Anda di halaman 1dari 65

KULIAH

MK KU1266 – MENGGAMBAR TEKNIK


MINGGU-9:
PENGETAHUAN TENTANG PETA
Pengajar:
Prof. Enri Damanhuri
Dr. I Made Wahyu W., ST. MT.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


TAHUN AJARAN 2013/2014
Pokok Bahasan Kuliah

• Pendahuluan
• Peta
• Peta Topografi
• Membaca Peta
• Alat
Pendahuluan
• Peta merupakan suatu penemuan manusia
yang sangat berharga, dengan adanya peta
kita dapat mengenal bumi yang kita tempati
ini. Dapat dibayangkan jika tidak ada peta?

• Peta dan kompas saling berkaitan satu sama


lain dan banyak digunakan di berbagai bidang
kegiatan, seperti: militer, instansi non-militer
(sipil), bahkan para petualang.
Pengenalan Peta
• Peta umum digunakan (dalam pekerjaan sipil):
– Sebagai dasar dalam menentukan Layout/master
plan suatu proyek
– Sebagai dasar dalam perhitungan volume untuk
galian/timbunan
– Dll.
Pengertian Peta
Banyak sekali definisi tentang peta, tetapi pada dasarnya hakekat peta
adalah sbb:

• Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang


diproyeksikan dalam 2 (dua) dimensi pada bidang datar dengan
metode dan perbandingan tertentu
• Peta adalah suatu presentasi di atas bidang datar, baik seluruh atau
sebagian permukaan bumi yang dilihat dari atas dan diperkecil
dengan perbandingan tertentu
• Peta adalah sebuah gambar suatu daerah yang dapat dibayangkan
seolah-olah kita melihat daerah itu dari udara. Gambar-gambar pada
peta memperlihatkan adanya hutan, lapangan, jalan, sungai, kota, dll
• Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi
yang dilukiskan ke suatu bidang datar dengan perbandingan tertentu
yang dinamai kedar/skala.
Sejarah Peta
• Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan peta disebut
KARTOGRAFI
• Pada awal abad ke-19 ditemukan Teodolith. Teodolith
digunakan untuk mengukur perbedaan tinggi, jarak, dan arah.
• Pertengahan abad ke-19, ditemukan teknik
pengukuran/pemetaan foto udara (fotogrametri).
• Pada abad ke-20, ditemukan teknik baru, yaitu pengukuran
dan pembuatan peta dibantu oleh satelit sumber daya (land
satelit). Kelebihan dari survei pemotretan melalui satelit ini,
yaitu lebih akurat, cepat, dan lebih hemat.
• Pada abad ke-21, pembuatan peta dan penyajiannya tidak lagi
menggunakan tenaga manusia, semuanya serba otomatis. Hal
ini dimungkinkan karena perkembangan ilmu dan teknologi
(komputerisasi).
Contoh Foto Udara
Contoh Peta Satelit
Jenis Peta
• Jenis peta bermacam-macam, namun yang
akan dibahas berdasarkan isi dan skalanya.

• Jenis peta berdasarkan isinya, dapat dibagi


menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
1. PETA UMUM (general purpose map)
2. PETA TEMATIK (special purpose map)
Jenis Peta
PETA UMUM (general purpose map):
• Peta yg menunjukkan/menggambarkan kenampakan yg ada
di muka bumi dari daerah yg dipetakan, seperti benua,
sungai, kota, serta penampakan fisik lainnya.
• Karena peta ini meliputi daerah yang sangat luas, skala yang
digunakan kecil.
• Contoh Peta Umum, yaitu sbb:
• Peta Chorografi: peta yg menunjukkan/menggambarkan
permukaan bumi baik sebagian kecil atau secara
keseluruhan. Contoh: peta dunia, peta benua
• Peta Topografi: peta yg menunjukkan/ menggambarkan
bentuk permukaan bumi, yaitu mengenal reliefnya.
Contohnya: peta jalan (road map), peta lahan, peta
Peta Umum
Jenis Peta
PETA TEMATIK (special purpose map):
• Peta yg menunjukkan/menggambarkan sejumlah atau
suatu tema tertentu dari suatu wilayah di permukaan
bumi.
• Adapun yang termasuk peta tematik, yaitu sbb:
• Peta curah hujan, adalah peta yang menggambarkan
besar-kecilnya curah hujan di suatu tempat
• Peta iklim, adalah peta yg menggambarkan keadaan
iklim/cuaca di suatu tempat
• Peta distribusi penduduk, adalah peta yang
menggambarkan besar kecilnya distribusi penduduk
di suatu daerah
Peta Tematik:
Peta Gempa Indonesia
Peta Tematik:
Peta Geologi dan Hidrogeologi
Jenis Peta
• Jenis peta berdasarkan skalanya, dapat dibagi
menjadi 5 (lima) kategori, yaitu:
1. PETA KADASTER ATAU PETA TEKNIK  berskala 1:100 s/d
1:5000
2. PETA BESAR, berskala  1:5000 s/d 1:250000
3. PETA SEDANG, berskala  1:250000 s/d 1:500.000
4. PETA KECIL, berskala  1:500000 s/d 1:1000000
5. PETA GEOGRAFIS, berskala  1:1.000.000 ke atas.
Syarat-Syarat Peta
• Peta yang baik adalah peta yang dapat memberikan
gambaran yang jelas dan benar, serta tidak
membingungkan penggunanya.

• Syarat peta, adalah sbb, yaitu:


1. Peta tidak boleh membingungkan, mudah
dipahami atau dimengerti
2. Peta harus memberikan gambaran yg sebenarnya
3. Peta hendaknya menarik, rapi, dan bersih
4. Peta harus memiliki data yang lengkap, rinci, dan
teliti.
Sistem Proyeksi Peta
• Pada prinsipnya proyeksi peta dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan adanya perubahan-
perubahan dari gambar muka bumi yg awalnya berbentuk
bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar.
• Adapun yg menjadi persyaratan proyeksi peta, yaitu:
bentuk, luas permukaan, dan jarak antar satu titik dengan
titik lainnya di atas permukaan yang diubah harus tetap.
• Sistem proyeksi peta, dikenal sbb:
1. Sistem proyeksi silinder/tabung (cylindrical
projection)
2. Sistem proyeksi kerucut (conical projection)
3. Sistem proyeksi bidang datar-bidang datar azimuth
(zenithal projection).
Sistem Proyeksi Peta
Peta Topografi
• Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan
bentuk-bentuk permukaan bumi, yaitu mengenai
reliefnya. Peta ini pun dapat dilengkapi dengan
penampakan/informai lainnya sebagai pelengkap.

• Peta topografi mempunyai banyak informasi,


seperti relief permukaan bumi, persawahan,
pemukiman, jaringan sungai, dan jalan.
Gambaran Permukaan Tanah
• Penggambaran permukaan tanah termasuk salah satu
obyek perencanaan bidang teknik, penggambaran ini
mencakup bidang topografi dan geografis dalam
kajian Teknik Sipil/Lingkungan/Kelautan.

• Gambaran geografis biasanya sangat luas, sering juga


disebut “survey plans” adalah gambaran permukaan
tanah yang memperlihatkan ukuran sebenarnya,
bentuk dan level (tinggi rendahnya) suatu bidang
tanah/lahan.
Gambaran Permukaan Tanah
Suatu pemetaan geografis (lot survey), mencakup:
• Penentuan batas dan panjang antara tiap sudut
tanah
• Lokasi tumbuhan (pohon, belukar, dan hutan)
• Elevasi semua sudut
• Garis-garis level tanah (contour)
• Tempat-tempat alur, jeram, dan sungai
• Jalan-jalan transport
• Saluran utility (pipa air, gas, telepon, listrik, dll)
Gambaran Permukaan Tanah
Untuk melakukan survey permukaan tanah, dapat dipedomi beberapa hal sbb:
1. Mencatat elevasi, di atas datum (level dasar) tiap sudut lahan
2. Tunjukkan ukuran dan lokasi alur-alur dan sungai
3. Berikan tanda tertentu untuk pohon kartu (misalnya: tanda (+) ) tanda elevasi
4. Tunjukkan arah kompas untuk setiap saluran property dalam derajat, menit, dan detik
5. Garis-garis contour harus jelas menunjukkan tinggi-rendahnya suatu titik atau luasan
6. Gunakan gambar panah untuk menunjukkan arah
7. Tunjukkan udut lahan dengan lingkaran kecil
8. Gambarkan jalur-jalur property memakai garis putus-dua titik
9. Tunjukkan elevasi di atas datum atau level plan dengan menggunakan garis-garis contour
10. Tunjukkan apabila tiap adanya pembakaran direncanakan dengan menggunakan titik-titik
11. Tunjukkan ukuran panjang tiap sisi, sehingga jelas jarak antara tiap sudut, demikian juga jarak
property
12. Berikan nama pemilik bagi petak-petak lahan
13. Tuliskan jarak antara property dengan semua saluran-saluran utility
14. Tuliskan label utility sesuai dengan fungsinya
15. Berikan skala gambar
16. Perlihatkan semua jalan sesuai dengan statusnya
17. Tuliskan datum level yang digunakan sebagai referensi.
Pemetaan Lahan
• Penggunaan kompas atau protractor (busur)
Bentuk lahan dapat digambar sket terlebih dahulu dengan pengertian
bahwa bentuk yang tepat adalah dengan pengukuran memakai kompas.

• Penggunaan transit (telescope)


Penggunaan alat ini serupa dengan menggunakan Teodolite.
Terlebih dulu dibuat pancang-pancang (setiap sudut atau garis
antara sudut).
• Perhitungan Evalasi
Praktek pemetaan lahan menggunakan Telescope dilakukan
menurut arah jarum jam.
Membuat Garis Level (Contour)
• Membuat garis-garis level (contours) sangat
penting karena perlunya berbagai hal, seperti:
• Perencanaan “cut & fill” dalam suatu proyek pembangunan
• Penentuan lokasi (plant location)
• Perencanaan drainase (drainage system)
• Perencanaan pembuangan sampah (sanitary landfill)
• Perencanaan sewerage dan pengolahan air limbah (waste water
treatment)
• Perencanaan penyediaan air (water suplly plan)
• Dll
Komponen Peta Topografi
1. Judul Peta
2. Nomor Peta
3. Keterangan Pembuatan Peta
4. Pembagian Lembar Peta
5. Skala Peta
6. Legenda Peta
7. Garis Kontur
8. Titik Triangulasi
9. Koordinat Peta
10. Arah Peta
11. Sudut-sudut
Pembuatan Peta Topografi
• Pelaksanaan pengukuran topografi dilakukan dalam dua jenis
pengukuran, yaitu pengukuran kerangka dasar (vertikal dan horizontal)
dan pengukuran detail situasi.

• Pengukuran kerangka dasar adalah pengukuran poligon yang telah


direncanakan, sedangkan pengukuran detail situasi merupakan
pengukuran kondisi lapangan secara detail sesuai dengan bentang alam
atau kondisi lapangan sesungguhnya.

Prinsip pengukuran
poligon
Pembuatan Peta Topografi
Adapun penjelasan dari setiap tahap yang dilakukan dalam pembuatan peta
topografi diawali dengan pengumpulan data topografi adalah sebagai
berikut:

1. Pemasangan Patok BM
Patok dan BM dipasang tersebar di sepanjang lahan yang dipetakan dan
merupakan titik-titik kerangka horizontal dan vertikal yang dilalui jalur
pengukuran poligon dan sifat datar serta titik pengamatan matahari.
Dari tahap ini dihasilkan titik referensi untuk pengukuran selanjutnya, yaitu :
• Referensi titik berdasarkan pada elevasi yang dihasilkan oleh alat GPS yang
diletakkan di atas titik referensi atau BM.
2. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (Poligon)

Kerangka dasar horizontal diukur dengan mengikat ke titik ikat terdekat, dengan
menggunakan alat GPS digital maka dapat dibuat titik-titik referensi berupa patok
maupun bench mark.
Adapun spesifikasi pengukurannya sebagai berikut :
• Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak menggunakan alat pengukur jarak Electronic Distance Meter
(EDM).
• Pengukuran Sudut
1. Menggunakan Theodolite (T.2) dengan ketelitian 1 detik
2. Jumlah seri pengukuran 2 seri (B,LB) muka belakang
3. Selisih sudut antara dua pembacaan < 5” (lima detik )
4. Salah penutup sudut f∞<10 √n detik
5. Salah penutup jarak fd <1:10.000
6. Bentuk geometris poligon adalah tertutup (loop) melalui BM dan patok
kayu dimana :
n = Jumlah titik poligon
f∞ = Jumlah penutup sudut
3. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal

• Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi tinggi elevasi (Z) pada masing-
masing patok kerangka dasar vertikal.
• Metoda pengukuran yang digunakan adalah metoda Waterpass, yaitu dengan
melakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi yang
dipilih (LWS = 0,00).
• Spesifikasi teknis pengukuran waterpass adalah sebagai berikut :
1. Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi
2. Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap
3. Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu belakang
menjadi rambu muka
4. Pengukuran dilakukan dengan cara double stand, ring
5. Toleransi kesalahan pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2 mm
6. Jalur pengukuran mengikuti jalur poligon dan meliwati (BM)
7. Alat ukur yang digunakan waterpass (NAK2) dan rambu ukur alumunium 3 m
8. Toleransi salah penutup tinggi (ft) < 8 mm D dimana
n = Salah penutup tinggi
D = Jarak dalam satuan km
3. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal

Jalannya pengukuran setiap titik seperti diilustrasikan pada gambar di


bawah ini:

Pengukuran waterpass
4. Pengukuran Situasi Detail
Penentuan posisi (x,y,z) titik detail dilakukan dengan metoda pengukuran
Tachymetri. Adapun spesifikasi teknis pengukuran situasi detail adalah
sebagai berikut :
• Alat yang digunakan Theodolite T.2
• Titik detail terikat terhadap patok yang sudah punya nilai koordinat dan
elevasi
• Pengambilan data menyebar ke seluruh areal yang dipetakan dengan
kerapatan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan skala peta 1 : 2000.

5. Pengukuran Profil Melintang Lokasi


Untuk mengetahui bentuk permukaan tanah, maka dilakukan pengukuran
profil (cross section). Spesifikasi pengukuran profil adalah sebagai berikut :
• Pengukuran dilakukan di sepanjang lokasi pada patok-patok profil yang
telah dipasang
• Interval profil 50 m
• Pengukuran profil tegak lurus lokasi
• Pengukuran terikat terhadap titik poligon
Contoh Aktivitas Survey Pengukuran Topografi
Gambar lahan
Contoh Peta Topografi  Desain Landfill

Kondisi 3D lokasi

Titik pengukuran topografi


Contoh Peta Topografi  Desain Landfill

IPST

Area urug

Pengolahan Lindi
Jalan

Rencana Site Plan Landfill


Contoh Peta Topografi  Desain Landfill

Pembagian Zona Landfill


VI

III
IV

IPST II
I
IPL
Contoh Peta Topografi  Desain Drainase Kota
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN MALUKU UTARA
Kantor Gubernur Maluku Utara Jl. Raya Lintas Halmahera Gosale Puncak - Sofifi

Satuan Kerja :
PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN (PPLP) MALUKU UTARA

Pekerjaan :
-
A
-
LE PO

KOTA TOBELO - KABUPATEN HALMAHERA UTARA


M AI LA
PA ILE
M.

Lokasi :
-
KOTA TOBELO
728 PROVINSI MALUKU UTARA
PETUNJUK LOKASI :

I
WAR
AI
NG
SU

a ri
KABUPATEN
HALMAHERA
JL. S M
K UTARA

.W
1 96 m

JL
. KE
M
A KM
UR
AN
JL. A.
KABUPATEN
HALMAHERA

M. D.
127 m
301 m 0,000 m BARAT

JL. ELIM
KABUPATEN
HALMAHERA
TIMUR

JL. HALU
404

JL. MAMULATI
ti
mula
SE
GOAI ZALOVELO
515
398

Ma LEGENDA :
ESDA
B ET

.
493

S
H EAH
395

492 Sungai
493
491

Garis Pantai

527
PUNCAK

URAN
SIMPONI

LATI

H AEN

AKM
Jaringan Jalan

MU

I
MUSYON

JL. KEM
G AMSUNG
MA
PRAJURIT
K

528
NI PUNCA

534 Bangunan

URAN
531
530

17
KARIANGA
SIMPO

PUC
509

AKM
NGKARA
B A YA

510
511
Batas Wilayah Studi (Pengukuran Topografi Detail (Topcon GTS 230N)

JL. KEM
512
ULATI

ABAN
S. MAM

HALU
508
514

AR NADA

MARH
478 Saluran Eksisting
A
540 KARIANG
2

506
PVC.2 2 95 m
JL. BAYANGKARA

MARHABAN
507
GOR

414
412
377

421
419
HUBOTO
AL

PVC 18
ASP

374
539
0 PORCAMT
PVC.2

UBURAN
JL. PEK

SIM INGE
C TNA PUS. KAL
SKALA 1 : 21.000
DJUMATILAMALI

PUSKESMAS

371
JL. HI
2 92 m
454 JL. MORES

P US . KR 2

Dibuat Oleh :
JOBU BU

-
SD

P US . KR 1
TIRJA
JL. KAWASAN - WKO

JL. BAKTI ABRI

JL. KP BARU
PLN
A. Wesia P V C 13 439

AIL
SLTP

J L . SET

7
42
KA
LI
SER
ATU
S
(-)
TEAM LEADER
431 JL. BARU BEL PLN

atus 432 JL. BEL. PLN


Diperiksa Oleh :

er SMK
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Ka l i s
JL. HISIMINGE

SATUAN KERJA PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

13M.12
435
A TPI

PERMUKIMAN MALUKU UTARA


TIRT
PVC3
293

463

462
. 10 460

TPI
TIRTA

461
PUL

344
61
1

B22

( - )
JL. KARAYANGAN

NIP. -
A WKO
JL. TIRT

464

Mengetahui Oleh :
465

KEPALA SATUAN KERJA


PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
SPBU B10
PERMUKIMAN MALUKU UTARA
595

GR. 1 X 1 X 6

601
JL .
HO
M
A RI
W
O
SM
P.
N.
1X
597

2
1X
6

( -)
NIP. -
508

KONSULTAN PERENCANA

NOMOR JUMLAH LEMBAR KODE

04/8 8 GR-04
Arah Aliran Pada Area I

i
ar
W
S.

41
Arah Aliran Pada Area II

S. Mamulati
Arah Aliran Pada Area III

Kali Seratus

43
Skala Peta
• Skala peta adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan.
• Rumus skala peta, sbb:
Skala = (jarak di peta/jarak di lapangan)
• Nama lain dari skala yaitu kedar.
• Ada beberapa ketentuan skala yang perlu diperhatikan, sbb:
• Semakin kecil angka di belakang tanda bagi (:) berarti skala
peta tersebut semakin besar, demikian sebaliknya
• Ada 2 (dua) macam cara penulisan skala, yaitu sbb:
o Skala angka, contohnya skala 1 : 50.000, artinya 1 cm di
peta setara dengan 50.000 cm (=500 m) jarak sebenarnya
di lapangan
o Skala garis, contohnya dalam tiap bagian sepanjang blok
garis 1 cm berbanding 500 meter.
Skala dan Sudut Peta
Pengukuran jarak pada Peta
• Untuk garis mendatar dan lurus dapat digunakan penggaris. Caranya yaitu
panjang garis pada peta yang telah diukur dikalikan dengan skala, sehingga
didapatkan jarak sebenarnya. Rumus :

Dimana : Pm = jarak di peta


Sp = skala peta
Ps = jarak sebenarnya di lapangan atau permukaan bumi
• Untuk garis yang berbelok-belok dapat menggunakan benang atau kurva
meter

Mengukur sudut peta


• Menggunakan busur derajat
• Menggunakan protactor (alat ukur sudut)
• Menggunakan kompas.
Skala Gambar
• Skala gambar

– Skala pembesaran ditandai dengan n : 1, artinya lukisan


diperbesar n kali lebih besar dari ukuran yang sebenarnya

– Skala perkecilan ditandai dengan 1 : n, artinya lukisan


diperkecil n kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya.
Skala Gambar
No. Skala Untuk gambar
1. Skala kecil 1:1000 Gambar situasi, gambar
1:500 rencana tapak, gambar
1:400 peta, gambar denah,
1:200 gambar block-plan,
1:100 gambar tampak
2. Skala besar 1:50 Gambar detail: detail
1:20 arsitektur, detail struktur,
1:10 detail mekanikal, dan
1:5 elektrikal
1:2
1:1
3. Skala pembesaran 2:1 Ukuran gambar detail
5:1 khusus; khususnya detail
10:1 pada gambar mesin dan
listrik
Garis Kontur
• Garis kontur (contour line) adalah garis khayal
yang berbelok-belok yang menghubungkan
titik, serta mempunyai ketinggian sama dari
permukaan laut.

• Tujuan dari garis kontur adalah untuk


mengetahui ketinggian suatu tempat dari
permukaan laut dan untuk mengetahui bentuk
keadaan medan sebenarnya.
Garis Kontur
Jenis garis kontur, yaitu sbb:

• Tinggi mutlak, mempunyai ciri-ciri sbb:


o Diukur dari permukaan laut, merupakan standarisasi pengukuran
o Pengukuran dilakukan pada waktu pasang surut, adapun tempat
pengukurannya dinamakan Peil
o Tinggi mutlak digunakan sebagai titik yang menunjang ketinggian
sebenarnya dari permukaan laut, dan mutlak untuk mengetahui tinggi nisbi
relatif.

• Tinggi nisbi, mempunyai ciri-ciri sbb:


• Diukur dari tempat dimana obyek tsb berada. Biasanya, pengukuran
dilakukan dari permukaan tanah
• Tinggi nisbi merupakan perbedaan tinggi dari 2 (dua) titik atau tempat yang
diukur
• Tinggi nisbi dari tiap-tiap tempat tidak selalu sama. Artinya mungkin bisa
sama dan mungkin pula tidak sama.
Garis Kontur pada Peta Topografi
Garis Kontur
Koordinat Peta
Untuk menentukan titik/tempat di peta dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain:

• Cara Koordinat Geografi: berdasarkan garis lintang dan garis bujur,


satuan dalam derajat, menit, detik)
• Cara Koordinat Peta: membagi peta dalam beberapa garis horizontal
dan mendatar sehingga terbentuk kotak-kotak bujursangkar
• Cara Karvak: letak tempat/titik yg dimaksud berada dalam persegi
yang ditunjuk.
• Cara Titik Pangkal (TP): menentukan jarak/tempat yg dimaksud dari
titik pangkal yang ditentukan, dengan memberikan jarak berdasarkan
arah (Utara, Selatan, Timur, Barat).
• Cara Garis Pangkal (GP): menentukan jarak/tempat yg dimaksud dari
garis pangkal yang ditentukan, dengan memberikan jarak berdasarkan
arah (maju, mundur, kiri, kanan).
Arah Peta
• Arah utara peta lazimnya terletak di atas peta.

• Petunjuk arah utara peta, ada beberapa macam, yaitu:


• Utara Sebenarnya (US) atau True North: utara yang mengarah ke
kutub utara bumi. Lambangnya  bintang.
• Utara Magnetis (UM) atau Magnetic North: utara yang ditunjukkan
oleh jarum magnetis, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
Lambangnya  setengah anak panah. Di Indonesia, arah utara
magnetis bergeser ke sebelah timur dari utara peta. Letak kutub
utara magnetis bumi bergeser karena adanya pengaruh rotasi bumi
• Utara Peta (UP) atau Map North adalah arah utara yang terdapat
pada peta atau arah yang ditunjukkan oleh garis-garis tegak lurus
vertikal (sumbu-Y) dari grid suatu peta. Garis-garis tsb adalah garis
hasil proyeksi garis bujur dan garis lintang Bumi pada peta yang
kemudian diproyeksikan ke koordinat (grid).
Pengukuran dan Perhitungan Khusus pada
Peta
• Pengukuran jarak pada peta
• Mengukur sudut kompas
• Mengukur sudut peta
• Mengukur tanjakan, dan mengenal jenis tanjakan
dengan pengetahuan tentang garis kontur
• Menentukan posisi di peta dengan pengetahuan garis
singgung
• Mencari titik ketinggian dengan garis kontur
• Memperkirakan waktu dengan pengetahuan sskala
dan tanjakan.
Pengenalan Peta
Mencari titik ketinggian dengan garis kontur
• Titik ketinggian P 15/250 mempunyai ketinggian 200 m bila
dinyatakan dalam legenda peta, sehingga diketahui selisih tiap garis
kontur, yaitu 25 m. Dapat ditulis:
– Garis kontur a = 225 m
– Garis kontur b = 225-25 m = 200 m
– Garis kontur c = 200-25 m = 175 m
677100 677200 677300 677400 677500

9365800
9365800

U
PULAU KARYA

SKALA
0 20m 80m
40m

9365800
9365800

KUBURAN

KODIM/
TNI AL KORAMIL
KOMPLEK PERUMAHAN DINAS

TAMAN

TAMAN
C POS DERMAGA
PENJAGA
B X = 677260.79 TAMAN
Y = 9365743.18
X = 677214.13
A Y = 9365729.78
Z = 1.762 TAMAN/ LAHAN
KOSOSNG
TAMAN

X = 677196.73 Z = 1.820
Y = 9365729.78
Z = 1.748 PEMADAM

-10

DERMAGA -22
-15
-19

-15 -19
BH-01 -5
-20
-22
-10

9365700
9365700

-10
-16
-10

-15

-21 -18 -23

-18
-22
-19
-19
-20
-20
-22
-19

-21

-20 -10
-20
-17

-21
-17

9365600
-17
9365600

-10 -10

-8

-10
DERMAGA
DERMAGA
DERMAGA
POS
KEP SERIBU
TAMAN TAMAN LAP. VOLLEY PEMUKIMAN PEMUKIMAN

PEMUKIMAN

PEMUKIMAN

PEMUKIMAN PEMUKIMAN
PEMUKIMAN
PEMUKIMAN C'
X = 677280.34
Y = 9365562.92
Z = 1.784
B'
A'
PEMUKIMAN X = 677137.44
Y = 9365551.16
Z = 1.812
X = 677227.69
Y = 9365550.76
Z = 1.788
PULAU PANGGANG
677100 677200 677300 677400
677100 677200 677300 677400 677500

9365800
9365800

U
PULAU KARYA

SKALA
0 20m 80m
40m

9365800
9365800

KUBURAN

KODIM/
TNI AL KORAMIL
KOMPLEK PERUMAHAN DINAS

TAMAN

TAMAN
C POS DERMAGA
PENJAGA
B X = 677260.79 TAMAN
Y = 9365743.18
X = 677214.13
A Y = 9365729.78
Z = 1.762 TAMAN/ LAHAN
KOSOSNG
TAMAN

X = 677196.73 Z = 1.820
Y = 9365729.78
Z = 1.748 PEMADAM

-10

DERMAGA -22
-15
-19
-15 -19
BH-01 -5
-20
-22
-10

9365700
9365700

-10
-16
-10

-15

-21 -18 -23

-18
-22
-19
-19
-20
-20
-22
-19

-21

-20 -10
-20
-17

-21
-17

9365600
-17
9365600

-10 -10

-8

-10
DERMAGA
DERMAGA
DERMAGA
POS
KEP SERIBU
TAMAN TAMAN LAP. VOLLEY PEMUKIMAN PEMUKIMAN

PEMUKIMAN

PEMUKIMAN
PEMUKIMAN
PEMUKIMAN PEMUKIMAN PEMUKIMAN C'
X = 677280.34
Y = 9365562.92
Z = 1.784
B'
A'
PEMUKIMAN X = 677137.44
Y = 9365551.16
Z = 1.812
X = 677227.69
Y = 9365550.76
Z = 1.788
PULAU PANGGANG
677100 677200 677300 677400

A
POTONGAN MELINTANG A-A' A'
X = 677185.32 Vertical Factor 2.0 X = 677181.69
Y = 9365729.78 Y = 9365550.76
Z = 1.748 Z = 1.812
Lahan Kosong Dermaga Rumah
Talud Taman
(meter)

(meter)
677100 677200 677300 677400 677500

9365800
9365800

U
PULAU KARYA

SKALA
0 20m 80m
40m

9365800
9365800

KUBURAN

KODIM/
TNI AL KORAMIL
KOMPLEK PERUMAHAN DINAS

TAMAN

TAMAN
C POS DERMAGA
PENJAGA
B X = 677260.79 TAMAN
Y = 9365743.18
X = 677214.13
A Y = 9365729.78
Z = 1.762 TAMAN/ LAHAN
KOSOSNG
TAMAN

X = 677196.73 Z = 1.820
Y = 9365729.78
Z = 1.748 PEMADAM

-10

DERMAGA -22
-15
-19
-15 -19
BH-01 -5
-20
-22
-10

9365700
9365700

-10
-16
-10

-15

-21 -18 -23

-18
-22
-19
-19
-20
-20
-22
-19

-21

-20 -10
-20
-17

-21
-17

9365600
-17
9365600

-10 -10

-8

-10
DERMAGA
DERMAGA
DERMAGA
POS
KEP SERIBU
TAMAN TAMAN LAP. VOLLEY PEMUKIMAN PEMUKIMAN

PEMUKIMAN

PEMUKIMAN
PEMUKIMAN
PEMUKIMAN PEMUKIMAN PEMUKIMAN C'
X = 677280.34
Y = 9365562.92
Z = 1.784
B'
A'
PEMUKIMAN X = 677137.44
Y = 9365551.16
Z = 1.812
X = 677227.69
Y = 9365550.76
Z = 1.788
PULAU PANGGANG
677100 677200 677300 677400
UTARA
SKALA:
Breakwater
Gambar Potongan
Armor: Ruble mount
W5 0 = 4 0 0 Kg

Filt er: W5 0 = 4 0 Kg
Pa s ir

Non Woven
S ea bed Geot ext ile S ea bed
1:1
1:1
Qua rry run/ Qua rry run/
kerikil/s a nd ba gs kerikil/s a nd ba gs

Ma t ra s Ba mboo 5 la pis

Ba mboo Clus t er 3 bua h


S pa s i = 1 m, L = 6 m

SECTION A

A
r
m
or
:R
u
b
le
m
ou
n
t
A
r
m
or
:R
u
bl
e
mou
n
t
W
5
0
=4
0
0K
g W
5
0=4
0
0Kg
F
i
l
t
er
:W
5
0=
4
0K
g

S
e
a
be
d
P
A
SI
R

M
a
t
r
asB
a
m
bo
o
5l
a
pi
s N
o
n
Wo
v
e
nG
e
ot
e
xt
i
le
B
a
m
bo
oC
lu
s
te
r3
b
ua
h
S
p
a
si
=1
m,
L=6
m
Perhitungan Volume Galian Timbunan

► Pembuatan peta batimetri


► Pembuatan potongan memanjang
► Dibuat potongan vertikal dengan interval
tertentu
► Dibuat perhitungan volume.
Perhitungan Volume
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai