Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1799/Menkes/XII/2010
adalah badan usaha yang memiliki izin dariMentri Kesehatan untuk melakukan kegiatan
pembuatan obat atau bahanobat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan
dalammenghasilkan obat yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahanpengemas,
produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutusampai diperoleh obat untuk
didistribusikan. Setiap Industri menghasilkan limbah Industri.
Berbagai jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dibuang langsung ke
lingkungan merupakan sumber pencemaran dan perusakan lingkungan. Untuk menghindari
terjadinya dampak akibat limbah B3 diperlukan suatu sistem pengelolaan yang terintegrasi
dan berkesinambungan. Upaya pengelolaan limbah B3 tersebut merupakan salah satu usaha
dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Pada
limbah di industri dimana terbagi menjadi tiga jenis limbah, yaitu padat, cair dan gas. Adapun
komponen-komponen limbahnya sebagai berikut :
a) Produk yang gagal dan terbuang.
b) Tumpahan bahan-bahan, baik bahan baku maupun bahan-bahan pembantu.
c) Debu ( dari pencampuran dan pencetakan tablet)
d) Air buangan dari pencucian peralatan dan sterilisasi
e) Buangan dari laboratorium
f) Air buangan dari toilet, WC dan kamar mandi.
g) Bahan kemasan yang tak terpakai.
h) Limbah dari laboratorium
pada pratikum ini akan di bahas mengenai limbah idustri farmasi baik macam-macamnya ,
dan dalam penangananya agar tidak berdampak buruk baik bagi kesehatan dan ekosistem alam
yang dapat merugikan kehidupan manusia,hewan dan tumbuhan.
B. Tujuan
Pratikum ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui macam macam limbah yang di hasilkan oleh industri farmasi.
2. Untuk mengetahui tahapan serta sistem dalam pengolahan limbah industri farmasi.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengolahan Air Limbah di Industri terdapat beberapa sumber sumber Limbah
Industri Farmasi Formulasi Limbah industri farmasi formulasi dapat dari berbagai sumber
dari kegiatan tersebut dan terbagi menjadi tiga jenis limbah, yaitu padat, cair dan gas.
Karakterisasi limbah industri farmasi formulasi (Iqbals,2013):
a) Mengandung sisa pencucian
b) peralatan seperti desinfektan,
c) bahan sterilisasi dan deter-gen.
d) Memiliki nilai BOD yang tinggi
e) Mengandung antibiotik, dan bahan kimia lainnya.
f) Memiliki kandungan padatan yang tinggi.
Pengolahan limbah demi menghindari pencemaran terhadap lingkungan, maka industri
farmasi perlu melakukan pengolahan terhadap limbah yang dihasilkannya mulai dari limbah
padat, cair dan gas. Cara pengendalian limbah-limbah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Limbah padat
Limbah padat yang antara lain berasal dari packing material bahan baku, dan debu hasil
produksi ditanggulangi dengan cara melakukan pembakaran di incenator, sementara gas yang
terbentuk dari pembakaran tersebut disalurkan melalui lime water filter. Pengendalian
selanjutnya dilakukan dengan dust collector, deduster, dan cyclone dengan water jet.
2. Limbah gas
Limbah gas yang berasal dari mesin-mesin penunjang seperti diesel dan boiler ditangani
dengan cara dibuang melalui cerobong asap yang mempunyai ketinggian yang cukup,
sehingga gas tersebut terencerkan oleh udara.
3. Limbah laboratorium
Limbah laboratorium yang berasal dari suatu pemeriksaan dengan menggunakan pereaksi
yang mengandung logam berat ditanggulangi dengan melalui suatu proses pengendapan
sebagai sulfida dan kemudian endapan tersebut ditanam dalam bak beton. Sedangkan cairan
yang sudah bebas logam berat disalurkan ke dalam waste water treatment sebelum dialirkan
ke sungai.
4. Limbah cair
Limbah cair yang berasal dari pencucian peralatan, mesin tangki, dan lain-lain
ditanggulangi dengan peralatan waste water treatment plane. Sebelum limbah tersebut
mengalir ke sungai maka limbahn diproses terlebih dahulu pada peralatan tersebut melalui
proses equalisasi, netralisasi, presipitasi, sedimentasi, kolam aerob-fakultatif, bak kontrol,
tempat lumpur, dissolved air flotation dan filtrasi.
a. Equalisasi
Air limbah sebelumnya dilakukan penyaringan untuk menghilangkan benda-benda
kasar dan minyak, kemudian diendapkan sebentar agar partikel-partikel awal yang kasar tidak
ikut pada proses selanjutnya tetapi untuk limbah yang berasal dari antibiotik dilakukan proses
penghilangan racun(detoksikasi). Penyaringan ini juga berguna untuk menyaring kandungan
lemak pada air limbah. Setelah itu barulah air limbah masuk pada tangki ekualisasi, pada
proses ini dilakukan pengadukan agar air limbah yang berasal dari berbagai sumber tersebut
menjadi sama (homogen).
b. Netralisasi
Setelah air limbah sudah homogen karakteristiknya maka dilakukan neutralisasi.
Neutralisasi bertujuan agar pH air limbah berada pada kondisi netral sehingga mudah untuk
diolah. pH yang diinginkan sekitar 6,5-8,5 agar pada saat proses aerobik pH tersebut optimal
bagi mikroorganisme. Netralisasi diberikan larutan kimia tergantung pH awal limbah, jika
asam maka ditambahkan NaOH dan jika basa ditambah H2SO4. Namun pada proses ini
terbentuk endapan yang akan langsung dialirkan pada bak sludge untuk kemudian dikelola
lebih lanjut.
c. Presipitasi
Air limbah kemudian masuk kedalam bak presipitasi. Pada bak ini air limbah
diberikan penambahan bahan kimia lime(kombinasi dari kalsium klorida, magnesium klorida,
alumunium klorida, dan garam-garam besi). Hal ini bertujuan untuk mengurangi bahan-bahan
terlarut organik dan kandungan logam berat seperti sulfat, flourida dan fosfat dengan cara
mengendapkan limbah. Kemudian dilanjutkan pada bak sedimentasi.
d. Sedimentasi
Proses pengendapan limbah setelah melalui proses presipitasi. Air limbah
didiamkan minimal delapan jam agar limbah bnar-benar terpisah dari lumpurnya.
Pengendapan limbah dengan penambahan koagulan dan flokulan. Kemudian lumpur tersebut
dialirkan ke bak sludge dan air limbah dialirkan lagi untuk proses selanjutnya, yaitu aerob-
fakultatif.
e. Aerob-Fakultatif
Pada kolam ini dibuat dengan kedalaman dengan massa penahanan 20 hari atau
lebih. Kolam ini diberikan mikroorganisme untuk merombak limbah tersebut. Sumber
oksigen berasal dari ganggang yang berada diatas perairan . Proses ini digunakan juga
sebagai stabilisasi.
f. Bak Kontrol
Pada bak kontrol ini berfungsi sebagai pengecekan kualitas limbah sebelum
dibuang ke sungai. Pengecekan limbah dimaksudkan agar limbah cair tersebut memenuhi
baku mutu limbah cair kegiatan industri farmasi. Jika belum memenuhi maka limbah
dikembalikan kepada proses IPAL.
BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI FARMASI
PARAMETER PROSES
PEMBUATAN
BAHAN FORMULA
(Mg/L)
FORMULASI
PENCAMPURAN
BOD5 100 75
COD 300 150
TSS 100 75
TOTAL-N 30 -
FENOL 1,0 -
pH 6,0-9,0 6,0-9,0

g. Pengolahan lumpur
Lumpur yang berasal dari bak lumpur kemudian dilakukan dissolved air flotation
,tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara
meningkatkan kandungan padatan. Kemudian selanjutnya lumpu tersebut melewati tahapan
filtration yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus
mengurangi volume lumpur. Setelah itu lumpur tersebut dibakar pada insinerator.

5. Limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3) Industri Farmasi
Selain limbah yang dapat diolah sebenarnya sebagian besar yang dihasilkan oleh kegiatan
industri farmasi merupakan limbah berbahaya dan beracun yang pelu dikelola lebih lanjut
agar tidak membahayakan lingkungan (Soedomo,1998).
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3), adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
Konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup Manusia serta Makhluk Hidup lainnya (PP
no. 18 tahun 1999 tentang Limbah B 3). Adapun sumber sumber dari limbah B3 tersebut
berasal dari sludge IPAl, oli bekas, bahan baku kadaluwarsa, Pengolahan limbah tersebut
awalnya dibakar pada rotarkiln merupakan salah satu jenis incinerator. Setelah itu baru abu
dari sisa pembakaran pada insinerator dibawa ke suatu perusahaan pengolahan limbah B3
untuk kemudian dikelola melalui penimbunan atau landfill.

6. Minimalisasi Limbah
Untuk meminimalisasi limbah dapat dilakukan dengan cara mengurangi sumber
penghasil limbah (source reduction) dan daur ulang (recycling and reuse).
Pengurangan Sumber Limbah Daur Ulang
a) Penggantian/substitusi bahan baku untuk mengurangi jumlah, volume dan toksisitas limbah
b) Limbah yang dikeluarkan digunakan kembali (re-use), di daur ulang (recycling), atau
diambil kembali (recovery).
c) Modifikasi proses, bertujuan untuk efisiensi proses yang potensial mengeluarkan limbah
dan sekaligus mengganti dan memutakhirkan proses yang ramah lingkungan
Dalam hal ini limbah dihilangkan cemarannya dan diperoleh bahan yang relatif berharga
d) Good Operating Practices, dapat membantu mengurangi limbah dan kehilangan bahan
yang tumpah, tercecer, dan bocor. Meliputi materials handling, waste management and plan
management.









METODE PRATIKUM

1. Waktu dan tempat
- Waktu : 13.00 -15.00 / kamis
- Tempat : POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG

2. Alat dan bahan
- Alat : Buku
kertas
Laptop
Proyektor
Pulpen
- Bahan : materi pengolahan limbah di industri farmasi

3. Cara kerja

1. Mencari data- data mengenai pengolahan limbah di industri farmasi
2. Membahas materi tersebut kepada kelompok
3. Setelah selesei di bahas di buat power point
4. Persentasikan di depan kelas












HASIL PEMBAHASAN

limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada
skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu,cair atau padat.
PEMBAGIAN LIMABAH
Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, atau bubur
yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat industri farmasi dapat bersumber
dari :
1. Obat-obat kadaluarsa
2. Kegiatan produksi, meliputi: Kegagalan produksi, debu bahan formulasi yang
terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner, bekas kemasan bahan baku dan
bahan pembantu serta kemasan yang rusak
3. Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel kadaluarsa
4. Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran/sampah dapur
5. Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-arsip kadaluarsa
6. Sampah kebun/halaman

Limbah cair
Sisa di suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang
kelingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Tahapan proses pengolahan limbah cair :
a. Equalisasi
b. Netralisasi
c. Presipitasi
d. Sedimentasi
e. Aerob fakultatif
f. Bak kontrol
g. Pengolahan lumpur
Limbah cair dapat berasal dari :
o Kegiatan produksi
o Kegiatan laboratorium
o Kegiatan sarana penunjang
o Limbah domestik pencucian
o Limbah kantin
3.limbah gas / debu
Limbah gas yang berasal dari mesin-mesin penunjang seperti diesel dan boiler ditangani
dengan cara dibuang melalui cerobong asap yang mempunyai ketinggian yang cukup,
sehingga gas tersebut terencerkan oleh udara.
Limbah gas atau debu berasal dari :
o Kegiatan sarana penunjang :
Gas yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar boiler.
o Kegiatan produksi :
Debu yang berasal dari kegiatan proses, antara lain dari proses granulasi,
proses pencetakan tablet, proses coating dan proses massa kapsul.
Limbah bahan beracun dan berbahaya (B3)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3), adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
Konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup Manusia serta Makhluk Hidup lainnya (PP
no. 18 tahun 1999 tentang Limbah B 3).

Menurut OSHA (OCCUPATIONAL SAFETY AND EALTH ADMINISTRATION);
HAZARDOUS WASTE as the waste form of a hazardous substance that is, a substance
that will, or may, result in adverse effect on the health or safety employees.Pengidentifikasian
limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu berdasarkan :
1. Sumber Limbah B3
Limbah B3 menurut sumbernya (PP.05/1999):
1. Sumber Tidak Spesifik (berdasarkan Lampiran I, tabel 1, PP 85 /1999)
2. Sumber Spesifik (berdasarkan Lampiran I, tabel 2, PP 85/1999)
3. Bahan kimia kadaluarsa; Tumpahan; sisa kemasan; buangan produk yang tidak
memenuhi spesifikasi
Dari sumber diatas maka penggolongan limbah B3 yang berdasarkan
karakteristik ditentukan dengan :
mudah meledak;
pengoksidasi;
sangat mudah sekali menyala;
sangat mudah menyala;
mudah menyala;
amat sangat beracun;
sangat beracun;
beracun;
berbahaya; \
korosif;
bersifat iritasi;
berbahayabagi lingkungan;
karsinogenik;
teratogenik;
mutagenik.
Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids residue
(TSR), kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids (VR), kadar air (sludge
moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat
mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan senyawa
kimia).

Bahan-bahan yang mudah terbakar digolongkan sesuai dengan tingkat bahayanya :
Kelas
Bahaya


Titik
Nyala
0
C


Nama Bahan
Kimia
Titik Nyala
0
C


Titik Sulut
0
C
I < 21 Bensin -30 250
II 21 55 Benzena,
Amoniak
-11
-


580
780
III 55 100 Naftalen,
Ether
80
-


575
186
IV >100 Gas Bumi - -

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3
Jenis teknologi proses yang umum digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan setempat;
- Secure landfill (lahan penimbunan terkendali)
- Stabilisasi/Solidifikasi
- Destruksi Termal
1. SECURE LANDFILL
Teknologi secure landfill dilaksanakan dengan mengurung ("encapsule") limbah B3
dalam suatu lahan penimbunan (landfill).
Bagian dasar dari landfill tersebut dilapisi berbagai tingkatan lapisan pengaman yang
berfungsi untuk mengurung limbah B3, agar polutan tidak terdistribusi ke lingkungan
sekitarnya melalui proses perembesan ke dalam air tanah.
Jenis limbah B3 yang dapat lansung ditimbun dan landfill sangat sedikit (misalnya :
limbah asbes). Sebagian besar limbah B3 anorganik harus diproses terlebih dahulu
dengan cara stabilisasi/solidifikasi untuk mengurangi /menghilangkan sifat racun
limbah B3.

2. STABILISASI/SOLIDIFIKASI
Proses stabilisasi dilakukan untuk menjamin bahwa sifat-sifat kimia dan fisika limbah
B3 yang diolah adalah sesuai dengan kriteria landfill limbah B3. Jika sesuatu hal terjadi
terhadap landfill, limbah B3 yang telah distabilisasi ini akan menjamin tidak adanya
mobilisasi komponen-komponen limbah B3 ke lingkungan.Inti dari proses stabilisasi ini
adalah adanya pencampuran antara limbah B3 dengan bahan-bahan kimia (stabilization
reagents). Proses stabilisasi menghasilkan suatu campuran yang aman
3.DESTRUKSI TERMAL
Destruksi termal atau insinerasi adalah suatu proses penghancuran polutan organik
yang terkandung dalam limbah B3 (misalnya oil sludge, PCB, dll.) dengan cara pembakaran
atau insenerasi pada suhu dan waktu tinggal yang tepat. Umumnya suhu yang aman untuk
proses insenarasi ini adalah di atas 1250
o
C dan waktu tinggal gas/uap minimum 2 detik.Dua
tahap dalam pengolahan limbah B3 secara destruksi termal ini yaitu tahap pencampuran
(blending) dan tahap insenerasi (pembakaran).
Pengolahan limbah industri betalaktam
Jenis limbah beta laktam dapat berupa limbah cair, padat, udara, dan suara. Limbah
cair berasal dari gedung produksi beta laktam berupa pencucian alat/mesin.
Limbah padat berupa wadah bekas bahan baku antibiotik beta laktam, bahan baku
beta laktam yang rusak, tong plastik, buangan proses produksi, dan produk jadi antibiotik
beta laktam yang rusak.
Limbah udara berupa debu produksi antibiotik beta laktam. Limbah suara berasal dari
mesin produksi, genset, mesin sistem penunjang (AHU).
Pengelolaan Limbah Beta Laktam
a) Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari gedung beta laktam dialirkan ke bak/kolam perusakan
cincin beta laktam dengan menggunakan larutan NaOH, setelah itu dialirkan/digabung
dengan limbah cair non beta laktam di bak penampungan, dan seterusnya diolah bersama.
b) Limbah Padat
Limbah padat yang berupa wadah yang mengandung bahan antibiotik beta laktam
dicuci dan dibilas bersih dengan air bersih di ruang pencucian di dalam gedung beta laktam.
Air pencucian tersebut merupakan limbah cair dari gedung beta laktam yang dialirkan
ke bak perusak cincin beta laktam, sedangkan wadah yang telah dicuci dan dibilas bersih
tersebut dikeluarkan dari gedung beta laktam dan ditangani limbahnya seperti pada
pengelolaan limbah padat non beta laktam.
c) Limbah Udara
Limbah udara berupa debu produksi disedot dan dikumpulkan oleh dust collector.
d) Limbah Suara
Limbah suara ini berasal dari mesin produksi, genset, mesin sistem penunjang (AHU,
mesin boiler). Cara pengendalian limbah suara ini dapat diatasi dengan menggunakan ear
insert oleh pekerja. Tolak ukur yang digunakan untuk pemantauan limbah suara adalah angka
kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik yang diukur sesuai dengan angka
kebisingan maksimum 65 dB dan getaran maksimum 7,5 Hz.
Sistem Pengolahan Limbah
Limbah kantin diolah dengan cara pemisahan lemak pada instalasi penyaringan
khusus untuk lemak, dimana padatannya diambil secara berkala untuk mencegah
terjadinya penyumbatan pada pipa penyaluran limbah dan alat penyaringan.
Limbah domestik ditampung pada bak khusus, cairannya dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Limbah Sentral, sedangkan padatannya diendapkan dan dilakukan
penyedotan setiap sekali setahun.
Limbah B3 dari sisa produksi dan debu dust colector disimpan digudang khusus
limbah B3, untuk penanganannya, industri bekerja sama dengan pihak ketiga.
Limbah sisa produksi Betalaktam ditampung pada kolam khusus, untuk selanjutnya
dilakukan treatment pemecahan cincin betalaktam dengan menambahkan larutan
NaOH Teknis, kemudian dialirkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Sentral.
Limbah Non-Betalaktam dialirkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Sentral
ditampung pada bak utama, disatukan dengan limbah lainnya, untuk kemudian
dialirkan ke bak 2 dan 3 yang berisi bakteri anaerob, kemudian dialirkan ke bak 4
untuk di aerasi dan penguraian oleh bakteri aerob, selanjutnya air pengolahan limbah
dialirkan ke bak sedimentasi, lalu ke bak yang berisi ikan sebagai indikator hayati.






























KESIMPULAN

Dari hasil pratikum dapat di atas dapat di simpulkan :
1. Macam macam limbah di industri :
Limbah padat
Limbah cair
Limbag gas
Limbah bahan beracun dan berbahaya (B3)
2. tahapan serta sistem dalam pengolahan limbah industri farmasi bermacam
macam dari mulai tahapan proses limbah cair , proses pengolahan limbah B3
,Pengolahan limbah industri betalaktam serta sistem pengolaan limbah agar dalam
penanganannya tidak terjadi dampak buruk baik bagi tenaga kerja yang bekerja
dalam industri tersebut maupun lingkungan keluar baik masyarakat , lingkungan
alam (tumbuhan dan hewan ) agar tidak mencemari dan menggangu ekosistem
alam yang dapat meracuni alam.














DAFTAR PUSTAKA

Iqbals Muhammad.2013.Pengolahan air limbah.
http://www.blogger.com/profile/02746714581166621.[13 April 2014 ].
Handojo, L, 1Kusmulyana, 1993. Pemantauan Kualitas Udara. Pelatihan Pengelolaan dan
Teknologi Limbah, ITB, Bandung.

Soedomo M. 1998. Pehigelolaan Limbah Gas dan Partikulat Lingkungan Perkotaan (Sumber
Bergerak). Pelatihan Pengelolaan dan Teknologi Limbah, ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai