Anda di halaman 1dari 26

PT.

ARUN PRAKARSA INFORINDO


Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dunia sangat peduli dengan Hak Asasi Manusia, salah satunya yaitu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah tangung-
jawab perusahaan, pekerja dan pemerintah di seluruh dunia. Manajemen harus
mempromosikan suatu “perilaku K3” di tempat kerja yang didukung oleh kebijakan-
kebijakan dan program nasional yang memadai. Manajemen perusahaan harus menciptakan
tempat kerja yang aman dan sehat, sehingga kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit
di tempat kerja dapat dicegah. Namun kelemahan masih ditemukan pada penegakan hukum
dan rendahnya kesadaran, pengetahuan, sikap dan tindakan untuk menanamkan perilaku
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di perusahaan.
Tingkat kecelakaan yang fatal di negara berkembang empat kali lebih tinggi
dibandingkan di negara industri. Di negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja terjadi pada bidang pertanian, perikanan, perkayuan, pertambangan
dan konstruksi. Namun, diantara bidang-bidang tersebut, kecelakaan kerja paling banyak
terjadi pada bidang konstruksi. Tingginya angka kecelakaan kontruksi bersumber dari
berbagai faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain pekerjaan yang beresiko
tinggi, rendahnya pengetahuan akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh tenaga
kerja, serta kurangnya tenaga ahli K3 konstruksi.
Pada umumnya penyebab kecelakaan kerja pada konstruksi, selain rendahnya
pemahaman dan kepekaan terhadap bahaya dan resiko kontruksi, juga karena pekerja tidak
menguasai peralatan keselamatan diri dan metoda kerja kontruksi yang benar, tidak
terpenuhi persyaratan dan standard K3, masih lemahnya hukum maupun sanksi K3, belum
ada penerapan Sistem Manajemen K3 yang benar, kurangnya kesadaran perusahaan akan
pentingnya K3, serta kurangnya pendidikan dan pelatihan K3 bagi SDM konstruksi.
Sehingga belum adanya komitmen yang sama dari seluruh pihak yang berkepentingan untuk
selalu menghargai dan mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan kerja sebagai hak asasi
pekerja.
K3 jika diperhatikan secara komperehensif ternyata sangat berpengaruh pada proses
jalannya pembangunan konstruksi. Oleh karena itu, untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan para pekerja konstruksi Jalan dan Jembatan, maka Satuan Kerja Perencanaan dan
Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Barat mengalokasikan dana untuk Petugas K3
RK3K 1
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

untuk melakukan monitoring ke semua wilayah Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi
Sulawesi Barat. Sehingga diharapkan dapat memberikan nilai ekonomis, seperti jarang
mengeluarkan biaya untuk keperluan membayar kerugian harta benda atau kerugian proses
produksi akibat kecelakaan kerja, kurangnya pekerja yang absen, proses produksi tidak
terganggu dan terhenti karena terjadi kecelakaan serta pekerja dapat bekerja dengan aman
dan nyaman. Para pekerja akan terpacu untuk bekerja dengan optimal. Akibatnya output
produk yang dihasilkan pun dapat optimal dan kuantitas suatu produk juga meningkat.

1.2 Maksud

Laporan Bulanan Petugas Keselematan dan Kesehatan Kerja (K3) dimaksudkan menjadi
bahan monitoring bagi pihak terkait dalam pengendalian kelancaran pekerjaan Jalan dan
Jembatan di Provinsi Sulawesi Barat sudah sesuai dengan standar K3 yang berlaku di
perusahaan.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam rangka pembentukan Keselematan dan
Kesehatan Kerja (K3) adalah :
a. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan K3 di lapangan.
b. Meningkatkan penyebaran informasi K3.
c. Memberikan pemahaman akan pentingnya penggunaan APD selama pelaksanaan
kegiatan berlangsung.
d. Mewujudkan penurunan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

RK3K 2
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Umum

Petugas K3 dibentuk oleh Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Sulawesi Barat (Paket-12) Tahun Anggaran 2014 dan dipercayakan kepada PT.
Wiraguna Tani, dengan alamat kantor lapangan Jalan Abdul Wahab Asazi Kota Mamuju.

2.2 Tugas-tugas K3

Berikut uraian tugas dan tanggung jawab petugas K3, yaitu :


a. Tenaga Ahli K3 harus mengikuti petunjuk Team Leader dalam mengawasi pelaksanaan
kegiatan pengawasan jalan agar memenuhi persyaratan/ketentuan dalam dokumen
kontrak dan memahami semua standar prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Memberikan petunjuk kepada Field Team agar dapat memastikan bahwa seluruh orang
yang memasuki lokasi pekerjaan menggunakan alat pengaman diri secara lengkap dan
benar.
c. Memberikan penduan bagi pihak lapangan yang terkait dengan pekerjaan agar
memahami pentingnya keselamatan dan keamanan kerja.
d. Memantau peralatan K3 yang harus dipakai untuk masing-masing pekerjaan.
e. Memantau dilapangan pada semua lokasi pekerjaan yang sedang berjalan dan
memberitahu dengan segera kepada Field Team tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan K3.
f. Membuat report bulanan secara tertulis kepada Team Leader terkait mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

RK3K 3
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

BAB III
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)

3.1 Definisi
Menurut OHSAS 18001 : 2007, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua
kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga
kerja maupun orang lain (Kontraktor, Pemasok, Pengunjung, dan Tamu) di tempat kerja.
Dari aspek keilmuan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua ilmu dan
penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit kerja, kebakaran,
peledakan, dan pencemaran lingkungan.
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/PRT/M/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, dijelaskan bahwa “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi”.

3.2 Tujuan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU harus
diterapkan secara konsisten dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur dan terintegrasi.
2 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien guna mendorong produktifitas.

3.3 Penerapan
Penerapan SMK3 Konstruksi meliputi :
1. Kebijakan K3
Penyedia Jasa Konstruksi wajib berkomitmen untuk menerapkan K3 secara konsisten
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang berlaku dan harus
ditandatangani oleh Kepala Proyek sebagai berikut :
1.1 Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan
konstruksi yang dilaksanakan.
1.2 Kepala Proyek/Project Manager harus mengesahkan Kebijakan K3
RK3K 4
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

1.3 Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan berikut :


a. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
b. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
c. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

RK3K 5
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

3.4 Organisasi K3
Organissi K3 yang bisa dibentuk oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan Konstruksi selama pelaksanaan di lapangan adalah sebagai berikut :

KETUA
KEPALA PROYEK

SEKRETARIS
STAF ADM.TEK

KOORDINATOR
PELAKSANA LAPANGAN

KECELAKAAN KERJA P3K KOMUNIKASI TRANSPORTASI KEAMANAN

RK3K 6
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Personil K3 Konstruksi sebagai berikut :


3.4.1 Ketua
1. Menentukan dan memutuskan kebijakan K3, rencana K3 dll
2. Mengajukan dana yang berkaitan dengan sarana dan prasarana K3
3. Menjadwalkan pertemuan rutin dan non rutin.
4. Melakukan koordinasi dengan Pemberi Kerja
5. Bertanggung jawab kepada Direktur Perusahaan

3.4.2 Sekretaris
1. Membuat laporan kinerja K3
2. Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan prasarana K3
3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait
4. Bertanggung jawab kepada Ketua K3

3.4.3 Koordinator
1. Mengkoordinir kinerja semua unit K3
2. Bertanggung jawab kepada Ketua K3

3.4.4 Kecelakaan Kerja


1. Melakukan tindakan penyelamatan terhadap kejadian kecelakaan kerja
2. Melaporkan kondisi korban kecelakaan kerja
3. Bertanggung jawab kepada Ketua K3

3.4.5 P3K
1. Melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja
2. Melaporkan kondisi fisik dan mental korban
3. Menemani korban ke Rumah Sakit atau Puskesman terdekat
4. Bertanggung jawab kepada Ketua K3

3.4.6 Komunikasi
1. Memantau perkembangan penanganan korban kecelakaan kerja
2. Memastikan alur komunikasi antar unit K3
3. Bertanggung jawab kepada Ketua K3

RK3K 7
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

3.4.7 Transportasi
1. Mengakomodasi sarana transportasi bagi korban kecelakaan kerja
2. Bertanggung jawab kepada Ketua K3

3.4.8 Keamanan
1. Melaksanakan tindakan keamanan selama K3 berlangsung
2. Bertanggung jawab kepada Ketua K3

RK3K 8
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

3.5 Perencanaan K3
Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada
saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Sebelum membuat perencanaan K3, perlu diketahui beberapa komponen yang berkaitan dengan
Risiko K3 antara lain :
3.5.1 Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum, harta
benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang
terjadi pada pekerjaan konstruksi.
3.5.2 Penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi dapat dilakukan dengan memadukan nilai
kekerapan/frekuensi terjadinya peristiwa bahaya K3 dengan keparahan/ kerugian/ dampak
kerusakan yang ditimbulkannya.
3.5.3 Penentuan nilai kekerapan atau frekuensi terjadinya Risiko K3 Konstruksi seperti dinyatakan
dengan nilai pada Tabel 3.1.

3.5.4 Penentuan nilai keparahan atau kerugian atau dampak kerusakan akibat Risiko K3 Konstruksi
seperti dinyatakan dengan nilai pada Tabel 3.2.

3.5.5 Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian antara nilai Kekerapan terjadinya
Risiko K3 Konstruksi (P) dengan nilai Keparahan yang ditimbulkan (A).
RK3K 9
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Rumusnya adalah : TR = P x A, dan perhitungannya dijelaskan dalam Tabel 3.3.

Penyedia jasa wajib membuat perencanaan tentang Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko,
Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab pada suatu pekerjaan.

Contoh Pekerjaan Pemboran sampai dengan Pumping Test seperti disajikan dalam Tabel
3.4 berikut.

RK3K 10
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

RK3K 11
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3
tinggi, sedang dan kecil, dengan penjelasan : prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko
sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan tersebut menjadi prioritas
utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Pengendalian Risiko K3 bisa menggunakan hirarki pengendalian berikut :
1. Eliminasi yaitu merancang ulang pekerjaan atau mengganti material/bahan sehingga
bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh : Penggunaan bentonit untuk sirkulasi air pemboran yang menyebabkan licin
bisa diganti bahan lain yang fungsinya sama.
2. Substitusi yaitu mengganti dengan metode yang lebih aman dan/atau material yang
tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh : Tangga yang digunakan untuk naik ke menara bor harus dilengkapi
dengan pegangan pengaman, dan pekerja yang menggunakannya
harus memakai sabuk pengaman.
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik yaitu melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna
menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh : Kebisingan suara mesin mengganggu kenyamanan pendengaran, maka
knalpot bisa disempurnakan agar bising berkurang.
4. Administrasi yaitu pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara
aman.
Contoh : Pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi
terpaparnya/tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan
telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standar dan harus dipakai oleh pekerja
pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh : Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan pengelasan.
Menggunakan sepatu kerja ketika bekerja diarea berlumpur dan licin.

3.6 Pengendalian Operasional


Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian, diantaranya :

12
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur


Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja.
4. Program-program detil pelatihan sesuai pengendalian risiko.
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan.
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko yang mencakup Identifikasi
Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung
Jawab.

3.7 Kewajiban Kontraktor


Kewajiban Kontraktor dalam operasional K3 adalah :
1. Mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja
JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) selama kegiatan pekerjaan konstruksi
berangsung.
2. Melakukan pengendalian risiko K3 Konstruksi yang mencakup :
a. Tempat Kerja
1. Membuat pagar/batas pengaman agar orang yang tidak berkepentingan tidak
mendekat contohnya ketika berlangsung pekerjaan pemboran.
2. Mengamankan material yang mudah terbakar (bensin, rumput kering)
3. Mengamankan material dan peralatan kerja (mesin dll)
4. Menyediakan Kelengkapan P3K (Petolongan Pertama pada Kecelakaan)
antara lain kain kasa, kapas, plester, obat luka betadin, air kumur (listerin),
hansa plas, dlsb.
b. Peralatan Kerja
Menyediakan peralatan kerja yang baik dan laik operasi seperti sekop, besi gali,
cangkul, molen, mesin las dll
c. Cara kerja
Semua personil yang bekerja di lokasi kerja untuk berperan aktif dalam
penerapan K3 di tempat kerja, berupa :
1. Prosedur kerja
2. Instruksi kerja
3. Cara kerja alat atau mesin, contohnya :
a. Cor beton :

13
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

1. Cara mengoperasikan mesin molen ketika mencampur mortar beton,


2. Cara menaikkan mortar ke bangunan atas jika dilakukan secara
manual menggunakan tali
b. Mengelas Pipa Konstruksi dan Pengaman Modul Solar Cell :
1. Cara mengoperasikan mesin las dengan benar
2. selalu menggunakan kacamata pelindung
3. Bahaya yang bisa terjadi
4. Pengendalian bahaya di tempat kerja khususnya dalam pekerjaan
pemboran sumur.
5. Informasi lain yang dapat disampaikan kepada personil adalah :
a. Cara melakukan tindakan darurat
b. Cara mengatur keamanan kerja
c. Menggunakan alat pelindung di tempat kerja
d. Alat Pelindung Kerja (APK)
Alat Pelindung Kerja antara lain : kacamata las, sabuk
pengaman dll
e. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri yang harus disediakan adalah sepatu
kerja, helm, sarung tangan, masker pelindung debu, dll.
f. Rambu-rambu
1. Memasang rambu peringatan di tempat yang mudah dilihat
seperti : Dilarang Merokok, Awas Keluar Masuk
Kendaraan Proyek, Gunakan Alat Pelindung Kerja dlsb
2. Memasang gambar keselamatan kerja misalnya : Gambar
kepala dan helm proyek
g. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K
1. Hasil galian tanah, jika tidak digunakan, harus dibuang jauh.
2. Dalam pekerjaan pemboran, lumpur yang keluar dari lubang
bor tidak boleh melimpas ke jalan atau halaman penduduk
yang berdekatan dengan tempat pemboran.
3. Tidak melakukan pekerjaan di malam hari jika menggunakan
mesin yang menimbulkan kebisingan sehingga menggagu
ketenangan warga sekitar lokasi kerja.

14
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

4. Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan


penyakit akibat kerja apabila tidak menyelenggarakan K3
Konstruksi Bidang PU sesuai dengan RK3K yang dibuatnya.
5. Menanggung semua biaya penyelenggaraan K3 Konstruksi
yang terdiri dari :
a. Penyiapan RK3K;
b. Sosialisasi dan promosi K3;
c. Alat pelindung kerja;
d. Alat pelindung diri;
e. Asuransi dan perijinan;
f. Personil K3;
g. Fasilitas sarana kesehatan;
h. Rambu-rambu; dan
i. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3.

Kontraktor harus melakukan pemantauan operasional K3, antara lain


mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Ketaatan personilnya di lapangan terhadap K3


2. Tindakan pencegahan dini terhadap bahaya kecelakaan
3. Ketersediaan alat pelindung diri atau alat pengaman kerja
4. Asupan makanan bergizi personil di lapangan

Dalam operasional K3 ini, semua Personil/Pekerja, dalam hal ini Juru Bor dan
crew, tukang, kepala tukang, dan mandor, harus mematuhi beberapa hal selama
bekerja di lingkungan lokasi pekerjaan baik berupa pemboran air tanah maupun
pekerjaan konstruksi bangunan sipil, yaitu :
1. Mengenakan sepatu kerja
2. Mengenakan helm pengaman
3. Mengenakan sarung tangan
4. Mengenakan sabuk pengaman ketika berada di atas menara bor
5. Mengenakan kaca mata las ketika mengelas pipa

15
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

6. Menghindari merokok di dekat mesin karena adanya uap bahan


bakar.

3.8 Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada Pengendalian Operasional berdasarkan upaya pengendalian sesuai
Perencanaan K3 Konstruksi.

3.9 Tinjauan Ulang Kinerja K3


Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 diklasifikasikan dengan kategori sesuai atau
tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada Sasaran dan Program K3.

3.10 Kewajiban Konsultan Supervisi


Kewajiban Perusahaan Konsultan Supervisi dalam penerapan K3 di tempat kerja yang
terutama adalah :
1. Melakukan identifikasi dan pemetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi di
lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya dan
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut.
2. Menyusun Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (R3K) yang meliputi upaya
preventif dan upaya korektif. Upaya preventif bertujuan untuk mengurangi
terjadinya bahaya atau kecelakaan di lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan
untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja.
3. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk merancang prosedur baku dan memelihara
catatan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Melakukan evaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis
akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil.
5. Mengikut sertakan semua personil yang tergabung dalam Tim Supervisi pada
program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) selama pekerjaan
pengawasan berlangsung.
6. Menyiapkan sarana pengaman untuk Tenaga Ahli yang mengendarai kendaraan
roda dua dalam perjalanan di lokasi pekerjaan.

16
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

7. Mewajibkan personil Konsultan untuk memakai peralatan K3 selama berada di


lokasi pekerjaan.

17
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

BAB IV
HASIL MONITORING LAPANGAN

Berikut uraian hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan K3 Provinsi Nusa Tenggaara
Timur tanggal 31 Agustuss 2021, yaitu :

1. Paket 1 : Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Sprinkler Kab. Belu


Lokasi Kegiatan : Desa Rinbesihat Kec.Tasifeto Barat
Kontraktor Pelaksana : PT. Tarum Jaya Mandiri-PT. Win Alam Abadi-PT. Samudera
Anugerah Indah Permai,KSO
Konsultan Supervisi : PT. Arun Prakarsa Inforindo

18
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Berdasarkan gambar yang terlihat di atas menunjukkan bahwa para pekerja belum
memiliki kesadaran untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sepatu safety,
masker, kacamata, sarung tangan dan helm. Sehingga pekerja dapat menghirup debu, kaki
kepanasan karena menginjak aspal panas (suhu panas dari aspal), kepala terkena benturan

19
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

benda kecil atau benda yang melenting dari samping, terkena penyakit (seperti iritasi pada
kulit, mata, paru-paru, flu, dll). Penggunaan rompi belum terlaksana.

2. Paket 2: Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Sprinkler Kab. Belu


Lokasi Kegiatan : Desa LeonTolu Kec. Raimanuk
Kontraktor Pelaksana : PT. Berkah Alam Semesta-PT. Win Alam Abadi-PT.
Samudra Indah Anugrah Permai, KSO
Konsultan Supervisi : PT. Arun Prakarsa Inforindo

20
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian pekerja ada yang menggunakan
masker dan ada yang tidak menggunakan masker, begitu juga dengan rompi dan helm,
semua pekerja tidak menggunakannya. Hal ini menyebabkan pekerja dapat
membahayaakaan pekerja apabila ada barang yang jatuh, pekerja juga menghirup debu
dan terkena langsung sinar matahari sehingga menyebabkan penyakit seperti flu, sakit
kepala, iritasi pada mata dan kulit atau bahkan demam.

Paket 3 : Pembangunan Jaringan Irigasi Sprinkler Kab. Belu

Lokasi Kegiatan : Rotiklot kab.Belu


Kontraktor Pelaksana : PT. Maju Jaya
Konsultan Supervisi : PT. Arun Prakarsa Inforindo

21
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

22
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kesadaran akan penggunakan Alat


Pelindung Diri (APD) belum sepenuhnya diterapkan oleh para pekerja. Para pekerja
banyak yang tidak menggunakan masker, rompi, sarung tangan, helm dan bahkan
memakai sendal. Sehingga dapat membahayakan keselamatan dari pekerja itu sendiri.

Paket 4 : Pembangunan Jaringan Irigasi Sprinkler Kab. Belu

Lokasi Kegiatan : Haekrit kab.Belu


Kontraktor Pelaksana : PT. Maju Jaya
Konsultan Supervisi : PT. Arun Prakarsa Inforindo

23
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kesadaran akan penggunakan Alat


Pelindung Diri (APD) belum sepenuhnya diterapkan oleh para pekerja. Para pekerja
banyak yang masih kurang kesadaran akan peentingnya APD selain sebagai dapat
menandai bahawa pra pekerja dengan rompi yang digunakan selain itu juga untuk
keselamataan dan kenyamaanan dalam melaksaanaakaan pekerjaan serta mengurangi
resiko kecelakaan. Dalam hal ini juga kurangnya pengawasan dari pelaksana lapangaan
yang masih kurang terhadap penggunaan APD di lapangan.

Paket 5 : Pembangunan Jaringan Irigasi Sprinkler Kab. Belu

Lokasi Kegiatan : Haliwen kab.Belu


Kontraktor Pelaksana : PT. Maju Jaya
Konsultan Supervisi : PT. Arun Prakarsa Inforindo

24
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kesadaran akan penggunakan Alat


Pelindung Diri (APD) belum sepenuhnya diterapkan oleh para pekerja. Para pekerja
banyak yang masih kurang kesadaran akan peentingnya APD selain sebagai dapat
menandai bahawa pra pekerja dengan rompi yang digunakan selain itu juga untuk
keselamataan dan kenyamaanan dalam melaksaanaakaan pekerjaan serta mengurangi
resiko kecelakaan. Dalam hal ini juga kurangnya pengawasan dari pelaksana lapangaan
yang masih kurang terhadap penggunaan APD di lapangan

25
PT. ARUN PRAKARSA INFORINDO
Architect Planner, Engineer, Management, Computer System, Environmental Planning and Study

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil monitoring kunjungan lapangan di beberapa paket dapat


disimpulkan bahwa kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja di
lokasi kerja belum tertanam pada setiap pekerja. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan
pada saat bekerja dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan para pekerja dan penduduk
sekitar. Selain itu peringatan rambu lalu lintas masih kurang sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

6.2 Saran

Adapun saran yang diberikan agar pelaksanaan kegiatan kerja sesuai standar K3
yaitu :
a. Memberikan pelatihan mengenai K3.
b. Membudayakan / mendisiplinkan setiap pekerja untuk menggunakan APD.
c. Menjaga jarak aman antara pekerja satu dan pekerja lainnya
d. Memberikan instruksi baik secara lisan ataupun tertulis mengenai pentingnya
penggunaan APD untuk menghindari kemungkinan kecelakaan kerja yang akan
terjadi.

26

Anda mungkin juga menyukai