Anda di halaman 1dari 9

PROJECT BASED LEARNING

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI 2020

CASE STUDY: PROYEK IPAL

INDUSTRI RUMPUT LAUT


Dosen Pengampu : Dr. Ir. Srie Muljani, MT

Kelompok 6

Tim Konsultan
1. Brigita Rimba (170310100)
2. M. Taufiq Ibrahim (170310100)
3. Shinta Budi P. (170310100)
4. Resy Mareta Dwi S. (17031010027)
5. Pingky Marcella A. (17031010034)

TEKNIK KIMIA, FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR

2020
1. Latar Belakang dan Tujuan

Sektor Industri merupakan sektor yang seringkali dijadikan acuan tolak ukur
kemajuan suatu negara. Salah satu industri yang sedang pesat perkembangannya
adalah industri pengolahan rumput laut. Industri rumput laut merupakan suatu
industri yang memproses bahan baku rumput laut menjadi suatu makanan atau
minuman, dan juga menghasilkan limbah yang disebabkan pencucian rumput laut
karena dicuci dengan menggunakan air dan bahan-bahan kimia seperti NaOH,
H2O2, KOH, KCl.Industri agar-agar merupakan salah satu industri pangan yang
menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar terutama dari proses pencucian
bahan baku. Berdasarkan Pergub Jatim no. 72 tahun 2013 terdapat 6 parameter
baku mutu air limbah yang harus dipenuhi sebelum membuang limbah ke badan
air, yaitu BOD, COD, TSS, pH,

Berdasarkan UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap industry maupun instansi atau badan
usaha harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan dari
kegiatannya. Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan membangun suatu IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang efektif dengan menyesuaikan pada
karakteristik limbah dan beban pencemar. Oleh karena itu akan dilakukan
perencanaan desain IPAL untuk industri agar-agar yang sesuai dengan kriteria
desain dengan tidak mengabaikan karakteristik limbah dan beban pencemar yang
terdapat pada air limbah.

Tujuan dari perencanaan design IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)


pada industri rumput laut ini yaitu untuk menurunkan kadar BOD,COD, TSS, dan
pH agar saat dibuang ke sungai tidak menyebabkan pencemaran lingkungan
sekitarnya.
2. Hasil Survey
1. Lokasi industri peninjauan pengolahan limbah
Jl. Raya Jimbaran Kulon No.293, Jati II, Jimbaran Kulon, Kec. Wonoayu,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61261
2. Permasalahan limbah dalam industri ini

Kandungan COD, BOD, TSS dan pH yang tinggi serta berwarna keruh
yang ada pada limbah sehingga tidak dapat langsung dibuang ke
lingkungan

3. Ketersediaan instalasi pengolahan air limbah pada pabrik

Terdapat instalasi pengolahan air limbah pada PT. I

4. Debit limbah yang dihasilkan


192 m3/hari

5. Karakteristik limbah

COD : 1000 - 1500 mg/L 3

BOD : 300 - 500 mg/L 4

pH : 14

Padatan terlarut : 15.000 - 16.500 mg/L

6. Ketersediaan lahan untuk pembangunan instalasi pengolahan air


limbah

2500 m2

3. Rekomendasi Proses
4. Rancangan IPAL

Lingkungan

Udara
Uraian proses :

1. Air limbah dialirkan menuju ke bak penampungan air limbah . Bak ini
bertujuan untuk menampung sementara air limbah , homogenasi air
limbah .Air limbah dari bak penampungan dipompa menuju proses
pengolahan secara kimia yaitu dengan proses koagulasi dan flokulasi.

2. Pada proses Koagulasi dan Flokulasi ditambahkan bahan kimia yang


disebut Koagulan Dan Flokulan, bahan kimia yang dipergunakan yaitu
aluminium sulfat (tawas), dan flokulan PAC (poli aluminium chlorida).
Pada proses ini koagulasi dibutuhkan untuk pembentukan padatan
(flok) sedangkan flokulasi untuk memperbesar ukuran padatan (flok)
sehingga mudah untuk dilakukan proses pemisahan.

3. Air limbah yang berasal dari proses pengolahan secara kimia dialirkan
menuju Clarifier, yang bertujuan untuk pemisahan flok dari air limbah.
Flok yang terpisah selanjutnya diproses dengan mempergunakan filter
press sehingga diperoleh limbah padat yang berupa Flok dan kemudian
di teruskan ke landfill. Sedangkan air limbah yang keluar dari filter
press dialirkan menuju bak penampung.

4. Air limbah yang berasal dari proses pengolahan secara kimia


dimasukan kedalam Bak Kontak (Bak Aerasi). Pada bak kontak ini
terjadi proses pengolahan secara biologi aerobik dengan melibatkan
mikroorganisme dan injeksi udara bersumber dari Blower/sumber
lainnya. Dengan adanya mikroorganisme dan injeksi udara akan
mengakibatkan terjadinya penguraian bahan pencemar (menjadi bahan
yang lebih sederhana dan tidak berbahaya) dan gas. Gas yang
dihasilkan biasanya terbuang langsung ke lingkungan. Selanjutnya air
limbah dialirkan menuju Clarifier.

5. Pada Clarifier ini, mikroorganisme akan mengendap dan dikeluarkan


dari dasar bak dan dialirkan menuju Bak Penampung Mikroba,
kemudian selanjutnya dialirkan menuju Bak Stabilisasi.Pada Bak
Penampung Mikroba berfungsi sebagai tempat penampung
mikrooragnisme yang berasal Dari Clarifier. Pada bak ini terjadi
peningkatan konsentrasi mikroorganisme, mikroorganisme pada bak
ini sebagian besar (hampir 90 %) selanjutnya dialirkan menuju ke Bak
Stabilisasi.Pada Bak Stabilisasi ini, mikroorganisme distabilkan
dengan cara menginjeksikan udara kedalam bak stabilisasi,
mikroorganisme yang telah mengalami proses stabilisasi ini
selanjutnya dialirkan kembali ke Bak Kontak untuk proses utama
pengolahan air limbah. Proses ini berlangsung secara kontinyu 24 jam.

6. Sedangkan air bersih dari Clarifier akan keluar dari bagian atas bak
dan selanjutnya dialirkan menuju bak Karbon Aktif.

7. Selanjutnya air hasil pengolahan ini dapat dibuang langsung ke


sungai.
5. Kesimpulan

Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan pada alternatif proses yang kami
rancang, yaitu :
Kelebihan :

Kelemahan :

Anda mungkin juga menyukai