Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya Tujuan Keselamatan dan
perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan Kesehatan Kerja (K3)
orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam
keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber
Menurut Suma’mur (1992), tujuan keselamatan
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut:
(Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993). 1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan
keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan kinerja.
2. Menjamin keselamatan orang lain yang
berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan
secara aman dan efisien.
-
Menerapkan Komunikasi di Tempat Kerja
-
KEGIATAN PEKERJAAN JALAN
Pekerjaan Persiapan
-
Pekerjaan Tanah
A. Proses Perataan Badan Jalan
• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat
mengganggu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan,
batu besar, dan material lainnya.
• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan
alat vibratory roller atau menggunakan COMBINATION
VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak
terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan
vibratory roller.
B. Pekerjaan Agregat
Agregat Kelas B
• Pekerjaan lapis pondasi Agregat Kelas B merupakan salah
satu item dalam pekerjaan rekonstruksi/ peningkatan
kapasitas struktur jalan yang dilaksanakan oleh penyedia
jasa dengan tujuan sebagai bagian dari konstruksi
perkerasan untuk menyebarkan beban roda.
e
• Penghamparan & pemadatan Aspal
• Penyemprotan Aspal
• Penebaran dan pemadatan agregat pengunci
e
Pekerjaan Rigit Beton
1. Begesting
bekisting merupakan sebuah cetakan sementara
yang digunakan untuk menahan beton dalam proses
pengecoran. Cetakan ini kemudian akan dibuka
apabila sudah memenuhi standar yang telah
ditetapkan sejak awal. Bekisting dapat dikatakan
sebagai tahap akhir dalam pembuatan fondasi suatu
bangunan. Setelah rangka bangunan dibuat, maka
selanjutnya cetakan juga ikut dipasang.
2. Pemasangan Dowel Besi
Dowel merupakan bagian yang penting pada perkerasan
beton bersambung tanpa atau dengan tulangan, maupun
pada sambungan dari perkerasan beton pracetak
prategang.
-
3. Pemasangan Wiremesh
• Yang perlu diperhatikan dalam pembelian Wiremesh adalah
Diameter Besi harus sesuai dengan yg dibutuhkan.
• Wiremesh tinggal diukur sesuai luasan bidang yang
diperhitungkan dan dipotong sesuai kebutuhan.
• Apabila luasan masih kurang maka Wiremesh tinggal
ditambahkan dan diberi overlap ± 10 cm sampai dengan 15 cm.
• Meski selisih 1 mm, kekuatan Wiremesh akan berbeda. Dan
keadaan Wiremesh yang berkarat sangat tidak disarankan, karena
akan mempengaruhikekuatan dari fungsi Wiremesh itu sendiri.
e
4. TAHAP PENGECORAN
• Pemberitahuan secara tertulis harus dibuat paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton.
• Pemeriksaan acuan.
e
PEMBERSIHAN & FINISHING
e
SELESAI