3. Beban Gempa
Beban gempa ialah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa
pada struktur ditentukan berdasarkan 8 suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan
beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut, yang terjadi oleh gerakan
tanah akibat gempa itu.
4. Beban Angin
Beban angin ialah besar tekanan atau isapan yang diakibatkan oleh angin pada suatu titik
bergantung pada kecepatan angin, rapat massa udara, lokasi yang ditinjau pada struktur, perilaku
permukaan struktur, bentuk geometris, dimensi dan orientasi struktur, dan kekakuan keseluruhan
struktur.
A. PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
CONTOH ANALISIS STRUKTUR (Pemodelan Struktur Secara 3D (dengan bantuan SAP)
A. PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
CONTOH ANALISIS STRUKTUR (Pemodelan Struktur Secara 3D (dengan bantuan SAP)
A. PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
CONTOH ANALISIS STRUKTUR (Pemodelan Struktur Secara 3D (dengan bantuan SAP)
A. PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
PP/PM/SNI/
B. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
BANGUNAN GEDUNG (PONDASI DALAM)
Struktur Bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada di bawah permukaan
tanah yang berfungsi untuk menahan beban dari struktur atas dan memindahkannya kedalam tanah
keras. Struktur bawa meliputi Dudukan Beton (pile cap) dan Pondasi.
Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur atas sehingga struktur bawah tidak boleh gagal lebih
dahulu dari struktur atas. Beban-beban tersebut dapat berupa beban mati (DL), beban hidup (LL), beban
gempa (E), dll.
Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung harus direncanakan dan dilaksanakan dengan teliti, baik dan
benar. Kesalahan dalam perhitungan struktur bawah akan menyebabkan bangunan yang kokoh pada
struktur atas menjadi runtuh dan berakibat fatal bagi penghuninya.
Kenali Jenis Tanah dan Beban Bangunan untuk Menentukan Tipe Pondasi yang Sesuai, untuk itu
diperlukan soil investigasi untuk mengetahui jenis tanah dan kedalaman muka air tanah serta kedalaman
lapisan tanah keras.
B. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
BANGUNAN GEDUNG (PONDASI DALAM)
Penentuan Jenis Pondasi yg dipakai didasari dari hasil survey
dan investigasi geoteknik dan analisis laboratorium;
Servey dan investigasi tanah dapat dilakukan dengan metode
Sondir dan atau Booring di lokasi proyek;
Hasil soil investigasi di analisa dilaboratorium dan selanjutkan
dilakukan Analisa/Perhitungan Daya Dukung pondasi terhadap
beban struktur bangunan atas.
B. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
BANGUNAN GEDUNG (PONDASI DALAM)
1. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah struktur bawah yang berfungsi meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras
yang berada jauh di bawah permukaan tanah.
Pondasi dalam digunakan jika dasar tanah sebaga tempat perletakan pondasi tidak memiliki daya dukung
yang memadai terhadap beban di atasnya, misalnya pada kasus beban bangunan yang besar, atau kondisi
dasar tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Secara umum, beberapa kondisi mengapa pondasi dalam perlu dipilih dan digunakan untuk membentuk
struktur bangunan:
Tanah di permukaan memiliki daya dukung lemah.
Tanah dekat permukaan mengandung lempung ekspansif (mudah menyusut/mengembang).
Tanah dekat permukaan rentan terkikis erosi air atau mudah tergerus.
B. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
BANGUNAN GEDUNG (PONDASI DALAM)
2. Tipe dan Fungsi Pondasi Dalam
a) Pondasi Tiang Pancang (Spun Pile)
Umumnya digunakan pada infrastruktur dan bangunan
gedung yang tanahnya tidak memiliki daya dukung yang
cukup untuk memikul berat dan beban bangunan atas;
Fungsi pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan
beban konstruksi di atasnya ke lapisan tanah keras yang
letaknya sangat dalam, yaitu lebih dari 8 meter di bawah
permukaan tanah;
Pondasi tiang pancang menggunakan material beton pra-
cetak mutu tinggi (K500).
B. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
BANGUNAN GEDUNG (PONDASI DALAM)
b) Pondasi Bored Pile
Adalah jenis pondasi dalam yang memiliki bentuk seperti
tabung panjang yang ditancapkan ke dalam tanah.
Cara pembuatan pondasi ini adalah dengan cara pondasi
ditempatkan di kedalaman tertentu sesuai yang disyaratkan,
kemudian dilakukan pemasangan bekisting dari plat baja, lalu
dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit
sebelumnya, dan terakhir dilakukan pengecoran di area lubang
yang sudah dibuat.
Pondasi bored pile berfungsi untuk menjaga kestabilan
bangunan bertingkat maupun bangunan yang terletak di lahan
yang tidak rata atau berkontur, misalnya pada lereng, lembah,
dan lain sebagainya.
B. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
BANGUNAN GEDUNG (PONDASI DALAM)
c) Pondasi Sumuran
• Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara
pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan apabila tanah
dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam.
• Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di
tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu
belah sebagai pengisinya.
• Pondasi ini merupakan pondasi dalam yang cukup sering
diaplikasikan pada pekerjaan konstruksi di Indonesia, karena
cocok digunakan pada tempat yang lokasi struktur tanah
kerasnya berada di kedalaman lebih dari 3-5 meter di bawah
permukaan tanah.
C. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BANGUNAN GEDUNG
Struktur atas adalah semua bagian struktur yang berada di atas permukaan tanah, yang seluruh beban
bangunan atasnya masing-masing dipikul oleh kolom, balok, dan pelat.
Kolom, balok, dan pelat dapat mencapai kualitas struktur yang baik dan sesuai dengan standar teknis
pelaksanaan, apabila metode yang dilakukan benar.
Namun, permasalahan yang sering terjadi adalah ketidaksesuaian antara pekerjaan dan perencanaan
yang menyebabkan penurunan kualitas struktur beton, sehingga perlu dilaksanakan pengendalian mutu
secara berkala.
Standar pelaksanaan yang digunakan berpedoman pada Gambar Kerja (Shop Drawing), Peraturan (SNI
2847: 2019, SNI 2057: 2017, SNI 6886: 2016 serta Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
Pengendalian mutu yang dilakukan secara rutin berkala tersebut, dapat menghasilkan struktur beton
bertulang yang berkualitas baik.
C. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BANGUNAN GEDUNG
Tolak Ukur :
Kecermatan dalam memverifikasi data hasil kegiatan pengawasan dan data pendukung (berita acara uji coba,
berita acara serah terima pekerjaan, foto dokumentasi, prosedur operasional standar (POS) peralatan, gambar
purna bangun (as-built drawing)
Terima Kasih