Anda di halaman 1dari 26

Teknik Sipil

KONSEP BENTUK BUMI

Ir. Henny Magdalena, S.T., M.T.


Bagaimana melakukan
perhitungan pada bidang
Bentuk Rill tidak beraturan
Tidak beraturan
Bentuk Bumi
Pengukuran dilakukan untuk menentukan posisi (koordinat dan ketinggian) titik-
titik di muka bumi (Purworahardjo, 1986). Untuk menghitung koordinat titik-titik
di muka bumi (baik titik kerangka maupun detail) diperlukan adanya bidang
hitungan tertentu.

Permukaan bumi fisik sangat tidak beraturan, permukaannya tidak dapat


digunakan sebagai bidang hitungan.
Di dalam ilmu geodesi, permukaan bumi yang tidak beraturan tersebut diganti
dengan bidang yang teratur yaitu bidang yang mempunyai bentuk dan ukuran
mendekati geoid.

Geoid merupakan permukaan air laut rata-rata dalam keadaan tidak terganggu
(tenang). Secara global bidang geoid mendekati bentuk permukaan sebuah elips
putar (ellipsoida). Permukaan ellipsoida inilah yang digunakan sebagai bidang
hitungan.

Ellipsoida adalah ellips berputar di mana sumbu pendeknya adalah suatu


sumbu yang menghubung-kan kutub utara dan sumbu kutub selatan yang
merupakan poros perputaran bumi, sedangkan sumbu panjangnya adalah
sumbu yang menghubungkan equator dengan equator yang lain di permukaan
sebaliknya
Elipsoida bumi dan geoid
Permukaan bumi fisik
Permukaan bumi merupakan bidang lengkung dan berbentuk tidak
beraturan. Pengukuran-pengukuran dilakukan pada dan di antara titik-titik
di permukaan bumi, titik-titik tersebut adalah sebagai berikut :

C’
A’
B
C

A
Ellipsoida Referensi
Titik-titik pada ellipsoida referensi
Bidang Perantara

Bola bumi pada hakekatnya mendekati bentuk elipsoid putar


(ellipsoida). Setelah data diukur, proses berikutnya adalah
menghitung dan menggambarkan data menjadi peta

Pada proses bidang lengkung menjadi bidang datar inilah


terjadi distorsi (perubahan jarak dan arah).

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu bidang


perantara yang dipilih sedemikian, hingga penggambaran
peta dapat dilakukan dengan benar.
Bidang perantara yang dipergunakan dalam pemetaan :

1. Bidang ellipsoid, bila panjang terbesar pada daerah


tersebut besar dari 110 km.

2. Bidang bola, bila panjang terbesar pada daerah tersebut


55 – 110 km.

3. Bidang datar, bila panjang terbesar pada daerah tersebut


tidak lebih besar dari 30 – 55 km.
Sistem Tinggi

Mengapa tinggi gunung tidak


sama dengan tinggi di GPS?
Referensi Tinggi
Tinggi ellipsoid suatu titik adalah tinggi
titik tersebut di atas ellipsoid yang
dihitung sepanjang garis normal
ellipsoid yang melalui titik tersebut

Tinggi orthometrik suatu titik


adalah tinggi titik tersebut di atas
geoid yang diukur sepanjang garis
gaya berat yang melalui titik tersebut
Geoid juga sebagai model bumi yang sesungguhnya. Untuk keperluan
praktis geoid dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-rata (mean
sea level - MSL).

Jarak geoid terhadap ellipsoid disebut Undulasi geoid (N). Nilai dari undulasi
geoid tidak sama di semua tempat, hal ini disebabkan ketidakseragaman
sebaran densitas massa bumi. Untuk keperluan aplikasi geodesi, geofisika
dan oseanografi dibutuhkan nilai geoid dengan ketelitian yang cukup tinggi.
Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan satelit seperti GPS, telah
dapat menentukan koordinat baik ke arah horizontal maupun arah vertikal
dengan mudah, cepat dan dengan biaya yang relatif murah.

Namun ketinggian yang didapat dari penentuan posisi dengan satelit adalah
ketinggian di atas ellipsoid (h), sementara ketinggian yang digunakan untuk
pemetaan adalah ketinggian yang mengacu pada geoid atau tinggi
orthometrik.

Oleh karena itu, kita memerlukan besaran nilai undulasi untuk


mendapatkan tinggi orthometrik (H) di atas titik tersebut.
OK
Now I understand
The Principle of Mapping
Peta bukan hanya sekedar gambar. Peta merupakan sistem informasi yang
terintegrasi dengan skala dan sistem proyeksi peta.
Secara garis besar tujuan surveying ada 2 (dua) yaitu :
1. Ilmu murni geodesi (Geodesy science)
2. Segi praktis (Mapping atau Pemetaan)

Geodesy science mempelajari bentuk dan besarnya bumi, ukuran bumi,


pergerakan kutub dan sejenisnya.

Pemetaan lebih bertujuan pada bidang praktis , misalnya penentuan posisi kapal
di laut, pembangunan pelabuhan, pendukung ilmu teknik sipil seperti : staking
out jalan, pengkaplingan dan sebagainya.
.
Pengukuran persil
1. Berkisar antara 55 km x 55 km, lengkung permukaan bumi dianggap tidak
terbatas (bidang datar)
2. Lebih besar dari 55 km x 55 km, bentuk kelengkungan permukaan bumi
sudah dipertimbangkan.

Pengukuran pada bidang datar, data-data hasil pengukuran di lapangan dapat


diproses dengan cara yang lebih mudah. Pengukuran pada bidang lengkung,
perhitungannya akan lebih sukar dibandingkan dengan pengukuran yang
dilakukan pada bidang datar.
Pengukuran yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan bentuk kelengkung-
an bumi disebut Ilmu Geodesi. Pengukuran yang dilaksanakan tanpa
mempertimbangkan bentuk lengkung bumi disebut Ilmu Ukur Tanah (Plane
Surveying).
.
Plane Surveying
1. Survei topografi, yaitu pemetaan permukaan bumi fisik dan kenampakan
hasil budaya manusia. Unsur relief disajikan dalam bentuk garis kontur.
Skala peta berkisar antara 1:5.000 sampai 1:250.000. Peta yang berskala
lebih besar dari 1:5.000 disebut peta teknik dan yang tanpa garis kontur
disebut dengan plan.
2. Survei kadaster, pengukuran untuk menentukan posisi batas-batas
pemilikan tanah (persil), pendaftaran hak atas tanah dan kepastian hukum
pemilikan tanah (sertifikat) serta pemetaan untuk pajak bumi dan bangunan
(PBB).
3. Survei rekayasa, mencakup pemetaan topografi skala besar, sebagai dasar
dari desain rekayasa seperti jalan, jembatan, bangunan gedung, jalan layang,
bendungan dan lain-lain.
.
3. Survei tambang, mencakup teknik-teknik khusus yang diperlukan untuk
menentukan posisi-posisi dan gambar proyeksi obyek, baik di bawah tanah
(tambang bawah tanah) maupun di permukaan bumi (tambang terbuka).

Selain disiplin surveying tersebut di atas, untuk keperluan penggambaran peta


masih diperlukan disiplin lain yaitu kartografi. Kartografi adalah ilmu dan seni
pembuatan peta agar penyajian peta menjadi informatif dan menarik.
Subyeknya meliputi proyeksi peta, desain, kompilasi, reproduksi, prosedur
otomatisasi dan lain-lain.
Surveying & Wahana Survei

1. Survei Terestris merupakan pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi,


di mana pengamat melakukan kontak langsung dengan obyek yang akan
dipetakan.

Metode pengukuran terestris mencakup pengumpulan data besaran arah,


sudut, jarak, dan ketinggian yang diperoleh langsung dari lapangan.
Survei terestris memiliki ketelitian informasi topografi (detil situasi,
ketinggian/kontur, ukuran luas) yang cenderung tinggi apabila dibandingkan
dengan teknik survei dan pemetaan lainnya. Untuk wilayah pemetaan yang
tidak terlalu luas, survei terestris sangat efektif dilakukan.
2. Survei Fotogrametri mengkombinasikan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menghasilkan informasi yang handal terhadap obyek permukaan
bumi melalui proses perekaman, pengukuran dan interpretasi foto udara.

Perkembangan teknologi terkini membuat Teknik Fotogrametri dapat


dikelompokkan secara mendasar berdasarkan jenis wahana dan sensor :
a) Wahana pesawat udara
• Menggunakan sensor kamera metrik
• Menggunakan sensor kamera non metrik
• Menggunakan sensor LiDAR
• Menggunakan sensor Synthetic Aperture Radar (SAR)
b) Wahana pesawat tanpa awak (nir awak) dengan menggunakan sensor
kamera non metric
Penggunaan sensor kamera metrik merupakan kondisi ideal di mana tingkat
ketelitian geometrik dan tingkat detil obyek dapat dihasilkan secara optimal.
Pada umumnya, tutupan awan dan kondisi cuaca lokal menjadi kendala
utama yang tidak dapat dihindari dalam perekaman menggunakan sensor
kamera baik metrik maupun non-metrik.

Oleh karena itu penggunaan sensor SAR menjadi salah satu alternatif untuk
perekaman data geospasial pada wilayah tertutup awan atau dalam situasi
cuaca yang tidak kondusif. Namun demikian, kesulitan melakukan interpretasi
obyek pada citra SAR menjadi kendala utama dalam proses produksi Data dan
Informasi Geospasial khususnya informasi tutupan lahan dan obyek rupabumi
seperti bangunan, jalan dan lain sebagainya.
3. Survei ekstra terestris
Pengukuran yang memanfaatkan wahana benda-benda angkasa sebagai
media dalam penentuan posisi di permukaan bumi, seperti Bintang, bulan
maupun satelit. Contohnya, penggunaan GPS ketika melakukan pengukuran.

Perbedaan survei terestris dan survei ekstra terestris


Parameter Survei Terestris Survei GPS
.

Visibilitas antar titik Perlu Tidak perlu


ukur
Wilayah cakupan Lokal Lokal sampai global
Waktu pelaksanaan Siang hari dan cuaca Setiap saat dan tidak
baik tergantung cuaca
Koordinat yang 2 dimensi 3 dimensi
dihasilkan
Datum posisi Lokal Global
Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS
Hidrografi adalah cabang ilmu
terapan yang berkaitan dengan
pengukuran dan deskripsi dari fitur
fisik samudera, laut, pesisir, danau
dan sungai, serta dengan prediksi
perubahan dari waktu ke waktu.

Tujuan utamanya adalah untuk


keselamatan navigasi dan
mendukung semua kegiatan laut
lainnya, termasuk pembangunan
ekonomi, keamanan dan pertahanan,
penelitian ilmiah, dan perlindungan
lingkungan.
Ruang lingkup keilmuan hidrografi menurut standar IHO (International
Hydrographic Organization) meliputi:
1.Pemetaan Laut;
2.Pengelolaan Kawasan Pesisir;
3.Survei Seismik Lepas Pantai;
4.Survei Konstruksi Lepas Pantai;
5.Penginderaan Jauh Kelautan;
6.Perairan Pedalaman; dan
7.Militer.
Thank you
This text can be replaced with your own text

Anda mungkin juga menyukai