Anda di halaman 1dari 17

UJI KOMPETENSI – LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Madya Teknik Bangunan


Gedung
Jenjang :8
FOTO ASESI Nama Asesi : Jhennery Age
NIK Asesi : 1701052906950001
Tgl. Asesmen : 4 Agustus 2023
TUK : P3SM Pusat
Nama Asesor : Ronald Siahaan, SE., ST., MT.
: R. Bambang Priatmono Soediro
PETUNJUK/INSTRUKSI

• Buatlah presentasi berdasarkan instruksi yang terdapat di dalam FR.IA.04.


• Format presentasi ini hanya sebagai contoh, Asesi dapat menambah jumlah
halaman atau mengubah format sesuai dengan kebutuhan
• Substansi yang harus disampaikan terkait:
• Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
• Struktur Baja
• Struktur Beton Bertulang
• Struktur Beton Pracetak
• Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
• Lampiran untuk mendukung presentasi dapat berupa Salinan dokumen,
Gambar/grafik dan Foto Kegiatan
1. Perencanaan Struktur Bangunan Gedung

Perencanaan adalah upaya memperpadukan kaidah-kaidah


fungsi bangunan, struktur dan bentuk, biaya pembangunan, waktu pembangunan dan teknologi
membangun serta Faktor Eksternal (Peraturan-peraturan dan Lingkungan yang berlaku di lokasi).
Syarat-syarat umum perancangan struktur gedung
meliputi:

1. Syarat Stabilitas
2. Syarat Kekuatan
3. Syarat daktilitas, terdiri atas: elastik (fully elastic), daktilitas terbatas (limited ductility),
 
daktilitas penuh (full ductility).
4. Syarat layak pakai dalam keadaan layan (serviceability), terdiri atas: lendutan pelat dan balok,
simpangan bangunan (lateral drift), simpangan antar tingkat (interstory drift), percepatan
(acceleration) khususnya perancangan struktur terhadap pengaruh angin, retakan (cracking),
 
vibrasi/getaran (vibration)
5. Syarat durabilitas (durability), terdiri atas kuat tekan minimum beton, tebal selimut beton, jenis
 
dan kandungan semen, tinjauan korosi, mutu baja.
6. Syarat ketahanan terhadap kebakaran, terdiri atas dimensi minimum dari elemen/komponen
strukur, tebal selimut beton, tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakaran, jangka
waktu ketahanan terhadap api/kebakaran (struktur atas dan basemen)
2. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada di
bawah permukaan tanah yang berfungsi untuk menahan beban dari struktur atas dan
memindahkannya kedalam tanah keras. Struktur bawa meliputi dudukan beton (pile cap) dan
pondasi. Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur atas sehingga struktur bawah tidak
boleh gagal lebih dahulu dari struktur atas. Beban-beban tersebut dapat berupa beban mati
(DL), beban hidup (LL), beban gempa (E), dll. Pengendalian Pekerjaan dilakukan agar Kegiatan
Konstruksi tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam
rencana.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah
Bangunan Gedung Pondasi Dalam adalah:
• Sebelum dilaksanakan pekerjaan Struktur Pondasi Dalam harus terlebih dahulu dilakukan
uji daya dukung yang direncanakan untuk mengetahui kedalaman Pondasi yang harus
dilakukan.
• Kemiringan tiang pancang pondasi dalam, tidak boleh lebih melampui 20 mm per meter
(yaitu 1 per 50)
• Kemiringan tiang pancang pondasi dalam, tidak boleh lebih melampui 20 mm per
meter (yaitu 1 per 50)
• Kelengkungan tiang pancang beton cor lansung di tempat harus tidak boleh
melampui 0.01 dari panjang suatu tiang pancang dalam segala arah.
• Kelengkungan tiang pancang baja tidak boleh melampui 0,0007 dari panjang suatu
tiang pancang .
• Saat alat pancang sedang erection, tegaknya tiang pancang harus tetap dimonitoring
selama pemancangan berlangsung menggunakan pesawat To
• Pemancangan baru bisa dihentikan setelah kalindering tercapai.
• Setelah pemancangan tiang selesai, lakukan pemotongan kepala tiang pancang
sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan dan jangan lupa meninggalkan/
menyisakan pembesian utama tiang untuk diikatkan pada pile cap/poor yang akan dibuat.
• Posisi Pile cap yang akan dibuat harus berada tepat di As Kolom/tiang yang akan
dipasang dan dan tidak lupa penanaman stik besi kolom yang akan dipasang
• Gambar kerja harus sudah disiapkan sesuai dengan dokumen kontrak sebelum
memulai pekerjaan.
• Tenaga kerja dan peralatan dikoordinasikan kesiapannya sesuai dengan kebutuhan
• Material yang digunakan untuk pondasi diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis
• Pengukuran penetapan posisi dan level pondasi bangunan Gedung dikoordinasikan pelaksanaanya sesuai dengan
gambar kerja.
• Pekerjaan pondasi dikendalikan pelaksanaannya sesuai dengan gambar kerja.
• Pengujian material dan daya dukung pondasi (loading test) dikoordinasikan pelaksanaannya sesuai dengan
standar.
• Hasil pekerjaan pondasi dievaluasi kesesuainnya dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
3. Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung
A. STRUKTUR BAJA
Struktur atas adalah semua bagian struktur yang berada di atas permukaan tanah, yang
seluruh beban bangunan atasnya masing-masing dipikul oleh kolom, balok, dan pelat. Kolom,
balok, dan pelat harus dapat mencapai kualitas struktur yang baik dan sesuai dengan standar
teknis pelaksanaan.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan
Gedung adalah:
• Struktur baja harus memenuhi persyaratan teknis baik melalui pemodelan dan pengujian.
• Baut dan mur harus memenuhi ketentuan sesuai SNI dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segi enam.
• Pada pekerjaan pengelasan permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak.
• Penyedia jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan untuk pemasangan struktur baja.
• Gambar kerja harus sudah disiapkan sesuai dengan dokumen kontrak sebelum memulai pekerjaan.
• Tenaga kerja dan peralatan dikoordinasikan kesiapannya sesuai dengan kebutuhan
• Material yang digunakan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis
• Material yang digunakan diuji kualitasnya sesuai dengan spesifikasi teknis.
• Pengukuran penetapan posisi dan level Struktur bangunan Gedung dikoordinasikan pelaksanaanya sesuai dengan
gambar kerja.
• Pekerjaan Struktur bangunan gedung dikendalikan pelaksanaannya sesuai dengan gambar kerja.
• Hasil pekerjaan dievaluasi kesesuainnya dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Struktur Beton Bertulang
• Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Beton Bertulang bagian
Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom/Tiang adalah:
1. Periksa Kembali posisi As-as kolom yang akan dipasang, stik-stik pembesian kolom baik
ukuran besi beton maupun posisi besi beton
2. Lakukan fabrikasi system pembesian Tie Beam (sloof) dan bekistingnya. Bersamaan
dengan dengan ini fabrikasi bekisting kolom dan pembesian kolom juga sudah bisa
difabrikasi juga. (Sesuai dengan gambar kerja/shop drawing dan spesifikasi yang ada).
3. Setelah dilakukan pemasangan pembesian dan pemasangan bekisting, Tie Beam siap
untuk dilakukan pengecoran Beton dengan mutu beton yang telah ditetapkan.
4. Mobilisasi dan Penyiapan Posisi Concrete pump saat erection, concrete vibrator dsb.
5. Sebelum pengecoran dilaksanakan (setelah mobil mixer datang, dilakukan pemeriksaan
terhadap surat jalan beton, Uji Slump Test (hasus sesuai persaratan ) dan pembuatan Kubus Beton.
6. Pengecoran dapat dilaksanakan dan selama proses pengecoran penggunaan mesin
vibrator harus digunakan untuk membuang rongga udara dan pencegahan keropos
beton dan sedapat mungkin kepala selang vibrator tidak menyentuh pembesian struktur.
7. Setelah Pengecoran Tie beam selesai, keesokan harinya pemasangan pembesian dan bekisting kolom bisa
dilaksanakan.
7. Setelah Fabrikasi system pembesian kolom selesai di tegakkan, Kembali periksa posisi As pembesian Kolom.
Note :
• Penyambungan Stik Besi Kolom dengan pembesian kolom harus  40 D besi kolom
• Jarak Pemasangan besi Sengkang/begel relatif sama setinggi kolom (Gbr rencana struktur)
• Pengikatan kawat bendrat Pembesian Kolom harus kuat dan kokoh sehingga posisi dan jarak
pembesian tidak berubah.
8. Pemasangan Bekisting yang sudah difabrikasi sebelumnya dipasang sebagai mal
pembungkus beton dan besi tulangan diperkuat dengan pengunci mal. Untuk
vertikalisasi berdirinya bekisting kolom dapat diperiksa/dikontrol dengan menggunakan unting-unting, benang load
atau menggunakan pesawat To. Bekisting Dikunci dengan batang 2 skor
9. Setelah Pemasangan bekisting selesai dan melalui pemeriksaan pengawas selesai pengecoran dapat dilakukan dengan
mutu beton yang telah ditentukan.
Note :
• Saat penuangan beton cor menggunakan concrete pump berlangsung yang perlu dijaga
adalah tinggi jatuh beton cor  1,5 m’ agar kerapatan agregat tetap terjaga. Dengan tidak
meninggalkan standard uji beton readymix yang dating tetap dilaksanakan.
A. Pekerjaan Balok (Beam) dan Pekerjaan Lantai.
Perihal fabrikasi Bekisting, system pembesian untuk balok dan lantai beton sudah bisa
difabrikasi saat penyetelan/pemasangan dan konstruksi tie beam dan kolom. Adapun
Langkah berikutnya adalah :
1. Satu (1) Hari setelab Pengecoran Kolom selesai bekisting kolom sudah bisa dibuka
dengan hati-hati (beton masih muda) untuk mempersiapkan pekerjaan tahap berikutnya.
2. Dimulai pemeriksaan elevasi masing 2 puncak kolom Penyetelan Bekisting Balok, lantai dan pemasangan perancah
sudah bisa dilakukan. Untuk menjaga kerataan/horizontal balok dan lantai, penggunaan balok kayu yang lebih besar dan
rata
3. Diikuti dengan pemasangan system pembesian balok dan pembesian lantai yang
sudah difabrikasi sebelumnya. (ukuran, jumlah dan jarak pasang sesuai spesifikasi).
4. Setelah pembesian selesai diikuti dengan pemasangan beton decking untuk menjaga
tebal selimut beton dengan jarak ± 60 cm pada balok dan lantai.
5. Setelah semua item tersebut selesai, dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersama
pengawas untuk mendapatkan perintah pengecoran bisa dilaksanaan.
6. Standar pelaksanaan pengecoran tetap diikuti.
7. Setelah 3 s/d 4 jam daerah yang selesai pengecoran jika matahari cukup terik
lakukan perawatan beton dengan menyiramkan air yang telah diselimuti dengan
karung goni terlebih dahulu (Curing) agar beton yang terjemur tidak mengalami
retak rambut akibat terjemur (setiap 3-4 jam sekali) selama 7 sampai 10 hari.
8. Hindari penghentian pengecoran kalua tidak terpaksa, siapkan plastic pelindung
jika terjadi hujan dan operasikan mesin fibrator selama proses pengecoran.
9. Jaga ketebalan pengecoran dengan bantuan alat colok dan jega kerataan
pengecoran dengan terus memeriksa kerataan menggunakan Waterpass selama proses pengecoran.
10. Keesokan harinya di lantai yang selesai dicor sudah bisa dilakukan pemeriksaan
posisi As 2 tiang untuk lantai berikutnya, berupa pemberian penetapan tapak kolom lantai berikutnya.
11. Sementara Fabrikasi bekisting dan Pembesian kolom dan lantai berikutnya sudah berjalan.
12. Demikian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan tahapan yang sama untuk lantai berikutnya.
4. PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
Tujuan dari Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung yaitu
• Mengadakan pengawasan dan membimbing pelaksanaan pekerjaan.
• Melakukan Perhitungan kemajuan/prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.
• Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara
berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar
• Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari terjadinya pembengkakan
biaya.
• Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai basil akhir
sesuai dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang sudah ditetapkan
• Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan oleh kontraktor.
• Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari persyaratan yang sudah ditetapkan.
• Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya pekerjaan tambah kurang.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Pekerjaan Struktur
Bangunan Gedung adalah:
• Gambar pelaksanaan (shop drawing) diperiksa sesuai dengan dokumen kontrak.
• Rekomendasi izin pelaksanaan pekerjaan dibuat sesuai dengan ketentuan.
• Peralatan dan tenaga kerja diperiksa kesiapannya sesuai dengan kebutuhan
• Material yang digunakan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis.
• Pekerjaan diawasi pelaksanaannya sesuai dengan gambar kerja.
Demikianlah presentasi ini
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai