PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengenalan tentang Kimia-Industri diawali dengan pembahasan
berdasarkan asal katanya, yang dimulai dari kata Industri dan dilanjutkan
dengan kata Kimia. Kata Industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria
yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dewasa ini, istilah industri sering
digunakan secara umum dan luas, yaitu semua kegiatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di
muka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin
kompleks.
Industri juga merupakan suatu proses yang mengubah bahan-baku
menjadi produk yang berguna atau mempunyai nilai-tambah, serta produk
tersebut dapat digunakan secara langsung oleh konsumen sebagai pengguna
akhir dan produk tersebut disebut dengan produk-akhir, selain itu produk
dari industri tersebut dapat juga digunakan sebagai bahan baku oleh industri
lain, yang disebut juga sebagai produk-antara.
Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara
latin yang candrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari
negara-negara maju (core industry) untuk pembangunan ekonomi seringkali
berakibat pada terjadinya distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspekaspek dasar dari manfaat teknologi bukannya dinikmati oleh negara importir,
tetapi memakmurkan negara pengekspor atau pembuat teknologi. Negara
pengadopsi hanya menjadi konsumen dan ladang pembuangan produk
teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai berbagai jenis
produk teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang
digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi
(iptek) dan industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John
Naisbitt yang menyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam
ekonomi dan era informasi harus melewati gelombang agraris dan
industrialis. Hal ini didukung oleh itikad pelaku pembangunan di negaranegara untuk beranjak dari satu tahapan pembangunan ke tahapan
pembangunan berikutnya.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi
permintaan akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri
dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali
harus mengorbankan ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita
lihat dari pesatnya perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka
peningkatan pendapatan (devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang
dibutuhkan oleh manusia.
Disamping itu, iptek dan teknologi dikembangkan dalam bidang antariksa
dan militer, menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan
lingkungan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan
oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya
polusi dan pencemaran lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah
industri dan rumah tangga yang memperlihatkan ketidak-perdulian terhadap
lingkungan hidup. Akibat-akibat dari ketidak-perdulian terhadap lingkungan ini
tentu saja sangat merugikan manusia, yang dapat mendatangkan bencana bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu, masalah pencemaran lingkungan baik oleh
karena industri maupun konsumsi manusia, memerlukan suatu pola sikap yang
dapat dijadikan sebagai modal dalam mengelola dan menyiasati permasalahan
lingkungan.
Pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai masalah lingkungan
hidup sering menimbulkan ketidak-harmonisan dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Akibatnya seringkali terjadi kekurang-tepatan dalam menerapkan berbagai
perangkat peraturan, yang justru menguntungkan perusak lingkungan dan
merugikan masyarakat dan pemerintah.
pemerintah
melalui
Kantor
Menteri
Lingkungan
Hidup
yang
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Industri adalah suatu kelompok usaha yang menghasilkan produk
yang serupa atau sejenis. Sedangkan produk adalah barang atau jasa yang
ditawarkan oleh suatu usaha. Kegiatan industri bertujuan untuk menghasilkan
suatu produk dengan spesifikasi tertentu. Dalam melakukan kegiatan proses
produksi
Kebutuhan kan bahan baku industri di penuhi oleh sumber daya alam.
Industri proses kimia adalah industri yang mengolah bahan baku /
bahan mentah menjadi suatu hasil / produk dengan memanfaatkan prosesproses kimia. Proses-proses kimia yang dilakukan dalam industri proses
kimia adalah reaksi kimia dan peristiwa kimia fisik. Peristiwa kimia fisik
antara lain :
1. Pencampuran molekuler bahan-bahan dengan rumus dan struktur molekul
yang
berlainan.
2. Pengubahan fase, antara lain : penguapan, pengembunan, pengkristalan
3. Pemisahan campuran menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih murni
Contoh yang termasuk dalam industri proses kimia adalah sebagai
berikut :
1. Industri kimia dasar, yaitu industri proses kimia yang menghasilkan
produk zat kimia dasar, seperti Asam Sulfat (H2SO4) dan Ammonia
(NH3)
2. Industri pengolahan minyak bumi atau petroleum refinery, Pada industri
ini biasanya dihasilkan komponen-komponen bahan bakar minyak
(BBM), seperti : bensin, kerosene, bahan bakar penerbangan, solar,
minyak diesel. Di samping itu dihasilkan juga produk-produk selain
komponen bahan bakar minyak (non BBM), seperti, pelumas, wax,
aspal, solvent maupun produk petrokimia.
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya. Filtrasi dengan peralatan skala
laboratorium sampai slaka pilot plant/industri baik batch maupun kontinyu.
8. Operasi evaporasi atau penguapan pada dasarnya merupakan operasi
pendidihan khusus, dimana terjadi peristiwa perpindahan panas dalam cairan
mendidih. Tujuan operasi evaporasi adalah untuk memperoleh larutan pekat
dari larutan encer dengan jalan pendidihan dan penguapan.
9. Penukar panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah bahasa
Inggrisnya, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas (super
heated steam) dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar
panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat
berlangsung secara efisien.
Satuan Proses Kimia merupakan proses yang melibatkan reaksi Kimia dan
katalis. Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana bahan sebelum diproses
disebut dengan reaktan dan hasilnya produk. Lambang dari reaksi kimia sebelum
dan sesudah proses menggunakan tanda panah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan reaksi adalah ukuran partikel/zat, suhu dan katalis. Jenis-jenis reaksi
kimia yang banyak digunakan diindustri adalah reaksi katalitik (reaksi dengan
katalis) dan reaksi netralisasi. Contoh Proses Kimia dengan Reaksi Katalitik pada
Industri Kecil Menengah : Industri pembuatan biodiesel dari bahan alami yang
terbarukan (minyak nabati) dan katalis kimia atau biologis. Sedangkan industri
minyak jagung adalah contoh untuk proses kimia yang melibatkan reaksi
netralisasi.
2.1.3 Utilitas Pabrik
Sebuah pabrik mempunyai dua sistem proses utama, yaitu system
pereaksian dan sistem proses pemisahan & pemurnian. Kedua system tersebut
membutuhkan kondisi operasi pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam pabrik,
panas biasanya disimpan dalam fluida yang dijaga pada suhu dan tekanan
tertentu. Fluida yang paling umum digunakan adalah air panas dan uap air karena
alasan murah dan memiliki kapasitas panas tinggi. Fluida lain biasanya digunakan
untuk kondisi pertukaran panas pada suhu di atas 1000C pada tekanan atmosfer.
2.4 Industri dan Klasifikasinya
Industri diklasifikasi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut ; (1) Industri
dasar atau hulu, (2). Industri hilir, dan (3). Industri kecil. Sesuai dengan program
pemerintah untuk lebih memudahkan dalam pembinaannya, industri dasar dirinci
menjadi Industri Kimia Dasar dan Industri mesin dan logam dasar, sedangkan
industri hilir sering juga disebutkan dengan Aneka Industri. Selain penggolongan
tersebut industri juga diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: industri primer, industri
yang mengubah bahan mentah menjadi setengah jadi; industri sekunder, adalah
industri yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi; dan industri
tertier, sebagian besar meliputi industri jasa ataupun industri lanjutan yang
mengolah bahan industri sekunder.
2.3 Ciri-ciri industri
Ciri -ciri industri adalah sebagai berikut : Industri hulu mempunyai ciriciri padat modal, berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji.
Lokasinya selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber
energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum pembangunan. Karena itu
diperlukan perencanaan yang matang beserta tahapan pembangunan, mulai dari
perencanaan sampai operasional.
INPUT
LIMBAH
OUTPUT
PROSES
-Bahan baku
-Industri primer
-Produk utama
-Nilai ekonomis
- Tenaga kerja
-Industri skunder
-Produk sampingan
-tidak ekonomis
- Mesin &peralatan
-Industri tersier
-Limbah
- Limbah
udara, air dan bahan padatan. Bahan buangan yang keluar dari pabrik masuk
dalam lingkungan dapat diidentifikasi sebagai sumber pencemar. Sebagai sumber
pencemar perlu diketahui jenis bahan pencemar yang keluar, jumlah dan
jangkauannya. Antara pabrik satu dengan yang lain berbeda jenis, dan jumlahnya
tergantung pada penggunaan bahan baku, sistemproses, dan cara kerja karyawan
dalam pabrik. Untuk mengidentifikasi industri sebagai pencemar maka perlu
diketahui jenis industrinya, bahan baku, sistem proses dan pengolahan akhir.
2.6 Industri Versus Lingkungan
Pencemaran terjadi akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah
lepas masuk lingkungan hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan.
Sumber bahan beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan, yaitu :
1. industri kimia organik maupun anorganik,
2. penggunaan bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan
penolong dan,
3. peristiwa kimia-fisika, biologi dalam pabrik.
Lingkungan sebagai badan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai
dengan kemampuan. Sebagai badan penerima adalah udara, permukaan tanah, air
sungai, danau dan lautan yang masing-masing mempunyai karakteristik berbeda.
Air di suatu waktu dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada
tempat yang sama dengan waktu yang berbeda. Air berbeda karakteristiknya
akibat peristiwa alami serta pengaruh faktor lain. Kemampuan lingkungan untuk
memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar disebut daya dukung
lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat satu dengan tempat yang lain
berbeda. Komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya turut
menetapkan nilai daya dukung.
Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan akan bereaksi dengan
satu atau lebih komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara
fisika, kimia dan biologis sebagai akibat dari bahan pencemar, membawa
Proses: Pada waktu proses berlangsung perlu diteliti bagian yang banyak
menggunakan air, menghasilkan bahan buangan antara bocoran dan jenis mesin
yang dipergunakan. Dalam hal ini perlu dilihat bagian mana yang potensial
menciptakan limbah dan penghasil limbah. Kemudian limbah ini memerlukan
daur ulang. Kalau masih bernilai ekonomis maka limbah tadi dikembalikan untuk
memperoleh bahan yang masih bernilai ekonomi. Limbah yang tidak mempunyai
nilai ekonomis, diolah sampai memenuhi syarat buangan, baru selanjutnya
dibuang.
Produk: Produk suatu pabrik secara rinci dapat diklasifikasikan menjadi
produk utama, produk sampingan, produk antara dan buangan. Produk sampingan
dan antara memerlukan pengolahan lanjut, sedangkan buangan harus segera
ditangani. Buangan akhir ini juga perlu diteliti apakah mempunyai nilai ekonomi
atau tidak. Bila masih terdapat nilai ekonomis maka limbah didaur ulang,
sedangkan bila tidak mempunyai nilai ekonomis, limbah tersebut dibuang setelah
memenuhi syarat buangan.
Kualitas lingkungan pada suatu periode dan lokasi tertentu perlu diketahui
dalam kaitannya dengan perencanaan proyek industri. Setiap industri yang akan
berdiri pada lokasi tersebut harus mengetahui kondisi lingkungan sehingga
kehadiran pabrik tidak menyebabkan rusaknya lingkungan. Monitoring terhadap
pengaruh limbah pabrik dapat dilakukan setiap saat sampai kualitas lingkungan
mengalami perubahan dan langkah yang dilaksanakan untuk menjaga kelestarian
lingkungan. Daya dukung lingkungan juga belum ditetapkan, hal ini perlu dibuat
dalam rangka menetapkan standar kualitas buangan. Kualitas yang ditetapkan
seharusnya merupakan indikasi bahwa dalam kondisi tersebut lingkungan masih
mampu menerima. Artinya dengan kualitas limbah tersebut kualitas lingkungan
tidak mengalami perubahan.
Hubungan antara kualitas dan daya dukung lingkungan serta kualitas
limbah merupakan hubungan yang saling ketergantungan dan perlu distandarkan.
2.6.1 Daya Lingkungan
yang
mengakibatkan
perubahan
kualitas.
Pokok
satu kegiatan atau lebih dengan satu atau lebih komponen lingkungan.
Interaksi tersebut menyebabkan saling pengaruh mempengaruhi dan pada
gilirannya akan menimbulkan dampak positip maupun negatip.
Masuknya limbah pada lingkungan, katakanlah air buangan pabrik
kelapa sawit, masuk pada badan air tentu akan menimbulkan perubahan
sekecil apa sekalipun. Perubahan ini dapat membuat air menjadi keruh,
berwarna, berbau dan sebagainya atau sebaliknya tidak menimbulkan
pengaruh yang berarti. Bila limbah tidak memberikan perubahan kondisi air,
berarti badan air masih mampu menetralisasinya. Artinya kualitas air belum
mengalami perubahan yang berarti dan dengan demikian makhlukmakhluk
dan tanam tanaman dalam air hidup "tenteram" biasa. Perlunya penetapan
kualitas lingkungan adalah salah satu upaya untuk memantau kondisi
lingkungan dan perubahannya akibat suatu kegiatan baru. Nilai kualitas ini
berkaitan erat dengan kualitas limbah. Kualitas lingkungan diukur dari
berbagai komponen yang ada dalam lingkungan, termasuk toleransinya.
2.7. Limbah Industri
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai
nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun
dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan
berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif
sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan
kehidupan dan sumber daya. Bahan beracun dan berbahaya banyak dijumpai
sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri yang
tersimpan, diproses, diperdagangkan, diangkut dan lain-lain. Insektisida,
herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amoniak,
sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan masih
banyak lagi untuk menyebutnya satu per satu. Bila ditinjau secara kimia
bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Terdapat
lima juta jenis bahan kimia telah dikenal dan di antaranya 60.000 jenis
sudah dipergunakan dan ribuan jenis lagi bahan kimia baru setiap tahun
diperdagangkan.
Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang
bersumber dari pabrik industriy Bahan beracun dan berbahaya banyak
digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun
dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu
sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Beberapa kriteria berbahaya
dan beracun telah ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah meledak,
korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik,
patogenik, mudah membusuk dan lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan
kadar tertentu, kehadirannya
keterkaitan serta bertumpu pada potensi sumberdaya alam dan energi. Atas
dasar ini dilakukan dua macam pendekatakan yaitu pendekatan sektoral dan
pendekatan regional. Pendekatan sektoral dilakukan melalui pembangunan
industri
dasar
sedangkan
pendekatan
regional
dilakukan
melalui
ruang. Tujuan rencana tata ruang ini untuk meningkatkan asas manfaat
berbagai sumberdaya yang ada dalam lingkungan seperti meningkatkan
fungsi perlindungan terhadap tanah, hutan, air, flora, fungsi industri, fungsi
pertanian, fungsi pemukiman dan fungsi lain. Peningkatan fungsi setiap
unsur dalam lingkungan artinya meningkatkan dampak positif semaksimum
mungkin sedangkan dampak negatif harus ditekan sekecil mungkin.
Konsepsi pembangunan wilayah dengan dasar tata ruang sangat dibutuhkan
dalam upaya pembangunan industri berwawasan lingkungan.
2.7.2 Kualitas Limbah
Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari
kandungan pencemar dalam limbah. Kandungan pencemar dalam limbah
terdiri dari berbagai parameter. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil
konsentrasi, menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin
kecil. Limbah yang diproduksi pabrik berbeda satu dengan yang lain, masingmasing memiliki karakteristik tersendiri pula. Karakteristik ini diketahui
berdasarkan parameternya. Apabila limbah masuk ke dalam lingkungan, ada
beberapa kemungkinan yang diciptakan. Kemungkinan pertama, lingkungan
tidak mendapat pengaruh yang berarti; kedua, ada pengaruh perubahan tapi
tidak
menyebabkan
pencemaran;
ketiga,
memberi
perubahan
dan
dan
lain-lain. Adanya
perubahan
konsentrasi
limbah
air yang akan dibuang. Volume air limbah akan menentukan konsentrasi
bahan pencemar. Bahan pencemar dari suatu pabrik tergantung kepada
banyaknya bahan-bahan yang terbuang. Dengan asumsi bahwa semua
terkendali dengan baik. Pengendalian hanya terbatas pada bahan pencemar
yang tidak dapat dihindari, maka konsentrasi bahan pencemaran telah dapat
diperkirakan jumlahnya. Penambahan volume air hanya menyebabkan
konsentrasi turun. Dengan perkataan lain bahwa akibat pengenceran otomatis
7.
ini harus dibuang lagi yang ternyata telah mengandung sejumlah zat berbahaya
dan beracun. Di samping itu ada pula sejumlah air terkandung dalam bahan baku
harus dikeluarkan bersama buangan lain. Ada limbah yang terkandung dalam
bahan dan harus dibuang setelah proses produksi. Tapi ada pula pabrik
menghasilkan limbah karena penambahan bahan penolong.
Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
limbah cair, limbah gas/asap dan limbah padat. Ada industry tertentu
menghasilkan limbah cair dan limbah padat yang sukar dibedakan. Ada beberapa
hal yang sering keliru mengidentifikasi limbah cair, yaitu buangan air yang
berasal dari pendinginan. Sebuah pabrik membutuhkan air untuk pendinginan
mesin, lalu memanfaatkan air sungai yang sudah tercemar disebabkan oleh sektor
lain. Karena kebutuhan air hanya untuk pendinginan dan tidak untuk lain-lain,
tidaklah tepat bila air yang sudah tercemar itu dikatakan bersumber dari pabrik
tersebut. Pabrik hanya menggunakan air yang sudah air yang sudah tercemar
pabrik harus selalu dilakukan pada berbagai tempat dengan waktu berbeda agar
sampel yang diteliti benar-benar menunjukkan keadaan sebenarnya.
Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media.
Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin
memberikan jangkauan pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain
berakumulasi/bercampur dengan udara basah mengakibatkan partikel tambah
berat dan malam hari turun bersama embun. Limbah padat adalah limbah yang
sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi. Pada
beberapa industry tertentu limbah ini sering menjadi masalah baru sebab untuk
proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. Limbah penduduk kota
menjadikan kota menghadapi problema kebersihan. Kadang-kadang bukan hanya
sistem pengolahannya menjadi persoalan tapi bermakna, dibuang setelah diolah.
Menurut sifat dan bawaan limbah mempunyai karakteristik baik fisika,
kimia maupun biologi. Limbah air memiliki ketiga karakteristik ini, sedangkan
limbah gas yang sering dinilai berdasarkan satu karakteristik saja seperti halnya
limbah padat. Berbeda dengan limbah padat yang menjadi penilaian adalah
karakteristik fisikanya, sedangkan karakteristik
penilaian dari sudut akibat. Limbah padat dilihat dari akibat kualitatif sedangkan
limbah air dan limbah gas dilihat dari sudut kualitatif maupun kuantitatif.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Konsep-Konsep
Untuk
Memahami
Masalah
Lingkungan
Dan
berinteraksi
dengan
lingkungan
hidupnya,
yang
dapat
dipergunakan untuk bernafas oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu akan
tercemar oleh gas CO (karbon monoksida). Berkaitan dengan paparan ini,
perlakuan manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi mutu lingkungan
hidupnya.
Konsep mutu lingkungan berbeda bagi tiap orang yang mengartikan dan
mempersepsikannya. Soemarwoto (1991: 53) secara sederhana menerjemahkan
bahwa mutu lingkungan hidup diukur dari kerasannya manusia yang tinggal di
lingkungan tersebut, yang diakibatkan oleh terjaminnya perolehan rezeki, iklim
dan faktor alamiah lainnya yang sesuai.
Batasan ini terasa sempit, bila dikaitkan dengan pengaruh elemen
lingkungan yang sifatnya tidak dikenali dan dirasakan, misalnya dampak radiasi
baik yang disebabkan oleh sinar ultraviolet atau limbah nuklir, yang bersifat
merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
3.2 Industri Dan Pencemaran Lingkungan
Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya
itikad yang kuat dan kesamaan persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup dapatlah diartikan sebagai usaha secara sadar
untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar
kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.
Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya, secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat
menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi (daur ulang)
berupa salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi.
Tetapi untuk mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat
dimanfaatkan secara optimal maka manusia diharuskan untuk mampu
memperkecil resiko kerusakan lingkungan. Dengan demikian, pengelolaan
lingkungan dilakukan bertujuan agar manusia tetap "survival". Hakekatnya
manusia telah "survival" sejak awal peradaban hingga kini, tetapi peralihan
dan revolusi besar yang melanda umat manusia akibat kemajuan
pembangunan, teknologi, iptek, dan industri, serta revolusi sibernitika,
menghantarkan manusia untuk tetap mampu menggoreskan sejarah
baru
dapat
dijadikan
sebagai
ukuran
kemajuan
dan tetra fluoro ethylene polymer yang digunakan justru memiliki kontribusi bagi
menipisnya lapisan ozone di stratosfer.
Teknologi
memungkinkan
negara-negara
tropis
(terutama
negara
industri.
Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk
seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, pcb, meningkat tajam
telah rusak.
Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan
temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37
derajat celcius.
Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO 2r SO2, dan
debu.
Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis,
seperti minyak bumi dan batu bara yang diperkirakan akan habis pada tahun
2020.
Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya perambahan
yang disengaja atau oleh bencana kebakaran. Kondisi hara tanah semakin
tidak subur, dan lahan pertanian semakin menyempit dan mengalami
pencemaran.
pencemaran
lingkungan
hidup,
secara
teknis
telah
pengelompokannya.
Berkaitan
dengan
itu, Amsyari
(1996:
102),
Faktor Lingkungan
Faktor Perilaku
Faktor Pelayanan Kesehatan
Faktor Bawaan (Keturunan)
yang berupa makanan dan sandang sampai pada kebutuhan materi sebagai hasil
proses industri, memunculkan kecenderungan semakin meningkatnya tempat /
kegiatan yang juga menghasilkan limbah berupa bahan berbahaya dan beracun
bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Kondisi tersebut, bila tidak terkendali akan menimbulkan masalah
kesehatan yang semakin berat dan luas dengan semakin tingginya angka
kesakitan, baik karena penyakit infeksi maupun non infeksi sebagai akibat dari
pencemaran lingkungan oleh bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi transisi epidemiologik, yaitu
bergesernya pola penyakit yang sebelumnya didominasi oleh penyakit infeksi,
pada saat ini penyakit non infeksi antara lain hipertensi, jantung, diabetes melitus,
gangguan fungsi ginjal, kanker, lebih menonjol dibanding tahun-tahun
sebelumnya.
3.4 Limbah dan Masalahnya
Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya
merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari
satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai,
dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah
akhirnya bermuara di laut atau danau, seolah-olah laut atau danau menjadi tong
sampah.
Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri,
pertanian, pertambangan dan rekreasi.
Limbah pemukiman selain berupa limbah padat yaitu sampah rumah tangga,
juga berupa tinja dan limbah cair yang semuanya dapat mencemari lingkungan
perairan. Air yang tercemar akan menjadi sumber penyakit menular.
Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk
kategori atau dengan sifat limbah B3.
Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan,
ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah,
dan udara. Limbah cair, yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang
yang sangat menjadi perhatian ialah yang bersumber pada kegiatan manusia
yang dibuang ke lingkungan sebagai limbah.
Karena kajian toksikologi adalah bahan beracun, maka obyek
toksikologi lingkungan ialah limbah kimia yang beracun, umumnya termasuk
kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste and toxic
chemical).
Sedangkan yang dimaksud dengan toxicology lingkungan adalah
pengetahuan yang mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang terdapat
di lingkungan alam maupun lingkungan binaan; mempelajari dampak atau
resiko keberadaan substansi tersebut terhadap makhluk hidup.
Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan
B3 dapat diartikan Semua bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang
mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan
akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih
karakteristik :
Mudah meledak
Mudah terbakar
Bersifat reaktif
Beracun
Penyebab infeksi
Bersifat korosif.
Toksikologi lingkungan menjadi sangat penting, karena kenyataannya
adalah bahwa yang paling merasakan dampak suatu kegiatan adalah manusia,
bagian dari makhluk hidup.
Kata racun (toksin, toksikan) memang berhubungan dengan sistem
kehidupan; sistem biologi. Toksisitas suatu bahan kimia ditentukan dengan LD 50
atau LC 50, yaitu dosis atau konsentrasi suatu bahan uji yang menimbulkan
kematian 50 % hewan uji.
Pada manusia, sasaran toksikan pertama-tama adalah saluran pencernaan.
Toksikan yang masuk melalui makanan pertama kali di dalam mulut akan
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri adalah suatu kelompok usaha yang menghasilkan produk yang
serupa atau sejenis. Sedangkan produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan
oleh suatu usaha. Kegiatan industri bertujuan untuk menghasilkan suatu produk
dengan spesifikasi tertentu. Dalam melakukan kegiatan proses produksi
diperlukan bahan baku, enargi dan air serta penolong lain. Kebutuhan kan bahan
baku industri di penuhi oleh sumber daya alam.
3.2 Saran
Meskipun memiliki industri bahan baku yang melimpah, namun
perkembangan industri ini masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga
seperti Malaysia yang kapasitas produksinya mencapai dua kali lipat dari
Indonesia. Oleh karena itu, perlu di perluas dan dipelihara lahan perkebunan di
Indonesia sebagai kebun kelapa sawit karena dapat digunakan sebagai bahan baku
bagi industry oleokimia dan hasil produksinya baik untuk kategori pangan
ataupun non pangan bagi kebutuhan utama masyarakat banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Deslia Prima, 2011, makalah Industri Kimia, www.scribd.com, 02 Januari
2012. Pekanbaru.
Prabusetiawan, 2010, Industri Kimia Pabrik, www.Blogspot.com, 02 Januari
2012. Pekanbaru.