Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN FIELD VISIT PROGRAM

MANAJEMEN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PT. PRASADHA PAMUNAH LIMBAH INDUSTRI (PPLi)

Oleh :

Rahma Dewi Hutami

1142005013

TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BAKRIE

DESEMBER 2016
Pada hari Selasa, 13 Desember 2016 dilakukan Field Visit Program (FVP) oleh
seluruh mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2012 hingga 2015 Universitas Bakrie ke
Home Base Facility PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) di daerah Cielungsi.

COMPANY PROFILE

PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) merupakan perusahaan Indonesia


yang sejak 1994 sudah melakukan operasi mengenai pengumpulan, pendaur ulangan
(recycling), pengolahan, dan penimbunan untuk limbah bakan berbahaya dan tidak
berbahaya. Saham PPLi 95% dimiliki oleh DOWA dan 5% dimiliki oleh pemerintahan
Indonesia melalui Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pusat PPLi yang berada
di daerah Cileungsi ini merupakan perusahaan pengolah limbah terbesar dan yang pertama di
Asia Tenggara. Pusat PPLi yang berada di Cileungsi memiliki luas lahan sebesar 53 hektar.

PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) telah mendapatkan beberapa prestasi,
seperti telah didapatkannya sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 dan
ISO 9001, dan OHSAS 18001 Kesehatan dan Keselamatan Kerja. PPLi juga telah
mendapatkan sertifikasi Standar Akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi ISO/IEC
17025 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan Akreditasi Laboratorium oleh
Kementrian Lingkungan Hidup.

Di Home Base Facility PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) yang berada di
Cielungsi ini memiliki beberapa fasilitas, seperti Pre accpetance process, Waste
transportation, solid waste treatment, liquid waste treatment, waste to energy, eco
landfills, site services, advanced waste treatment, dan drilling waste treatment.

WASTE MANAGEMENT PROCEDURE

Untuk pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), terdapat prosedur
prosedur yang harus dilakukan demi menjaga kondisi lingkungan sekitar dan terolahnya
limbah dengan benar dan dapat memenuhi baku mutu sehingga tidak mengamcam
lingkungan, seperti :
Gambar 1 : Skema Prosedur Manajemen Limbah

PRE ACCEPTANCE PROCESS/SCREENING

Pada proses sebelum diterimanya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), PT.
Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) sebelumnya perlu melakukan uji laboratorium
terlebih dahulu dengan di ujinya sampel limbah B3 sebanyak 1 kg jika limbah dalam bentuk
padat dan 1 L untuk limbah dalam bentuk larutan. Uji lab ini bertujuan agar pihak PPLi
mengetahui tentang sifat dan karakterisitik limbah, serta aspek legal dari limbah B3 radioaktif
dan non radioaktif yang akan ditangani oleh PPLi.

Dengan diketahuinya sifat dan karakteristik dari limbah B3 yang akan diolah tersebut,
bertujuan agar pihak PPLi mengetahui bagaimana cara pengolahan yang tepat untuk limbah
B3 tersebut dan agar diketahui pula cara penanggulangannya jka terjadi kecelakaan saat
proses pengangkutan ataupun pengolahan. Selain itu, perlu diketahuinya aspek legal dari
limbah B3 radioaktif dan non radioaktif yang akan diolah bertujuan agar PPLi dapat
menyaring limbah B3 yang akan diolah sesuai dengan standar yang dimiliki PPLi seperti
pihak PPLi menolak limbah yang eksplosif (karena limbah eksplosif pengolahannya hanya
melalui peledakan, sedangkan PPLi belum memiliki sertifikasi untuk peledakan), limbah
infeksius yang mengandung bakteri patogen (PPLi hanya menyediakan proses pengangkutan
untuk limbah infeksius yang mengandung bakteri patogen), limbah dioxin yang
konsentrasinya melebihi 1 ppm, limbah merkaptan yang konsentrasinya melebihi 10 ppm,
dan Ploychlorinated Biphenyls (PCB) yang melebihi 500 ppm.

Setelah diputuskannya penerimaan limbah B3 yang akan diolah, dilakukan uji


laboratorium lagi untuk memastikan apakah limbah B3 tersebut sesuai dengan sampel yang
sebelumnya telah dikirimkan dan diuji. Jika ternyata terdapat perbedaan limbah B3 tersebut,
maka terdapat faktor out of spack yang nantinya akan dibicarakan kembali dengan pihak
customer.

WASTE TRANSPORTATION

Semua alat transportasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang masuk dan
keluar dari PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) sudah dilengkapi dengan CCTV,
GPS, dan dokumen manifes untuk limbah B3 yang akan diolah. Hal ini bertujuan agar pihak
PPLi dapat memonitor limbah B3 yang akan diolah agar sampai ke pusat pengolahan dan
agar driver dapat mengetahui bagaimana cara penanggulangannya jika terjadi kecelakaan
seperti terjadinya tumpahan pada saat proses transportasi. Selain itu, PPLi juga telah
mendapatkan sertifikasi dari Menteri Perhubungan perihal transportasi limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).

SOLID WASTE TREATMENT

Untuk pengelolaah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berwujud padat,
dilakukan proses stabilisasi untuk limbah limbah yang melebihi leaching dengan
menambah reagen reagen yang nantinya akan menjadikan menjadi matriks padat dan
selanjutnya dilakukan tes Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP). Pengujian ini
dilakukan 28 hari. Pada proses stabilisasi, meliputi berbagai macam pengolahan awal secara
kimia seperti dengan mencapurkan dengan semen portland, fly ash, absorbent clay, air, dan
reagen lain agar dapat mencapai stabil. pH yang diinginkan pada proses ini adalah antara 9
11.
Stabilisasi dilakukan agar limbah limbah B3 yang akan diolah secara fisik ataupun
kimia dalam keadaan stabil dan telah seragam. Agar mempermudah proses pengolahan
selanjutnya yaitu solidifikasi. Setelah berwujud padat, maka hasil akhirnya akan ditimbun di
eco - landfills.

LIQUID WASTE TREATMENT

Proses pengolahan ini dilakukan melalui proses fisik, reaksi kimia, maupun biologi.
Pada proses fisik dan reaksi kimia, adalah seperti chemical precipitation, coagulation,
flocculation, flotation, filter press solid removal, activated carbon polishing. Dan proses
biologi dilakukan di biological sequencing batch reactor, engineered wetlands. Pada
prosesnya, limbah cair melalui beberapa tahap, yaitu :

Chemical
Precipitation, Dissolved Air Filter Press Solid
Coagulation, dan Flotation Removal
Flocculation

Biological
Engineered Activated Carbon
sequencing batch
Wetlands Polishing
reactor

Pada awalnya, setelah limbah diterima dari customer, limbah tersebut akan disimpan
terlebih dahulu dalam drum storage. Selama penyimpanan ini dipisahkan dengan limbah
yang flammable yaitu berada di drum storage 6 (DS6), karena jika tercampur akan berbahaya
jika terjadi kecelakaan.

Limbah yang diproses pada proses physical chemical merupakan limbah yang
mengandung suspended solid. Sehingga pada proses ini bertujuan untuk mengendapkan
suspended solid tersebut sebelum dilanjutkan ke proses biological treatment. Setelah
dilakukan proses physical chemical dilanjutkan pada proses fuel blending. Pada proses ini,
hasil limbah organik diolah sedemikian rupa dan hasilnya akan digunakan oleh pabrik semen.
Pada proses koagulasi dan flokulasi, penambahan koagulan dan flokulan berada di
batching pit. Flokulan dan koagulan yang digunakan pada proses ini tergantung pada jenis
limbah yang akan diolah, tetapi biasanya yang digunakan adalah FeCl3, Alum, Polimer, PAC,
Fero sulfat. Selanjutnya setelah terjadi koagulasi dan flokulasi, dilakukan pemisahan antara
larutan dengan minyak dengan melakukan flotasi dan nantinya minyak tersebut akan di
skimming.

Setelah melewati proses skimming, maka limbah masuk ke proses biological. Pada
proses biological ini, menggunakan Sequencing Batch Reactor (SBR). Selama limbah berada
di proses SBR, dilakukan monitoring setiap hari. Hal ini dikarenakan pada SBR
menggunakan mikroorganisme yang dapat dipengaruhi berbagai hal seperti dari faktor cuaca
dan kandungan limbahnya. Sehingga pada proses SBR ini perlu adanya ahli yang mengetahui
tentang kadar pemberian umpannya, karena hal ini akan berpengaruh pada proses penetralan
nantinya yang membutuhkan waktu beberapa hari. Seteleh melewati proses di SBR, maka
limbah tersebut masuk ke kolam effluent terlebih dahulu yang nantinya akan dilakukan
pengukuran apakah hasil olahan tersebut sudah masuk baku mutu agar bisa dibuang ke
sungai.

Selain limbah dari customer, yang diolah disini juga leachete hasil dari eco landfills
yang ada di PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi). Leachete dari eco landfills
tersebut sebelum masuk ke biological treatment, sebelumnya masuk ke kolam ekualisasi
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan kandungannya. Setelah
kandungannya sama, maka leachete tersebut diteruskan ke evaporator. Pada evaporator,
terjadi proses vakum di suhu 85C. Karena adanya vakum di suhu yang cukup tinggi tersebut,
maka leachete tersebut akan menguap dan meninggalkan residu seperti TDS. Hasil destilat
tersebutlah yang nantinya akan dioleh di biological treatment.

Saat di engineered wetlands, digunakan tanaman seperti eceng gondok yang nantinya
polutan polutan yang masih ada akan masuk ke dalam eceng gondok tersebut dan menjadi
jaringan kompleks. Sehingga hasil dari limbah yang telah melewati wetlands tersebut akan
diteruskan ke kolam effluent yang nantinya akan dilakukan tes final dan akan dibuang ke
sungai setelah memenuhi baku mutu dengan memlalui pipa discharge.
WASTE TO ENERGY

PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) telah melakukan konversi limbah
untuk menjadi energi. Seperti untuk limbah cair, akan melalui proses fuel blending agar
menjadi bahan bakar sintetik dan untuk limbah padat menjadi Alternative Fuel and Raw
Materials (AFR).

Pada proses fuel blending, limbah cair organik yang memiliki nilai kalor akan dibakar
dan nantinya akan menjadi tidak stabil dan akan terurai sehingga polutan akan terdestruksi.
Nilai kalor yang masih terkandung, akan menjadi bahan bakar sintetik yang nantinya akan
digunakan untuk kiln semen.

Temperatur tinggi (1200C 1400C) dan waktu retensi yang lama dalam kiln semen
akan membuat limbah organik hancur dan akan menjadi bahan bakar alternatif atau bahan
baku alternatif. Bahan bakar alternatif ini digunakan untuk menggantikan bahan bahar fosil
seperti oli dan batu bara dalam proses pengolahan semen.

ECO LANDFILLS

Landfills untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berbeda dengan landfills biasa
yang digunakan untuk sampah domestik untuk open dumping. Untuk eco - landfills B3 di
PPLi menggunakan metode dan material yang khusus agar dapat menjamin keamanan pada
saat menimbun limbah B3 yang telah diolah sebelumnya. Di PPLi terdapat 2 macam eco
landfills yaitu eco landfills kelas 1 yang sudah ada sejak tahun 1994 dan eco landfills
kelas 2 yang mulai beroperasi pada tahun 2007.

Untuk landfills limbah B3 ini menggunakan bahan dari HDPE. Dan untuk eco
landfills kelas 1 menggunakan HDPE sebayak 2 lapis. Limbah B3 yang ditimbun tersebut,
harus memiliki kandungan organik maksimal 10%, karena jika melebihi 10% tersebut, maka
HDPE akan rusak karena terurai sehingga tidak bisa menjadi barier lagi. Umur landfills
tersebut menurut peraturan adalah 30 tahun.

Saat ini, PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) sedang melakukan inovasi
yang mengkonversi gas metan yang diproduksi dari eco landfills tersebut agar menjadi
listrik yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan fasilitas yang ada di PPLi.
ADVANCED WASTE MANAGEMENT

Pada advanced waste management ini, emrupakan fasilitas yang ada di PT. Prasadha
Pamunah Limbah Industri (PPLi) yang digunakan untuk mengolah limbah yang kecil dan
sulit untuk diolah, seperti baterai litium, lampu merkuri, PCB transformer, baterai
akumulator, ozone depleting substances, asbestos abatement, dan limbah kimia dari
laboratorium.

Untuk pengolahan limbah lampu merkuri dilakukan dengan memecahkan lampu


merkuri tersebut, lalu menangkap karbon aktif yang ada dan setelah karbon aktif tersebut
terkonsentrasi, wadah tersebut akan ditutup dan dilapisi dengan semen. Sedangkan untuk
limbah baterai litium, dilakukan dengan mamasukkannya ke dalam air, lalu diolah
sedemikian rupa sehingga cairan tersebut akan masuk ke dalam baku mutu yang sudah
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai