NURFADILA
YAYAT HIDAYAT
WILDA ADELIA
A. Pengertian dan sejarah ilmu ukur tanah
1.sejarah ilmu ukur tanah
Pengukuran di atas permukaan tanah dimulai dengan munculnya peradaban manusia. Artinya
kemunculan keinginan manusia untuk memiliki sesuatu pertama-tama adalah rumah.Kemudian mulai
adanya beberapa langkah dalam hal kepemilikan tanah, masing-masing berbeda sesuai dengan
posisinya di masyarakat. Saat itu tidak ada yang menyengketakan ukuran / ekstensi.
Hanya pada masa pemerintahan Mesir kuno pembagian tanah untuk pertanian diketahui berdasarkan
pengukuran tertentu. Ketika Sungai Nil mulai mundur, orang-orang bergegas untuk menanam tanah
kering, sehingga langkah-langkah untuk membagi tanah untuk penanaman mulai dikenal. Pengukuran
jarak menggunakan jenis ekstensi tertentu yang kemudian didefinisikan sebagai meter.
Di Indonesia tidak jauh berbeda. Di sini dikenal sebagai ekstensi "dipa" yang merupakan ukuran lebar
dada dan panjang tangan orang dewasa. (± 1 meter), digunakan sejak usia Kerajaan Mojopahit. Di sini
panjangnya digunakan untuk pembagian tanah pertanian dan perikanan di sepanjang sungai Bengawan
Solo dan sungai Brantas dan "Siwakan", yaitu pembagian tanah tambak di daerah sekitar sungai Porong.
Dan pada titik yang berbeda di P. Java, ukuran ini masih valid.
Arti geometri itu sendiri memiliki banyak definisi, tetapi secara luas itu adalah ilmu / metode untuk
melakukan pekerjaan pengukuran di permukaan bumi dan menggambarnya di bidang datar yang
disebut peta. Membahas ilmu penelitian bumi harus selalu melaksanakan ilmu yang lebih tinggi, yaitu
geodesi, karena pada kenyataannya ilmu mengukur bumi adalah bagian dari geodesi.
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan
bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah,
di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi
relatif suatu daerah.Ilmu ukur tanah bisa disebut juga plan surveying yaitu ilmu yang mempelajari cara
menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur manusia (mencakup seni dan
teknologi) diatas permukaan yang dianggap datar.
Ilmu ukur tanah secara praktis mempunyai tujuan menggambarkan bayangan sabagian atau seluruh
permukaan bumi kedalam suatu kertas yang di sebut peta. Secara ilmiah, ilmu ukur tanah mempunyai
tujuan menentukan bentuk bumi.Dalam ilmu ukur tanah, pekerjaan pengukuran dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Ukur tanah datar (Plane Survey) adalah pengukuran yang tidak memperhitungkan bentuk dan
ukuran bumi. Plane Survey dilakukan pada daerah yang tidak luas.
2. Geodesi (Geodetic Survey) adalah suatu pengukuran yang sudah memperhitungkan bentuk dan
ukuran bumi. Geodetic Survey dilakukan pada daerah yang luas.
Pada Praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini, Mahasiswa SalG diberikan tugas untuk melakukan
pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH) dengan menggunakan metode poligon tertutup.
Metode poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya bertemu pada satu titik
yang sama. Pada poligon tertutup, koreksi sudut dan koreksi koordinat tetap dapat dilakukan
walaupun tanpa titik ikat.
Sedangkan
pemetaan danGeodesi sendiriposisi
penentuan mencakup kajian
di darat danjuga
namun pengukuran
di udara yang jauhuntuk
dan laut jauh lebih luas.keperluan.
berbagai Bukan hanya sekedar
Termasuk
analisis dan pengambilan keputusan serta perhitungan perhitungan secara stati tik dan lainnya adalah sedikit
dari ranah Geodesi dalam pengukuran dan pemetaan
b Ilmu ukur tanah berdasarkan cakupan elemen alam.
Pengelompokan
diantaranya: pengukuran dalam kategori ilmu ukur tanah ini terbagi atas beberapa sub-sub bidang
B. Pengukuran / survey
Pengukuran dapat diartikan sebagai penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas suatu benda terhadap
standar ukuran atau satuan ukur. Secara sederhana, mengukur adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran standar. Setiap materi, zat, dan fenomena yang terjadi di alam dapat diukur.
Ilmu ukur tanah sangat dibutuhkan terutama di kehidupan modern dan dalam berbagai pekerjaan
konstruksi. Hasil dari pengukuran ini digunakan untuk memetakan perairan dan daratan di bumi.Hasil
pengukuran juga bisa digunakan untuk menyiapkan peta navigasi untuk perhubungan udara, darat, dan
laut serta untuk memetakan batas kepemilikan tanah negara, perusahaan, dan perorangan. Pastikan
Anda memahami ilmu yang sangat penting ini dengan baik sehingga bisa menggunakan hasilnya sesuai
dengan kebutuhan.
Survey Pemetaan adalah Perencanaan atau "Step-ing", Untuk mendukung Kegiatan Survey di lapangan,
dalam Identifikasi Permukaan Tanah, Ketinggian, Sekaligus Fitur-fitur di Tanah dan Laut.Banyak cara,
untuk mendapatkan informasi Permukaan di bumi, Baik di permukaan tanah, air dan bawah
tanah.Dengan berbagai metode baik Survey atau investigasi, menghasilkan berbagai kebutuhan.Secara
umum, Tujuan Survey Pemetaan (topografi) adalah Mengukur atau Menakar keadaan bumi, Kawasan,
wilayah dan area, sebuah proses pencarian informasi. Mulai dari keadaan dan bentuk tanah, fitur alami
dan buatan manusia, digambar ke dalam sebuah peta, dengan perbandingan skala antara gambar dan
aktual.
Apa Saja, Tujuan Survey Pemetaan? Secara umum, tujuan Survey dan Pemetaan adalah menerapkan
bagaimana cara :
Yang dihasilkan dari Pekerjaan Survey Pemetaan adalah Tarikan garis - antar titik, batasan wilayah atau
area, Garis Kontur yaitu informasi ketinggian tanah. Tahapan Survey Pemetaan, adalah:
C. Metodologi pengukuran
Pengukuran besaran tertentu pada dasarnya adalah tindakan atau hasil perbandingan antara besaran
(yang besarannya tidak diketahui) dan standar yang telah ditetapkan.Saat kedua besaran dibandingkan,
hasilnya dinyatakan dalam nilai numerik. Untuk mencapai hasil yang signifikan, pada dasarnya kita
membutuhkan hal-hal berikut: -
Standar yang digunakan untuk tujuan perbandingan harus didefinisikan secara akurat dan
diterima secara umum.
Peralatan yang digunakan dan metode yang digunakan harus dapat dibuktikan.
Pentingnya pengukuran?
Kemajuan Sains dan Teknologi bergantung pada kemajuan paralel dalam teknik pengukuran. Tidak salah
untuk mengatakan bahwa cara tercepat untuk menilai kemajuan organisasi atau negara dalam Sains dan
Teknologi adalah dengan memeriksa jenis pengukuran yang dibuat, digunakan, dan diproses.Saat Sains
dan Teknologi bergerak maju, fenomena dan hubungan baru ditemukan dan kemajuan ini membuat
jenis pengukuran baru diperlukan.
Metode pengukuran secara luas dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu :
Dalam metode ini, kuantitas yang tidak diketahui (juga disebut besaran ukur) secara langsung
dibandingkan dengan standar. Hasilnya dinyatakan sebagai angka numerik dan satuan. Pada
kenyataannya, standar adalah perwujudan fisik dari suatu unit. Metode pengukuran langsung cukup
umum untuk pengukuran besaran fisik seperti panjang, massa dan waktu.
Metode pengukuran tidak langsung melibatkan pengukuran dengan bantuan transduser yang
mengubah kuantitas yang akan diukur menjadi sinyal analog atau digital. Sinyal-sinyal ini diproses
oleh beberapa perangkat perantara, yang akhirnya menyajikan hasil pengukuran absolut.
Sinyal-sinyal ini diproses oleh beberapa perangkat perantara, yang akhirnya menyajikan hasil
pengukuran absolut. Metode Pengukuran dengan metode tipe langsung tidak selalu memungkinkan,
layak dan praktis. Dalam kebanyakan kasus, metode pengukuran ini tidak akurat karena melibatkan
faktor manusia. metode tipe langsung juga kurang sensitif. Karenanya metode langsung tidak disukai
dan jarang digunakan.
Metode pengukuran Untuk mengukur panjang sebuah balok, satuan panjangnya diambil sebagai
meter dalam satuan SI. Seorang manusia dapat membuat perbandingan panjang langsung dengan
ketepatan sekitar 0,25 mm. Metode langsung untuk pengukuran panjang dapat digunakan dengan
tingkat akurasi yang baik, tetapi jika menyangkut pengukuran massa, masalahnya menjadi jauh lebih
rumit. Tidaklah mungkin bagi manusia untuk membedakan antara margin massa yang lebar. Metode
pengukuran tidak langsung terdiri dari elemen transduksi, yang mengubah kuantitas yang akan diukur
dalam bentuk analog. Sinyal analog kemudian diproses dengan beberapa cara perantara dan
kemudian diumpankan ke perangkat ujung, yang menyajikan hasil pengukuran.
langsung. Jarak langsung diperoleh dengan pengukuran tarikan meteran antar titik
dengan titik lainnya. Jarak tidak langsung diperoleh dengan penghitungan hasil-hail
garis hubung terdekat antar dua titik tersebut ( gb. III. 1). Jarak antar dua titik yang
bukan merupakan garis hubung terdekat antar dua titik tersebut ( gb.III.2) bukan jarak
antar kedua titik itu. Secara sederhana, pada bidang datar jarak antar dua titik A
yang memiliki koordinat (XA ; YA ) dan B yang memiliki koordinat (XB ; YB ) adalah
jarak (D) bisa dihitung dari dua titik yang telah diketahui koordinatnya:
+(YB -YA) 2]
XB : absis titik B
XA : absis titik A
YB : ordinat titik B
Keterangan : pengurangan absis atau ordinat boleh saja terbalik, hasilnya akan tetap
Contoh,
Maka,
+(YB -YA) 2]
+(-5,56 -14,71) 2]
Contoh,
Maka,
+(YB -YA) 2]
+(-5,56 -0,71) 2]
B Asimut
Asimut antar dua titik adalah besarnya sudut (bearing) yang dibentuk dari
suatu referensi (meridian atau utara) searah jarum jam sampai ke garis penghubung
dua titik itu. Karena berputar satu lingkaran penuh, besarnya asimut pada satuan
derajat mulai nol derajat sampai dengan tigaratus enampuluh derajat (00
s.d. 3600
Arah utara ditunjukkan dengan asimut nol derajat, arah timur ditunjukkan dengan
asimut sembilan puluh derajat, arah selatan ditunjukkan dengan asimut seratus
delapan puluh derajat, arah barat ditunjukkan dengan asimut dua ratus tujuh puluh
derajat, arah timur laut ditunjukkan dengan asimut empat puluh lima derajat, arah
tenggara ditunjukkan dengan asimut seratus tiga puluh lima derajat, arah barat daya
ditunjukkan dengan asimut dua ratus lima belas derajat dan arah barat laut
Dalam hal ini, asimut yang berputar berlawanan arah jarum jam bukanlah
s.d. 3600
s.d. 3600
Contoh
Asimut – 400
+ 3600
= 3200
Asimut – 1400
+ 3600
= 120
Asimut 3800
= 2200
Asimut 7800
= 600.
Pada salib sumbu kartesian dengan pusat salib sumbu O, terdapat perbedaan
antara ukur tanah dengan matematika dalam hal putaran dan kuadran. Sudut pada
matematika dihitung dari sumbu X berlawanan arah dengan jarum jam. Sedangkan
sudut (dalam hal ini asimut) dihitung dari sumbu Y searah dengan jarum jam.
C Sudut
Sudut horisontal dapat dihitung dengan dua cara; dari selih dua bacaan horisontal dan
selisih dua asimut. Bacaan horisontal biasanya didapatkan dari pengukuran teodolit.
Dalam cara tertentu teodolit bisa menghasilkan bacaan horisontal yang sekaligus
Prinsip pengukuran sudut akan dibahas pada modul berikutnya. Saat ini,
pembahasan terbatas pada penghitungan sudut dari dua bacaan horisontal dan dari
selisih dua asimut. Jika Bacaan horisontal atau asimut OA dan OB diketahui, sudut
atau
Jika terbalik , OA - OB = 600 30’- 2600 50’ = -2000 20’
40’
Dengan cara ini, jika diketahui koordinat tiga buah titik, sudut pada salah
http://saig.upi.edu/2019/04/07/bermain-theodholit-pada-matakuliah-ilmu-ukur-tanah/,
http://rangkumtekniksipil.blogspot.com/2016/04/pentingnya-ilmu-ukur-tanah.html?m=1
http://geosatsurvei.co.id/geosatsurvei/blog/geosat-survei-news/item/45-pengertian,-tahapan-dan-tujuan-
survey-pemetaan.html
https://stellamariscollege.org/ilmu-ukur-tanah/
https://www.edukasikini.com/2020/10/pengertian-pengukuran-dan-metode.html?m=1