Anda di halaman 1dari 120

KULIAH

MK KU1266 – MENGGAMBAR TEKNIK


MINGGU-10 sd 12:
GAMBAR BANGUNAN TEKNIK LINGKUNGAN
Pengajar:
Prof. Enri Damanhuri / Dr. I Made Wahyu W., ST. MT.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


TAHUN AJARAN 2013/2014
@IMW Files_2014 1
Substansi SAP

• Pengolahan Air
• Pengolahan Air Limbah
• Sistem Penyaluran Air Limbah dan Drainase
• Pengelolaan Sampah dan B3
• Pencemaran Udara

@IMW Files_2014 2
PENGOLAHAN AIR

@IMW Files_2014 3
@IMW Files_2014 4
Air Kebutuhan Utama Manusia
 Bagi manusia, air munum adalah salah satu kebutuhan utama, untuk
kebutuhan: minum, mandi, cuci, dsb
 Air minum yang ideal adalah:
 jernih
 tidak berwarna
 tidak berbau
 tidak berasa
 tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya
 Tujuannya adalah: mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan
air (water-borne-diseases)
 Di negara maju standar air minum sudah sangat tinggi, sehingga tersedia
air yang siap minum dimana saja (potable water). Sedang di Indonesia,
kualitas air minum yang memenuhi syarat belum dapat tercapai, sehingga
sistem penyediaan air minum yang disediakan oleh PDAM baru disebut air
bersih bukan air minum.

@IMW Files_2014 5
Jenis Pengolahan Air Bersih
 Jenis pengolahan air bersih secara umum:
 Penjernihan : bertujuan menurunkan kekeruhan, Fe
dan Mn
 Pelunakan : bertujuan menurunkan kesadahan air
 Desinfeksi : bertujuan membunuh bakteri patogen
 Jenis proses pengolahan air bersih:
 Secara fisika : tidak ada penambahan zat kimia
(aditif), contoh: pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dll
 Secara kimiawi : penambahan bahan kimia sehingga
terjadi reaksi kimia. Contoh penyisihan logam berat,
pelunakan, netralisasi, klorinasi, ozonisasi, UV, dsb
dsb
 Secara biologi : memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme. Contoh saringan pasir lambat
@IMW Files_2014 6
Water Treatment Plant
(Surface Water Supply)

Sumber : www.geocities.com
7
@IMW Files_2014
(diakses 17 Februari 2009)
Koreksi pH

@IMW Files_2014 8
@IMW Files_2014 9
Koagulasi
(Rapid Mixing)

@IMW Files_2014 10
Flokulasi (Slow Mixing)

@IMW Files_2014 11
sedimentasi

@IMW Files_2014 12
Filtrasi

@IMW Files_2014 13
Jaringan distribusi
 Air yang telah diolah siap untuk didistribusikan kepada para pemakai.
Sarana yang digunakan biasanya menggunakan perpipaan, dikenal
sebagai jaringan distribusi air minum
 Selama perjalanannya dari reservoir penampung air, sampai ke keran
air di pelangggan, kualitas air harus tetap terjaga. Biasanya dilakukan
pengecekan sisa khlor di titik dalam jaringan, agar dijamin tidak ada
bakteri patogen yang masuk selama perjalanannya.
 Air yang dialirkan oleh jaringan distribusi ini harus dijamin
kuantitasnya, tidak boleh terlalu banyak hilang akibat kebocoran.
Kebocoran air yang ideal tidak lebih dari 15%. Namun di Indonesia,
kebocoran air bisa mencapai 40-45%, bahkan lebih.
 Air di konsumen juga hendaknya dijamin masih mempunyai tekanan
air. Minimum tekanan air di keran konsumen seharusnya adalah 10
m-kolom air. Untuk mencapai nilai tersebut, biasanya dibutuhkan
bantuan pompa atau menara air, kecuali konsumen terletak relatif
lebih rendah dari reservoir distribusi air dari sistem penyediaan air
tsb.
@IMW Files_2014 14
Jaringan distribusi…(2)

@IMW Files_2014 15
@IMW Files_2014 16
Rumah pompa

@IMW Files_2014 17
Reservoir

@IMW Files_2014 18
Sambungan rumah

@IMW Files_2014 19
@IMW Files_2014 20
Water Treatment Plant
(Surface Water Supply)

Sumber : www.shoalwater.nsw.gov.au (diakses 17 Februari 2009)


@IMW Files_2014 21
PENGOLAHAN AIR LIMBAH

@IMW Files_2014 22
Air Limbah (Wastewater)

@IMW Files_2014 23
@IMW Files_2014 24
Skema Pengolahan Air Limbah
 Pre-treatment (Primary
Treatment)
 Secondary Treatment
 Tertiary Treatment
(Advance Treatment)
 Sludge Handling

@IMW Files_2014 25
Skema pengolah limbah
influen
PRE PRIMARY SECONDARY ADVANCED
efluen
TREATMENT TREATMENT TREATMENT TREATMENT

coarse materials sludge sludge sludge


and/or oil &
grease sludge
treatment

ke disposal
disposal

Proses fisika -proses


-bar screen -proses kimia kimia
-proses fisika -proses biologi
-grit removal unit -sedimentation -proses biologi
-proses fisika
-flotation unit -straining
-comminution

@IMW Files_2014 26
Pre Treatment & Primary Treatment
 Pre-Treatment
 Proses Fisika
 Bar Screen
 Grit Removal unit
 Flotation unit
 Comminution

 Primary Treatment
 Proses Fisika
 Straining
 Sedimentasi

@IMW Files_2014 27
1 1 1

Equalization Primary Secondary Nitrification


Basin Clarifier Aeration Basin Clarifier Basin

Plant Inlet
(Influent) Return Activated Sludge (RAS)
Gravity Sludge
Thickener
Waste Activated Sludge (WAS) Final
Filtration

Sludge
Dewatering Centrate
Disinfection
1
Aerobic / Anaerobic Plant Effluent
Sludge Digester Sludge
1
Disposal

@IMW Files_2014 28
Bar screen

@IMW Files_2014 29
Grit Removal

@IMW Files_2014 30
Comminution

@IMW Files_2014 31
Fat Flotation

@IMW Files_2014 32
Sedimentation

@IMW Files_2014 33
Secondary Treatment

 Proses Kimia
 Proses Biologi

@IMW Files_2014 34
1 1 1

Equalization Primary Secondary Nitrification


Basin Clarifier Aeration Basin Clarifier Basin

Plant Inlet
(Influent) Return Activated Sludge (RAS)
Gravity Sludge
Thickener
Waste Activated Sludge (WAS) Final
Filtration

Sludge
Dewatering Centrate
Disinfection
1
Aerobic / Anaerobic Plant Effluent
Sludge Digester Sludge
1
Disposal

@IMW Files_2014 35
Tangki Aerasi
(Activated Sludge
(Lumpur Aktif)

@IMW Files_2014 36
Secondary Sedimentation

@IMW Files_2014 37
Tangki Aerasi dan Clarifier

@IMW Files_2014 38
Reaktor Dengan Menggunakan
Feedback Biomassa (Lumpur Aktif)

@IMW Files_2014 39
Trickling Filter

@IMW Files_2014 40
RBC – Rotating Biological Contractor

@IMW Files_2014 41
Advance Treatment

 Proses Kimia
 Proses Biologi
 Proses Fisika

@IMW Files_2014 42
Sludge Handling

@IMW Files_2014 43
Komponen On-site Sanitation

Sumber : www.abeeseptic.com (diakses tanggal 15 Februari 2009)


@IMW Files_2014 44
Komponen On-site Sanitation…(2)

@IMW Files_2014 45
One-Compartment Septic Tank

Sumber : www.title5v.com (diakses tanggal 15 Februari 2009)


@IMW Files_2014 46
Two-Compartment Septic Tank

Sumber : www.abeeseptic.com (diakses tanggal 15 Februari 2009)


@IMW Files_2014 47
Contoh Konsep IPLT
(Instalasi Pengolah Lumpur Tinja)

@IMW Files_2014 48
Desain IPLT

@IMW Files_2014 49
Konstruksi IPLT

@IMW Files_2014 50
@IMW Files_2014 51
FLOW CHART ALIRAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH MARGASARI BALIKPAPAN

6
7

2 3
4 5

Keterangan Gambar :
1.Pelanggan / Sambungan Rumah
( SR ). 17
2.Bak IC ( Interna Control ). 8
3.Bak Manhole.
4.Bak Pompa Station (PS) 14
11 10
9

5.Bak RSPS.
6.Bak Equalisasi.
7.Bak Aerator.
8.Bak Sedimen 1 & 2. 16
9.Bavel.
10.Bak Air Terolah.
16
11.Bak Lumpur
12.Bak Pengering Lumpur.
13.Bak Reservoir. 13
14.Pengisian Tangki. 1.
15.Pengisian Tangki. 2. 15
16.Fire Hydrant 1 & 2 12

17.Bak Larutan Kaporit

Parit Pembuangan
Daerah
Aliran
Air Limbah Hasil Olahan Over
Sungai @IMW Files_2014 52Flow
Telah memenuhi Standart Baku Mutu Air Limbah
Pandan
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
& DRAINASE

@IMW Files_2014 53
Pendahuluan
o Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh
manusia dibuang atau menjadi air limbah
o Air limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan
sisa pencucian barang dan sebagainya.
o Kualitas air limbah tidak memadai untuk langsung
dibuang ke lingkungan, oleh karena itu harus
dikumpulkan dan dialirkan ke instalasi pengolahan
air limbah (IPAL)
o Air hujan yang jatuh sebagian masuk ke dalam
tanah dan yang lainnya mengalir dipermukaan tanah
(surface runoff)

@IMW Files_2014 54
Pendahuluan…(2)
 Surface runoff dapat langsung masuk ke sungai
atau danau, tetapi dapat juga terperangkat di
tempat tertentu sehingga dapat menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk atau serangga lain
yang dapat menganggu kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu diperlukan sistem pengumpul air
hujan untuk mengalirkan ke tempat yang sesuai.
 Ada 2 (dua) tipe sistem penyaluran (pembuangan)
air :
 Sistem Terpisah
 Sistem Penyaluran Air Limbah
 Sistem Penyaluan Air Hujan
 Sistem Gabungan

@IMW Files_2014 55
Pendahuluan…(3)
 Sistem penyaluran air limbah :
menyalurkan air limbah dari perumahan
dan fasilitas umum, ada juga yang
digabung dengan air limbah industri
 Sistem drainase membawa air limpasan
dari hujan yang jatuh di atap gedung, jalan,
dan permukaan lainnya.
 Sistem gabungan membawa kedua jenis
air tersebut dalam satu sistem
@IMW Files_2014 56
@IMW Files_2014 57
Sumber : deltrac.org/stormwater/image (diakses Tanggal 26 Februari 2009)
Sistem Terpisah

Sumber : www.ci.springfield.or.us (diakses Tanggal 26 Februari 2009)

@IMW Files_2014 58
Sistem Penyaluran Air Buangan

Sumber : www.co.thurston.wa.us (diakses tanggal 15 Februari 2009)


@IMW Files_2014 59
Komponen On-site Sanitation

@IMW Files_2014 60
Faktor Penting Perancangan Sistem
 Umum
 Penentuan daerah yang akan dilayani
 Pengamatan topografi
 Lokasi sungai dan IPAL
 Penentuan konfigurasi jaringan
 Terpisah
 Gabungan
 Sistem penyaluran air limbah
 Jumlah populasi
 Pelayanan air limbah domestik dan industri
 Kuantitas air limbah
 Kriteria perencanaan
 Kecepatan minimum air dalam pipa (prinsip saluran terbuka)
 Jarak Manhole
 Umumnya air limbah domestik diperhitungkan dari 80% air minum
yang digunakan

@IMW Files_2014 61
Skenario Penyaluran Air Buangan Domestik

Sumber : www.infoindonesia.files.wordpress.com (diakses tanggal 15 Februari 2009)


@IMW Files_2014 62
Skenario Penyaluran Air Buangan Domestik… (2)

Sumber : www.infoindonesia.files.wordpress.com (diakses tanggal 15 Februari 2009)


@IMW Files_2014 63
Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan
(PERENCANAAN PIPA PERSIL)

@IMW Files_2014 64
Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan
(JARINGAN PERPIPAAN)

@IMW Files_2014 65
Drainase Perkotaan
 Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage, yang memiliki
arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air.
 Drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang
berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi
dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan
tersebut tidak terganggu. (Suripin. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan. 2004).
 Drainase perkotaan yaitu suatu sistem drainase yang
menangani permasalahan kelebihan air di wilayah perkotaan
yang meliputi drainase permukaan dan drainase bawah
permukaan.

@IMW Files_2014 66
Saluran
Standar

Saluran Tanpa Perkerasan

@IMW Files_2014 67
Saluran Standar…(2)
Saluran Dengan Perkerasan

@IMW Files_2014 68
Dry Swale Dry swale : struktur berupa saluran yang
diberi vegetasi serta lapisan filter di
dasar saluran untuk mencegah lapisan
tanah terbawa oleh aliran air. Karena
kondisinya yang hampir selalu kering,
struktur ini baik untuk digunakan di
daerah permukiman.

Struktur Dry Swale

@IMW Files_2014 69
Wet Swale Wet Swale : struktur berupa saluran
dengan vegetasi pada daerah
rawa atau daerah yang memiliki
elevasi muka air tanah yang
tinggi. Jika mika air tinggi, struktur
ini tergenang oleh air, sedangkan
jika muka air rendah struktur ini
kering.

Struktur Wet Swale

@IMW Files_2014 70
Kolam Retensi
Kolam Retensi (retention basin) : dikenal juga
dengan istilah wet pond atau wet pool, adalah kolam
yang digunakan untuk mereduksi kadar polutan
yang terbawa oleh air hujan.

@IMW Files_2014 71
Kolam Retensi

@IMW Files_2014 72
Sistem Bioretensi
Sistem Bioretensi : struktur berupa cekungan pada suatu area seperti tempat
parkir, perumahan, dan lain-lain yang menerima limpasan air hujan dari
sekelilingnya. Air limpasan hujan mengalir menuju area bioretensi mengalami
penggenangan di permukaan tanah dan kemudian berangsur-angsur menyerap
ke dalam tanah.

Tipikal Struktur Bioretensi


@IMW Files_2014 73
Parit Infiltrasi : struktur berupa
Sistem Parit Infiltrasi parit yang diisi oleh agregat
batu sehingga memungkinkan
penyerapan limpasan air hujan
melalui dinding dan dasar parit.
Air limpasan hujan yang
tertampung dalam parit ini
diharapkan berangsur-angsur
akan menyerap ke dalam
tanah.
Tipikal
Struktur Parit
Infiltrasi

@IMW Files_2014 74
Jenis-jenis Saluran Drainase
Saluran Persegi

@IMW Files_2014 75
Jenis-jenis Saluran Drainase
Saluran Trapesium

@IMW Files_2014 76
SUMUR RESAPAN
 Air yang masuk sumur resapan adalah air hujan yang jatuh
diatap (belum tercemar)
Sumur resapan efektif
diterapkan di wilayah
dengan kondisi:
•Muka air tanah berada
>3 m di bawah muka
tanah
•Permeabilitas tanah >2
cm/jam.
•Tidak di daerah rawan
longsor (kemiringan >
30o)

@IMW Files_2014 77
PENGELOLAAN SAMPAH & B3

@IMW Files_2014 78
PENGELOLAAN SAMPAH

@IMW Files_2014 79
Pendahuluan
 Limbah : semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan
hewan yang berbentuk padat, lumpur (sludge), cair maupun gas yang
dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun
dianggap sudah tidak berguna dan tidak dikehendaki, namun bahan
tersebut kadang-kadang masih dapat dimanfaatkan kembali dan dijadikan
bahan baku.

 Pembagian Limbah :
 Berdasarkan sumbernya, seperti : limbah kegiatan kota (masyarakat),
industri, pertambangan.
 Berdasarkan fasanya/bentuknya : padat, berlumpur (sludge), cair, gas
 Berdasarkan sifat bahayanya : limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
limbah non-B3, limbah domestik.

 Limbah Domestik :
 Dihasilkan dari aktivitas primer sehari-hari
 Dalam bentuk : cair  dari kegiatan mencuci pakaian dan makanan, mandi,
kakus, dan kegiatan lain yang menggunakan air rumah
 Padat : dikenal sebagai sampah (domestik)
@IMW Files_2014 80
Solid Waste Handling
A. Collection
Waste
separation

B. Transportation
CLEAN, EASY
MAINTENANCE,
AESTHETICALLY WELL

C. Treatment
VOLUME, WEIGHT, AND
TOXICITY REDUCTION

D. Disposal & Recovery


SANITARY LANDFILL,
ENERGY, COMPOST Source: www.fondoamericas.org.pe
@IMW Files_2014 81
Incinerator Scheme

@IMW Files_2014 82
Landfill
CHINA
JAPAN

JAPAN
BANTAR GEBANG Jakarta

@IMW Files_2014 83
Strictly Controlled Landfill Site

@IMW Files_2014 84
Berbagai inovasi
proses di dalam
landfill

@IMW Files_2014 85
Perencanaan Landfill

@IMW Files_2014 86
@IMW Files_2014 87
Desain Tanggul (Embankment) Landfill

Denah Tanggul Sampah

Potongan Tanggul Sampah


Contoh Melakukan Rekonturing
@IMW Files_2014 88
@IMW Files_2014 89
Desain Instalasi Pengolah Lindi (IPL) Landfill

@IMW Files_2014 90
Konstruksi Instalasi Pengolah Lindi (IPL)
Landfill

@IMW Files_2014 91
Instalasi Pengolahan Leachate

@IMW Files_2014 92
Revegetation of landfill

@IMW Files_2014 93
PENGELOLAAN B3
@IMW Files_2014 94
Limbah B3
 B3 : Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain. (PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NO. 18 JO. 85 TAHUN 1999)
 Limbah B3 : Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

@IMW Files_2014 95
Pengolahan Lumpur dan Disposal

Pilihan Cara Pengolahan Lumpur dan Disposal

@IMW Files_2014 96
Disposal
 Sebagian dari limbah bahan kimia (B3), yang telah diolah atau tidak
dapat diolah dengan teknologi yang tersedia, harus berakhir pada
pembuangan (disposal).
 Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3
antara lain :
 Landfill (lahan urug)
 Disposal well (sumur pembuangan/injeksi)

@IMW Files_2014 97
Landfill

@IMW Files_2014 98
Sistem Landfill Limbah B3

Aliran air yang


meresap ke tanah

@IMW Files_2014 99
Desain Landfill

@IMW Files_2014 100


Desain Landfill

@IMW Files_2014 101


Desain Landfill

@IMW Files_2014 102


Pengolahan Lindi / Leachate

@IMW Files_2014 103


Skema ProsesPengolahan Lindi / Leachate

@IMW Files_2014 104


@IMW Files_2014 105
PENCEMARAN UDARA

@IMW Files_2014 106


Pendahuluan
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
 Pencemaran udara (air pollution) : masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam udara ambien oleh kegiatan
manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
 Pencemar udara (air pollutant) :zat yang berada di atmosfer dalam
konsentrasi tertentu yang bersifat membahayakan manusia, binatang,
tumbuhan atau benda-benda lain.
 Sumber pencemar udara (sources of air pollutants) : setiap usaha
dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang
menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
 Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai kondisi atmosfer yang terdiri
atas senyawa-senyawa dengan konsentrasi tinggi diatas kondisi udara
ambien normal, sehingga menimbulkan dampak negatif bagi manusia,
hewan, vegetasi, maupun benda lainnya.

@IMW Files_2014 107


Sistem Pencemaran Udara

Mixing &
transformasi
Pencemar kimia
Sumber Emisi Atmosfer Reseptor

• Antropogenik • Dilusi • Manusia


• Biogenik • Reaksi • Tumbuhan

• etc. • Hewan
• Material

@IMW Files_2014 108


Jenis & Karakteristik Pencemar Udara
Berdasarkan reaksi yang terjadi
 Pencemar primer (primary
pollutants) : langsung dari sumber
 contoh: partikulat, NO , CO,
x
SO2, dst.
 Pencemar sekunder (Secondary
pollutants) : terbentuk oleh
interaksi kimiawi antara pencemar
primer dan senyawa-senyawa
penyusun atmosfer alamiah
 contoh : NO , ozon- O ,
2 3
Peroxy Acetyl Nitrate (PAN),
Asam sulfat, asam nitrat, dst.

@IMW Files_2014 109


Alat Pengendali Partikulat
Gravity Settling Chambers
• Digunakan sebagai penangkap
debu awal untuk
menghilangkan (menangkap)
partikel dengan ukuran besar.

• Prinsip penyisihan partikulat


dalam Gravity Settler adalah
gas yang mengandung
partikulat dialirkan melalui
suatu ruang (chamber) dengan
kecepatan rendah sehingga
memberikan waktu yang cukup
bagi partikulat untuk
mengendap secara gravitasi ke
bagian pengumpul debu (dust
collecting hoppers).

@IMW Files_2014 110


Alat Pengendali Partikulat
Gravity Settling Chambers

 Tergantung pada kecepatan mengendap secara gravitasi


 Untuk menyisihkan partikel ukuran besar (sangat kasar, supercoarse) sekitar >=75
mikrometer
 Faktor penentu : Vs , kecepatan mengendap (terminal settling velocity)

@IMW Files_2014 111


Alat Pengendali Partikulat
Cyclone (Mechanical Collector)
 Prinsip : Menggunakan gaya inersia
partikel
 Udara mengandung partikulat
“dipaksa” utk berputar seperti siklon
 Massa partikel menyebabkan
partikel terlempar dari “vortex”
 Partikel besar memasuki “hopper”,
bagian bawah siklon, sedangkan
aliran udara berputar ke atas dan
keluar lewat lubang exit
 Terdapat dua jenis siklon
(1) Siklon diameter besar : 1 – 6 feet
1 ft = 0.3048 m
(1) Siklon diameter kecil : 3 – 12 inchi
1 inchi = 2.54 cm

@IMW Files_2014 112


Alat Pengendali Partikulat
Cyclone (Mechanical Collector)

Siklon diameter kecil (dibandingkan


dengan siklon diameter besar):
 Putaran/spinning yg lebih cepat
 Partikel yg terpental dari vortex akan
cepat menyentuh dinding siklon
 Ukuran partikel yg dpt disisihkan
lebih kecil, mampu menyisihkan
partikel berdiameter 5 mikron
 Tdk digunakan utk menyisihkan
partikulat ukuran besar krn bisa
terjadi penyumbatan atau “clogging”

Multi siklon setelah boiler kayu,


ditempatkan sebelum fabric filter

@IMW Files_2014 113


Alat Pengendali Partikulat
Electrostatic Presipitator (ESP)

ESP PLTU Batubara


 Electrostatic precipitator (ESP) menggunakan
medan listrik voltase tinggi untuk memberikan
muatan listrik terhadap partikulat
 Partikulat yang sudah bermuatan bergerak
melewati permukaan pelat pengumpul yang
bermuatan berlawanan, sehingga partikulat akan
tertarik dan menempel di pelat pengumpul
 Jenis-Jenis ESP
(1) negatively charged dry precipitators
Jenis ini paling sering digunakan di PLTU batubara,
pabrik semen, atau kraft pulp mills
(2) negatively charged wetted-wall precipitators
Jenis ini sering digunakan untuk mengumpulkan
mist atau partikulat yang sedikit basah
(3) positively charged two-stage precipitators
Jenis ini digunakan untuk menyisihkan mist

@IMW Files_2014 114


Alat Pengendali Partikulat
Fabric Filters
Reverse-air-type fabric filter
Prinsip Operasi :
 Fabric filters mengumpulkan partikulat di
permukaan filter bags.
 Partikulat tertangkap akibat gaya
inertial impaction, interception,
Brownian diffusion, and sieving atau
penyaringan.

Contoh Fabric Filters


 Reverse-air-type fabric filter
Digunakan di industri besar, partikulat dalam
aliran gas memasuki bag filter dari bawah
Dust cake akan terakumulasi pada bagian
permukaan bag filter, gas yang sudah
tersaring keluar lewat gas outlet.
Jika diperlukan pembersihan bag filter, gas
yang sudah tersaring dapat dialirkan dengan
arah berlawanan agar dapat melepaskan dust
cake yang menempel di bag filter.
Gas yang digunakan untuk membersihkan
bag filter, kembali disaring sebelum
dilepaskan ke udara

@IMW Files_2014 115


Alat Pengendali Partikulat
Fabric Filters
Pulse Jet Fabric Filter Pulse jet fabric filter
 Kantung-kantung filter ditopang
oleh kawat logam
 Aliran gas yg mengandung
partikulat mengalir mengitari
bagian luar dari kantung, dan
dust cake berakumulasi pada
bagian permukaan luar
 Jika dibutuhkan pembersihan,
udara bertekanan diinjeksikan
pada bagian atas tiap kantung.
 Udara terkompressi
menghasilkan tekanan yg
mendorong tiap kantung ke
bawah sehingga dust cake
terlepas

@IMW Files_2014 116


Alat Pengendali Gas
Kondensasi
Kondensor Kontak Langsung

@IMW Files_2014 117


Alat Pengendali Gas
Kondensasi

Kondensor
Permukaan

@IMW Files_2014 118


Alat Pengendali Gas
Combustion

Direct Flame Combustion

@IMW Files_2014 119


Sekian
Terima kasih

@IMW Files_2014 120

Anda mungkin juga menyukai