0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
155 tayangan26 halaman
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung sesuai dengan gambar rencana, termasuk mengendalikan pembuatan gambar kerja, pelaksanaan kolom, dinding geser, balok, pelat lantai dan atap, serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung sesuai dengan gambar rencana, termasuk mengendalikan pembuatan gambar kerja, pelaksanaan kolom, dinding geser, balok, pelat lantai dan atap, serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung sesuai dengan gambar rencana, termasuk mengendalikan pembuatan gambar kerja, pelaksanaan kolom, dinding geser, balok, pelat lantai dan atap, serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA Skema Sertifikasi : Manajer Lapangan Pelaksana Pekerjaan Gedung Kualifikasi : Teknisi/Analis Jenjang 6 Nama Asesi : Muhammad Arif FOTO ASESI NIK Asesi : 1401062003980006 Tgl. Asesmen : 10 Mei 2023 TUK : P3SM RIAU Nama Asesor : 1. Hermanto, ST, MT 2. Zulfikar Djauhari BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BETON BERTULANG BANGUNAN GEDUNG SESUAI DENGAN GAMBAR RENCANA TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN UMUM • Peserta pelatihan diharapkan mampu mengendalikan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung sesuai dengan gambar rencana TUJUAN KHUSUS • Mengendalikan pembuatan gambar kerja struktur atas beton bertulang bangunan gedung • Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan Tie Beam. • Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan Kolom Beton Bertulang • Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan Dinding Geser • Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan Balok Beton Bertulang • Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan Pelat Lantai • Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan Atap Beton Bertulang Pengendalian Pembuatan Gambar Kerja • Langkah-langkah mengendalikan pembuatan gambar kerja adalah: • Menyiapkan gambar rencana • Mengamati kondisi lapangan • Mengendalikan pembuatan gambar kerja • Berkoordinasi dengan pihak terkait • Langkah-langkah memeriksa gambar kerja meliputi: • Pemahaman tentang pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur tiap bagian • Pemahaman tentang approval material yang digunakan • Pemahaman akan persiapan lahan kerja • Pemahaman akan persiapan material kerja • Pemahaman akan peralatan kerja Pelaksanaan Pekerjaan Tie Beam • Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada bangunan gedung atau bangunan yang menggunakan pondasi dalam atau pondasi dangkal setempat. Tie beam terletak di atas tanah dan di atas pondasi dangkal setempat seperti pondasi footplat ataupun pondasi dalam • Tie beam berfungsi untuk menopang slab atau plat lantai yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah dan untuk meratakan gaya beban bangunan. Selain itu juga berfungsi sebagai balok penahan gaya reaksi tanah. Tie Beam dan Sloof. • Sloof adalah struktur balok yang dibuat secara horizontal sepanjang pondasi. • Tie beam biasanya berukuran lebih besar dibanding dengan sloof. • Pembesian tie beam sangat variatif tergantung dari desain konsultan struktur. • Tie beam menumpu langsung ke tanah sehingga penulangan pada tie beam pun berbeda dengan penulangan balok • Dari segi struktural, tie beam berfungsi sebagai pengaku antara pondasi satu dengan yang lainnya sehingga tingkat kekakuan dari struktur bawah meningkat. • Tie beam biasa digunakan pada bangunan besar yang mempunyai struktur bawah. Fungsi tie beam ini sama dengan perkuatan pondasi. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Beton Bertulang • Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting darisuatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (totalcollapse) seluruh struktur. • Elemen struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara panjang dan dimensi penampang melintangnya relatif kecil disebut kolom pendek. • Kapasitas pikul-beban kolom pendek tidak tergantung pada panjang kolom dan bila mengalami beban berlebihan, maka kolom pendek pada umumnya akan gagal karena hancurnya material. • Semakin panjang suatu elemen tekan, proporsi relatif elemen akan berubah hingga mencapai keadaan yang disebut elemen langsing Kolom Langsing • Perilaku elemen tekan panjang terhadap beban tekan adalah apabila bebannya kecil, elemen masih dapat mempertahankan bentuk liniernya, begitu pula apabila bebannya bertambah. • Pada saat beban mencapai nilai tertentu, elemen tersebut tiba-tiba tidak stabil dan berubah bentuk. • Hal inilah yang dibuat fenomena tekuk (buckling) apabila suatu elemen struktur (dalam hal ini adalah kolom) telah menekuk, maka kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi untuk menerima beban tambahan. Sedikit saja penambahan beban akan menyebabkan elemen struktur tersebut runtuh. • Dengan demikian, kapasitas pikul-beban untuk elemen struktur kolom itu adalah besar beban yang menyebabkan kolom tersebut mengalami tekuk awal. • Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk (Pcr) pada suatu elemen struktur tekan panjang adalah Panjang Kolom, Kekakuan dan Kondisi ujung elemen Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Geser/Shear Wall • Dinding geser (shear wall) adalah suatu struktur balok tipis yang langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser berbentuk persegi panjang, box core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya. • Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. • Dalam prakteknya dinding geser selalu dihubungkan dengan sistem rangka pemikul momen pada Gedung. • Dinding struktural yang umum digunakan pada gedung tinggi adalah dinding geser kantilever dan dinding geser berangkai Fungsi & Jenis Dinding Geser 1. Diding Geser Berfungsi untuk: a. Memperkuat bangunan. b. Meredam goncangan akibat gempa c. Mengurangi biaya pemeliharaan Gedung d. Daya beban Pikul dinding mampu ditingkatkan. e. Umur pakai bangunan menjadi lebih panjang. 2. Jenis Dinding Geser: a. Bearing Walls b. Frame Walls c. Core Walls Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Balok Beton Bertulang • Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal. • Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang direncanakan untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. • Balok merupakan bagian struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang • Balok (Beam), merupakan elemen struktur yang berfungsi mentransmisikan beban dari pelat menuju kolom. Pada umumnya, balok dicor secara monolit dengan kolom dan pelat lantai. Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai • Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus, dan waterpass (mempunyai ketinggian yang sama, tidak miring) agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. • Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari pelat lantai. • Pada pelat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri pelat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan. • Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Persyaratan Pelat Lantai a. Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12 cm, sedang untuk plat atap sekurang-kurangnya 7 cm. b. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8 mm dari baja lunak atau baja sedang. c. Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah. d. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak lebih dari 20 cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil. e. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran. f. Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc : 2psr : 3kr + air, bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc : 1,5psr : 2,5kr + air secukupnya Keterampilan yang diperlukan dalam Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang • Menyiapkan gambar kerja pelaksanaan pekerjaan beton bertulang berdasarkan dokumen kontrak. • Mengkoordinasi kesiapan peralatan dan personel berdasarkan kebutuhan. • Menyiapkan kesesuaian material yang digunakan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan spesifikasi teknis. • Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan bekesting beton bertulang • Mengendalikan pelaksanaan penulangan beton bertulang berdasarkan gambar kerja • Mengendalikan pelaksanaan pengecoran beton bertulang berdasarkan gambar kerja. • Mengevaluasi kesesuaian hasil pekerjaan beton bertulang berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknis. Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas Beton Bertulang a. Menyiapkan data untuk membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung b. Melaporkan kualitas peralatan dan material yang digunakan pada struktur atas beton bertulang bangunan gedung berdasarkan pelaksanaan di lapangan c. Mendokumentasikan proses pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang sesuai dengan kondisi lapangan pada saat proses konstruksi d. Membuat dokumen rekaman pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan. e. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton bertulang bangunan gedung yang disesuaikan dengan pelaksanaan di lapangan TAHAP PENGAWAS AN
19 AZAS PENGAWASAN
Suatu tindakan mengawasi,
mendeteksi, membimbing dan mengarahkan kepada diri sendiri, orang lain maupun kelompok lain dengan tujuan agar kebijaksanaan maupun rencana pekerjaan dapat diselenggarakan dengan efisien dan memenuhi kualitas, kuantitas serta ketepatan waktu guna menunjang kepentingan instansi, para pelaksana serta pengawas itu sendiri. Beberapa istilah yang berdekatan dengan istilah Pengawasan, yaitu: Pemeriksaan, Pengawasan dan Pengendalian, sebagai berikut: 1) Pemeriksaan: adalah suatu pengamatan yang pada umumnya dilakukan dari jarak dekat dengan jalan mengadakan perbandingan sesuatu yang telah atau akan dilakukan dengan yang seharusnya dilaksanakan menurut ukuran dan norma tertentu. 2) Pengawasan: adalah suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya dilakukan secara menyeluruh dengan jalan mengadakan perbandingan antara kenyataan yang dilakukan dengan yang seharusnya dilakukan atau yang seharusnya terjadi. 3) Pengendalian: adalah tindakan pengaturan atau pengarahan pelaksanaan dengan maksud agar suatu tujuan tertentu dapat dicapai secara efisien dan efektif. PRINSIP DAN NORMA PENGAWASAN
5 (lima) prinsip pengawasan :
1) Obyektif dan menghasilkan fakta 2) Pengawasan berpedoman pada kebijaksanaan yang berlaku 3) Preventif: Pengawasan harus bersifat mencegah sedini mungkin terjadinya kesalahan-kesalahan, berkembang dan terulang kesalahankesalahan, berkembang dan terulang kesalahan-kesalahan. 4) Pengawasan bukan tujuan: Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, tetapi sarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. 5) Efisiensi: Pengawasan harus dilakukan secara efisien, bukan justru menghambat efisiensi pekerjaan PRINSIP DAN NORMA PENGAWASAN
Norma Pengawasan, meliputi:
1) Pengawasan harus mandiri dan terpisah dari kegiatan-kegiatan yang diawasi. 2) Pengawasan harus dilakukan dengan keahlian dan ketelitian professional yang disyaratkan. 3) Lingkup pengawasan meliputi pengujian dan evaluasi terhadap keefektifan dari system pengendalian intern yang dimiliki oleh organisasi yang diawasi termasuk kualitas dari pelaksana fungsi dan tugas yang diemban. 4) Pelaksanaan pengawasan meliputi perencanaan pengawasan, menguji dan mengevaluasi informasi, pemberitahuan hasil-hasilnya dan menindak lanjuti. KONSEP PENGAWASAN
Konsep Pengawasan:, meliputi:
1) Batasan Konsep Pengawasan adalah pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi yang telah selesai perencanaan tekniknya. 2) Penguasaan terhadap aspek-aspek perencanaan : (a) Uraian Tugas-Tugas Penguasaan terhadap gambar/ desain (b) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) (c) Syarat-Syarat (Spesifikasi) Teknik (d) Laporan/Analisis Teknik (e) (Job Description) 3) Penguasaan terhadap aspek-aspek Pelaksanaan. (a) Pengenalan medan (b) Tata cara pelaksanaan kerja (c) Buku-buku Standar/ Normalisasi (d) Alat-alat pengujian dan penelitian/ pemeriksaan (e) Koordinasi manajemen keluar dan ke dalam KONSEP PENGAWASAN
Konsep Pengawasan:, meliputi:
4) Penguasaan terhadap aspek-aspek Administrasi Teknik. 5) Tata Cara Peneguran (a) Penyimpangan. (b) Peneguran dilakukan kepada Pelaksana, kalau terjadi penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang ada (c) Tingkat Peneguran TERIMA KASIH