Anda di halaman 1dari 31

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Pelaksana Lapangan Pekerjaan


Gedung
Kualifikasi :
Nama Asesi :
FOTO ASESI
NIK Asesi :
Tgl. Asesmen :
TUK :
Nama Asesor :
PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Gedung
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi
SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Melaksanakan SMK3-L dan Komunikasi di Tempat Kerja
• Melaksanakan Pekerjaan Persiapan
• Melaksanakan Pekerjaan Pondasi
• Melaksanakan Pekerjaan Struktur
• Melaksanakan Pekerjaan Arsitektur
• Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
Melaksanakan SMK3-L dan Komunikasi di Tempat Kerja

• Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Sebagaimana kita ketahui dalam suatu perusahaan yang bergerak di bidang
konstruksi memiliki organisasi yang terstruktur secara utuh dan menyeluruh akan
terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi baik secara fisik seperti halnya
pimpinan, pelaksana pekerjaan, ahli, material / bahan, dana, informasi,
pemasaran dan pasar itu sendiri. Mereka saling bahu-membahu melaksanakan
berbagai macam kegiatan yang dilakukan dalam suatu proses pekerjaan yang
saling berhubungan karena adanya interaksi dan ketergantungan, segala aktivitas
dalam sebuah perusahaan menunjukan adanya sistem didalam-nya. Dengan
demikian disimpulkan, bahwa pengertian tentang sistem adalah suatu proses dari
gabungan berbagai komponen atau unsur atau bagian atau elemen yang saling
berhubungan, saling berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lain yang
dipengaruhi oleh aspek lingkungan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan dari penerapan SMK3

• mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh/serikat
pekerja/serikat buruh
• meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
• menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas
Manfaat dalam menerapkan SMK3

• Melindungi pekerja dengan menghindari adanya kerugian material dan jiwa


akibat kecelakaan kerja
• Mematuhi peraturan pemerintah sehingga membuat perusahaan terhindar dari
sanksi
• Meningkatkan kepercayaan konsumen dan membangun image market terhadap
perusahaan.
• Membuat sistem manajemen menjadi lebih efektif sehingga dapat menciptakan
hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
Penetapan Kebijakan K3
• Penetapan kebijakan K3 dilaksanakan oleh pengusaha. Dan dalam menyusun
kebijakan, pengusaha paling sedikit harus melakukan tinjauan awal kondisi K3,
memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus dan
memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat/serikat buruh.
• Keijakan K3 paling sedikit memuat visi, tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan kebijakan, dan kerangka dan program kerja yang mencakup
kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau
operasional. Pengusaha pun harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah
ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh yang
berada di perusahaan dan pihak lain yang terkait.
Perencanaan K3

Perencanaan yang dimaksud yaitu dilakukan untuk menghasilkan rencana K3.


Rencana K3 disusun dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada
kebijakan K3 yang telah ditetapkan. Dalam menyusun rencana K3, pengusaha
harus mempertimbangkan :
• Hasil penelaahan awal
• Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
• Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
• Sumber daya yang di miliki
Peninjauan dan Peningkatan Kinerja
SMK3
Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, pengusaha wajib melakukan
peninjauan terhadap kebijakan, perencanaa, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Hasil
dari peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja. Perbaikan
dan peningkatan kinerja dapat dilaksanakan dalam hal :
• Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
• Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
• Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
• Terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan
• Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi
• Adanya hasil kajian kecelakaan ditempat kerja
• Adanya pelaporan
• Adanya masukan dari pekerja/buruh
Pelaksanaan Rencana K3

Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan


persyaratan K3, seperti Tindakan pengendalian, Perancangan (design) dan rekayasa, Prosedur dan
instruksi kerja, Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan, Pembelian/pengadaan barang dan
jasa, Produk akhir, Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industry, dan
Rencana dan pemulihan keadaan darurat Pengusaha dalam melaksanakan kegiatan juga harus :
• Menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan kewenangan di bidang K3
• Melibatkan seluruh pekerja/buruh
• Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh seluruh pekerja/buruh, orang lain selain
pekerja/buruh yang berada di perusahaan dan pihak lain yang terkait
• Membuat prosedur informasi
• Membuat prosedur pelaporan
• Mendokumentasikan seluruh kegiatan
Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

• Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Pemantauan


dan evaluasi yang dimaksud yaitu melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran,
dan audit internal SMK3 dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten.
Jika perusahaan tidak memiliki sumber daya untuk melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerka K3, dapat menggunakan jasa pihak lain.
• Hasil dari pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan kepada pengusaha
guna untuk melakukan tindakan perbaikan. Pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi kinerja K3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan/atau standar.
Melaksanakan Pekerjaan Persiapan

• Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek kontruksi, pekerjaan


pertama yang harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan
ini, baik untuk proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat, proyek
pembangunan airport, jembatan, jalan, pelabuhan, dermaga maupun proyek
lainnya, secara umum tidak banyak berbeda. Besar kecilnya, mudah atau sulitnya
tergantungPekerjan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan
suatu proyek konstruksi. Bahkan pekerjan ini harus telah disiapkan pada saat
tender proyek dan dijadikan bagian dari penawaran tender dari proyek
bersangkutan. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh
suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan
yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek konstruksi tersebut. pada masing-
masing proyek yang akan dikerjakan.
Metode Pekerjaan Persiapan Proyek

• Direksikeet
Di dalam direksikeet antara lain terdapat gambar skedul proyek dan gambar bestek, beberapa
unit computer, arsip bahkan bahan bangunan dan peralatan yang digunakan pada proyek
konstruksi tersebut, meskipun untuk beberapa proyek membuat Gudang sementara, tetapi ada
juga yang menyimpan bahan dan peralatan didalam direksikeet.
• Pengukuran Dan Bouwplank
Pengukuran Dan Bouwplank merupakan pekerjaan pemetaan dan survey lokasi proyek tersebut
meliputi pengukuran terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan, seperti pengukuran batas luas
lahan, pengukuran batas bangunan, pengukuran as bangunan dan dilanjutkan dengan
pemberesan dan pembersihan lokasi proyek, untuk selanjutnya mengerjakan pekerjaan timbunan
dan Galian, untuk pekerjaan galian dan timbunan dilakukan jika diperlukan, salah satu contoh
apabila tanah memiliki kontur yang tidak sesuai yang direncanakan maka perlu dilakukan
pekerjaan galian dan timbunan.
• Persiapan Alat
Persiapan alat tergantung dari pengerjaan proyek yang ingin dilakukan
• Persiapan bahan
bahan bahan yang diperlukan tergantung dari proyek yang akan dikerjakan
• Persiapan tenaga kerja
sama seperti yang sebelumnya, jumlah tenaga kerja juga tergantung pada proyek yang akan
dilakukan
Melaksanakan Pekerjaan Pondasi

• Bangun rumah memang membutuhkan bantuan pihak yang sudah ahli dalam
bidang konstruksi. Kita tidak mungkin melakukan semuanya sendiri. Namun, kita
sebagai yang memiliki hunian nantinya perlu dan penting untuk ikut mengawasi
atau mengikuti prosesnya sejak awal loh. Mengapa? Karena, banyak hal-hal kecil
yang perlu diperhatikan soal membangun rumah, yang bisa jadi kurang
diperhatikan oleh pihak jasa bangun yang kita pilih. Misalnya, saat proses awal
peletakkan atau pembangunan pondasi rumah. Apa saja ya yang perlu
diperhatikan?
Apa yang Harus Diperhatikan saat Bangun Pondasi
1. Identifikasi tanah  dan izin bangun
Saat mencari dan memilih lahan tanah yang akan dibangun, sebaiknya didiskusikan juga dengan pihak kontraktor terkait
kondisi tanah. Misalnya, kondisi tanah atau bagaimana aliran air dalam tanah. Kemudian, hal yang tidak kalah penting
adalah perihal izin. Sebelum membangun, ada baiknya untuk cek perihal aturan membangun pada lokasi, seperti batas
ketinggian bangunan dan lainnya.
2. Lakukan uji tanah
Uji tanah yang dimaksud adalah untuk mengetahui tingkat kekuatan tanah sebelum membangun rumah dan
menempatinya. Biasanya terdapat dua jenis pengujian, yaitu uji  untuk melihat reaksi tanah saat dipadatkan dan tes perc.
Uji atau tes  perc memberi ahli bangun pemahaman tentang bagaimana tanah di lokasi menyerap dan mendistribusikan
air. 
3. Periksa jalur utilitas bawah tanah 
Penting untuk memeriksa hal ini karena sebelum membangun kita harus memastikan tidak ada jalur utilitas bawah tanah
yang melewati lahan kita. Hal ini untuk menghindari adanya jalur pipa atau kabel yang tersangkut yang akan menghambat
pembangunan.
4. Memastikan partner bangun eksekusi dengan baik
Proses pembentukan fondasi membutuhkan jasa bangun yang dapat dipercaya kinerjanya. Oleh karena itu, perencanaan
pembangunan harus tersampaikan dengan jelas kepada mereka. Tujuannya untuk menghindari kesalahan ukuran, detail,
dan lainnya
Proses pembuatan pondasi bangunan tidak boleh dilakukan secara sembarangan
karena akan memengaruhi keamanan dan kenyamanan bangunan tersebut. Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pondasi yang baik, yaitu
• Konstruksinya harus kuat dan kokoh agar tidak mengalami pergeseran tempat
atau ambles
• Harus mampu menyesuaikan ketika terjadi peristiwa tanah bergerak,
mengembang, atau menyusut
• Sanggup menahan pengaruh yang berasal dari kandungan unsur organik maupun
anorganik tanah
Melaksanakan Pekerjaan Struktur

Tahap- tahap dalam Proyek Konstruksi Pekerjaan proyek konstruksi dimulai


dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan, kemudian
dilanjutkan dengan tahap konstruksi yaitu tahap pelaksanaan pembangunan fisik,
berikutnya adalah tahap operasional atau tahap penggunaan dan pemeliharaan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dari tahap awal proyek
(tahap perencanaan dan perancangan) hingga masa konstruksi (pelaksanaan
pembangunan fisik) ada tiga pihak yaitu:
• a. Pemilik proyek (owner)
• b. Pihak perencana (designer)
• c. Pihak kontraktor (aannemer)
Fase-Fase Kegiatan Dalam Proyek Konstruksi

Fase Pelelangan Konsultan Perencana :


a.Persiapan dokumen lelang : penggandaan dokumen lelang yang sudah
diverifikasi dan divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah yang
tertera di kontrak awal.
b.Prakualifikasi konsultan perencana : bersama dengan klien/pemilik proyek
membuat pengumuman lelang dan menyeleksi peserta yang mendaftar.
c.mengundang peserta lelang : bersama dengan klien/pemilik proyek
mengundang peserta untuk menghadiri penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
d.pengambilan dokumen pelelangan : bersama dengan klien/pemilik proyek
mengurus pengambilan dokumen lelang oleh peserta lelang.
Fase Perencanaan
1. Sub Bidang Persiapan :
a. pengidentifikasi proyek : mempelajari secara cermat jenis, maksud dan tujuan dari
proyek terkait, agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemilik proyek.
b. penyusunan jadwal pekerjaan : membuat perencanaan progres kerja yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan proyek.
c. persiapan SDM+peralatan : menyiapkan sumber daya manusia (tenaga ahli) yang
diperlukan sesuai kebutuhan dan syarat dari proyek tersebut, serta mempersiapkan
alatalat yang mendukung.
d. penyusunan rencana pemakaian sumber daya : menyusun jadwal dan pembagian
tugas (job description) sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing
sumber daya manusia dan sumber daya peralatan.
2.Sub Bidang Konsep
a. perumusan maksud+tujuan proyek : mendeskripsikan sejelas mungkin maksud dan tujuan proyek secara
teknis dan kemudian dilakukan pencarian solusi/jawaban atas permasalahan desain yang diberikan.
b. pengkajian kebutuhan fungsional ruang : menganalisis kebutuhan ruang yang diperlukan secara ideal
pada proyek tersebut
c. pengkajian data teknis situasi eksisting : menganalisis segala data pada kondisi eksisting proyek, terutama
untuk proyek rehabilitasi atau proyek melanjutkan (bukan tahap pertama).
d. pengkajian tapak+lingkungan proyek : menganalisis kondisi lahan yang hendak ditempati bangunan,
beserta keadaan lingkungan di sekitarnya. Mencakup aspek kontur, tipe tanah, pencahayaan, penghawaan,
kebisingan, juga peraturan daerah setempat, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.
e. pengkajian spesifikasi desain yang dibutuhkan : menganalisis bagaimana sebenarnya kebutuhan desain
yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan perancanaan. Misalnya dari segi penghawaan,
pengudaraan, akustik, pemilihan warna yang spesifik, dll.
f. pengkajian standar teknis : mengumpulkan referensi dan menganalisis standar teknis bangunan untuk
kebutuhan proyek, seperti standar baja, mutu beton, fire protection, dan standar-standar keamanan
bangunan yang lainnya.
g. penentuan tema desain/konsep makro : menentukan tema awal bangunan, sesuai tema yang hendak
diusung berdasarkan kebutuhan pengguna.
3. Sub Bidang Pra Rancangan :
a. pencarian konsep desain : mengembangkan tema awal menjadi sebuah konsep
arsitektural yang dituangkan dalam sketsa.
b. penyusunan pola dan bentuk arsitektur : pengembangan sketsa menjadi sebuah pola
kedekatan ruang dan konfigurasi bentukan bangunan secara makro sebagai blue print
penataan ruang dan ide desain awal.
c. penyusunan diagram fungsi ruang dan bangunan : menyusun penataan konsep
perletakkan ruang dan massa bangunan (jika multi massa)
d. pembuatan diagram aspek kualitatif-kuantitatif : membuat diagram mencakup dimensi
ruangan, kapasitas yang diperlukan berdasar kebutuhan, organisasi ruang, penataan
sirkulasi, dan aspek estetika bangunan.
e. pengkonsepan bahan dan teknologi yang dipakai : merencanakan material-material yang
hendak digunakan, beserta metode/teknologi pelaksanaan di lapangannya.
f. pengkonsepan alokasi biaya dan waktu proyek : menyusun perencanaan penggunaan biaya
dan waktu sesuai pagu anggaran dan batasan waktu yang tercantum di dalam kontrak.
4. Sub Bidang Rancangan :
a. pematangan hasil studi kelayakan : melakukan peninjauan kembali hasil dari studi
kelayakan proyek dan memasukkan aspek-aspek penting yang mungkin terlupakan ke dalam
perencanaan yang sedang dikerjakan.
b. pematangan aspek fungsional : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi klien
dan studi kebutuhan fungsional ruang ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
c. pematangan aspek estetika : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi klien
dan studi kebutuhan estetika beserta hasil eksplorasi desain ke dalam perencanaan yang
sedang dikerjakan.
d. pematangan aspek ekonomi : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi klien
dan studi perencanaan anggaran biaya dan jadwal proyek beserta aspek-aspek ekonomi
yang lainnya ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
• 5. Sub Bidang Dokumen :
• a. penyusunan Detailed Engineering Design (DED) : membuat gambar kerja untuk pelelangan sekaligus
gambar pedoman pelaksanaan pembangunan di lapangan.
• b. penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) : membuat spesifikasi material/bahan, alat,
teknik/metoda kerja sebagian pedoman pelaksana, dan hal-hal yang bersifat administratif dalam proyek.
• c. penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BQ) : RAB diberikan untuk klien/pemilik
proyek sebagai pedoman untuk menyeleksi kontraktor, sedangkan BQ diberikan untuk calon kontraktor yang
mengikuti tahapan prakualifikasi untuk membantu membuat penawaran proyek.
• d. penyusunan perhitungan teknik, dokumen kontrak, dan daftar informasi supplier : perhitungan struktur
digunakan sebagai dasar pembuatan gambar kerja struktur yang sekaligus diperlukan untuk kepentingan non
teknis proyek seperti proses pengurusan IMB. Dokumen kontrak dibuat untuk klien/pemilik proyek yang
telah berhasil menentukan kontraktor untuk melakukan perjanjian tertulis. Informasi supplier diberikan
kepada klien/pemilik proyek sebagai panduan untuk membandingkan harga pasaran dengan harga yang
ditawarkan kontraktor, terutama saat terjadi pekerjaan tambah-kurang di lapangan.
• e. verifikasi dan validasi desain : verifikasi adalah pemerikasaan kembali segala dokumen yang hendak
dilelangkan, yang dilakukan bersama dengan klien/pemilik proyek. Sedangkan validasi adalah pemeriksaan
dan penyetujuan diokumen oleh pihak yang berwenang, misalnya untuk bangunan gedung pemerintahan,
maka diperlukan eksaminasi dokumen oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya.
• f. perubahan desain (aanvuling) : perubahan desain dilakukan jika ternyata setelah melalui tahap verifikasi an
eksaminasi, ternyata pihak pemeriksa menemukan adanya ketidakbenaran dalam dokumen, sehingga
diperlukan perbaikan dokumen gambar DED atau dokumen RKS.
Melaksanakan Pekerjaan Arsitektur

Arsitektur merupakan ilmu perancangan bangunan. Seorang yang ahli dalam


perancangan ilmubangunan disebut arsitek. Arsitek merupakan suatu profesi
yang ada diindonesia. Bidang atau disiplin ilmu arsitektur merupakan keahlian
yang sangat dikuasai oleh seorang arsitek. Namun arsitekpun dituntut untuk
memahami apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan konstruksi. Walaupun pada
tahap pelaksanaan, sebagian besar dikerjakan langsung oleh pelaksana dalam hal
ini kontraktor, namun arsitek maupun konsultan arsitek sebaiknya memahami
proses produksi yang terjadi pada tahapan tersebut. Seorang arsitek dituntut
bukan hanya sebagai perancang dengan porsi tugas yang besar di awal proyek,
yaitu pada tahap disain, tetapi juga memahami proses produksi atau pelaksanaan
proyek itu sendiri
Karakteristik Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan arsitektur memiliki beberapa karakteristik - karakteristik yang antara lain sebagai
berikut:
• Umumnya memiliki bobot biaya yang tertinggi khususnya pada bangunan - bangunan komersial,
seperti, hotel, mall, dan sebagainya. Hal ini dapat disebabkan karena harga material - materialnya
yang cukup mahal
• Sering adanya anggapan bahwa pekerjaan arsitektur maupun interior dapat menutupi kekurangan
pekerjaan struktur, walaupun hal ini sudah tentu tidak benar
• Dalam pelaksanaannya didominasi oleh pekerjaan tangan dan tidak jarang membutuhkan skill
tertentu dalam pelaksanaannya
• Umumnya pekerjaan - pekerjaan ini sebagaian besar berlangsung didalam bangunan atau dapat
dikatakan dilaksanakan setelah pekerjaan struktur hampir atau sudah terbangun
• Pekerjaan arsitektur memiliki logika ketergantungan yang cukup erat dengan pekerjaan MEP
termaksud utilitas, seperti: lift, escalator, shaft, dan sebagainya sehingga sering terjadi fast track
dalam pelaksanaanya
Ruang Lingkup Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan arsitektur memiliki ruang lingkup pekerjaan, yang meliputi:


1. Pekerjaan kulit luar / facade
2. Pekerjaan pasangan dinding / partisi
3. Pekerjaan pintu dan jendela
4. Pekerjaan lantai
5. Pekerjaan plafond
6. Pekerjaan khusus lainnya
Masing - masing pekerjaan tersebut diatas masih dapat di break down lebih rinci
lagi atas beberapa pekerjaan seperti: pekerjaan pasangan dinding dapat dirinci
lagi menjadi pasangan dinding celcon dan gypsum dan seterusnya.
Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan

Laporan proyek adalah laporan kegiatan pada suatu proyek jasa kontruksi yang
berisikan berbagai informasi mengenai kondisi sebuah proyek. Dalam sebuah
laporan proyek, anda dapat mengetahui berbagai jenis informasi seperti laporan
operasional, teknikal, finansial, dan lain-lain. Tentunya dengan setiap
perkembangan dan progres proyek sangat membutuhkan evaluasi proyek dari
awal hingga akhir.
secara umum laporan proyek dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : laporan harian,
laporan mingguan, dan laporan bulanan.
1. laporan harian
Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a.Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub pekerjaan, pemenuhan kualitas dan
kuantitas bahan yang digunakan; daftar peralatan yang meliputi jenis, jumlah dan kondisi peralatan; serta
penempatan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan dan/atau sub pekerjaan
b. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
pekerjaan
c. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta
kondisi khusus lainnya yang berdampak atau berpotensi berdampak pada pelaksanaan pekerjaan
d. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris
terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain sebagaimana yang disyaratkan di dalam peraturan
e. Informasi terkait Keselamatan Konstruksi harus diperiksa oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
Laporan harian Keselamatan Konstruksi dapat dapat dijadikan satu dalam format Laporan harian atau
dapat juga menggunakan format terpisah
f. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya
g. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan desain, gambar kerja (shop drawing),
spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu
sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian
pada minggu berikutnya
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu berikutnya
c. Dukungan yang diperlukan dari Pimpinan unit kerja Pelaksana Kegiatan/ Penanggung Jawab
Kegiatan, Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait
d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta
statusnya
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian
kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record),
dan lainlain.
3. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal – hal sebagai berikut:
a.Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkan capaian
di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan berikutnya
b. Foto dokumentasi
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran dari
Pengguna Jasa
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan
e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah
dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana pencegahan
atau penanggulangan yang akan dilakukan
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen
h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian
kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai