. Harus dipastikan
agar pada saat pembongkaran tower crane, terdapat kemudahan :
▪ Akses menurunkan potongan bagian / komponen tower crane, tanpa terganggu
dan mengganggu bangunan disekitar area pembongkaran tower crane,
▪ Akses penempatan material hasil pembongkaran tower crane
▪ Akses penempatan mobile crane dapat mencapai lokasi tersebut, posisi jib dan
counter weight tidak terhalang oleh struktur bangunan pada saat penurunan dan
terjangkau mobile Crane.
3) Pastikan area sumber tegangan listrik.
Halaman 5 dari 23
• Beban tower crane keseluruhan yang harus dipikul oleh pondasi, baik beban statis
maupun dinamis,
• Memiliki dasar perhitungan penetapan besarnya pondasi tower, yang harus
mengacu / berstandar pada buku pedoman (manual book) operasional tower crane,
baik dalam keadaan normal maupun tidak normal (opsional) dan, hasil perhitungan
pondasi harus didokumentasikan secara baik,
• Penetapan titik pondasi tower (pengukuran posisi tower crane dilapangan), dengan
mempertimbangkan besarnya daya dukung landasan (tanah tempat berpijaknya)
tower, yang harus berimbang dengan beban tower keseluruhan.
• Besarnya daya dukung landasan harus dibuktikan dengan hasil soil test atas tanah
tempat dimana tower akan didirikan
• Bentuk / model pembesian / pemasangan besi tulangan, besi berfungsi sebagai
penahan gaya tarik, tekan dan geser bekerjasama dengan beton agar pondasi kuat
2) Memastikan pondasi dan angkur tower crane, bahwa harus sesuai dengan beban
tower crane keseluruhan, dengan melakukan inspeksi pemeriksaan kembali.
• Sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi beton
bertulang, sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat yang tercantum dalam buku
pedoman operasional (Manual book) tower crane, baik ukuran pondasi, kedalaman
jenis/tipe beton dan model pembesiannya sesuai dengan jenis / tipe tower crane
yang akan digunakan.
• Pada bagian dasar pondasi ditanamkan fixing angle dari besi cor berkualitas tinggi.
Fixing angle adalah bawaan dari tower crane sendiri dari pabrik pembuatnya, atau
sesuai spesifikasi dari pabrik pembuat tower crane, berfungsi untuk memperkokoh
pondasi dan kestabilan tower crane. Kemudian dilakukan pengecoran beton
terhadap pondasi tersebut.
• Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu sekurang kurangnya 14 hari untuk
menunggunya menjadi keras dan kering, atau sesuai standar yang berlaku, sebelum
diinstalasi secara keseluruhan rangkaian dari komponen tower crane tersebut.
Secara umum komponen tower dasar (mast section) di lekatkan/diikat melalui ‘baut’
dengan pondasi yang berfungsi menjaga stabilitas tower crane disepanjang waktu
operasional tower crane, kemudian dihubungkan dengan bagian menara (tower)
penopang tower crane tersebut.
Halaman 6 dari 23
Halaman 7 dari 23
Halaman 8 dari 23
pangkal, setelah 20 cm mendekati pangkal pembatas troli diatur agar troli tidak
dapat mundur lagi.
• Pembatas troli ujung troli dijalankan ke arah ujung, setelah 20 cm mendekati
ujung, pembatas troli diatur sehingga troli tidak dapat maju lagi.
• Penyetelan pembatas katrol (anti-two block), dijalankan ke arah turun, 1 m sebelum
sampai ke dasar (tanah) pembatas katrol diatur sehingga pengait tidak dapat
menyentuh tanah. Katrol dijalankan ke arah atas, ½ m sebelum sampai ke lengan,
pembatas katrol diatur sehingga pengait tidak dapat menyentuh bagian lengan.
• Penyetelan keselamatan peralatan (safety device) lainnya seperti, rem putaran, dan
rem troli rem katrol diatur sampai mampu untuk menahan daya angkat pada beban
maksimal. Rem putaran diatur agar dapat menahan terpaan angin dan dapat
menghentikan gerakan putar secara perlahan-lahan. Rem troli diatur agar troli dapat
berhenti sesuai yang dikehendaki operator.
6) Setelah ada pernyataan beban maksimal yang diizinkan oleh petugas yang
berwenang, pasang rambu: beban maks. pada segmen tower crane pada sisi sisi
yang terlihat.
7) Pemasangan lengan penyeimbang/menara atas, pemasangan lengan dan penyangga
depan, lengan tunggal sudah harus dirangkai, tali baja dan mesin sudah dipasangkan.
8) Memasang kabin (Operator’s cab) adalah bagian yang merupakan sebuah tempat
operator melakukan tugasnya. Pemasangan kabin operator haruslah memiliki jendela
besar untuk memastikan operator memiliki pandangan penuh terhadap lokasi
konstruksi. Mengingat letaknya yang tinggi, cab ini juga sebaiknya dilengkapi dengan
AC dan perlengkapan lainnya
9) Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 m
dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.
10) Pemasangan sabuk pengaman (atau angkur), harus diperhatikan kekuatan pengikat
agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan. Pemasangan sabuk
pengaman minimal setiap 3 lantai atau sesuai kebutuhan. Kekuatan sabuk pengikat
harus memperhatikan beban yang dipikul oleh sabuk atas semua besaran gaya-gaya
yang diprediksi akan terjadi, misalnya gaya puntir tower crane akibat gerakannya,
tekanan angin, gaya lateral, dan gaya gaya dinamis lainnya yang semuanya menjadi
satu kesatuan dari beban tower sendiri
11) Pada proyek yang menggunakan lebih dari 1 tower crane harus dipasang sistem
kontrol anti tabrakan pada setiap tower crane yang dipasang, untuk menghindari
terjadinya tabrakan antar tower crane. Prinsip kerja sistem kontrol anti tabrakan
adalah menggunakan gelombang frekuensi radio yang membuat putaran tower crane
lain tidak dapat memasuki radius tower crane yang sedang beroperasi.
12) Pasang perlengkapan penangkal petir dengan kelengkapannya dan alat kontrol
kecepatan angin, sebagai bagian dari perlengkapan keselamatan tower
13) Lengkapi pada ruang dalam cabin operator daftar beban (load chart), yang mudah
dilihat oleh operator, sekalipun tower crane telah dilengkapi dengan sistem digital
untuk mengontrol beban
14) Memasang lampu penerangan pada jib tower crane.
15) Memasang lampu rotary pada ujung kepala tower crane.
16) Memasang logo perusahaan pada counterweight.
Halaman 9 dari 23
Halaman 10 dari 23
Halaman 11 dari 23
3. PENGOPERASIAN ALAT
a. Operator Dan Juru Ikat/Petugas Sinyal
1) Persyaratan operator tower crane
Mempunyai SIO (Surat Izin Operator) khusus tower crane yang masih berlaku dan
dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang
Operator Kelas I
• sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
• berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
• berbadan sehat menurut keterangan dokter;
• umur sekurang-kurangnya 23 tahun; dan
• memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Operator Kelas II
• sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
• berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
• berbadan sehat menurut keterangan dokter;
• umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
• memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Operator Kelas III
• sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/sederajat;
• berpengalaman sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun membantu pelayanan di
bidangnya;
• berbadan sehat menurut keterangan dokter;
• umur sekurang-kurangnya 19 tahun; dan
• memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Halaman 12 dari 23
3) Persyaratan Teknisi
• Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat dan/atau berpengalaman
di bidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
• Berbadan sehat menurut keterangan dokter;
• Umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
• Memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Halaman 13 dari 23
Halaman 14 dari 23
dimasukkan dalam kotak yang kuat, kayu-kayu dan tripleks yang kecil harus dipaku
pada material yang lebih besar dan diikat dengan kuat
5) Setelah yakin material terikat kuat, minta operator tower crane untuk mengangkat
material setinggi 1 m, guncangkan material dengan kuat. Bila material cukup besar/
banyak, minta bantuan pekerja. Bila terlihat ada material yang kurang terikat/kendor,
turunkan material dan perbaiki ikatan.
6) Setelah ikatan diperbaiki, naikkan 1 m kembali, guncangkan. Bila sudah yakin ikatan
kuat, juru ikat dan pekerja yang terlibat segera menjauh min. 2 m dari material,
hidupkan sirine/alarm tanda pengangkatan dan perintahkan operator tower crane
untuk mengangkat material, selama pengangkatan sirine harus tetap hidup
7) Komunikasi dengan operator tower crane hanya boleh dilakukan oleh juru ikat. Dan
jalur komunikasi dilarang untuk digunakan oleh petugas operasional lain.
c. INSPEKSI
1) Inspeksi visual oleh operator setiap hari sebelum operasi.
2) Inspeksi mekanis dan elektrikal oleh teknisi tower crane minimal setiap 2 minggu
sekali. (Lampiran 1)
3) Inspeksi tali baja oleh petugas K3 setiap bulan atau 1- 2 minggu sekali pada kondisi
khusus (form inspeksi tali baja) dan inspeksi setiap 3 bulan dengan menggunakan alat
uji tali baja (oleh pihak ketiga).
Halaman 15 dari 23
3) Komunikasi dapat dilakukan dan dianjurkan dengan bantuan alat komunikasi modern
radio gelombang pendek, namun dapat juga dengan bahasa isyarat melalui seorang
petugas yang disebut juru ikat/petugas sinyal
4) Menggunakan bahasa isyarat pada pekerjaan tower crane sebenarnya tidak efektif
lagi, namun sebagai tambahan wawasan perlu untuk diketahui.
5) Yang perlu diperhatikan dalam hubungannya antara seorang operator dan petugas
sinyal dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah :
• Pastikan hanya satu orang saja untuk 1 tower crane yang bertugas sebagai juru
ikat.
• Pastikan bahwa operator melihat beban dan juru ikat.
• Juru ikat bertugas mengawasi beban yang diangkat sedangkan operator bertugas
mengikuti instruksi yang dikehendaki juru ikat/petugas sinyal.
• Dilarang melakukan putaran melewati kumpulan banyak orang di bawah, juru ikat
dan supervisor harus memerintahkan untuk menyingkir.
Halaman 16 dari 23
OUTPUT :
Pedoman pengoperasian pada alat agar pekerjaan dilakukan secara aman dan ergonomis,
produktivitas kerja meningkat.
UKURAN KEBERHASILAN :
1. Alat yang dipakai layak operasi
2. Inspeksi rutin kondisi alat dan lingkungan kerja
3. Tidak terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja atas pengoperasian alat
4. Pekerja memahami posisi kerja yang aman dan ergonomis.
RECORD / EVIDENCE :
1. Laporan inspeksi peralatan
2. Laporan harian pemakaian alat
Halaman 17 dari 23
Jenis Sudut tetap : Traveling Balas : Ton Panjang Counter Jib meter
:
Jenis Casis : Kapasitas Drum : Mtr Tgl Erection : Counter weight : ton
Beban radius mak : To Beban Maksimum : Ton Pengecekan Terakhir : Pengecekan Skrng :
KELENGKAPAN KONDISI
ITEM PEKERJAAN KETERANGAN
LENGKAP TIDAK BAIK TIDAK
No.
01 - POWER TRAIN
ITM PEKERJAAN
- TRANSMISI / GEAR BOX
HOISTING
SLEEWING
TROLLEY
- WIRE ROPE
HOISTING
TROLLEY
- PULLEY / FLETING PULLEY
- SLEEWING UNIT
TRAVEL GEAR & AIR AXLES
BALL ROLLER PATH
FITTING NIPPLE
- HOOK BLOCK
BALL ROLLER PATH
HOOK
BAUT - MUR DAN RING
PEN & SPLIT PIN
SAMBUNGAN LAS
02 - UNDERCARRIAGE (RANGKA)
- POWER PACK
CONTROL VALVE
RALLY VALVE
OIL FILTER
- RAM / CYLINDER HYDRAULIC
PISTON
OIL SEAL
SEAL DUST
HOSE HYDRAULIC
Halaman 17 dari 23
NIPPLE
BAUT - MUR RING
04 - ELECTRICAL SYSTEM
- PANEL CONTROL BOX-1
MAIN BREAKER
MAIN CONTRACTOR
IC BLOCK
- PANEL CONTROL BOX-1
CONTRACTOR-CONTRACTOR
MAIN CONTRACTOR
- MICRO CONVENTER
- KABEL POWER SUPPLY
- WIRING CABLE CONTROL SYSTEM
- SAMBUNGAN-SAMBUNGAN KABEL
- RESISTANT GROUP / RESISTANT BANK
- MASTER CONTROL
DRIVE TROLLEY & SLEWING
DRIVE CONTROL HOIST
- ELECTRO MOTOR
HOISTING
SLEWING
TROLLEY
POWER PACK
BLOWER
- BAUT MUR RING
- KABIN OPERATOR
JOK
PENYEJUK UDARA
KACA
KARET KACA
07 - ATTACHMENT
- WARNA CAT DAN KEBERSIHAN
MAST SECTION
LENGTH JIB
COUNTER JIB
TOWER HEAD
KABIN OPERATOR
HOOK BLOCK
CLIMBING / TELESCOPIC CAGE
TIE ROD
- ANEMOMETER
- BLADE WIPPER
- WIPPER
- APAR / ALAT PEMADAM KEBAKARAN
- APD
Tanggal, …………….
Halaman 18 dari 23
Harus Diganti :
...............,......
Mengetahui, PT ADHI KARYA, Tbk.
PM / PEM / PPM Proyek………….. Proyek ………………….
(…………………….) (...................................)
Pelaksana Peralatan
Halaman 19 dari 23
Tingkat
Tingkat Idlenes
Jam Realisasi Realisasi Realisasi
No. Produksi Tingkat Idleness s
No. JenisAlat Operasi Jam Jam Jam Stand Keterang
KodeAlat Alat Operasi Alat Akibat Akibat
Tersedia Operasi Rusak By an
Rusak Stand
By
(Jam) (Jam) (Jam) (Jam) (%) (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5/4 10 11 12
………………….. , …………………… , ….
Mengetahui DibuatOleh,
( …………………………. ) ( …………………………… )
PM / PEM / PPM Pelaksana Peralatan
Halaman 20 dari 23
Keterangan :
………………………………
Dibuat Oleh,
(.........................................)
Pelaksana Peralatan
Halaman 21 dari 23
Halaman 22 dari 23
Halaman 23 dari 23