Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNSAFE ACT

(TINDAKAN TIDAK AMAN) PADA PEKERJA LAS LISTRIK


DI KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

Factors Associated with The Incidence of Unsafe Act on Electric Welding Workers in District
Mantikulore Palu

Misbahuddin Ridwan1* , Lusia Salmawati1, Rasyika Nurul2


1. Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
2. Bagian Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
Universitas Tadulako, Jl. Soekarno Hatta KM 9, Palu, 94116, Indonesia
*
E-mail: @yahoo.com

ABSTRAK

Bengkel las listrik di Kecamatan Mantikulore Kota Palu merupakan bengkel las sektor informal milik
masyarakat bergerak dibidang jasa pembuatan pagar besi dan perbaikan kendaraan. Sebagian besar pekerja las listrik
melakukan tindakan tidak aman yang dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan kerja pada saat pengelasan
dikarenkan tindakan tidak aman seperti tidak menggunakan APD, bercanda pada saat bekerja, menggunakan alat
yang sudah tidak layak pakai dan menempatkan peralatan tidak pada tempatnya di karenakan pengetahuan pekerja
tentang K3 masi rendah, bersikap kurang baik pada saat bekerja, fasilitas yang disediakan tidak dipakai dan
pengawasan yang kurang baik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional study. Populasi berjumlah 62 pekerja dimana semuanya menjadi responden (total sampling). Data
dianalisis secara deskriptif yaitu analisis univariat dan bivariat, pada taraf kepercayaan 95% (=0,05). Hasil uji chi
square menunjukan bahwa faktor pengetahuan (=0,003), sikap (=0,001), fasilitas (=0,000) dan pengawasan (
=0,001) merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian unsafe act pada pekerja las listrik di Kecamatan
Mantikulore Kota Palu. Disarankan agar pekerja hendaknya menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti
kacamata/pelindung wajah dan masker. pemilik usaha bengkel las lebih tegas dalam segi pengawasan ditempat kerja
dan dapat memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerjanya.

Kata Kunci : Unsafe Act, Pengetahuan, Sikap, Fasilitas, Pengawasan.


ABSTRACT

Repair welding electricity in Sub Mantikulore Palu is a welding workshop belonging to the informal sector of
society engaged in the manufacture of iron fence and vehicle repairs. Most workers electric welding perform unsafe
actions that could pose a risk of accidents during the welding because unsafe actions such as not using (PPE),
joking at work, using the tools that have been unsuitable and put the equipment is not in place in because knowledge
workers about health and occupational safety was low, being less good at the job, the facilities provided no tactic
and poor supervision. This type of research is quantitative research with cross sectionalstady. Population are 62
workers where all respondents (total sampling). Data were analyzed by descriptive univariate and bivariate
analysis, at the confidence level of 95% (= 0,05). The results of chi square test showed that the knowledge factor
(= 0.003), attitude (= 0.001), facilities (= 0.000) and supervision ( = 0.001) is a factor that is associated with
the incidence of unsafe act on the workers of electric welding in District Mantikulore Palu. It is recommended that
workers should use personal protective equipment (PPE) such as glasses/protector face shields and masks. welding
shop business owners be more assertive in terms of surveillance in the workplace and can pay attention to health
and safety for workers.

Keywords : Unsafe Act, Knowledge, Attitude, Facilities, Supervision.


A. PENDAHULUAN terdapat 62 pekerja yang bekerja di 16
Keselamatan dan Kesehatan Kerja usaha bengkel las tersebut. Hasil
(K3) telah berkembang di perusahaan, pengamatan pada 43 pekerja yang bekerja
dalam upaya memperkecil angka di bengkel las listrik se-Kecamatan
kecelakaan kerja dan penyakit yang Mantikulore diketahui sebagian besar yaitu
ditimbulkan oleh pekerjaan. Pada dasarnya 36 (84%) pekerja pengelasan las listrik
program-program tersebut berkembang atas masih melakukan unsafe act (tindakan
dasar pendekatan yang digunakan, melalui tidak aman), seperti tidak menggunakan
pendekatan rekayasa, pendekatan sistem, alat pelindung diri (APD), bercanda pada
kemudian yang telah banyak diterapkan saat bekerja, menggunakan alat bukan
melalui pendekatan perilaku. Sampai fungsinya dan menempatkan peralatan
sekarang pendekatan perilaku masih banyak tidak pada tempatnya. Berdasarkan latar
diterapkan dan terus dikembangkan oleh belakang yang telah diuraikan, maka
karnanya masih melekatnya pandangan peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
yang menganggap bahwa penyebab faktor yang berhubungan dengan kejadian
kecelakaan disebabkan oleh faktor perilaku unsafe act (tindakan tidak aman) pada
manusia yang tidak aman (Unsafe Act)[1]. pekerja las listrik di Kecamatan
Data Departemen Kesehatan, Mantikulore Kota Palu.
Tenaga Kerja dan Kesejateraan yang B. METODE PENELITIAN
dicetak pada bulan Maret (2012) setiap Jenis penelitian ini menggunakan
tahun hampir 100 orang pekerja di bagian metode survey analitik dengan pendekatan
pengelasan mengalami cedera sewaktu cross sectional, yakni untuk melihat
melakukan pekerjaan karena sedikit saja hubungan antara pengetahuan, sikap,
kelalaian atau tindakan berbahaya dapat fasilitas dan pengawasan dengan unsafe act
menyebabkan terjadinya kecelakaan (tindakan tidak aman) pada pekerja las
[2]
kerja . Jenis pekerjaan di bengkel las listrik di Kexamatan Mantikulore Kota Palu
listrik dibagi menjadi beberapa bagian secara simultan (bersamaan). Penelitian ini
yaitu pemotongan bahan baku, perakitan, dilakukan pada bulan Oktober - November
pengelasan, penggerindaan, pengamplasan 2016. Lokasi penelitian dilakukan di tempat
dan pengecatan. Setiap bagian pekerjaan di usaha Las Listrik di Kelurahan Mantikulore
bengkel las listrik tentunya memiliki risiko Kota Palu. Populasi pada penelitian ini
untuk terjadi kecelakaan kerja. Beberapa adalah seluruh pekerja las listrik di
penelitian yang telah dilakukan Kecamatan Mantikulore Kota Palu
menunjukkan bahwa faktor manusia sebanyak 62 orang dan jumlah sampel
menempati posisi yang sangat penting dalam penelitian ini sebanyak 62 responden
terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan menggunakan teknik Total
antara 8085%[3]. Sampling.
Kecamatan Mantikulore merupakan
kecamatan dengan jumlah usaha bengkel
las terbanyak di Kota Palu, diketahui
C. HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Hubungan Pengetahuan, Sikap, Fasilitas dan Pengawasan dengan Kejadian Unsafe
Act (Tindakan Tidak Aman) pada Pekerja Las Listrik di Kecamatan Mantikulore Kota
Palu
Unsafe Act
Total
Tinggi Rendah
n % n %
Pengetahuan
Kurang Baik 42 80,8 10 19,2 52
0,003
Baik 3 30,0 7 70,0 10
Sikap
Negatif 39 84,8 7 15,2 46
0,001
Positif 6 37,5 10 62,5 16
Fasilitas
Kurang Baik 33 91,7 3 8,3 36
0,000
Baik 12 46,2 14 53,8 26
Pengawasan
Kurang Baik 36 85,7 6 14,3 42
0,001
Baik 9 45,0 11 55,0 20
Sumber: Data Primer, 2016

Tabel 1 menunjukkan bahwa D. PEMBAHASAN


berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian
Chi Square yang dilakukan terhadap Unsafe Act (Tindakan Tidak Aman) pada
pengetahuan, sikap, fasilitas dan Pekerja Las Listrik di Kecamatan
pengawasan dengan kejadian unsafe act Mantikulore Kota Palu
(tindakan tidak aman) didapatkan hasil yaitu Berdasarkan hasil analisis
pengetahuan berhubungan dengan kejadian menggunakan uji Chi Square yang
unsafe act (tindakan tidak aman) dengan dilakukan terhadap pengetahuan dengan
nilai = 0,003, sikap berhubungan dengan kejadian unsafe act pada pekerja las listrik
kejadian unsafe act (tindakan tidak aman) di Kecamatan Mantikulore Kota Palu,
dengan nilai = 0,001, fasilitas didapatkan hasil nilai = 0,003 sehingga <
berhubungan dengan kejadian unsafe act 0,05 maka Ho pada penelitian ini ditolak,
(tindakan tidak aman) dengan nilai = artinya bahwa ada hubungan pengetahuan
0,000 dan pengawasan berhubungan dengan dengan kejadian unsafe act pada pekerja las
kejadian unsafe act (tindakan tidak aman) listrik di Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
dengan nilai = 0,001. Pengetahuan merupakan hasil dari
penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek melalui
indra yang dimilikinya[4]. Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai
tingkatan dan intensitas yang berbeda-beda. unsafe act pada pekerja las listrik di
Pengetahuan atau kognitif merupakan Kecamatan Mantikulore Kota Palu,
domain yang sangat penting dalam didapatkan hasil nilai = 0,001 sehingga <
membentuk unsafe act (tindakan tidak 0,05 maka Ho pada penelitian ini ditolak,
aman) seseorang. Sebelum seorang pekerja artinya bahwa ada hubungan sikap dengan
mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu kejadian unsafe act pada pekerja las listrik
terlebih dahulu apa arti atau manfaat dari di Kecamatan Mantikulore Kota Palu.
perilaku tersebut bagi dirinya. Seorang Sikap merupakan kesadaran dan
pekerja akan menerapkan perilaku aman kecenderungan untuk berbuat. Seorang
apabila mereka tahu apa tujuan dan tenaga kerja yang memiliki sikap baik
manfaatnya bagi keamanan diri mereka diartikan sebagai seorang tenaga kerja yang
sendiri serta apa bahaya yang akan terjadi memiliki kesadaran untuk berbuat baik
jika mereka tidak menerapkannya. selama berada di tempat kerja, dari sikap
Penelitian ini sejalan dengan tersebut dapat berkembang menjadi sikap
penelitian sebelumnya pada pekerja di PT X, selamat yang lama-kelamaan menjadi suatu
berdasarkan hasil uji statistik dengan kebiasaan untuk selalu memeperhatikan
menggunakan uji korelasi spearman keselamatan di tempat kerja dan bisa
didapatkan hasil p value yaitu 0,000 (p< menjadi sikap tidak selamat atau bertindak
0,05) dengan nilai korelasi (r) antara tidak aman ketika sikap baik selama di
pengetahuan dengan tindakan tidak aman tempat kerja buruk[6].
yaitu 0,456 yang berarti bahwa kuat Penelitian ini sejalan dengan penelitian
hubungan antara pengetahuan dengan sebelumnya pada kayawan di bagian
tindakan tidak aman sedang. Didapatkan produksi unit IV PT. Semen Tonasa, hasil
nilai korelasi (+) menunjukkan semakin baik uji statistik diperoleh nilai = 0,002 yang
pengetahuan seseorang mengenai bahaya menunjukkan bahwa ada hubungan antara
dan risiko di tempat kerja, maka semakin sikap dengan perilaku tidak aman karyawan
rendah kategori tindakan tidak aman yang di bagian produksi unit IV PT. Semen
dilakukan atau bahkan masuk dalam Tonasa dengan derajat kekuatan hubungan
kategori tindakan aman, dan sebaliknya, sedang[7].
semakin buruk pengetahuan seseorang Hubungan Fasilitas dengan Kejadian
mengenai bahaya dan risiko di tempat kerja Unsafe Act (Tindakan Tidak Aman) pada
maka kategori tindakan tidak aman yang Pekerja Las Listrik di Kecamatan
dilakukan semakin tinggi[5]. Mantikulore Kota Palu
Hubungan Sikap dengan Kejadian Berdasarkan hasil analisis
Unsafe Act (Tindakan Tidak Aman) pada menggunakan uji Chi Square yang
Pekerja Las Listrik di Kecamatan dilakukan terhadap fasilitas dengan kejadian
Mantikulore Kota Palu unsafe act pada pekerja las listrik di
Berdasarkan hasil analisis Kecamatan Mantikulore Kota Palu,
menggunakan uji Chi Square yang didapatkan hasil nilai = 0,000 sehingga <
dilakukan terhadap sikap dengan kejadian 0,05 maka Ho pada penelitian ini ditolak,
artinya bahwa ada hubungan fasilitas dengan penggunaan alat pelindung diri yang
kejadian unsafe act pada pekerja las listrik dilakukan oleh pengawas yang ditunjuk dan
di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. umumnya dirancang sendiri untuk
Tindakan tidak aman atau perilaku melakukan pemantauan terhadap
[10]
dapat terbentuk oleh 3 faktor, salah satunya pelaksanaan kerja bawahannya .
faktor pendukung (enabling) yaitu Penyebab pekerja melakukan tindakan tidak
ketersediaan fasilitas atau sarana kesehatan. aman (unsafe act) ternyata pengawasan
Ketersediaan APD dalam hal ini merupakan belum rutin dilaksanakan. Pengawasan
salah satu bentuk dari faktor pendukung pekerja informal yang dilakukan juga
perilaku, dimana suatu perilaku otomatis metodenya tidak tepat atau dengan kata lain
belum terwujud dalam suatu tindakan. belum efektif karena pengawasan tersebut
Fasilitas tempat kerja APD (Alat Pelindung masih cenderung masih melihat hubungan
Diri) merupakan alternatif terakhir dalam kekeluargaan dan dianggap mandiri tanpa
upaya pencegahan terjadinya kecelakaan perlu diawasi pekerjaannya. Pengawasan
kerja. Macam APD yang disediakan tersebut seharusnya dijalankan secara
disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada professional secara rutin dan jika ada
di tempat kerja[8]. tindakan pekerja yang tidak sesuai agar
Hasil peneliatin ini sejalan dengan diberi teguran tanpa memandang hubungan
penelitian sebelumnya di PT. PAL (Persero). kekeluargaan[11].
Analisis menggunakan uji chi square Penelitian ini sejalan dengan penelitian
didapatkan nilai p= 0,000 ( 0,05) yang sebelumnya pada pekerja las pada industri
artinya terdapat hubungan yang signifikan pengelasan informal di Kelurahan
antara fasilitas kerja dengan perilaku unsafe Gondrong, Kecamatan Cipondoh Kota
act[9]. Tangerang. Hasil uji statistik dengan
Hubungan Pengawasan dengan Kejadian menggunakan uji chi square pada variabel
Unsafe Act (Tindakan Tidak Aman) pada pengawasan didapatkan p.value yaitu 0,012
Pekerja Las Listrik di Kecamatan yang berarti nilai < 0,05. Hal ini
Mantikulore Kota Palu menunjukkan terdapat hubungan yang
Berdasarkan hasil analisis signifikan antara pengawasan dengan
menggunakan uji Chi Square yang tindakan tidak aman pekerja las[12].
dilakukan terhadap pengawasan dengan E. KESIMPULAN DAN SARAN
kejadian unsafe act pada pekerja las listrik Dari hasil penelitian yang dilakukan
di Kecamatan Mantikulore Kota Palu, pada pekerja las listrik di Kelurahan
didapatkan hasil nilai = 0,001 sehingga < Mantikulore Kota Palu, dapat disimpulkan
0,05 maka Ho pada penelitian ini ditolak, pengetahuan, sikap, fasilitas dan
artinya bahwa ada hubungan pengawasan pengawasan berhubungan dengan kejadian
dengan kejadian unsafe act pada pekerja las unsafe act (tindakan tidak aman).
listrik di Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Adapun saran yang dapat diberikan
Pengawasan merupakan kegiatan rutin pada penelitian ini yaitu diharapkan kepada
dalam bentuk observasi harian terhadap para pekerja las dapat menerapkan budaya
kesehatan dan keselamatan kerja pada 6. Soeripto, M, 2009, Higiene Industri,
pekerja informal tentang K3 agar pekerja FKUL, Bali.
menyikapi tempat kerja dengan baik dan 7. Shiddiq, S, 2013, Hubungan Persepsi
untuk pemilik usaha dan pekerja hendaknya K3 Karyawan dengan Perilaku Tidak
saling kerjasama menjaga tempat kerja agar Aman Di Bagian Produksi Unit Iv Pt.
aman, selamat pada saat bekerja dan Semen Tonasa. Fakultas Kesehatan
menjaga fasilitas ditempat kerja. Masyarakat, Universitas Hasanuddin.
F. UCAPAN TERIMA KASIH 8. Sumamur, P, K, 2009,, Hygiene
Pada kesempatan ini penulis ingin Perusahaan dan Keselamatan Kerja
mengucapkan terima kasih kepada seluruh (Hiperkes), Harapan Pers, Surakarta.
pemimpin usaha las listrik di Kelurahan 9. Sakinah, Z, 2015, Analisis Hubungan
Mantikulore Kota Palu yang telah Antara Karakteristik Individu,
mengizinkan untuk melakukan penelitian di Pekerjaan dan Komitmen Individu
di tempat usaha las listrik dan memberikan dengan Terjadinya Unsafe Act (Studi
informasi terkait dengan penelitian yang pada Divisi General Engineering PT.
peneliti lakukan. PAL Indonesia (Persero), Tesis,
DAFTAR PUSTAKA Universitas Airlangga, Surabaya.
1. Tarwaka, 2015, Keselamatan, 10. Sakinah, Z, 2015, Analisis Hubungan
Kesehatan Kerja Dan Ergonomic (K3e) Antara Karakteristik Individu,
Dalam Prespektif Bisnis, Penerbit Pekerjaan dan Komitmen Individu
Harapan Pers, Surakarta. dengan Terjadinya Unsafe Act (Studi
2. Departemen Kesehatan Tenaga Kerja pada Divisi General Engineering PT.
Dan Kesejahteraan, 2012, PAL Indonesia (Persero), Tesis,
Pemberitahuan Tentang Pencegahan Universitas Airlangga, Surabaya.
Kecelakaan Dalam Pekerjaan 11. Saragih, F, R, P, 2014, Faktor-Faktor
Pengelasan,(http://www.jitco.or.jp/dow yang Berhubungan dengan Tindakan
nload/data/saigaibousi_Indonesia.pdf). Tidak Aman Pada Pekerja Lapangan
3. Sumamur, P, K, 2009,, Hygiene PT. Telkom Cabang Sidikalang
Perusahaan dan Keselamatan Kerja Kabupaten Dairi Tahun 2014, Skripsi,
(Hiperkes), Harapan Pers, Surakarta. Universitas Sumatera Utara.
4. Notoadmojo, S, 2012, Promosi 12. Noviandry, I, 2013, Faktor-Faktor yang
Kesehtan dan Ilmu Perilaku kesehatan, Berhubungan dengan Perilaku Pekerja
Rineka Cipta, Jakarta. dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri
5. Pratiwi, D, A, 2012, Analisis Faktor- (APD) pada Industri Pengelasan
Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Informal di Kelurahan Gondrong,
Tidak Aman (Unsafe Act) pada Pekerja Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang,
di PT. X Tahun 2012, Skripsi, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Departemen Kesehatan dan Hidayatullah Jakarta.
Keselamatan Kerja Univesitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai