2021
BAB I
PENDAHULUAN
sebuah alat untuk mengetahui keberadaan sumber daya alam tersebut. Alat
tersebut tidak lain adalah peta. Peta adalah proyeksi vertikal sebagian permukaan
bumi pad asuatu bidang mendatar dengan skala tertentu. Peta tidak hanya
digunakan pada bidang lain seperti bidang kemiliteran dan bidang penerbangan.
peta ini disebut peta teknis yaitu peta situasi dengan skala besar. Proyek-proyek
yang dilaksanakan seperti jalan raya, bendungan, waduk dan lain-lain. Dalam
dunia pendidikan seperti Fisika terapan, sebuah peta sangat berarti keberadaannya.
Peta topografi misalnya, peta ini sangat dibutuhkan karena peta ini memberikan
gambaran tentang posisi dan ketinggian suatu daerah yang terlihat dari pembacaan
garis konturnya. Dengan demikian dari pera ini dapat diketahui lokasi
Upaya atau cara untuk mengetahui topografi bumi dan laut adalah dengan
mengadakan survey melalui Ilmu Ukur Tanah yaitu ilmu yang mempelajari
tentang bentuk muka bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada di
permukaan bumi seperti desa, jalan, bangunan, sungai, laut dan lain-lain, dengan
skala tertentu sehingga dengan mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah
planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu
cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya
dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga
adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan
titik yang dihubungkan dengan garis lurus sehingga titik-titik tersebut membentuk
sebuah rangkaian (jaringan) titik atau poligon. Pada pekerjaan pembuatan peta,
jaringan titik-titik yang telah tertentu letaknya di tanah yang sudah ditandai
dengan patok, dimana semua benda buatan manusia seperti jembatan, jalan raya,
gedung maupun benda-benda alam seperti danau, bukit, dan sungai akan
dengan sistem koodinat kartesius tegak lurus (X,Y) di bidang datar (peta), dengan
sumbu X menyatakan arah timur – barat dan sumbu Y menyatakan arah utara –
selatan. Koordinat titik-titik poligon harus cukup teliti mengingat ketelitian letak
dan ukuran benda-benda yang akan dipetakan sangat tergantung pada ketelitian
tentang bumi, laut dan lingkungan fisis. Oleh karenanya dalam penyusunan
laporan ini akan diuraikan kondisi geologi permukaan tanah dan kemiringan
(topogafi) di sekitar Bukit Jabal Nur. Dengan fokus utamanya adalah bukit..
Kegiatan ini dilakukan sebagai penunjang atau prasyarat mata kuliah Survei dan
Pemetaan.
Survei dan Pemetaan merupakan sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk
Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah
disiplin ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan
terus meningkat dengan meningkatnya permintaan untuk berbagai peta dan jenis
aktivitas manusia yang menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara
kita. Di zaman modern seperti saat ini, dengan bantuan komputer dan teknologi
satelit surveyor dapat mengukur, memantau bumi dan sumber daya alam secara
global. Begitu banyak informasi yang telah tersedia untuk seperti; membuat
lahan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Survey
Moh. Ichsan (2012 :5) Survey dan pemetaan adalah suatu metode untuk
bumi pada sebuah bidang yang rata, dalam hal ini dalam sebuah kertas grafik.
Moh. Ichsan (2012 :6) Survey dan pemetaan atau secara tradisional
dinamakan pengukuran tanah yang telah didefinisikan sebagi ilmu dan seni untuk
menentukan telak nisbbi dan titik-titik di atas. Pada dan di bawah permukaan
bumi atau untuk mentukan titik semacam itu. Tetapi untuk pengertian yang lebih
umum pengukuran tanah dapat dianggap sebagi disiplin yang meliputi semua
lingkungan fisik sehingga dapat diketahui bahwa Survey dan Pemetaan adalah
ilmu yang berhubungan dengan permukaan bumi dalam suatu peta dengan muka
muka bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada pada permukaan
bumi seperti kota, jalan, bangunan, sungai dan lain-lain dengan skala tertentu
sehingga dengan mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah dan posisi
a. Jarak adalah garis hubung terpendek antara dua titik yang dapat diukur
b. Sudut adalah besaran antara dua arah yang bertemu pada satu titik (untuk
c. Ketinggian adalah jarak tegak di atas atau di bawah bidang refines yang
2.1.2. Pemetaan
Moh. Ichsan (2012 :8) Peta adalah proyeksi vertical sebagian permukaan
bumi pada suatu bidang mendatar dengan skala tertentu. Oleh karena permukaan
bumi melengkung dan kertas peta itu rata, maka tidak ada bagian dari muka
bumi yang dapat digambarkan tanpa penyimpangan dari bentuk aslinya. Namun
demikian untuk areal kecil permukaan bumi dapat dianggapi sebagai bidang
datar, karena itu peta yang dibuat dengan proyeksi vertical dapat dianggap benar
Jenis-jenis peta :
a) Peta Pariwisata/Perjalanan
2. Situasi/detail
3. Garis ketinggian
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang berhubungandengan bentuk muka bumi
bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi
seperti kota, jalan, sungai, bangunan dan lain–lain. Dengan skala tertentu.
Sehingga dengan mempelajari peta kita dapat mengetahui jarak, arah dan posisi
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-
cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi
relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya,
dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu
daerah. Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang
dalam suatu gambar peta (Fish, 2007 dalam Andryan Suhendra, 2011).
suatu titik dan dua titik lainnya. Pada pengukuran ini diukur arah dari pada dua
titik atau lebih yang dibidik dari satu titik kontrol dan jarak antara titik-titik
menentukan sistem koordinat dari suatu lahan dalam dimensi horizontal dan
vertikal sehingga mempermudah praktikan dalam proses penggambaran ataupun
pemetaan. Alat theodolit terdiri dari dua tipe yaitu theodolit digital dan manual.
Berdasarkan fungsinya kedua alat tersebut mempunyai tujuan yang sama, salah
satunya adalah sebagai alat bantu dalam proses penggambaran peta situasi pada
lokasi tertentu. Akan tetapi perbedaan kedua alat tersebut terletak pada proses
2011: 12).
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut
yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan
alat yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada
dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar
juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu
tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Frick, Heinz. 1979:
58).
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat
ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan
efisien (Farrington 1997). Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit
benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus
Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal
altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di
sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah
1. Theodolit Reiterasi
kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di
2. Theodolit Repitisi
mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak. Akibatnya dari
konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan
2.3 Poligon
Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui
koordinat dan sudut jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat titik yang
lain diperlukan sudut mendatar dan jarak mendatar, maka pada pengukuran di
lapangan data yang diambil adalah data sudut mendatar dan jarak mendatar di
samping itu diperlukan juga penentuan sudut jurusan dan satu titik yang telah
diketahui koordinatnya.
mekanis (dengan menggunakan pita ukur) dan optis (seperti pada pengukuran
sipat datar). pada bagian ini dijelaskan metode pengukuran jarak dengan
Caranya :
a) Skala nol pita ukur diletakkan tepat berimpit di atas pusat anda titik A
tidak melengkung
c) Himpitkan skala pita ukur lainnya di atas pusat tanda titik B, maka
bacaan skala inilah yang merupakan jarak antara titik A dan titik B
Caranya :
dibagi dalam beberapa selang (pada gambar di atas bagi dua selang)
c) Dengan cara yang sama, jarak diukur dari titik 1 sampai titik B,
hingga didapat d2
d) Maka : dAB = d1 + d2
Sudut adalah selisih antara dua arah yang berlainan. Yang dimaksud
dengan arah atau jurusan adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat
ukur sudut pada waktu teropong diarahkan ke jurusan tertentu. Seperti pada
gambar
Caranya :
pertama)
jelas
sekrup penggerak halus horisontal dan vertikal, baca dan catat skala
lingkaran horisontalnya. Ulangi pembacaan tersebut minimal 3 kali,
yang sama seperti di atas, baca skala lingkarannya dan catat sebagai
L2 (LB)
tersebut.
2. Koordinat awal dapat ditentukan dalam sistem umum sebagai berikut :
dalam system.
Diketahui :
koordinat titik A
Tahapan hitungan :
X1 = XA + ∆XA1 Y1 = YA + ∆YA1
menggunakan koordinat titik 1, apabila d12 dan αA1 diketahui. d12 dapat diukur
dan biasanya sudut yang diukur dilapangan adalah sudut mendatar β1. α12 dapat
= αA1 + β1 - 180˚
X2 = X1 + ∆X12 Y2 = Y1 + ∆Y12
Sudut jurusan titik selanjutnya, dapat dihitung menggunakan α12 dan sudut
Total Error = X – X’
B. Adjusted ( ∆ X ) dan ( ∆ Y )
Keterangan :
∑d = Jumlah jarak
C. Toleransi
T = i √n
Dimana :
XB = XA + ∆ X AB
YB = YA + ∆ Y AB
Keterangan :
Ym = Latitude
A. Poligon lepas
Poligon lepas adalah poligon yang hanya mempunyai satu titik ikat
yaitu di awal dan untuk orientasi sudut jurusan awalnya sudah diketahui.
Bentuk poligon lepas dapat dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini.
Gambar 2.3.5.1 Bentuk Poligon Lepas
disebabkan oleh pengukuran sudut mendatar dan jarak. Contoh : titik 1 telah
mempunyai kesalahan juga yang lebih besardari titik 1 dan begitu seterusnya.
B. Poligon terikat
Pada poligon terikat diberikan satu titik ikat awal berikut jurusan awal dan
Titik awal diikatkan ke titik A dan untuk orientasi diberikan sudut jurusan
awal, sedangkan titik terakhir diberikan sudut jurusan akhir. Akibat adanya
sudut jurusan awal awal dan akhir, maka semua ukuran sudut yang sehadap
dapat dikontrol.
Gambar 2.1.5.2 Poligon Terikat dan Dikontrol pada Sudut Jurusan Akhir
Diukur dilapangan :
= α0 + β1 - 180˚
= αA1 + β2 - 180˚
= α0 + β1 + β2 – 360˚
Begitu juga selanjutnya :
= α23 + β3 - 180˚
= α0 + β1 + β2 + β3 – 540˚
Dan
= α34 + β4 - 180˚
= α0 + β1 + β2 + β3 + β4 – 720˚
αa – α0 = β1 + β2 + β3 + β4 – 720˚
β1 + β 2 + β 3 + β 4 = ( αa – α0 ) + 720˚
sudut jurusan awa (α0) sudah diketahui. namun setiap pengukuran sudut
biasanya mengandung kesalahan, sehingga dapat dibentuk suatu persamaan
Dimana f(α) adalah besarnya koreksi yang diberikan untuk pengukuran sudut.
Koordinat titik awal dan sudut jurusan awal diketahui, kemudian titik akhir
poligon diikatkan lagi pada satu titik yang telah diketahui koordinatnya
Pada poligon ini, titik awalnya diikatkan pada satu titik yang ada
koordinatnya (titik A) dan mempunyai sudut jurusan awal (α 0). Selain itu pada
titik akhir diberikan sudut jurusan akhir (α a) dan diikatkan pada titik yang telah
mempunyai koordinat (titik B). dnegan adanya α 0 dan αa, koordinat titik awal
2.4 Kontur
yaitu:
1) Satu garis kontur mewakili suatu ketinggian tertentu
2) Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi.
landai.
gunung.
7) Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.
8) Kontur dapat mempunyai nilai positif (+), nol (0), atau pun negatif (-).
9) Pada jalan yang lurus dan menurun, maka kontur cembung ke arah turun.
10) Pasa sungai yang lurus dan menurun, maka kontur cekung ke arah turun.
11) Kontur tidak memotong bangunan atau melewati tungan di dalam bangunn
Dalam penarikan antara kontur yang satu dengan kontur yang lain
didasarkan pada besarnya perbedaan ketinggian antara ke dua buah kontur yang
(contour interval). Untuk menentukan besarnya interval kontur tersebut ada rumus
Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur
besaran angka kontur disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil angka
yang utuh atau bulat, misalnya angka puluhan atau ratusan tergantung dari
besarnya interval kontur yang dikehendaki. Misalnya interval kontur 2,5 m atau 5
m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang ada 74,35 sampai dengan
253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk interval kontur 2,5 m maka
besarnya nilai titik-titik ketinggian yang ada dengan besarnya nilai kontur yang
ditarik, artinya antara dua titik ketinggian dapat dilewati beberapa kontur, tetapi
dapat juga tidak ada kontur yang melewati dua titik ketinggian atau lebih. Jadi
semakin besar perbedaan angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian
tersebut, maka semakin banyak dan rapat kontur yang melalui kedua titik tersebut,
yang berarti daerah tersebut lerengnya terjal, sebaliknya semakin kecil perbedaan
angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian tersebut, maka semakin sedikit
dan jarang kontur yang ada, berarti daerah tersebut lerengnya landai atau datar.
Dengan demikian, dari peta kontur tersebut, kita dapat membaca bentuk medan
(relief) dari daerah yang digambarkan dari kontur tersebut, apakah daerah tersebut
permukaan.
Praktek lapangan pada mata kuliah survey dan pemetaan ini dilakukan
pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu pada tanggal 19-21 Desember 2017 yang
Palu.
Alat dan bahan yang digunakan dalam peraktek survey dan pemetaan ini
adalah :
1. Pesawat theodolith
2. Rambu ukur
3. Kompas
5. Meteran
6. Tripod
7. Baterai
8. GPS
9. Kompas
a) Theodolith
Theodolit merupakan peralatan presisi yang mampu mengukur sudut horizontal
dan vertikal antara obyek-obyek, dengan akurasi yang tinggi. Theodolit berkisar
dari model sederhana yang mengukur sudut hingga 20 detik sampai versi
ketelitian tinggi yang bisa membaca hingga 0,5 dan 0,1 detik
- Pengukuran jarak optis yaitu menentukan benang atas dan benang bawah
target kemudian mengurangi hasil benang atas dan benang bawah dan
4.1 Hasil
Hasil yang telah diperoleh dalam pengambilan data survei lapangan, yang
mana data tersebut telah diolah menggunakan microsoft exel, kemudian hasil data
tersebut disalin dan diolah menggunakan aplikasi surver, yang mana data tersebut
Mantikulore,
Kota Palu.
2017
TITIK tinggi Alat (cm) Sudut Vertikal Sudut Horizontal Ba (cm) Bb (cm) Bt (cm)
Azimut Azimut
t y
+ menit detik
SH = derajat +
60 3600
Titik Sdt
Target Bacaan Sudut Horisontal
T.Alat Horizon
P0 0 0 0
P1
P2 356 55 8 356,92
P1
P2
P3 97 30 15 97,50
P2
P3
P4 148 35 24 148,59
P3
P4
P5 187 17 28 187,29
P4
P5
P6 153 5 9 153,086
P5
P6
P7 132 4 41 132,08
P6
P7
P8 358 51 46 358,86
P7
P8
P9 215 54 34 215,91
P8
P9
P9
P10
P11 96 54 77 96,92
P10
P11
P11
P12
P13 91 10 20 91,17
P12
P13
P14 233 59 32 233,99
P13
P14
P14
P15
P15
P16
P16
P17
P18 74 4 21 74,07
P17
P18
P18
P19
P0 207 19 47 207,33
penjelasan di atas :
P0 0 0 0 133
P1
P1 292,66
P2
P2 552,90
P3
P3 504,23
P4
P4 494,27
P5
P5 450,10
P6
P6 24.,92
P7
P7 186,52
P8
P8 205,17
P9
P10 140 39 52 140,66 17,26 123,41 328,58
P9 205,58
P10
P10 48,,24
P11
P11 22,95
P12
P12 276,86
P13
P13 313,60
P14
P14 307,22
P15
P15 239,58
P16
P16 279,03
P17
P17 509,85
P18
P18 482,92
P19
Koreksi = (2 x 19 - 4) x 90
= 3060
∑ K = ∑ SH – Koreksi
∑ K = 3387,90 – 3060
= 327,90
K.tiap titik =
∑K
n
∑327,90
K.tiap titik =
19
= 17,26
Horizon Terko.
KET: Apabila hasl sudut terkoreksinya >360 maka akan dikurang 360, tapi njika sudut
Keterangan :
JP = Jarak Optis
BA = Benang Atas
BT = Benang Tengah
JD = JP xSIN (Radians(derajat +(
menit detik
¿+( )¿ ¿
60 3600
Keterangan :
JD = jarak Datar
Radians adalah formula dalam excel dan untuk sudut yang digunakan
ΔX = JP x sin (radians(α))
ΔY = JP x cos (radians(α))
Koreksi ΔX dan ΔY
kedua menetukan Jumlah Koreksi ΔX dan ΔY, yang ketiga mencacri nilai
K ΔX = Jumlah Koreksi ΔX x JP
K ΔY = Jumlah Koreksi ΔY x JP
Keterangan :
K = Koreksi
SKT ΔX = SK ΔX – K ΔX
4.2 Pembahasan
Pada praktikum Survey dan Pemetaan yang di lakukan di Bukit Jabal Nur,
menggunakan GPS dan azimuth suatu lokasi dengan menggunakan alat theodolit
dan, dan dengan metode pengukuran poliygon tetutup. Pembacaan rambu untuk
polygon dilakukan dengan cara membidik rambu yang dipasang bertujuan agar
dapat mengetahui angka - angka yang terdapat pada benang atas, benang tengah,
benang bawah, sudut horizontal dan sudut vertical. Dalam pengolahan data selain
ketinggian yang diperoleh dari suatu titik pengukuran, kami juga melakukan
pengolahan data dalam program Surfer. Program Surfer adalah salah satu
perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga
yang telah diperoleh dalam pengambilan hasil data tersebut tidak valid.
dan peta topografi dalam bentuk garis kontur. Semua data dari theodolith ini maka
kita dapat membuat beberapa garis kontur berdasarkan ketinggian lokasi tersebut
yang nantinya akan membentuk sebuah Peta Topografi. Peta Toporgafi yang
kertas milimeter melalui keterangan ketinggian yang diperoleh dari suatu titik
Program Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk
pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid.
Perangkat lunak ini melakukan plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi
lembar titik-titik segi empat (grid) yang beraturan. Melalui surfer ini akan
PENUTUP
a. Kesimpulan
Praktek lapang Survey dan Pemetaan kami lakukan di Bukit Jabal Nur,
Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.
b. Saran
Tjan, Aloysius. 2003. Proyek Jalan Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga