• Data Sekunder:
• Peta Topografi: Data peta topografi yang tersedia secara umum dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang kontur tanah,
elevasi, dan fitur-fitur geografis lainnya di wilayah yang akan dibangun jalan.
• Data Iklim: Data iklim historis seperti curah hujan tahunan, suhu rata-rata, dan pola cuaca dapat membantu dalam merencanakan
saluran drainase yang tepat dan mengevaluasi pengaruh cuaca terhadap proyek konstruksi.
• Data Geologi: Informasi geologi daerah seperti jenis tanah dan batuan, ketebalan lapisan, stabilitas lereng, dan keberadaan sumber
daya mineral dapat membantu dalam perencanaan pondasi jalan dan pemilihan bahan konstruksi yang tepat.
• Data Lalu Lintas: Data lalu lintas yang tersedia, seperti volume lalu lintas, kecepatan rata-rata, dan pola pergerakan kendaraan, dapat
membantu dalam merencanakan dimensi dan kapasitas jalan yang memadai untuk mengakomodasi lalu lintas yang ada.
• Data Primer:
• Survei Topografi: Survei langsung menggunakan peralatan seperti total station atau drone untuk mengumpulkan data topografi yang
lebih detail tentang elevasi, kemiringan, dan bentuk permukaan tanah di sepanjang rute jalan yang diusulkan.
• Penelitian Tanah: Pengambilan sampel tanah dan analisis laboratorium untuk menentukan karakteristik fisik dan mekanik tanah,
seperti kekuatan, konsistensi, dan daya dukungnya. Data ini penting untuk merancang pondasi jalan yang sesuai.
• Studi Hidrologi: Survei hidrologi meliputi pengamatan dan analisis aliran air, drainase, dan sungai di sekitar wilayah proyek. Ini
membantu dalam merencanakan saluran drainase yang efektif dan menilai dampak potensial banjir atau erosi pada jalan.
• Survei Lalu Lintas: Survei langsung terhadap lalu lintas yang ada, termasuk volume lalu lintas, kecepatan, dan pola pergerakan
kendaraan di sepanjang rute jalan yang diusulkan. Data ini digunakan dalam merencanakan tipe jalan, perencanaan persimpangan,
dan kapasitas jalan.
RAB, Skedul Pekerjaan, Gambar Kerja dan Metode Kerja