Anda di halaman 1dari 10

PEMETAAN TOPOGRAFI

A. Pendahuluan
Kegunaan surveying adalah untuk pengumpulan data yang nantinya akan diolah kembali
dan digambarkan pada peta
B. Pembagian pekerjaan surveying
1. Field work pengukuran – pengukuran dilapangan
2. Office work pengolahan data – data yang diperoleh dari pengukuran secara manual
maupun komputerisasi
C. Tahapan – tahapan pekerjaan survey
1. Study kelayakan (Feasibility study)
Pekerjaan peninjauan, pengamatan terhadap objek apakah objek tersebut layak dan bisa
di jadikan suatu proyek atau pekerjaan
2. Observasi
Pekerjaan melakukan pencatatan data lapangan dan merupakan tindak lanjut dari study
kelayakan serta menentukan jenis alat dan metode pengukuran yang akan dipakai
3. Pengukuran (Maesurement)
Pekerjaan mengumpulkan dan memperoleh data dengan cara melakukan pengukuran
langsung ke lapangan dengan menggunakan alat
D. Tipe – tipe ilmu ukur tanah
1. Land surveying
Pekerjaan pengukuran dengan tujuan untuk perhitungan luas, jarak, sudut dan arah
yang akan digambarkan pada peta
2. Topographic surveying
Pekerjaan pengukuran guna mendapatkan data – data dimana data tersebut dapat dibuat
suatu peta topografi yang menunjukkan keadaan relief tanah pada peta, elevasi serta
ketidakseragaman tanah pada peta
3. Route surveying
Pekerjaan pengukuran guna penempatan konstruksi daripada alat – alat transportasi dan
komnikasi. Misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemasangan kawat telekomunikasi
4. Hydrographic surveying
Pekerjaaan pengukuran yang berhubungan dengan air. Misalnya untuk keperluan
navigasi persediaan air dan perencanaan pembuatan konstruksi dibawah air
5. Mine surveying

1
Pekerjaan pengukuran yang digunakan oleh industri pertambangan
6. Kadastral surveying
Pekerjaan pengukuran untuk keperluan public land survey. Misalnya pembuatan
sertifikat tanah
7. City surveying
Pekerjaan pengukuran yang digunakan untuk konstruksi jalan – jalan kota serta
perencanaan penempatan bangunan – banguna dari tata kota
E. Tujuan Ilmu Ukur Tanah
Ilmu ukur tanah adalah sebagian kecil dari ilmu yang lebih luas, dinamakan ilmu
geodesi yang mempelajari peta. Ilmu ukur tanah merupakan dasar dalam melaksanakan
pekerjaan ukur-mengukur tanah yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.
Secara umum, tujuan ukur tanah adalah :
1. Menetukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas permukaan bumi.
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda di atas atau di
bawah suatu bidang datar berpedoman pada permukaan air laut yang tenang.
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya.
4. Menentukan panjang, arah, dan kedudukan (posisi) dari suatu garis yang terdapat
pada permukaan bumi, yang merupakan batas dari suatu areal tertentu.
Dalam bidang teknik pertambangan, ilmu ukur tanah meliputi pekerjaan-pekerjaan
pembuatan peta kontur seluruh wilayah ijin usaha pertambangan, dan perencanaan desain
tambang.

F. Kegunaan Pekerjaan Ukur Tanah


Sesuai dengan penggunannya, maka pekerjaan pengukuran dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Pengukuran untuk mencari luas tanah
Luas tanah sangat diperlukan dalam sebuah industri pertambangan, dengan
mengetahui luas tanah dari ijin usaha pertambangan, maka perencanaan desain tambang
dapat di rencanakan.
2. Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah
Sebelum suatu tambang di gali, maka harus dilaksanakan pengukuran dengan
mengetahui beda tinggi tanah. Beda tinggi tanah sangat diperlukan dalam perencanaan
desain tambang. Dengan mendapatkan beda tingginya, maka dengan mudah diketahui
berapa volume tanah maupun bahan galian yang akan digali.
3. Pengukuran untuk membuat peta
2
Untuk suatu industri pertambangan wajib mempunyai peta topografi wilayah
pertambangan mulai dari letak kantor, letak pit, dan letak pelabuhan. Maka pengukuran
untuk membuat peta tata letak sangat diperlukan.

4. Pengukuran untuk merencanakan bangunan


Pengukuran ini sangat penting dalam merencanakan bangunan-bangunan karena dapat
memudahkan dalam membuat rencana biaya.
G. Garis
1. Garis Lintang
Garis lintang adalah garis khayal yang melintang permukaan bumi secara
horizontal. Garis lintang 00 disebut garis khatulistiwa atau garis ekuator, garis ini
merupakan garis yang membagi bumi menjadi dua bagian yang sama yaitu belahan
bumi utara dan belahan bumi selatan. Panjang garis ini mencapai 40.075 km.
2. Garis Bujur
Garis bujur adalah garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan kutub
utara dengan kutub selatan. Garis bujur 00 yang melewati kota Greenwich dekat London
(Inggris) disepakati sebagai meridian utama dan dijadikan pedoman internasional dalam
penentuan waktu berbagai tempat yang berbeda di permukaan bumi.
Kombinasi garis lintang dan garis bujur ini berguna untuk menentukan suatu lokasi di
permukaan bumi. Garis Lintang menandakan sumbu x dan garus bujur menandakan sumbu
y dalam sistem koordinat Cartesian.

Gambar 1. Pembagian Garis

H. P E T A
Salah satu kegunaan pengukuran tanah adalah untuk membuat peta. Peta adalah
gambar dari permukaan bumi, yang dilihat secara vertikal dari atas pada suatu bidang
datar.
3
Penggambaran peta harus menggunakan skala proyeksi tertentu. Dengan adanya
benda-benda alam dan benda-benda buatan manusia di atas permukaan bumi yang harus
digambar, maka perlu dibuat tanda-tanda gambar agar dapat membedakan antara benda
satu dengan benda lainnya. Tanda-tanda gambar itu disebut legenda.
Pembuatan peta harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ;
 Mempunyai skala

 Memakai sistem proyeksi

 Mempunyai legenda

 Mempuyai tulisan untuk keterangan yang lengkap

1. Macam-Macam Peta
a. Peta Agraria
Peta Agraria dibuat dan diukur oleh badan pertanahan nasional (BPN) dengan
ukuran yang besar skalanya biasanya 1 : 1000, atau 1 : 500. Diatas peta ini dapat
dilihat keadaan tiap-tiap persil dengan bangunannya, digunakan untuk pajak tanah
dan pekerjaan teknis.
b. Peta Teknik
Peta teknik dibuat secara khusus dalam perancangan pekerjaan teknik, untuk
perencanaan dan pembuatan gedung, jalan raya, jalan kereta api, irigasi, jembatan
dan keperluan lain utuk pembangunan.
Skalanya disesuaikan dengan besar kecilnya pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan suatu daerah dengan detail-detail
yang lengkap, mempunyai ketentuan-ketentuan internasional umpamanya proyeksi
yang dipakai ialah proyeksi polyder berdasarkan berdasarkan garis-garis lintang dan
meredian. Skala yang dipakai 1 : 50.000 dan 1 ; 35.000 besarnya tiap tiap peta yaitu
20 x 20 artinay 20 lintang dan 20 bujur . Dengan luas 18 x 13 cm. Peta dibuat oleh
dinas Topografi Angkatan Darat.
d. Peta hidrografi
Peta hidrografi adalah peta yang menggambarkan keadaan air seperti pantai,
dalamnya laut, dan menggambarkan keterangan-keterangan yang dperluka dalam
pelayaran. Dalam industri tambang peta hidrografi digunakan untuk memantau air
dalam tanah.
e. Peta Khusus

4
Peta ini dibuat untuk suatu keperluan sehingga tidak dapat dipergunakan untuk
keperluan lainnya , misalnya :
 Peta statistik untuk keperluan kantor kepegawaian dan ke-pendudukan
 Peta jalan untuk keperluan turisme
 Peta sungai untuk keperluan pelayaran sungai
 Peta pengairan yang menyatakan daerah pengairan dan saluran air, baik untuk
aliran sungai ke daerah pengairan maupun untuk mengalirkan air yang telah digunakan
 Peta geologi (macam lapisan tanah, gunung-gunung berapi, sungai di bawah
tanah, dll.)
 Peta hutan yang menyatakan keadaan hutan dan keadaan tumbuhannya
 Peta trianggualsi yaitu peta yang menggambarkan khusus titik (tempat-tempat
dengan koordinatnya). Sebagai titik-titik ikat kerangka peta yang diukur dengan teliti.
f.Peta Dunia
Peta dunia adalah peta yang menggambarkan benua serta pulau-pulau beserta
batas batas tiap negara di seluruh dunia dengan isinya. Artinya keadaan tiap negara,
jalan, desa, dan sungai-sungai sampai pada flora dan faunanya
2. Skala Peta
Skala peta adalah suatu perbandingan linier dari keadaan di atas peta (kertas
gambar) dengan keadaan di atas bumi. Misalnya peta dengan skala 1 : 10.000 artinya 1
mm di atas peta sama dengan 10.000 mm (10 m) di atas permukaan bumi.

Cara menggambar dengan skala adalah sebagai berikut :

 Jarak pengukuran lurus = 36,4 km


Skala gambar = 1 : 50.000
,
Gambar jarak dalam kertas = .
= 72,8

I. TANDA TITIK DAN ALAT UKUR


1. Tanda Titik dan Kegunaannya
Untuk pengukuran, baik pengukuran jarak maupun pengukuran sudut, diperlukan
titik-titik di lapang-an. Menurut sifat dan kegunaannya, titik-titik itu dibedakan menjadi
titik bersifat tetap dan titik sementara.
a. Titik tetap
Titik tetap ini terdiri dari titik triangulasi dan titik poligon. Titik triangulasi terbuat
dari tugu beton dan dipasang di daerah-daerah luas/pegunungan atau di setiap pulau.

5
Titik poligon terbuat dari tugu beton dan dipasang di daerah-daerah kecil, seperti
dalam kota atau kawasan industri dan perumahan.
Dari titik tetap ini selain diketahui koordinatnya (X,Y), diketahui pula ketinggiannya
yang diambil dari permukaan laut. Rata-rata koordinat titik tetap ini diukur dan
dihitung secara teliti karena titik ini akan menjadi dasar pengukuran selanjutnya.

Gambar : Titik poligon

Gambar : Titik Triangulasi


b. Titik Sementara
Titik sementara adalah tanda yang bersifat sementara, baik pembuatan mapun
penggunaannya dalam pengukuran. Tanda titik sementara terdiri atas:
Patok

Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, digunakan untuk memberi tanda batas yang
bersifat sementara pada saat pengukuran. Titik ini ditanam ke dalam tanah dengan
kedalaman 0,25 s/d 0,50 meter. Patok dimasukkan ke dalam tanah dengan cara
dipukul dan sisa yang menonjol dari permukaan tanah 5 sampai 10 cm. Sebaliknya

6
alat ini diberi tanda dengan cat merah agar mudah terlihat. Ukurannya 5 x 5 cm atau
10 x 10 cm.

Gambar : Beragam tipe patok


Yalon

Yalon terbuat dari pipa besi dengan ukuran diameter inci yang digunakan untuk
memberi tanda titik/batas pengukuran dan bersifat sementara. Agar mudah terlihat,
alat ini diberi warna merah dan putih berselang-seling. Agar tidak cepat rusak, akibat
ditancapkan ke dalam tanah, maka bagian bawah dilengkapi dengan sepatu besi.

Gambar : Yalon beserta cara penempatannya


Rambu ukur (bak ukur)
Alat ini terbuat dari kayu atau bahan alumunium dan bahan pada sisi depan terdapat
skala pembacaan, digunakan untuk memberi tanda titik sementara di lapangan pada
saat pengukuran. Rambu ukur berpenampang segi empat beru-kuran 4 cm x 10 cm
dan panjang 3 sampai 5 meter. Arah bidang lebih dilengkapi dengan ukuran skala
sentimeter. Pada beberapa bagian dan angkanya diberi cat yang mencolok. Rambu
ukur yang panjangnya 5 meter dapat distel dalam pemakaian di lapangan.
7
Kedudukan alat ini harus vertikal. Kegunaan pokok alat ini adalah untuk pembacaan
pada pesawat teodolit untuk mengukur jarak optimis dan beda tinggi.

Gambar Beragam rambu ukur

2. Alat Ukur Jarak di lapangan


Alat-alat ukur jarak yang digunakan pada pengukuran di lapangan dijelaskan
sebagai berikut:
Kayu ukur
Kayu ukur terbuat dari kayu panjang 3 m atau 5 m, dan penampang berbentuk oval,
di ujung berukuran 3 cm dan di tengah 5 cm. Kedua ujung dilengkapi dengan besi.
Alat ini selalu menggunakan dua batang kayu ukur yang masing-masing dibedakan
warnanya. Satu bidang berwarna merah-putih-merah, dan satu lagi berwarna putih-
hitam-putih setiap meternya. Setiap desimeter diberi tanda dengan paku kuningan,
sedangkan sentimeter harus dikira-kira.
8
Gambar Kayu ukur

Pita ukur kain linen


Pita ukur ini terbuat dari kain linen, lebar 2 cm dengan panjang 10 m, 20 m, dan 30
m. Kelemahan pita ukur ini tidak tahan air, sehingga bila basah akan meregang atau
meman-jang dan cepat rusak atau mudah putus. Hal ini akan mengakibatkan
kerugian dalam pengukuran.

Gambar Pita ukur kain linen

Pita ukur fiberglass


Pita ukur ini terbuat dari bahan fiberglass, lebar 2 cm panjang 30 m dan 50 m. Pita
ukur ini sangat kuat, ringan dan tahan terhadap air, sehingga banyak dipakai untuk
pengukuran, baik di daerah basah maupun daerah kering. Dalam pemakaiannya tidak
menggunakan pocket balance. Perlu diperhatikan, pada saat menggulung tidak boleh
terlipat.

Gambar Pita ukur fiberglass

Ukur baja
Pita ukur ini terbuat dari pita baja dengan lebar 2 cm, tebal 0,4 mm, serta panjang 20
m, 30 m, dan 50 m. Alat ini menggunakan pocket balance yang dipasang pada ujung
9
pita ukur yang ditarik 5 sampai 6 kilogram. Yang perlu diperhatikan penggunaan alat
ini harus menghindari lalu lintas kendaraan, karena bila pita ukur baja ini dilindas
roda kendaraan, bisa putus.

Gambar : Pita ukur baja

Rantai ukur
Rantai ukur terbuat dari kawat baja atau kawat besi dengan tebal 3 mm atau 4 mm.
Tiap ujung rantai diberi mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin
kuningan untuk tiap panjang 1 m, 10 m, 20 m, 25 m, dan 30 meter. Pemakaian alat
ini harus menggunakan pocket balance dengan gaya tarik 10 kg s/d 15 kg.
Dalam penarikan rantai ukur ini, harus diperhatikan bahwa mata rantai tidak boleh
kusut dan terlipat. Sebagai pelengkap, dalam pema-kaian di lapangan harus
disediakan pen baja untuk menghindari kesalahan pengukuran.

Gambar Rantai ukur

Roda ukur (otodometer)


Alat ini berupa roda yang berukuran 30 cm s/d 40 cm dan dilengkapi dengan tongkat
pen-dorong. Di antara roda terdapat skala pencatat jarak mulai dari sentimeter, meter,
dan kilometer. Roda ini dilengkapi dengan jarum penunjuk batas ukuran. Alat ini
banyak dipakai pada pengukuran jarak jalan raya dalam rangka perhitungan volume
pekerjaan. Yang perlu diperhatikan, alat ini digunakan dengan cara harus dipotong
lurus.

Gambar : Roda ukur

10

Anda mungkin juga menyukai