1. Pengantar
2. Pengukuran Horisontal
3. Pengukuran Vertikal
4. Menghitung Luas
5. Menghitung Volume
6. Pemetaan Situasi
7. Pelokasian titik (staking out)
8. Alinamen Horisontal
9. Alinamen Vertikal
PENGANTAR
GEODESI MENCAKUP KAJIAN DAN PENGUKURAN LEBIH LUAS,
TIDAK SEKEDAR PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI DI DARAT,
NAMUN JUGA DIDASAR LAUT UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN, JUGA
PENENTUAN BENTUK DAN DEMENSI BUMI BAIK DENGAN
PENGUKURAN DIBUMI DAN DENGAN BANTUAN PESAWAT UDARA,
MAUPUN DENGAN SATELIT DAN SISTEM INFORMASINYA.
GARIS
BUJUR
JENIS PETA
Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta
penggunaannya.
1. ANGKA PERBANDINGAN
1. MISAL 1: 1.000.000 MENYATAKAN 1 cm atau
1. 1 inch DI PETA SAMA DENGAN 1.000.000 cm/ inch
DIPERMUKAAN BUMI
2. PERBANDINGAN NILAI
MISAL 1 CM UNTUK 10 km
16
17
JENIS PENGUKURAN
PENGUKURAN UNTUK PEMBUATAN PETA BISA DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN
CAKUPAN ELEMEN ALAM, TUJUAN, CARA ATAU ALAT DAN LUAS CAKUPAN
PENGUKURAN.
Berdasarkan alam:
Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, dan pengukuran kadaster, untuk membuat
peta kadaster.
Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying): antara lain pengukuran muka dasar
laut, pengukuran pasang surut, pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk menentukan posisi di muka bumi dengan
melakukan pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.
Berdasarkan tujuan:
a. Pengukuran triangulasi,
b. Pengukuran trilaterasi,
c. Pengukuran polygon,
d. Pengukuran offset,
e. Pengukuran tachymetri,
f. Pengukuran meja lapangan,
g. Aerial survey,
h. Remote Sensing, dan
i. GPS.
21
Geodetic Surveying
Pengukuran dengan cakupan yang luas. Rupa muka bumi
merupakan permukaan lengkung.
5. PEMANCANGAN/PEMATOKAN
untuk menentukan batas-batas atau pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
BENTUK BUMI
Permukaan bumi secara fisik sangatlah tidak teratur,
sehingga untuk keperluan analisis dalam surveying,
kita asumsikan bahwa permukaan bumi dianggap
sebagai permukaan matematik yang mempunyai
bentuk dan ukuran mendekati geoid, yaitu
permukaan air laut rata-rata dalam keadaan tenang.
Menurut akhli geologi, secara umum geoid tersebut
lebih mendekati bentuk permukaan sebuah ellipsoida
(ellips putar). Ellipsoida dengan bentuk dan ukuran
tertentu yang digunakan untuk perhitungan dalam
geodesi disebut ellipsoida referensi.
Permukaan bumi fisik
B’
A’ C’
Ellipsoida Referensi
ELLIPSOIDA BUMI
Permukaan bumi fisik
Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan diantara titik-titik
dipermukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai berikut :
B’
C’
A’
B
C
A
Ellipsoida Referensi
Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah, terdiri atas 3 (tiga) macam sistem ukuran,
yakni : Satuan Panjang, Satuan Luas dan Satuan Sudut
C D
A B
O
SATUAN PANJANG
1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2
= 636619,77 centi-centigrade
HUBUNGAN ANTARA SEKSAGESIMAL
DAN SENTISIMAL
360o = 400g
Maka :
1o = 400/360 = 1,111g
1’ = 400x100/(360x 60) = 1,85185cg
1” = 400x100x100/(360x60x60) = 3,0864175cc
1g = 360/400 = 0,9o
1cg = 360x60/(400x100) = 0,54’
1cc = 360x60x60/(400x100x100) = 0,324”
CONTOH SOAL
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A B
A
. B
- +
Karena titik-titik tersebut terletak pada sebelah kiri dan kanan titik 0,
maka kita harus memberi tanda, yakni tanda negatif (-) pada titik-titik
disebelah kiri titik nol dan tanda positif (+) pada titik-titik yang berada
pada sebelah kanan titik nol.
Dari gambar di atas mudah dimengerti bahwa :
Jarak antara titik A dan B adalah 10 satuan, yang diperoleh dari
(+6) – (-4), begitupun juga titik-titik lainnya.
Jarak biasanya dinyatakan dengan notasi “d”.
Perlu diingat untuk hasil suatu jarak ini akan selalu diperoleh harga
yang positif.
Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu
garis lurus, maka cara yang kita gunakan yaitu melalui
pertolongan dua buah garis lurus yang saling tegak lurus,
yang biasa disebut salib sumbu.
D Y+
A
4 Garis yang mendatar dinamakan
1
absis atau sumbu X, sedangkan
X- 2 X+ garis yang vertikal dinamakan
3 B ordinat atau sumbu Y.
C
Y-
Y+ 0O
IV I
270o 90O
X- 0 X+
III II
Y- 180o
ILMU UKUR TANAH
PENGERTIAN JARAK
A
.
m B Titik A dan B terletak di permukaan
bumi. Garis penghubung lurus AB
disebut Jarak Miring. Garis AA’
B” dan BB’ merupakan garis sejajar
dan tegak lurus bidang datar. Jarak
antara kedua garis tsb disebut
Jarak Mendatar dari A ke B. Jarak
Y BB” disebut Jarak Tegak dari A ke
B atau biasa disebut Beda Tinggi.
A’ Sudut BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring,
Jarak Mendatar dan Beda Tinggi,
terdapat hubungan sbb :
47
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN (AZIMUTH)
U
U B
dab Arah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
ab sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
- dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
A - diakhiri pada arah yang bersangkutan
A(X,Y)
r y
x X
y y
Sin = Tg =
r x
x x
Cos = Cotg =
r y
Dalil Pitagoras : r = x 2 + y 2
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN DAN JARAK
Arah Utara
ab
B(Xb, Yb)
dab
ab
ab
B”
A (Xa, Ya)
O A’ B’
O A’ B’ Yb = B’B
Yb = B’B” + B”B
Xb = Ya + Yab
X ab
Sin ab = X ab = d ab Sin ab Xb= Xa + dab Sin ab
d ab
Yab
Cos ab = Yab = d ab Cos ab Yb= Ya + dab Cos ab
d ab
LATIHAN SOAL POLAR
1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07)
d18-17 = 2986,08m
18-17 = 74o22’34”
Ditanyakan : Koordinat Titik 17 ?
R?
Pada dasarnya metode
mengikat kemuka adalah
penentuan sebuah titik dpr
yang akan dicari
koordinatnya melalui 2 pq
(dua) buah titik yang
sudah diketahui pr
koordinatnya. P qr
dqr
(Xp;Yp)
Misalnya kita akan
menentukan koordinat dpq
titik R yang diukur dari
Titik P(Xp;Yp) dan Titik
Q(Xq;Yq). Alat Q
ditempatkan di kedua
titik yang sudah diketahui (Xq;Yq)
qp
METODE MENGIKAT KEMUKA
1. Hitung sudut =180o –
.
2. Hitung pqdan dpq
Xq - Xp R?
Tg pq = pq didapat
Yq - Yp
dpr
Xq Xp Xq-Xp
Sin pq = d pq = pq
d pq Sin pq pr
P dqr
qr
Yq Yp Yq-Yp (Xp;Yp)
Cos pq = d pq =
d pq Cos pq dpq
d pq d qr d pq dpr
d qr Sin pq
Sin Sin sin
pr
4. Hitung pr dan qr P dqr
qr
(Xp;Yp)
pr = pq -
dpq
qr = qp + - 360
karena qp = pq + 180 Q
(Xq;Yq)
maka qr = pq + 180 qp
METODE MENGIKAT KEMUKA
B?
Diketahui : Koordinat
Titik-Titik sbb : =56 15’16”
A
A(-1246,78; +963,84) (-1246,78;+963,84)
B(+1091,36; -1144,23)
=62 38’42”
Sudut-Sudut yg diukur
=56o15’16”
=62o38’ 42” B
(+1091,36;-1144,23)
Hitung : Koordinat Titik
C dengan metoda
mengingat Kemuka ?
METODE MENGIKAT KEBELAKANG
.
A
ah
(Xa;Ya) ab
d ab
d ah Sin 180- -
sin Xh1= Xa + dah.Sin ah
Yh1= Ya + dah.Cos ah
LANGKAH
PERHITUNGAN
.
A
ah
3. Mencari Koordinat (Xa;Ya) ab
Titik H (Titik Penolong (Xb;Yb)
Collins) dab abB
bh
X h1 X h2
Xh
Xh2= Xb + dbh.Sin bh 2
Yh1 Yh2
Yh2= Yb + dbh.Cos bh Yh
2
LANGKAH PERHITUNGAN 3) Xp1= Xa + dap.Sin ap
4. Mencari hc dan Yp1= Ya + dap.Cos ap
Xc - Xh
Tg α hc = α hc didapat
Yc - Yh b) DARI TITIK B
hc – hb 1) Cari bp = ba – {180-(
= hc – (bh-180) Jadi bp = ab +
= hc + 180 - bh
2) Mencari d ap
5. Mencari Titik P d ab d bp d ab d ap
Sin α Sin 180 - (α+γ)
a). DARI TITIK A Sin α Sin γ
1) Cari ap = ab – d ab
d ap Sin 180-(α+γ)
d ab sin α
2) Mencari d ap d bp Sin γ
sin α
3) Xp2= Xb + dbp.Sin bp
Yp2= Yb + dap.Cos bp
X P1 X P2 YP1 YP2
XP YP
2 2
LATIHAN COLLINS
. ab
B(Xb, Yb)
dab
A(Xa, Ya)
dbc
C(Xc, Yc)
dar
dcs
R
P S
CARA CASSINI
Langkah-Langkah :
. 1. Menghitung Titik R
Xr = Xa + (Yb-Ya) Cotg
Yr = Ya – (Xb-Xa) Cotg
2. Menghitung Titik S
ab
Xs = Xc + (Yc-Yb) Cotg
B(Xb, Yb)
dab Ys = Yc - (Xc-Xb) Cotg
A(Xa, Ya)
dbc
C(Xc, Yc)3. Menghitung Sudut Jurusan
rs
Xs - Xr
Tg α rs = Tgα rs = n
dar Ys - Yr
4. Hitung N = n +1/n
dcs 5. Menghitung Koordinat Titik
R
P S
CARA CASSINI
ab B(Xb, Yb)
.
A(Xa, Ya)
dab Langkah-Langkah :
dbc
5.DariMenghitung
Titik R :
Koordinat
Titik P 1
C(Xc, Yc)
nX b + Xr + Yb -Yr
dar X P1 = n
N
dcs 1
Yb +n Yr + X b -Xr
R YP1 = n
N
P Dari Titik S :
S
1
nX b + Xs + Yb -Ys
X P1 X P2 X P2 = n
XP N
2 1
Yb +n Ys + X b -Xs
YP1 YP2 YP2 = n
YP N
2
LATIHAN CASSINI
Sa Xb - Xa
A
ab = arc Tg
Yb - Ya
da1
S1
3
S2
1
d23
d12
2
Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan demikian kita dapat menghitung
sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1 diperlukan koordinat titik A, sudut
jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan 1-2 dan
jarak 1-2 dan seterusnya
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa ab= (lihat rumus di atas)
a1ab + Sa
12a1 + S1- 180 (n, n+1)(n-1, n) + Sn - 180
23ab + S2 - 180
CONTOH PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
S1
S3
D
Sa 1 S2 3
A 2
Sc
Sd D
A Sa
Sf Se
E
F
Poligon Kring adalah poligon yang mempunyai titik awal dan akhir
yang sama pada suatu titik.
Adapun syarat geometris adalah :
1. Si = (n - 2) 180o ; Jumlah Sudut Luar Si = (n + 2) 180
o