Anda di halaman 1dari 58

ILMU UKUR TANAH

DOSEN PENGASUH:
HAMZANI, ST,MT
M. FAUZAN, ST.,MT
YUNALIS, ST

PERTEMUAN KE DUA DAN TIGA

JURUSAN TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS


MALIKUSSALEH
merupakan ilmu, seni, dan teknologi untuk
menyajikan bentuk permukaan bumi baik
unsur alam maupun unsur buatan manusia
pada bidang yang dianggap datar. Ilmu ukur
tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi.

Geodesi dibagi 2 (dua):


1. Survey geodesi (geodetic surveying)
2.Survey permukaan tanah datar (plane surveying)
Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud:
Maksud ilmiah : Menentukan permukaan bumi
Maksud praktis: membuat bayangan yang dinamakan
peta dari sebagian besar atau sebagian kecil bumi.

Survey Geodesi (geodetic surveying) adalah


penentuan bentuk dan ukuran bumi, medan grafitasi
dan pembuatan jaringan kontrol pemetaan,
sedangkan survey permukaan tanah datar (plane
surveying) adalah pengukuran dlm areal terbatas
dengan mengabaikan efek lengkung bumi dan
perhitungannya dapat langsung direferensikan pada
bidang datar.
Ilmu Ukur Tanah dan Jenis-Jenis Peta
Ilmu ukur tanah dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang mengajarkan tentang teknik-teknik
pengukuran di permukaan bumi dan bawah tanah
dalam areal terbatas untuk keperluan pemetaan
dan lain-lain.
Sistem proyeksinya menggunakan proyeksi orthogonal dimana sinar-
sinar proyektor saling sejajar satu sama lain dan tegak lurus.
Sedangkan pada peta dapat didefinisikan sebagai gambaran dari
sebagian permukaan bumi pada bidang datar dengan skala dan
sistem proyeksi tertentu
D E
C
Permukaan Bumi

A B

Bidang
Proyeksi A’ B’ C’ D’ E’

Gambar Proyeksi Orthogonal


Peta dapat digolongkan berdasarkan beberapa
hal sebagi berikut:
1. Atas dasar pengukurannya
 Peta teristris  pengukuran langsung di atas bumi dengan menggunakan
alat tertentu

 Peta fotogrametris
 Peta radargrametris
 Peta vidiografis
 Peta satelit
2. Atas dasar skala peta
Peta skala kecil (< 1: 250.000)
Peta skala menengah (1: 50.000 – 1 : 250.000)
Peta skala besar (1 : 5000 – 1 : 50.000)
Peta skala sangan besar / peta teknik (>1:5000)

3. Atas dasar isinya


 Peta umum (peta topografi)
Peta khusus (tematik)
4. Atas dasar penyajiannya
 Peta garis (sajian dlm bentuk garis dan simbol)
 Peta foto (sajian dlm betuk foto dan lengkap
dengan garis kontur)
 Peta digital ( peta dlm bentuk digital baik data
vektor, raster, atau kombinasi keduanya).
5. Atas dasar hirarkhinya
o Peta manuskrip
o Peta dasar (minut)
o Peta induk
o Peta turunan
SKALA PETA
Ukuran suatu titik di permukaan bumi tidak
mungkin sama besar dengan ukuran di atas
peta, oleh karena itu diperlukan perbandingan
antara ukuran di peta dan di permukaan bumi,
perbandingan tersebut dinamakan skala.
Skala peta dapat dinyatakan dlm beberapa
cara, antara lain:
a. Angka perbandingan, misal 1 : 1.000.000,-
menyatakan 1 cm atau 1 inch di atas peta =
1.000.000 cm atau 1.000.000 inch di permukaan
bumi.
b. Perbandingan nilai , misal 1 inch untuk 16 mil,
1 cm untuk 1 km
c. Skala bar atau skala garis

3 Metode Ilmu Ukur Tanah


a. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
b. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH)
c. Pengukuran Titik-Titik Detil
Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah, meliputi :
1. Pengukuran mendatar (horizontal)
 penentuan posisi suatu titik secara mendatar
2. Pengukuran tinggi (vertikal)
 penentuan beda tinggi antar titik
Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil :
– Bangunan Gedung
– Irigasi
– Jalan Raya
– Kereta Api
– dan lain-lain

11
Secara umum, lingkup tugas juru ukur (surveyor) dapat
dibagi menjadi lima bagian, sebagai berikut :

1. ANALISIS PENELITIAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


meliputi pemilihan metode pengukuran, prosedur, peralatan, dsb

2. PEKERJAAN LAPANGAN ATAU PENGUMPULAN DATA


melaksanakan pengukuran dan mencatat data di lapangan

3. MENGHITUNG DAN PEMROSESAN DATA


melaksanakan hitungan berdasarkan data yang diperoleh

4. PENYAJIAN DATA ATAU PEMETAAN


menggambarkan hasil-hasil ukuran dan hitungan untuk menghasilkan
peta, gambar rencana, dsb.

5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.

12
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak teratur,
sehingga untuk keperluan analisis dalam surveying,
kita asumsikan bahwa permukaan bumi dianggap
sebagai permukaan matematik yang mempunyai
bentuk dan ukuran mendekati geoid, yaitu permukaan
air laut rata-rata dalam keadaan tenang.

Menurut akhli geologi, secara umum geoid tersebut


lebih mendekati bentuk permukaan sebuah ellipsoida
(ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk dan ukuran
tertentu yang digunakan untuk perhitungan dalam
geodesi disebut ellipsoida referensi.

13
Permukaan bumi fisis
B’

A’ C’

A C Geoid (permukaan air laut rata2)

Ellipsoida Referensi

ELLIPSOIDA BUMI
14
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-titik
dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai berikut :

B’
Permukaan bumi fisis

C’
A’
B
C

A
Ellipsoida Referensi

TITIK-TITIK PADA ELLIPSOIDA REFERENSI

15
Untuk keperluan pemetaan titik-titik A’, B’, dan C’ diproyeksikan
secara orthogonal kepada permukaan ellipsoida referensi
menjadi titik-titik A, B, dan C. Apabila titik-titik A’, B’ dan C’
cukup berdekatan, yaitu terletak dalam suatu wilayah yang
luasnya mempunyai ukuran <55 km, maka permukaan ellipsoida
nya dapat dianggap sebagai bidang datar. Pada keadaan inilah
kegiatan pengukuran dikategorikan pada plane surveying.
Sedangkan apabila titik A’,B’ dan C’ terletak pada ukuran >55
km, permukaan elllipsoidanya dianggap permukaan bola. Pada
keadaan ini kegiatan pengukurannya termasuk ke dalam
geodetic surveying.

Adapun dimensi-dimensi yang diukur adalah jarak, sudut dan


ketinggian.

16
SISTEM SATUAN UKURAN
• Melaksanakan pengukuran dan kemudian mengerjakan hitungan
dari hasil ukuran adalah tugas juru ukur

• Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri atas 3 (tiga)
macam sistem ukuran, yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan Satuan Sudut

• Terdapat lima macam pengukuran dlm pengukuran tanah yaitu :


1. Sudut Horizontal (AOB) 2. Jarak Horizontal (OA dan OB)
3. Sudut Vertikal (AOC) 4. Jarak Vertikal (AC dan BD)
5. Jarak Miring (OC)
C D

A B

O 17
SATUAN PANJANG
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu ukur tanah, yakni
satuan metrik dan satuan britis. Yang digunakan disini adalah satuan metrik yang
didasarkan pada satuan meter Internasional (meter standar) disimpan di Bereau
Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
KM MILE’S 1 KM = 1000 M
1 0,6214 1 HM = 100 M
1,6093 1 1 DM = 0,1 M
1 CM = 0,01 M
1 MM = 0,001 M

METER FOOT INCHES YARD


1 3,2808 39,37 1,0936
0,9144 3 36 1
0,3048 1 12 0,3333
0,0254 0,0833 1 0,0278

18
SATUAN LUAS

Satuan luas yang biasa dipakai adalah


meter persegi (m2), untuk daerah yang
relatif besar digunakan hektar (ha) atau
sering juga kilometer persegi (km2)

1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2

1 km2 = 106 m2 1 are = 100 m2

19
SATUAN SUDUT
Terdapat tiga satuan untuk menyatakan
Sudut, yaitu :
1. Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 360
bagian, satu bagiannya disebut derajat.
2. Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 400
bagian, satu bagiannya disebut grade.
3. Cara Radian, Satu radian adalah sudut pusat yang
berhadapan dengan bagian busur yang panjangnya sama
dengan jari-jari lingkaran. Karena panjang busur sama
dengan keliling lingkaran sebuah lingkaran yang berhadapan
dengan sudut 360o dan keliling lingkaran 2 p kali jari-jari,
maka : 1 lingkaran = 2 p rad

1 Lingkaran = 360o = 400 grade = 2p radian


20
• 1 radian disingkat dengan besaran r (rho)
 Berapa derajatkah 1 radian ?
ro radian dalam derajat
r = 360/2p = 57,295779 = 57o 17’ 44,81”
r’ radian dalam menit
r = 57o 17’ 44,81”
= (57x60)’ + 17’ + 44,81/60
= 3420 + 17 + 0,74683
= 3437,74683’
r’ radian dalam sekon (detik)
r = 3437,74683 x 60
= 206264,81”

21
Hubungan antara seksagesimal dan sentisimal

360o = 400g
Maka :
1o = 400/360 = 1,111g
1’ = 400x100/360x 60 = 1,85185cg
1” = 400x100x100/360x60x60 = 3,0864175cc

1g = 360/400 = 0,9o
1cg = 360x60/400x100 = 0,54’
1cc = 360x60x60/400x100x100 = 0,324”

22
CONTOH SOAL
1. Nyatakan 1,86 radian dalam ukuran derajat
Jawab :
1 radian = 57o 17’ 44,81”
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 57o 17’ 44,81”
= 106o 34’ 12,5”
atau
2p radian = 360o
1 radian = 360/2p
Jadi 1,86 radian = 1,86 x 360/2p
= 106o 34’ 12,5”

23
CONTOH SOAL
2. Nyatakan 72 derajat dalam ukuran radian !
Jawab :
2p radian = 360o

Jadi 72o = 2p x 72/360


= 1,2566 radian

24
CONTOH SOAL
3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal
Jawab :

56o = 56 x 400/360 = 62,2222g


18’ = 18 x 400x100/360x60 = 33,3333cg = 0,3333g
45” = 45 x 400x100x100/360x60x60 =138,8889cc = 0,0139cg

Jadi 56o 18’ 45” = 62,5694g

= 62g56cg94cc

25
LATIHAN SOAL
1. Nyatakan 131g36cg78cc ke dalam ukuran seksagesimal

2. Nyatakan 1,88 Radian ke dalam ukuran seksagesimal

3. Nyatakan 56o 18’ 45” ke dalam ukuran sentisimal

26
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
Bila kita akan menentukan posisi beberapa buah titik
yang terletak pada suatu garis lurus, maka titik-titik
tersebut dapat ditentukan melalui jarak dari suatu
titik, yang biasa disebut titik nol.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A B

Dari gambar di atas, dapat diperoleh bahwa jarak A


ke B adalah 6 satuan, yaitu (9) – (3) = 6

27
-5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

A B
- +

.
Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif.
28
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu garis
lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui pertolongan
dua buah garis lurus yang saling tegak lurus, yang biasa disebut
salib sumbu.
D Y+
A Garis yang mendatar dinamakan absis atau
4
1 sumbu X, sedangkan garis yang vertikal
dinamakan ordinat atau sumbu Y.
X- 2 X+
3 B

C
Y-

Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :


1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X- 29
6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X-
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK

Y+ 0O

IV I
270o 90O
X- 0 X+

III II

Y- 180o

ILMU UKUR TANAH


30
Dalam ilmu ukur tanah, permukaan bumi dapat diukur dan dicari koordinatnya.
Selanjutnya permukaan bumi yang telah diukur koordinatnya tersebut digambarkan
dalam bidang datar dengan suatu system proyeksian skala tertentu.

1. Titik awal adalah titik yang paling awal perlu diketahui, baik dengan
definisi, diberikan ataupun diukur.
2. Titik ikat adalah titik yang bersama-sama membangun kerangka dasar
pemetaan baik secara horizontal maupun vertical, dimana titik-titik ini
tersebar keseluruh daerah pemetaan dengan ketinggian yang setara
3. Titik detil adalah titik yang merupakan wakil dari suatu unsure baik alam
maupun buatan manusia yang ada di lapangan dimana nantinya akan
digambarkan diatas peta. Titik detil harus terikat oleh titik ikat yang
terdekat. Missal: pojok suatu bangunan, tikungan jalan, jembatan, dll.
4. Benchmark (BM) adalah titik tetap yang diketahui ketinggiannya
terhadap suatu bidang referensi tertentu. Bentuk dari BM ini terbuat
dari pilar beton dengan tanda diatas atau disamping sebagai titik
ketinggiannya. Misal : BM,BPN, BM ITS, BM Pemkot, dll.
1. Nol normal adalah permukaan air laut yang berubah
menurut waktu, maka melalui suatu perjanjian dipilih
ketinggian dasar diatas muka laut dengan
menganggap mempunyai tinggi nol (0.000m) yang
dinyatakan sebagai titik diatas pilar beton (BM) yang
dibuat menurut kontruksi yang kuat dan stabil.
2. Jarak datar (AB) adalah jarak yang diukur diatas
permukaan horizontal pengamat ke proyeksi titik
lainnya diatas horizon pengamat tadi.
3. Jarak miring (AB’) adalah jarak yang dikur diatas
permukaan tanahdari satu titik ketitik lainnya tanpa
melihat kemiringan tanahnya.
4. Permukaan air laut rata-rata (MSL) adalah
pengandaian bilamana permukaaniar aut dalam
keadaan diam, permukaan air laut dapat dianggap
sebagai salah satu permukaan datum.
Surveying
• Alat yang digunakan adalah Teodolith, Water pass.
• PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan
posisi suatu titik di permukaan bumi
Plane Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap
sebagai bidang datar, artinya adanya faktor kelengkungan
bumi tidak diperhitungkan
Geodetic Surveying
Kelas pengukuran di mana permukaan bumi dianggap
sebagai bola, artinya adanya faktor kelengkungan bumi
harus diperhitungkan
Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang
digunakan untuk menentukan sudut mendatar
dan sudut tegak. Sudut yang dibaca bisa sampai
pada satuan sekon ( detik ).

Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit


sering digunakan dalam pengukuran polygon,
pemetaan situasi maupun pengamatan matahari.
Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti
PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°.

Dengan adanya teropong yang terdapat pada


teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala
arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan
gedung, teodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan /
pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk
mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.
Ruang Lingkup Ilmu Ukur Tanah, meliputi :

• 1. Pengukuran mendatar (horizontal) penentuan


posisi suatu titik secara mendatar
2. Pengukuran tinggi (vertikal) penentuan beda
tinggi antar titik
Implikasi Praktis pada Pekerjaan Teknik Sipil :
Bangunan Gedung
– Irigasi
– Jalan Raya
– Kereta Api
– dan lain-lain
SUDUT
• Dasar untuk menyatakan besaran sudut ialah
lingkaran yg dibagi dlm 4 bagian, dinamakan
kuadran.
• Cara Segsagesimal membagi lingkaran menjadi
360 bagian, dinamakan derajat, 1 kuadran = 90,
1=60’ (menit) 1’=60” (sekon, jangan disebut
detik, krn detik lebih tepat utk sat. waktu)
• Cara sentisimal membagi lingkaran menjadi 400
bagian, dinamakan grade. 1 grade 100=
centigrade, 1 centi grade= 100 centi-centigrade.
• 2p radial = 360 = 400 grade
1,100
Pembacaan pada Rambu

1,067

1,045

1,010

0,950

0,926
Kontur dalam ilmu ukur tanah

Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang


berketinggian sama dari permukaan laut. ada beberapa cara
dalam melukiskan kontur yaitu cara hachures, cara kontur, dan
shading. mungkin untuk lebih jelasnya dapat di kupas dilain
tulisan.
Kontur memiliki sifat-sifat yaitu antara lain :
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang
lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Kontur mempunyai interval tertentu(misalnya 1m, 5m, 25m, dst).
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi
yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan
permukaan bumi yang landai.
Kontur dalam ilmu ukur tanah

6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan


punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik
menandakan suatu lembah/jurang.
8. Kontur dapat memepunyai nilai positif (+), nol (0), atau negatif (-).
9. Kontur yang rapat-rapat garisnya berarti daerah tersebut curam.
10. Kontur yang renggang garis-garisnya berarti daerah tersebut landai.
11. Kontur tidak pernah bercabang.
12. Pada jalan yang lurus dan menurun, ,maka kontur cembung kearah
turun.
13. Pada sungai yang lurus dan menurun, maka kontur cekung kearah
turun.
14. Kontur tidak memotong bangunan atau melewati ruangan didalam
bangunan.
Dalam penarikan antara kontur yang satu
dengan kontur yang lain didasarkan pada
besarnya perbedaan ketinggian antara ke dua
buah kontur yang berdekatan dan perbedaan
ketinggian tersebut disebut dengan „interval
kontur“ (contour interval). Untuk menentukan
besarnya interval kontur tersebut ada rumus
umum yang digunakan yaitu :
Interval Kontur = 1/2000 x penyebut skala
(dalam meter).

Contoh : Peta kontur yang


dikehendaki skalanya 1 : 5.000,
berarti interval
konturnya : 1/2000 x 5.000 (m) = 2,5
m.
contour interval
• Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu
dengan kontur yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m.
Sedangkan untuk menentukan besaran angka kontur disesuaikan
dengan ketinggian yang ada dan diambil angka yang utuh atau
bulat, misalnya angka puluhan atau ratusan tergantung dari
besarnya interval kontur yang dikehendaki. Misalnya interval kontur
2,5 m atau 5 m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang ada
74,35 sampai dengan 253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk
interval kontur 2,5 m maka besarnya garis kontur yang dibuat
adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m, 85m, 87,5 m, 90 m dan
seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 5 m, maka
besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 80 m, 85 m, 90 m , 95
m, 100 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 25
m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m,
150 m, 175 m, 200 m dan seterusnya.
Cara penarikan kontur
• Cara penarikan kontur dilakukan dengan cara perkiraan (interpolasi)
antara besarnya nilai titik-titik ketinggian yang ada dengan besarnya
nilai kontur yang ditarik, artinya antara dua titik ketinggian dapat
dilewati beberapa kontur, tetapi dapat juga tidak ada kontur yang
melewati dua titik ketinggian atau lebih. Jadi semakin besar
perbedaan angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian
tersebut, maka semakin banyak dan rapat kontur yang melalui kedua
titik tersebut, yang berarti daerah tersebut lerengnya terjal,
sebaliknya semakin kecil perbedaan angka ketinggian antara dua
buah titik ketinggian tersebut, maka semakin sedikit dan jarang
kontur yang ada, berarti daerah tersebut lerengnya landai atau
datar. Dengan demikian, dari peta kontur tersebut, kita dapat
membaca bentuk medan (relief) dari daerah yang digambarkan dari
kontur tersebut, apakah daerah tersebut berlereng terjal (berbukit,
bergunung), bergelombang, landai atau datar.
A PENGERTIAN
B”
JARAK
m B

. Titik A dan B terletak di permukaan


bumi. Garis penghubung lurus AB
disebut Jarak Miring. Garis AA’
dan BB’ merupakan garis sejajar
dan tegak lurus bidang datar.
Y Jarak antara kedua garis tsb
disebut Jarak Mendatar dari A ke
B. Jarak BB” disebut Jarak Tegak
A’ dari A ke B atau biasa disebut
Beda Tinggi. Sudut BAB” disebut
Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
B’ Jarak Mendatar dan Beda Tinggi,
X terdapat hubungan sbb :
AB” = A’B’ = AB Cos m
A’B’ = Jarak Mendatar BB” = AB Sin m
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B
45
PENGERTIAN SUDUT MENDATAR & SUDUT JURUSAN
B’
A’ C’

. Yang diartikan sudut mendatar


di A’ adalah sudut yang
dibentuk oleh bidang ABB’A’
Y y’
dengan ACC’A’. Sudut BAC
disebut sudut mendatar =
B sudut b
aac
aab
Sudut antara sisi AB dengan
C garis y’ yang sejajar sumbu
b
Y disebut sudut jurusan sisi
A X AB = a ab. Sudut Jurusan
sisi AC adalah a ac

46
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN

Jadi Sudut Jurusan adalah : .U


Sudut yang dihitung mulai aab
B
dari sumbu Y+ (arah
utara) berputar searah A
jarum jam sampai titik ybs. B
U aac

Sudut Jurusan mempunyai aab b =aac - aab


harga dari 0o sd. 360o. b
A
C
Dua sudut jurusan dari dua aab
arah yang berlawanan U
aab B
berselisih 180o aba

A aba – aab = 180o

47
SUDUT JURUSAN

• Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara) berputar searah
jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
• Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o Misalnya
aba = aab + 180o atau aba - aab = 180o

U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
aab
- dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A

B
-aac= sudut jurusan dari A ke C
-aab= sudut jurusan dari A ke B
aab -b = sudut mendatar antara dua arah
aac
b
A aac = aab + b
48
C
PERHITUNGAN SUDUT JURUSAN
U
U
aba
B
abc A aab
b

aba = (aab -180)


abc = (aab -180) + b
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu garis
lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui pertolongan
dua buah garis lurus yang saling tegak lurus, yang biasa disebut
salib sumbu.
D Y+
A Garis yang mendatar dinamakan absis atau
4
1 sumbu X, sedangkan garis yang vertikal
dinamakan ordinat atau sumbu Y.
X- 2 X+
3 B

C
Y-

Di dalam Ilmu Ukur Tanah digunakan perjanjian sebagai berikut :


1. Sumbu Y positif dihitung ke arah utara
2. Sumbu X positif dihitung ke arah timur
3. Kuadran 1 terletak antara Y+ dan X+
4. Kuadran 2 terletak antara Y- dan X+
5. Kuadran 3 terletak antara Y- dan X- 50
6. Kuadran 4 terletak antara Y+ dan X-
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK

Y+ 0O

IV I
270o 90O
X- 0 X+

III II

Y- 180o

ILMU UKUR TANAH


51
POLIGON
Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan
tanah yang menghubungkan titik-titik dilapangan,
dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran
sudut dan jarak.
Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak
koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk
pembuatan peta.

Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :


Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat
geometris
Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat
geometris 52
B POLIGON TERBUKA
Xb - Xa
A
Sa a ab = arc Tg
Yb - Ya
da1
S1
3
S2
1
d23
d12
2
Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita
dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1
diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik
2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan 1-2 dan jarak 1-2 dan seterusnya
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa aab= (lihat rumus di atas)
aa1 = aab + Sa
a12 = aa1 + S1- 180 a(n, n+1) = a(n-1, n) + Sn - 180
a23 = aab + S2 - 180

53
CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA

TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin a d. Cos a X Y


JURUSAN
B -1471.82 1041.26
284o00'55"
A 296o15'26" 315.45 595.14
219o16'21" 417.36 -264.24 -323.06
1 78o29'30" 51.21 272.08
117o45'51" 560.4 495.88 -261.05
2 158o48'40" 547.09 11.03
96o34'31" 499.3 496.02 -57.17
3 1043.11 -46.14

54
B POLIGON TERTUTUP
TERIKAT SEMPURNA
S1
S3
D
Sa 1 S2 3
A 2
Sc

Poligon Tertutup Terikat Sempurna adalah poligon yang terikat


diujung-ujungnya baik koordinat maupun sudut jurusannya. Apabila
Titik A, B, C dan D diketahui, maka sudut jurusan awal aab dan acd
Adapun syarat geometris dari poligon di atas adalah :
1. aab - acd = SSi - n. 180 di mana n = kelipatan
2. XC - Xd = d. Sin a
3. YC - Yd = d. Cos a

55
POLIGON TERTUTUP TERIKAT SEMPURNA

TITIK SUDUT SUDUT JARAK d. Sin a d. Cos a Koor dinat


JURUSAN X Y
B 81.92 432.66
309o25'20"
A 64o02'16" 179.2 352.69
(-) 0o0'3" 13o27'33" 148.11 34.47 144.04
1 196o12'40" -0.03 -0.01 213.64 496.72
(-) 0o0'3" 29o40'10" 135.25 66.95 117.52
2 190o22'46" -0.02 280.57 614.24
(-) 0o0'4" 40o02'52" 121.17 77.96 92.76
3 191o05'55" -0.02 358.51 707
(-) 0o0'4" 51o08'43" 138.28 107.68 86.75
C 65o48'07" -0.02 466.17 793.75
(-) 0o0'3" 296o56'47"
D 348.16 853.74
56
542.81 287.06 441.07
POLIGON TERTUTUP
B KRING

Sb C
Sc

Sd D
A Sa

Sf Se
E
F
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal dan akhir
yang sama pada suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. S Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar S Si = (n + 2) 180o
2. S d. Sin a = 0
3. S d. Cos a = 0
57
POLIGON TERTUTUP “KRING”
JURUSAN X Y
6
45o07'18" 99°29'55"
A 54o22'36" 1000 1000
(+) 0o0'1" 99o29'55" 61.14 60.3 -10.09
1 153o02'30" -0.01 1060.29 989.91
(+) 0o0'1" 72o32'26" 75.02 71.56 22.51
2 124o58'12" -0.02 -0.01 1131.83 1012.41
(+) 0o0'1" 17o30'39" 61.06 18.37 58.23
3 110o39'24" -0.01 1150.19 1070.64
(+) 0o0'2" 308o10'05" 68.58 -53.92 42.38
4 160o34'21" -0.02 1096.25 1113.02
(+) 0o0'2" 288o44'28" 40.6 -38.45 13.04
5 69o44'48" -0.01 1057.79 1126.06
(+) 0o0'2" 178o29'18" 66.8 1.76 -66.78
6 226o37'59" -0.01 1059.54 1059.28
(+) 0o0'1" 225o07'18" 84 -59.52 -59.27
A -0.02 -0.01 1000 1000
457.2 58

Anda mungkin juga menyukai