Anda di halaman 1dari 15

UJI KOMPETENSI – LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung


Jenjang :7
Nama Asesi : PRIMA PURNAMA RITONGA,ST
NIK Asesi : 1219012009950003
Tgl. Asesmen : 14 JULI 2023
TUK : Ruang Kerja Prima Purnama Ritonga
Nama Asesor : 1. Tri Rachma Sari, ST.,MT
2. Rosdiana Trialita
PETUNJUK/INSTRUKSI

• Buatlah presentasi berdasarkan instruksi yang terdapat di dalam FR.IA.04.


• Format presentasi ini hanya sebagai contoh, Asesi dapat menambah
jumlah halaman atau mengubah format sesuai dengan kebutuhan
• Substansi yang harus disampaikan terkait:
• Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dangkal)
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
• Struktur Baja
• Struktur Beton Bertulang
• Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
• Lampiran untuk mendukung presentasi dapat berupa Salinan dokumen,
Gambar/grafik dan Foto Kegiatan
Perencanaan Struktur Bangunan Gedung

Struktur bangunan adalah penopang dari pertimbangan kenyamanan sebuah bangunan.


Tentunya kita akan merasa khawatir dan tidak nyaman memiliki sebuah bangunan yang mana
kita tidak mengetahui seberapa kuat bangunan untuk menopang beban orang, peralatan rumah
tangga, furniture, kondisi gempa, dan penurunan tanah yang mengakibatkan miringnya posisi
bangunan, retak, atau muncul perbedaan elevasi lantai yang berakibat pada pecahnya keramik
atau lantai marmer bangunan.
Struktur bangunan yang baik memiliki 3 (tiga) kategori dasar, yaitu:
1.Kuat
2.Aman, dan
3.Ekonomis

Struktur sebuah bangunan berkisar pada Struktur Bawah yaitu pondasi, dan
Struktur Atas yaitu:
1.Kolom
2.Balok
3.Pelat
4.dan lain-lain
Pada sebuah bangunan terdapat beberapa macam beban yang berpengaruh terhadap kestabilan dan
kekuatan bangunan, antara lain:
-Beban Hidup (Beban Orang, Beban Kendaraan, Beban lain yang sifatnya dapat berubah-ubah
besarannya).
-Beban Mati (Berat Sendiri Bangunan, Beban yang terproyeksi besar bebannya cenderung tetap)
-Beban Gempa (Beban akibat terjadinya gempa berkaitan dengan ketinggian dan berat bangunan secara
keseluruhan).
-Beban Angin (Beban yang ditimbulkan akibat gerakan angin. Pada bangunan tinggi, beban angin ini sangat
berpengaruh karena beban angin diketinggian tertentu tidak akan sama dengan beban angin di ketinggian 1
m).
-Beban Hujan (Beban yang akan memepengaruhi atap).
-Beban Gelombang Air Laut (Beban yang berpengaruh terhadap kestabilan bangunan yang diakibatkan air
laut. Seperti bangunan dermaga atau breakwater).
-dan Beban-Beban lain.
Beban ini akan ditopang oleh struktur atas dan disalurkan menuju struktur bawah.
Struktur bawah akan berkaitan dengan kondisi tanah. Tanah sebagai penopang bangunan
harus diketahui kemampuannya dengan pengujian tanah. Pengujian tanah menggambarkan
daya dukung tanah dan variabel-variabel dukung tanah untuk menentukan dimensi struktur
bawah terhadap beban yang dimiliki bangunan. Apakah harus menggunakan struktur
pondasi dalam (Pancang atau tiang bor) atau cukup menggunakan pondasi pelat.
Sedikit gambaran tentang perhitungan struktur adalah perhitungan untuk menganalisa
beban-beban yang bekerja pada bangunan atau yang mempengaruhi kestabilan bangunan
dan menghasilkan output berupa kebutuhan dimensi struktur (baik dimensi balok, kolom,
pondasi, tebal pelat beton, kebutuhan penulangan, posisi titik-titik kolom dan grid balok, titik-
titik pondasi, apakah perlu menggunakan pondasi telapak atau pondasi pancang, kedalaman
pondasi yang efektif, dan lain-lain) yang menghasilkan desain struktur yang Kuat, Aman, dan
Ekonomis.
Struktur bangunan tanpa perhitungan yang tepat akan menghasilkan pemborosan biaya
dikarenakan dimensi struktur bangunan yang terlalu besar. Namun yang lebih berbahaya
adalah kelemahan bangunan terhadap beban-beban yang bekerja pada bangunan. Oleh
karena itu, hindari kontraktor atau konsultan arsitek yang tidak dapat menunjukkan laporan
perhitungan struktur bangunan yang akan anda bangun.
 
Demikian penjelasan singkat mengenai perlu dan pentingnya Proses perhitungan dan
Dokumen Perhitungan Struktur pada bangunan yang akan dibangun, sejak proses
perencanaan, perijinan IMB dan dalam aplikasi perancangan dan pelaksanaan
pembangunan.
Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan
Gedung (Pondasi Dangkal)
Keamanan sebuah bangunan sangat ditentukan oleh kekuatan strukturnya, baik struktur atas (upper
structure) dan struktur bawah (base structure).Yang dimaksud dengan struktur bawah adalah bagian
bangunan yang berada dibawah permukaan tanah. Bangunan struktur bawah ini konstrusi perletakannya
disebut dengan pondasi. Banyak jenis pondasi yang dapat digunakan, akan tetapi dalam penentuan jenis
pondasi yang akan digunakan tergantung dari kebutuhan, yaitu berdasarkan besar beban yang akan
diterima dan jenis lapisan tanah yang digunakan sebagai tempat perletakan pondasi.
Pada prinsipnya hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan pondasi adalah
sebagai berikut :
1. Pondasi dangkal digunakan jika lapisan tanah yang baik, berada cukup dangkal, tidak
melebihi 2 meter.
2. Pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah yang baik berada cukup dalam.
Secara umum yang termasuk jenis pondasi dangkal dan pondasi dalam adalah sebagai berikut :
1. Pondasi dangkal (shallow footing)adalah :
a. Pondasi telapak (square footing)
b. Pondasi menerus (continuous footing)
Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung

Struktur atas adalah semua bagian struktur yang berada di atas permukaan tanah,
yang seluruh beban bangunan atasnya masing-masing dipikul oleh kolom, balok, dan
pelat. Kolom, balok, dan pelat dapat mencapai kualitas struktur yang baik dan sesuai
dengan standar teknis pelaksanaan, apabila metode yang dilakukan benar. Namun,
permasalahan yang sering terjadi adalah ketidaksesuaian antara pekerjaan dan
perencanaan yang menyebabkan penurunan kualitas struktur beton, sehingga perlu
dilaksanakan pengendalian mutu secara berkala.
Standar pelaksanaan yang digunakan berpedoman pada Gambar Kerja (Shop Drawing), SNI 2847:
2019 tentang "Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Penjelasannya", SNI 2057:
2017 tentang "Baja Tulangan Beton", SNI 6886: 2016 tentang "Spesifikasi Beton Struktural", serta
Rencana Kerja dan Syarat (RKS). Pengendalian mutu yang dilakukan secara rutin berkala tersebut, dapat
menghasilkan struktur beton bertulang yang berkualitas baik.
Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
Menurut undang-Undang Nomor 18 tahun 1999, pekerjaan pengawasan dapat dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa
konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan
Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan. Dalam proyek bangunan tenaga kerja sebagai
pengawas sangat diperlukan karena dalam pengerjaan proyek maupun penyelesaiannya masih banyak
terdapat masalah – masalah yang timbul, misalkan kecelakaan kerja, bahan baku proyek sesuai kualitas
atau tidak dll.
Hal ini harus diprhatikan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan desain, gambar dan spesifikasi
yang direncanakan. Pengawas seharusnya mempunyai pengetahuan baik administrasi proyek maupun
teknis agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memuaskan dan maksmal. Training ini akan memberikan
pengetahuan yang dapat membantu baik perseorangan maupun perusahaan dalam meningkatkan
pengetahuan tentang pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai