Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROGRAM STUDI SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Materi Ujian : Geometrik Jalan Raya Waktu : _____menit


Hari/Tgl : Rabu, 06 Mei 2020 Sifat : Open Book
Dosen : Anang Bakhtiar, ST. MT.

(Kerjakan sendiri, percaya kemampuan sendiri, dilarang mencontek pekerjaan teman.


Dikumpulkan via email 3 hari setelah jadwal ujian yang tertera pada soal Pkl. 10.00 wib)
Alamat email : (anangbakhtiar@gmail.com)

Soal :

1. a. Jelaskan, tahapan didalam pembuatan jalan baru di daerah pegunungan!

b. Data-data apa yang diperlukan dalam pembuatan jalan baru tersebut!

2. Gambarkan potongan melintang jalan yang lengkap, jelaskan masing-masing bagian jalan tersebut!

3. a. Bagaimana cara menilai kondisi jalan, dikatakan layak ataupun tidak layak dalam aspek teknis!

b. Bagaimana pula cara menentukan lebar penampang jalan yang memenuhi syarat teknis!

4. Jelaskan istilah dalam perencanaan geometrik jalan berikut

a. alinyemen jalan

b. LOS (Level of Services)

c. Full Circle

d. Lengkung peralihan

e. Gaya sentrifugal

(Selamat Mengerjakan, Semoga Mahasiswaku Diberikan Alloh SWT. Kesehatan

Dan kesuksesan Selalu, amiin)


PEMBAHASAN :

Secara umum tahapan pembuatan jalan baru, di segala medan jalan (datar, perbukitan
maupun pegunungan) adalah sama. Secara spesifik, yang membedakan adalah medan
jalan sangat dipengaruhi oleh kondisi situasi dan permukaan tanah untuk jalan baru.
Dalam hal ini data yang disampaikan adalah peta situasi dan peta topografi.

Kondisi medan akan mempengaruhi perencanaan alinyemen jalan itu sendiri. Dalam satu
segmen jalan, bisa hanya terdiri dari alinyemen horisontal, alinyemen vertikal, koordinasi
alinyemen.

1. a. PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA

Pembangunan merupakan salah satu faktor terbentuknya daerah yang berkelanjutan


menjadi wilayah dan kemudian membentuk negara, yang dilakukan secara terarah, terpadu
dan berkesinambungan. Berbagai jenis pembangunan terus dilakukan sebagai upaya dalam
meningkatkan kualitas masyarakat seperti pembangunan ekonomi, politik, infrastruktur,
dan lain-lain.
Setiap pembangunan membutuhkan perencanaan yang tepat dan terkendali agar
pembangunan dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang sesuai. Perencanaan
tersebut meliputi perencanaan gambar, pengadaan, penyusunan RAB (Rencana Anggaran
Biaya), survei lokasi, pelaksanaan pembangunan.

Perencanaan dan pembangunan jalan raya termasuk jenis pembangunan infrastruktur


dimana berfungsi sebagai pemenuhan salah satu kebutuhan masyarakat yang meliputi
proses pembukaan ruangan lalu lintas untuk menghubungkan satu kawasan dengan
kawasan yang lain. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan
dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan (Ini mungkin melibatkan
penebangan hutan)

Sebelum saya menjelaskan mengenai teknik perencanaan dan pembangunan jalan raya,
terlebih dahulu saya akan menjelaskan mengenai sejarah pembangunan jalan raya yang
sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah
menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Hampir semua
peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan raya tersebut. Salah satu sumber
mengatakan bahwa jalan raya muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan
setapak dengan konstruksi sesuai dengan kendaraan beroda pada masa itu. Letaknya diduga
antara pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Tahap perencanaan jalan raya yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Sebelum gambar perencanaan yang menyajikan hasil secara detail potongan


memanjang dan melintang serta detail segmen untuk lengkung jalan baik vertikal, horisontal
ataupun koordinasi alinyemen, perlu dipahami bahwa perencanaan teknis jalan raya
didasarkan pada aspek keamanan, kenyamanan dan efisiensi. Hal ini menuntut efektifitas
teknis jalan raya.
Selain rancangan geometrik jalan yang efektif pada kondisi tikungan, turunan,
tanjakan, (dalam hal ini ditekankan pada penentuan bentuk jalan, kelengkungan jalan,
kebutuhan lebar perkerasan dan fasilitasnya, misal drainase, selanjutnya kemiringan jalan
yang diperuntukkan bagi keamanan kendaraan pada saat menyalip, turunan dan tanjakan,
menghindari gaya sentrifugal pada kondisi tikungan, serta limpasan air pada badan jalan)
juga penentuan tebal susunan lapisan perkerasan jalan mulai dari sub Grade sampai surface
(lapisan permukaan tanah dasar sampai lapisan atas permukaan jalan).

Adapun didalam pelaksanaan pekerjaan teknis jalan sebagai berikut :

1. Perencanaan gambar
Diperlukan untuk mengetahui bentuk serta tata letak jalan yang akan dibangun, serta
mempermudah dalam proses konstruksi, sebab pembangunan tanpa petunjuk berupa
gambar maka tidak akan terlaksana dengan baik dan seringkali menyebabkan kerugian.
Perencanaan gambar meliputi:
- Gambar konstruksi
- Gambar Potongan Melintang

- Gambar Situasi

2. Pengadaan
Pengadaan merupakan pelengkap penting dalam pembangunan.
Pengadaan dapat terbagi menjadi 2
yaitu:
- Pengadaan Alat
Excavator

Buldozer
Tandem Roller

Asphalt Finisher

- Pengadaan Bahan
Untuk melaksanakan pembangunan maka pengadaan bahan diperlukan terlebih
dahulu untuk merencanakan anggaran biaya yang akan dikeluarkan untuk suatu proyek
serta pelaksanaan pembangunan, bahan-bahan yang diperlukan berupa asphalt, kerikil,
semen, pasir, batu kali, sirtu, dan batu pecah.

3. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan biaya bangunan berdasarkan gambar
bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan dibangun, sehingga dengan
adanya RAB dapat dijadikan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Berikut adalah contoh
RAB untuk pembangunan jalan raya:

4. Survei Lokasi
Survei merupakan pengamatan yang dilakukan langsung pada lokasi yang akan
dibangun suatu bangunan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai baik buruknya
lokasi tersebut. Survei dilakukan sebelum melaksanakan pembangunan karena hasilnya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan rencana dan
pengambilan keputusan untuk pembangunan tersebut.

5. Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan pembangunan merupakan tahapan konstruksi untuk menghasilkan wujud
nyata dari berbagai tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Konstruksi jalan raya
meliputi berbagai tahapan pula yaitu seperti :

- Pembersihan lahan
Pembersihan ini bertujuan untuk mempermudah proses konstruksi dengan cara
membersihkan dari sampah maupun pepohonan untuk kemudian diratakan. Pengerjaan ini
dapat dilakukan dengan bantuan alat berupa Excavator.

- Perataan tanah
Dengan menggunakan alat berupa Buldozer maka tanah dapat dengan mudah
diratakan
. - Penghamparan material pondasi bawah
Penghamparan material pondasi bawah berupa batukali menggunakan alat transportasi
dump truk kemudian diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat Tandem roller,
kemudian dilakukan lagi pada saat penghamparan lapis pondasi atas danlapir permukaan.
- Penghamparan lapis asphalt
Penghamparan asphalt dilakukan dengan menggunakan alat berupa Asphalt finisher
untuk asphalt yang sudah terlebih dahulu dipanaskan hingga mencair.
- Pemadatan jalan
Setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah diukur
menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan
dengan Buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan.
- Finishing pemadatan dan perataan jalan raya
Finishing merupakan tahap akhir konstruksi jalan yang dilakukan dengan
menggunakan alat Peneumatic roller.

1 b. Data yang diperlukan dalam perencanaan jalan


Dalam perencanaan Jalan Baru diperlukan data :
a. Peta topografi
b. Peta Situasi
c. Data LHR
d. Data Tanah (CBR)
Dalam perencanaan Geometrik diperlukan data :
a. Kendaraan Rencana
b. Kecepatan Rencana
c. Volume Lalu Lintas digunakan untuk menentukan jumlah dan lebar jalur, meliputi :
1. LHR Rata-rata
2. Volume Jam Perencanaan
3. Kapasitas Jalan
d. Tingkat Pelayanan Jalan
e. Jarak Pandangan
2. Gambar potongan jalan lengkap :

3. a. Kondisi jalan dikatakan layak, syaratnya


-. tidak adanya kecelakaan jalan dari hasil investigasi yang disebabkan pada kesalahan
infrastruktur jalan misalnya fisik jalan meliputi sudut turunan dan tanjakan, lebar dan
panjang lengkung, radius lengkung tikungan, keausan jalan, kelengkapan jalan dan
rambu lalu lintas (aspek rekayasa lalu lintas) dsb.
Kajian ini meliputi :
a. Untuk surface berdasarkan kelayakan Uji Roughness Index di Indonesia dan Pavement
Conditional Index (PCI)
b. Kecepatan dan ketepatan waktu tempuh
Hal ini dipengaruhi kondisi jalan dan besarnya hambatan samping
c. Level of Services (LoS)
Hal ini dipengaruhi volume kendaraan dan kapasitas jalan
d. Kelengkapan dan keterangan jalan, baik fisik jalan, misal, bahu jalan, median, drainase
maupun rambu lalu lintas dan penerangan jalan untuk malam hari.
3 b. Lebar penampang jalan ditentukan berdasarkan kelas jalan, fungsi jalan, medan jalan,
dan kewenangan pembinaan jalan dalam hal ini meliputi: LHR Rencana, volume lalu
lintas dan kendaraan rencana dsb. Ketidak sesuaian terjadi didominasi oleh nilai
anggaran proyek yang terbatas, sehingga perencanaan tidak sesuai dengan umur
rencana serta perubahan tata guna lahan. misalnya : pabrik, lokasi tambang dsb.
4. a. Alinyemen Jalan = Alinemen vertikal, alinemen horizontal, dan potongan melintang jalan
adalah elemen elemen jalan sebagai keluaran perencanaan harus dikoordinasikan sedemikian
sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baik dalam arti memudahkan
pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan aman dan nyaman. Bentuk
kesatuan ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau
petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui di depannya
sehingga pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.
b. LOS = Level of Service = Tingkat pelayanan jalan yang merupakan penilaian kondisi lalu
lintas berdasarkan perbandingan V/C berkisar antara 0 sampai 1 dari free speed
hingga macet
c. Full Circle Bentuk lengkung jalan yang didasarkan nilai R tikungan pada alinyemen
horisontal

d. Lengkung peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan di antara bagian lurus jalan dan bagian lengkung
jalan berjari jari tetap R; berfungsi mengantisipasi perubahan alinemen jalan dari bentuk lurus (R tak
terhingga) sampai bagian lengkung jalan berjari jari tetap R sehingga gaya sentrifugal yang bekerja
pada kendaraan saat berjalan di tikungan berubah secara berangsur-angsur, baik
ketika kendaraan mendekati tikungan maupun meninggalkan tikungan
Bentuk lengkung peralihan dapat berupa parabola atau spiral (clothoid). Dalam tata
cara ini digunakan bentuk spiral.
Panjang lengkung peralihan (L) ditetapkan atas pertimbangan bahwa :
a) lama waktu perjalanan di lengkung peralihan perlu dibatasi untuk menghindarkan kesan
perubahan alinemen yang mendadak, ditetapkan 3 detik (pada kecepatan VR);
b) gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan dapat diantisipasi berangsur
angsur pada lengkung peralihan dengan aman; dan
c) tingkat perubahan kelandaian melintang jalan (re) dari bentuk kelandaian normal ke kelandaian
superelevasi penuh tidak boleh melampaui re-max yang ditetapkan sebagai berikut: :
untuk VRd 70 km/jam, re-max =0.035 m/m/detik, untuk VR t 80km/jam, re-maz =0.025 m/m/detik.

e. Gaya sentrifugal adalah gaya pada saat kendaraan bergerak pada bidang datar atau miring
dengan lintasan berbentuk suatu lengkung seperti lingkaran, maka pada kendaraan tersebut
bekerja gaya dengan kecepatan V dan gaya sentrifugal F.
Gaya sentrifugal mendorong kendaraan secara radial keluar dari lajur jalannya dan membuat
ketidaknyamanan berkendara.
G V2
Rumus Gaya sentrifugal (F) = gR
, dimana :

m = massa = G/g
G = berat kendaraan
g = Gaya grafitasi bumi
a = percepatan sentrifugal = V2/R
V = Kecepatan kendaraan
R = Jari-jari lengkung lintasan
Adapun yang bisa mengimbangi gaya sentrifugal adalah komponen gesek ban dengan aspal serta
berat kendaraan.

Menuntut ilmu adalah ibadah,


Dengan niat Ibadah menjadikan ilmu itu membawa berkah...

Anda mungkin juga menyukai