Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

PERMOHONAN KERJA PRAKTEK

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PT CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL
KOTA CILEGON

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012

HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KERJA PRAKTEK

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


PT CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL
KOTA CILEGON
Oleh :

Menyetujui,

Ketua Program Studi

Koordinator
Kerja Praktek

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai manusia saat ini
mendorong aktivitas manusia yang selalu dinamis dalam berbagai bidang.
Terkait dalam aspek pemenuhan kebutuhan hidup, sektor industri sebagai
salah satu sarana penunjangnya pun semakin tumbuh subur di berbagai
kawasan. Hal ini dinilai positif selama proses yang terjadi dalam industri
tersebut masih dalam kondisi terkontrol.
Pada kenyataannya, dalam menjalankan proses produksinya seringkali
terbentur dengan masalah yang cukup serius yaitu permasalahan limbah.
Limbah tersebut tentunya memerlukan upaya penanganan yang sinergis dan
terpadu. Penerapan teknologi pengolahan limbah yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik limbah sangat menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi suatu
sistem pengolahan limbah.
Teknologi pengolahan limbah cair harus dapat menangani limbah yang
beragam yang dihasilkan dari suatu industri. Hal ini tentunya bukanlah hal
yang mudah, karena ada kalanya limbah yang dihasilkan bersifat toksik yang
akan mencemari lingkungan sekitar apabila tidak ditangani dengan baik.
PT. Chandra Asri Petrochemical merupakan pemasok produk petrokimia
terkemuka dari Indonesia. Dalam proses produksinya, PT. Chandra Asri
Petrochemical menghasilkan limbah cair yang akan menimbulkan dampak
negatif jika limbah cair tersebut dibuang secara langsung ke lingkungan, tanpa
pengolahan terlebih dahulu. Untuk meminimasi dampak negatif tersebut,
maka PT. Chandra Asri Petrochemical menerapkan sistem pengolahan limbah
cair sisa proses produksi ke dalam suatu unit pengolahan limbah cair (Waste
Water Treatment Plant).
Pengaruh dari limbah cair ke lingkungan (badan air) sangat ditentukan
oleh kinerja dari unit pengolahan yang digunakan. WWTP sebagai unit
pengolah memiliki kontribusi yang besar dalam mengolah air limbah PT.

Chandra Asri Petrochemical selama pabrik ini beroperasi. Dengan demikian,


perlu

dipelajari kesesuaian kinerjanya sejak dibangun hingga saat ini.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dilaksanakan Kerja Praktek, untuk
mengetahui kinerja proses pengolahan limbah cair di PT. Chandra Asri
Petrochemical. Dengan adanya Kerja Praktek tersebut, diharapkan dapat
diketahui proses pengolahan limbah cair yang optimal, khususnya untuk
limbah industri petrokimia.

1.2 Dasar Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek


Dasar dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi
a. Pendidikan
b. Penelitian
c. Pengabdian masyarakat
2. Kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang
1.3 Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah :
1. Melakukan analisis kualitas dan karakteristik influen dan effluen limbah
cair di PT. Chandra Asri Petrochemical.
2. Mengetahui sumber penghasil limbah cair di PT. Chandra Asri
Petrochemical.
3. Mempelajari konsep pengolahan limbah cair di PT. Chandra Asri
Petrochemical.
4. Mengamati kinerja sistem pengolahan limbah cair PT. Chandra Asri
Petrochemical.
5. Melakukan analisis terhadap aplikasi konsep pengolahan limbah cair di
PT. Chandra Asri Petrochemical.

1.4 Kegunaan Kegiatan Kerja Praktek


Kegunaan kegiatan kerja praktek adalah sebagai berikut:
1. Merupakan salah satu mata kuliah yang dipersyaratkan untuk mengikuti
Tugas Akhir (TA) di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas
Diponegoro.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem pengolahan
limbah cair yang diterapkan di kawasan PT. Chandra Asri Petrochemical.
3. Sebagai sarana pengenalan dunia kerja yang sesuai dengan bidang
keahlian dan keilmuan mahasiswa.
4. Merupakan

kesempatan

bagi

mahasiswa

untuk mengembangkan

kemampuan dan keahlian yang telah dipelajari.


5. Sebagai evaluasi yang dapat dijadikan kontrol dan masukan bagi PT.
Chandra Asri Petrochemical.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peningkatan sektor industri maupun pertanian yang akhir-akhir ini
sedang diusahakan oleh pemerintah, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Akan tetapi, disamping tujuan-tujuan tersebut di atas, maka dengan
munculnya industri perlu dipikirkan juga efek sampingnya yang berupa limbah.
Menurut Eckenfelder (2000), limbah tersebut dapat berupa limbah padat (solid
waste), limbah cair (liquid waste), maupun limbah gas (gaseous waste). Ketiga
jenis limbah ini dapat dikeluarkan sekaligus oleh satu industri ataupun satu
persatu sesuai dengan proses yang ada di perusahannya.
Pengolahan limbah cair merupakan salah satu unit yang amat vital bagi
industri (manufaktur, tekstil, tambang, migas, perkebunan & agribisnis, rumah
sakit, dll). Output pengolahan limbah yang memenuhi baku mutu akan
menghindari keluhan dari lingkungan dan meningkatkan citra perusahaan.
Sebaliknya, pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah cair dapat mendatangkan
sanksi hukum - baik administrasi, pidana maupun perdata- terhadap perusahaan.
Kadangkala

masyarakat

bertindak

sendiri

untuk

menghentikan

operasi

perusahaan.
Secara teknis dan operasional, unit pengolahan limbah cair merupakan
sebuah sistem produksi yang mahal, kompleks dan rumit - kadang jauh lebih
kompleks dari sistem produksi lain yang ada di perusahaan - karena:
a.

Melibatkan karakteristik input yang fluktuatif (baik kuantitas


maupun kualitas).

b.

Keterbatasan proses karena peralatan dan rentang fleksibilitas yang


terbatas.

c.

Tuntutan ouput yang standar yaitu untuk memenuhi baku mutu


limbah/lingkungan.

Jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis


industrinya. Sebelum dibuang, ke lingkungan, limbah cair industri harus diolah
untuk melindungi keselamatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Tujuan dasar

pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan


tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara
(nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.
2.1 Definisi Limbah Cair
Limbah cair merupakan air buangan yang dihasilkan dari suatu industri
yang merupakan hasil samping dari suatu proses produksi yang dapat
memberikan dampak pada lingkungan.Adapun efek samping dari limbah
tersebut dapat berupa:
1.

Membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan


pembawa suatu penyakit (sebagai vehicle).

2.

Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan


pada benda/bangunan maupun tanam-taman dan peternakan.

3.

Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air


seperti ikan dan binatang peliharaannya lainnya.

4.

Dapat merusak keindahan (estetika), karena bau busuk dan


pemandangan yang tidak sedap dipandang terutama di daerah hilir
sungai yang merupakan daerah rekreasi.

Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu kiranya diperhatikan efek


samping yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu industri sebelum industri
tersebut mulai beroperasi. Oleh karena itu, perlu dipikirkan pula apakah
industri tersebut menghasilkan limbah yang berbahaya atau tidak, sehingga
segera dapat ditetapkan perlu tidaknya disediakan bangunan pengolah air
limbah serta teknologi yang dipergunakan dalam pengolahan.
Untuk mengelola air limbah secara baik diperlukan keterpaduan dari
berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan, baik yang bersifat teknis
administratif maupun yang bersifat teknis operasionalnya. Yang dimaksud
dengan teknis operasional disini adalah pengetahuan teknis yang diperlukan
sehubungan dengan pengelolaan air limbah. Pengetahuan tersebut bisa berupa
teknis terhadap air limbah itu sendiri ataupun teknis lainnya yang merupakan
penunjang untuk mengolah air limbah. Teknis penunjang yang dimaksud

misalnya teknik tentang pembuatan pipa saluran air limbah, teknik


pemasangan saluran air limbah serta teknik pembuatan bangunan pengolah air
limbah itu sendiri. Adapun teknis terhadap air limbah adalah teknik tentang
bagaimana cara mengolah air limbah itu sendiri. Untuk itulah diperlukan
pengetahuan yang mendetail tentang air limbah itu sendiri, yang meliputi
sifat-sifat fisik, sifat kimiawi maupun sifat bakteriologisnya.
2.2 Sumber dan Karakteristik Limbah Cair
Tabel 2.1 Karakteristik Limbah secara Fisik, Kimia dan Biologis serta
Sumbernya
Karakteristik

Sumber asal air limbah

Sifat Fisik :
Warna
Bau
Endapan
Temperatur
Kandungan Bahan
Kimia :
Organik:
Karbohidrat
Minyak, lemak dan
gemuk
Pestisida
Fenol
Protein
Polutan utama
Surfaktan
Senyawa organik
volatile
Lain- lain

Air buangan rumah tangga dan industri, bangkai


benda organik.
Pembusukan air limbah dan air industri.
Penyediaan air minum rumah tangga, air limbah
rumah tangga dan industri, erosi tanah, infiltrasi.
Air limbah rumah tangga dan industri.

Air limbah rumah tangga, perdagangan serta limbah


industri.
Air limbah rumah tangga, perdagangan serta limbah
industri.
Air limbah pertanian.
Air limbah industri.
Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.
Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.
Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.
Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.
Bangkai bahan organik alamiah.

Anorganik:
Kesadahan

Air limbah dan air minum rumah tangga serta


infiltrasi air tanah.

Tabel 2.1 Karakteristik Limbah secara Fisik, Kimia dan Biologis serta

Logam berat

Sumbernya (lanjutan)
Sumber asal air limbah
Air limbah dan air minum rumah tangga dan
infiltrasi air tanah.
Air limbah industri.

Nitrogen

Air limbah rumah tangga dan pertanian.

pH

Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.


Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri
serta limpahan air hujan.
Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.
Air limbah dan air minum rumah tangga serta air
limbah industri dan perdagangan.

Karakteristik
Klorida

Fosfor
Polutan utama
Belerang
Gas- gas:
Hidrogen sulfida
Metan
Oksigen

Pembusukan limbah rumah tangga.


Pembusukan limbah rumah tangga.
Penyediaan air minum rumah tangga serta
perembesan air permukaan.

Kandungan biologis:
Hewan
Tumbuh- tumbuhan

Saluran terbuka dan bangunan pengolah.


Saluran terbuka dan bangunan pengolah.

Protista:
Limbah rumah tangga, infiltrasi air permukaan dan
bangunan pengolah.
Limbah rumah tangga, infiltrasi air permukaan dan
Archaebacteria
bangunan pengolah.
Virus
Limbah rumah tangga.
Sumber : Tchobanoglous and Burton, 1991
Eubacteria

2.3

Parameter fisik
a. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan merupakan hasil dari penyebaran/ pemancaran dan
absorpsi sinar yang dilakukan oleh suspended solid.

b. Padatan Total (Total Solids)

Padatan total (Total Solids) terdiri atas zat organik, anorganik, zat
yang dapat mengendap, zat tersuspensi maupun zat yang terlarut yang
terdapat dalam air limbah (Qasim, 1985).
c. Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid)
Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid) adalah jumlah
berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron
(Sugiharto, 1987).
d. Bau
Bau yang dihasilkan oleh limbah terjadi pada saat air limbah
terurai pada kondisi anaerob. Bau ini berasal dari bahan- bahan
volatile (mudah menguap), gas terlarut, hasil pembusukan bahan
organik dan minyak yang dilakukan oleh mikroorganisme (Sugiharto,
1987).
e. Warna
Parameter warna ini umumnya tidak berbahaya tetapi hanya
mengurangi keindahan saja ( Sugiharto, 1987).
f. Temperatur
Temperatur air limbah biasanya lebih tinggi daripada air bersih.
Hal ini terjadi karena adanya kegiatan mikroba dalam air, gas yang
dihasilkan dari kegiatan mikroba tersebut, dan karena adanya
viskositas aliran air limbah (Qasim, 1985).
2.4

Parameter kimia
a. pH
Konsentrasi ion hidrogen adalah ukuran kualitas dari air limbah.
Kadar yang baik adalah kadar yang memungkinkan kehidupan
biologis di dalam air berjalan dengan baik.

b. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen


yang dibutuhkan dalam ppm atau miligram/liter (mg/l) yang
diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga
limbah tersebut menjadi jernih kembali.
c. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen
yang dibutuhkan dalam ppm atau miligram per liter yang dibutuhkan
dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara
kimiawi (Sugiharto, 1987).
d. Total Nitrogen (N Total)
Total nitrogen adalah kandungan nitrogen organik, amonia, nitrit
dan nitrat yang terdapat dalam air limbah. Nitrogen dan fosfor
bersama- sama dengan karbon berfungsi sebagai nutrien yang dapat
menyelaraskan pertumbuhan tumbuhan di air (Qasim, 1985).
e. Nitrogen Amonia (NH3-N)
Nitrogen amonia dihasilkan dari dekomposisi tingkat pertama
pada nitrogen organik (Qasim, 1985).
2.5. Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak
lingkungan terutama industri tekstil karena memberikan dampak yang paling
luas, disebabkan oleh karakter fisik maupun karakteristik kimianya yang
memberikan dampak terhadap lingkungan. Mengingat hal tersebut maka perlu
dilakukan pengelolaan meliputi pengolahan dan pemantauan

dari limbah

hasil industri sehinggga ketika dibuang ke lingkungan masih berada dibawah


baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan.
Pengolahan limbah cair didasarkan pada kualitas limbah cair yang
diolah. Tingkat pengolahan sangat tergantung dari kualitas dan standar yang
hendak dicapai. Alternatif yang dipilih hendaknya mampu mengolah
parameter-parameter yang telah dianalisa sesuai dengan kekuatan komponen
air buangan tersebut. Pertimbangan teknis dan analisis biaya kemudian

dilakukan untuk menentukan alternatif sistem pengolahan yang paling


optimal.
Limbah cair tersebut dalam aplikasinya akan

mengalami kontak

langsung dengan bahan suatu lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya
penanganan lebih lanjut terhadap limbah cair tersebut. Pengolahan limbah
tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, transfer gas, serta oil
separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses
yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama
ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation,
sedimentation, dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut
dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa.
Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini
ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,
stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor
and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan


sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet
combustion,

pressure

filtration,

vacuum

filtration,

centrifugation,

lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.


2.5.1. Sistem Lumpur Aktif
Pada dasarnya sistem lumpur aktif terdiri atas dua unit proses utama,
yaitu bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur
aktif, limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor
dan diaerasi. Pada umumnya, aerasi ini juga berfungsi sebagai sarana
pengadukan suspensi tersebut. Suspensi biomassa dalam limbah cair
kemudian dialirkan ke tangki sedimentasi~ dimana biomassa dipisahkan dari
air yang telah diolah. Sebagian biomassa yang terendapkan dikembalikan ke
bioreaktor, dan air yang telah terolah dibuang ke lingkungan. Agar konsentrasi
biomassa di dalam reaktor konstan (MLSS = 3 - 5 gfL), sebagian biomassa
dikeluarkan dari sistem. tersebut sebagai excess sludge. Skema proses dasar
sistem lumpur aktif dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Skema proses lumpur aktif

2.5.2. Sistem Trickling Filter

Trickling filter terdiri atas tumpukan media padat dengan kedalaman


sekitar 2 m, umumnya berbentuk silinder. Limbah cair disebarkan ke
permukaan media bagian atas dengan lengan distributot berputar, dan air
kemudian mengalir (menetes) ke bawah melalui lapisan media. Polutan dalam
limbah cair yang mengalir melalui permukaan media padat akan terabsorps
oleh miikrooreanisme yang tumbuh dan berkembang pada permukaan media
padat tersebut. Setelah mencapai ketebalan tertentu, biasanya lapisan biomassa
ini terbawa aliran limbah cair ke bagian bawah. Limbah cair di bagian bawah
dialirkan ke tangki sedimentasi untuk memisahkan blomassa. Resirkulasi dari
tangki sedimentasi diperlukan untuk meningkatkan efislensi (Gambar 2.2).

Gambar 2.2. Skema Trickling Filter


2.5.3. RBC (Rotating Biological Contactor)
Sistem RBC terdiri atas deretan cakram yang dipasang pada as
horisontal dengan jarak sekitar 4 cm. Contoh RBC dapat dilihat pada Gambar
6. Sebagian dari cakram tercelup dalam limbah cair, dan sebagian lagi kontak
dengan udara. Pada saat as diputar, permukaan cakram secara bergantian

kontak dengan limbah cair dan kemudian kontak dengan udara. Akibatnya,
mikroorganisme tumbuh pada permukaan cakram sebagai lapisan biologis
(biomasa), dan mengabsorpsi bahan organik dalam limbah cair.

Gambar 2.3. Skema RBC


2.5.4. SBR (Sequencing Batch Reactor)
Sistem SBR adalah suatu sistem lumpur aktif yang dioperasikan secara
curah (batch). Satuan proses dalam sistem SBR identik dengan satuan proses
dalam sistem lumpur aktif, yaitu aerasi dan sedimentasi untuk memisahkan
biomassa. Pada sistem lumpur aktif, kedua proses tersebut berlangsung dalam
dua tanki yang berdan, sedangkan pada SBR berlangsung secara bergantian
pada tanki yang sama. Keunikan lain sistem SBR adalah bahwa tidak
diperlukan resirkulasi sludpe. Proses sistem SBR terdiri atas lima tahap, yaitu
pengistan, reaksi (aerasi), pengendapan (sedimentasi), pembuangan, dan
istirahat (idle) (Gambar 2.4).

Gambar 2.4. Skema SBR


2.5.5. Sistem Kolam (Kolam Oksidasi)
Sistem kolam (pola sistem) atau sering disebut juga sebagai kolam
oksidasi merupakan salah satu sistem pengolahan limbah cair tertua, dan
merupakan perkembangan dari cara pembuangan limbah cair secara langsung
ke badan air. Pada sistem kolam. konsentrasi mikroorganisme relatif kecil,
suplai oksigen dan pengadukan berlangsung secara alami, sehingga proses
perombakan bahan organik berlangsung relatif lama dan pada area yang luas.

Gambar 2.5. Skema Sistem Kolam


2.5.6. UASB (Up-flow Anaerobic Sludge Blanket)
UASB (Up-flow Anaerobic Sludge Blanket) merupakan salah jenis
reaktor anaerobik yang paling banyak- diterapkan untuk pengolahan berbagai
Jenis limbah cair. Berbeda dengan proses aerobik, dimana bahan organik
dikonversi menjadi produk akhir berupa karbon dioksida dan air, pada proses
anaerobik sebagai produk adalah gas metana dan karbon dioksida.

Gambar 2.6. Skema UASB

BAB III
GAMBARAN UMUM
PT CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL

Chandra Asri Petrochemical dan SMI adalah pemasok produk petrokimia


terkemuka untuk berbagai industri manufaktur di Indonesia.
Chandra Asri Petrochemical (CAP) di Ciwandan, Cilegon Provinsi Banten
adalah perusahaan petrokimia terbaik di Indonesia yang tergabung dengan
perusahaan multi nasional, menggunakan teknologi tinggi dan didukung oleh
berbagai fasilitas yg memadai. Di pusat CAP terdapat lummus naphtha cracker
yang memproduksi Ethylene berkualitas tinggi, Propylene, C4 Mentah dan gas
Pirolisis (Py-gas) untuk pasar indonesia dan internasional.
CAP menggabungkan dua teknologi kelas dunia dalam memproduksi
Polyethylene dan Polypropylene. Empat reaktor UniSol dirancang oleh Union
Carbide. Dari ke empat reactor tersebut, satu mampu memproduksi linear low dan
high density PE sementara tiga reactor yang lain bisa memproduksi salah satu
macam dari PP resins.
Reaktor yang kelima menggunakan Showa Denko KK yang merupakan
teknologi

jepang

terbaru

dalam

menghasilkan

bimodal

high

density

polyethylene. Dua Teknologi kelas dunia digabung untuk menghasilkan berbagai


tingkatan resin yang memenuhi kebutuhan polyethylene di Indonesia.
Untuk menghasilkan produksi yang terus menerus, CAP memiliki
pembangkit listrik yang mampu memenuhi kebutuhan produksi dengan koneksi
ke PLN sebagai cadangan sumber listrik. Juga terdapat fasilitas desalinasi dan
fasilitas pengolahan air yang menghasilkan air bersih sebersih air minum yang
digunakan untuk mendinginkan sistem sirkulasi, tank farm dan dermaga.
Pabrik Styrindo Mono Indonesia (SMI) berlokasi di Puloampel, Serang di
Propinsi Banten sekitar 40 kilometer dari lokasi pabrik CAP. Pabrik ini
memproduksi Styrene Monomer dengan kapasitas produksi 340.000 MT per
tahun. Ada dua unit pembangkit etil benzena dirancang di bawah lisensi dari

Mobil/Badger dan Teknologi Lummus terkenal. Dua unit etil benzena yang
tergabung dengan dua unit styrene monomer dirancng menggunakan teknologi
Lummus / UOP.
SMI merupakan sattu - satunya yang memproduksi styrene monomer di
Indonesia melayani baik industri hilir domestik dan pasar internasional.

BAB IV
METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Terdapat tiga tahap pelaksanaan Kerja Praktek, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap penyusunan laporan.
4.1.

Tahapan Persiapan
Dalam tahap ini, pekerjaan yang dilakukan adalah melakukan studi

literatur terhadap obyek kerja praktek dan konsep dasar sistem pengolahan
limbah cair industri. Kemudian dilanjutkan dengan proses administrasi sampai
diperoleh persetujuan pelaksanaan kerja praktek pada obyek tersebut.
4.2.

Tahapan Pelaksanan
Dalam tahap ini, kajian pustaka terus dilakukan untuk melihat hubungan

antara observasi lapangan dan teori. Dilakukan pengumpulan data yang


dibedakan menjadi :
4.2.1 Pengumpulan Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari dokumen-dokumen dan referensireferensi yang ada. Pengumpulan data sekunder yang dibutuhkan dalam
kerja praktek adalah :
1. Data literatur, jurnal, makalah dan laporan penelitian terdahulu
2. Data keterangan jumlah pekerja dan struktur organisasi
3.

Data keterangan berupa bagan alir proses produksi

4.

Data Instalasi Pengolahan Limbah Cair/IPAL yang sudah ada

5.

Data fasilitas yang mendukung sistem Pengolahan Limbah Cair

6.

Data spesifikasi desain unit pengolah air limbah ( dimensi,


kapasitas, dll)

7.

Data-data lain sebagai data pendukung

4.2.2 Pengumpulan data Primer


Pengumpulan data primer dilakukan di dalam lokasi dengan
melakukan pengamatan langsung atas kinerja unit pengolahan limbah cair
objek kerja praktek yaitu PT. Chandra Asri Petrochemical dan wawancara
dengan para pekerja. Data primer yang dibutuhkan diantaranya:

1.

Data sumber penghasil limbah cair

2.

Data karakteristik dan kualitas influen dan efluen limbah cair

3.

Data debit air bersih yang digunakan pada proses produksi PT


Chandra Asri Petrochemical dan debit air limbah yang dihasilkan
oleh PT Chandra Asri Petrochemical

4.

Data proses pengolahan limbah cair dari sumber hingga buangan


akhir berdasarkan observasi langsung

4.3.

Penyusunan Laporan Kerja Praktek


Laporan kerja praktek diorientasikan

sebagai bahan analisis

pengamatan langsung atas dasar data primer dan data sekunder yang
diperoleh selama waktu kerja praktek. Laporan kerja praktek ini diharapkan
akan mencakup berbagai hal yang dirasa perlu mendapatkan keaktifan
pemikiran bagi praktikan dan mengembangkan keilmuan pada khususnya.
Adapun metodologi penyusunan laporan kerja praktek adalah sebagai
berikut :
Bab I

Pendahuluan

Bab II

Tinjauan Pustaka

Bab III

Metodologi Kerja Praktek

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan


Bab V

Analisa dan Pembahasan

Bab VI

Kesimpulan dan Saran

Mulai

Tahap
Persiapan

Proses
administrasi

Studi
literatur

Pelaksanaan kerja praktek di


PT. Chandra Asri Petrochemical

Tahap
Pelaksanaan
Kerja
Praktek

Evaluasi Sistem Pengolahan Limbah Cair


Pengumpulan data primer
- observasi lapangan
- wawancara
b. Pengumpulan data sekunder
Data literature jurnal, jurnal, makalah dan
laporan penelitian terdahulu
Data keterangan jumlah pekerja dan
struktur organisasi
Data keterangan berupa bagan alir proses
produksi
Data
Instalasi
Pengolahan
Limbah
Cair/IPAL yang sudah ada
Data fasilitas yang mendukung sistem
Pengolahan Limbah Cair
Data-data lain sebagai data pendukung

Tahap
Penyusunan

Analisa dan Pembahasan

Laporan
Kesimpulan dan Saran

Selesai
Gambar 4.1. Diagram Alir Tahapan Kerja Praktek

Studi
Literatur

BAB V
RENCANA PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Sesuai dengan kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan Universitas
Diponegoro, kegiatan Kerja Praktek mempunyai bobot 2 SKS dan merupakan
syarat untuk menempuh ujian akhir/ Tugas Akhir. Pelaksanaan kerja praktek
direncanakan selama satu bulan yang diharapkan dapat dimulai pada tanggal 18
Juli sampai dengan 18 Agustus 2012 atau sesuai dengan persetujuan dan
kebijakan dari pihak PT. Chandra Asri Petrochemical. Berikut jadwal rencana
kerja praktek yang direncanakan.

Jadwal rencana kerja praktek


Tahapan Kegiatan
Kerja Praktek (KP)

Maret - Juni
Minggu ke 1
2
3
4

Juli
Minggu ke 1 2 3 4

Persiapan
Pelaksanaan KP
Penyusunan Laporan
Presentasi Hasil KP

BAB VI
PENUTUP

Agustus
Minggu ke 1 2 3 4

September
Minggu ke1 2 3 4

Demikian proposal kegiatan kerja praktek ini Saya ajukan, semoga dapat
memberikan penjelasan maksud dan tujuan kerja praktek ini kepada PT. Chandra
Asri Petrochemical. Selain itu semoga dari kegiatan ini akan memberikan manfaat
dan dapat menyumbangkan pemikiran, wawasan tentang penerapan sistem
pengolahan limbah cair industri yang tepat dan sesuai. Sehingga limbah cair yang
dihasilkan dapat diproses dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan sekitar dan masyarakat luas, serta akan lebih terjalin kemitraan
yang positif dan saling menguntungkan antara keduanya.
Besar harapan Saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di PT.
Chandra Asri Petrochemical. Karena akan menjadi suatu pengalaman yang sangat
berharga bagi kami, terutama sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman
teori yang telah dipelajari selama ini, khususnya tentang pengolahan limbah cair
industri. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Semarang,

Juli 2011

Praktikan

DAFTAR PUSTAKA

Eckenfelder, Wesley. 2000. Industrial Water Pollution Control. Third Edition.


Mcgraw Hill. Singapore.
Metcalf and Eddy Inc. 1991. Wastewater Engineering : Treatment, Disposal, and
Reuse. Third Edition. Mcgraw Hill. Singapore.
Reynolds, Tom D. 1982. Unit Operations and Processes in Environmental
Engineering. A&M University. Texas
Tchobanoglous, George; Burton, Franklin L. 1991. Wastewater Engineering,
Treatment, Disposal and Reuse, Third Edition, McGraw-Hill, Inc.
Singapura.
www.chandra-asri.com

LAMPIRAN
BIODATA

Anda mungkin juga menyukai