Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH INDUSTRI ETANOL TERHADAP KONDISI

LINGKUNGAN DI SUMBER WARAS KECAMATAN


KALIREJO KABUPATEN MALANG

Oleh:
Diva Aurelya Handayani (12)
Sofiyah Mazaya (33)
Talitha Az Zahra (34)
Yulia Ulfa Sani (36)

SMA Negeri 1 Lawang


Jl. Pramuka No.152 Kalirejo Kecamatan Lawang Kabupaten Malang
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

PT. Molindo Raya Industrial merupakan salah satu perusahaan etanol terkemuka di Indonesia.
Perusahaan ini termasuk sebagai salah satu dari tiga produsen etanol terbesar di Indonesia, dengan
volume produksi 51 juta liter etanol per tahun. Molindo memasarkan 90% dari produknya dalam pasar
domestik. Molindo memproduksi etanol melalui proses fermentasi. Karbon dioksida yang merupakan
hasil samping dari fermentasi diolah menjadi karbon diokisda cair oleh anak perusahaan PT. Molindo
Raya Industrial, yaitu PT. MIG, dan limbah cair vinase diolah menjadi pupuk kalium dan pupuk organik.
Dalam pembuatan pupuk organik, PT. Molindo Raya Industrial bekerja sama dengan PT. Petrokimia
Gresik yang telah berpengalaman dalam industri pupuk.

PT. Molindo Raya Industrial merupakan salah satu sektor industri yang penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi, namun seringkali menyebabkan dampak negatif terhadap kualitas
sungai dan udara. Limbah dari produksi dan penggunaan bahan kimia dalam PT. Molindo Raya Industrial
dapat menyebabkan penyebab utama polusi lingkungan.

Sungai di sekitar PT. Molindo Raya Industrial seringkali menjadi tempat pembuangan limbah cair
dari proses produksi, yang dapat mencemari air sungai dan membahayakan ekosistem air. Limbah ini
dapat mengandung bahan kimia berbahaya seperti logam berat, zat pewarna, dan bahan organik yang sulit
terurai.

Selain itu emisi gas dan partikel dari PT. Molindo Raya Industrial juga dapat mempengaruhi
kualitas udara di sekitarnya. Gas-gas beracun tanpa partikel-partikel baik berbahaya seperti debu halus
dapat merugikan kesehatan manusia dan berdampak negatif pada lingkungan.

Oleh karena itu penelitian tentang dampak limbah industri PT. Molindo Raya Industrial terhadap
lingkungan khususnya sungai dan udara sangat penting. Penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi
tingkat pencemaran, dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat serta memberikan dasar
untuk pengembangan solusi yang berkelanjutan dalam negatif terhadap lingkungan sekitar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana dampak aktivitas industri PT. Molindo Raya Industrial terhadap pencemaran
lingkungan, terutama dalam hal pencemaran air, dan udara?

2. Bagaimana dampak dari polusi lingkungan oleh PT. Molindo Raya Industrial terhadap kesehatan
masyarakat yang tinggal di sekitarnya?
3. Bagaimana upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif PT. Molindo Raya
Industrial?

C. TUJUAN

1. Menganalisis dampak aktivitas industri PT. Molindo Raya Industrial terhadap


pencemaran lingkungan pada pencemaran air,dan udara.

2. Mengidentisikasi dampak dari polusi lingkungan yang dihasilkan oleh PT. Molindo Raya
Industrial terhadap kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya

3. Menyelidiki dan memahami strategi dan tindakan mitigasi yang dapat diambil untuk mengurangi
dampak negatif yang dihasilkan oleh PT MOLINDO terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

D. MANFAAT

1. Penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran publik tentang masalah pencemaran lingkungan
yang diakibatkan oleh industri tersebut, sehingga mereka lebih memahami potensi risiko yang
terkait dengan aktivitas industri.

2. Penelitian ini dapat memotivasi perusahaan seperti PT. Molindo Raya Industrial untuk
meningkatkan praktik-praktik lingkungan mereka, mengurangi dampak pencemaran, dan
mematuhi peraturan yang lebih ketat.

3. Hasil penelitian dapat menjadi dasar bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk
mengambil keputusan kebijakan yang lebih baik terkait dengan regulasi industri dan upaya
pengelolaan lingkungan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Landasan teori
1. Teori tentang industri
a. Pengertian industri
Industri adalah sebuah proses dalam kegiatan perekonomian yang mengubah bahan mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Tujuan pembangunan industri adalah agar suatu benda
memiliki nilai lebih sebagai nilai kegunaan atau nilai jual. Nilai lebih inilah yang nantinya akan menjadi
sumber keuntungan bagi pihak produsen.

Menurut Undang-undang No 5 Tahun 1984 menyatakan bahwa pengertian industri adalah


kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku, mentah, setengah jadi atau bisa barang jadi diubah menjadi
sesuatu yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga mendapatkan keuntungan.

Secara harfiah menurut Soerjani dalam Albert Napitupulu industrialisasi lebih mengarah pada
suatu proses atau kegiatan industri yang tengah berlangsung, sedangkan perkembangan industrialisasi
dapat dilihat secara langsung dari meningkatnya jumlah pembangunan industri dan investasi yang
menyertainya

b. Jenis-jenis industri

Menurut Badan Statiska, industri digolongkan menjadi empat menurut banyaknya tenaga kerja,
yaitu:

1) Industri Rumah Tangga

Industri yang menggunakan tenaga kerja antara 1-4 orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala
rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.

2) Industri Kecil

Industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki
modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan
saudara.

3) Industri Sedang
Industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah
memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan
memiliki kemapuan manajerial tertentu.

4) Industri Besar

Industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal
besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki
keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and
profer test).

Klasifikasi industri secara konvensional sebagai berikut:

1) Industri Primer

Industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, misalnya pertanian, pertambangan.

2) Industri Sekunder

Industri yang mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.

3) Industri Tersier

Industri yang sebagian besar meliputi industri jasa dan perdagangan atau industri yang mengolah bahan
industri sekunder.

c. Tujuan industri

Ada beberapa tujuan pembangunan industri, seperti yang dinyatakan pemerintah. Tujuan tersebut
antara lain:

1. Menjadikan rakyat lebih makmur dan sejahtera. Pemanfaatan sumber daya alam, dan/atau hasil
budidaya untuk kegiatan industri dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan
hidup harus bisa memberikan hasil yang adil dan merata untuk kesejahteraan rakyat.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Diperlukan adanya perubahan struktur perekonomian menuju ke


arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang dalam hal ini. Semuanya dilakukan sebagai bentuk
upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada
umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya.

3. Penguasaan teknologi tepat guna. Kemampuan menguasai teknologi ini sangat penting karena
akan bisa lebih menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional.

4. Meningkatkan peran serta masyarakat. Dalam hal ini, contohnya adalah dalam industri kecil
atau industri rumah tangga yang melibatkan peran masyarakat dari golongan bawah.
5. Pemerataan kesempatan kerja. Dengan dibukanya banyak bidang industri, secara otomatis
akan membuka juga lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat yang membutuhkan.

6. Peningkatan penerimaan devisa. Seluruh bentuk industri yang ada, diharapkan bisa
membantu mendatangkan devisa yang besar bagi perekonomian negara.

7. Pengembangan pusat pertumbuhan industri. Daerah-daerah yang berpotensi sebagai sebuah pusat
lokasi industri perlu untuk segera dikembangkan dengan menggunakan metode yang baik dan benar.

8. Menciptakan stabilitas nasional dan pertahanan yang kokoh. Dengan industri yang meningkat
dan kesejahteraan masyarakat meningkat maka akan mudah untuk memperkuat sektor pertahanan
dan keamanan.

2. Teori Tentang Pencemaran

a. Pengertian pencemaran lingkungan

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan. (UU No 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12).

1. Pencemaran air dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan
menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan
sesuai peruntukannya. (DINAS LINGKUNGAN HIDUP 2019).

2. Pencemaran udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa penurunan kualitas udara
karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau atmosfer bumi. Unsur-unsur berbahaya
yang masuk ke dalam atmosfer tersebut bisa berupa karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (No2),
chlorofluorocarbon (CFC), sulfur dioksida (So2), Hidrokarbon (HC), Benda Partikulat, Timah (Pb),
dan Carbon Diaoksida (CO2). Unsur-unsur tersebut bisa disebut juga sebagai polutan atau jenis-jenis
bahan pencemar udara. Masuknya polutan ke dalam atmosfer yang menjadikan terjadinya pencemaran
udara bisa disebabkan dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia (DINAS LINGKUNGAN
HIDUP 2019).

b. Tingkatan Pencemaran

Menurut Badan Kesehatan Dunia, pencemaran yang terjadi di lingkungan terbagi menjadi empat
tingkatan, antara lain:

1. Tingkatan Pertama

Pada tingkatan ini, pencemaran tidak menyebabkan kerugian.


2. Tingkatan Kedua

Pada tingkatan ini, pencemaran mulai mengganggu komponen ekosistem dan menimbulkan iritasi pada
manusia.

3. Tingkatan Ketiga

Pada tingkatan ini, pencemaran mulai menimbulkan reaksi fatal pada tubuh dan penyakit kronis.

4. Tingkatan Keempat

Pada tingkatan ini, pencemaran sudah terlalu parah dan dapat menimbulkan kematian pada makhluk
hidup karena kadar polutan yang sangat tinggi.

3. Teori tentang limbah

a. Pengertian limbah

Menurut American Public Health Association, limbah diartikan sebagai sesuatu yang tidak
digunakan lagi, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.5 Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia
No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengolahan Lingkungan Hidup (PPLH), limbah adalah sisa
suatu usaha dan atau kegiatan. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan,
tanaman, atau sayuran. Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut
melebihi ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melebihi ambang batas,
keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah bergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

b. Jenis – jenis limbah

1. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Jenis Senyawanya:

Dibagi menjadi tiga, yaitu limbah organik, anorganik, dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
a) Limbah organik
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup yang mudah diuraikan secara alami dan
mudah membusuk. Contoh-contoh dari limbah organik, seperti dedaunan yang jatuh ke tanah, rumput,
sisa-sisa makanan, kulit sayur-sayuran dan buah-buahan, kotoran manusia dan kotoran hewan, dan tulang-
tulang hewan. Pada umumnya, limbah-limbah organik yang sering kita lihat berasal dari rumah, restoran,
hotel, dan pertanian.
b) Limbah anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa aktivitas manusia dan limbah ini sangat susah
terurai secara alami dan pembusukan secara alami. Maka dari itu, limbah jenis ini sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya. Contoh-contoh dari limbah anorganik, seperti sisa sabun cuci baju
atau piring, botol minuman bekas, kantong plastik, kaleng-kalengan, kertas, kain, kertas, dan masih
banyak lagi.

c) Limbah B3

Jenis limbah berdasarkan senyawanya yang terakhir adalah limbah B3. Istilah “B3” merupakan
kepanjangan dari Bahan Berbahaya dan Beracun. Dari namanya saja, limbah ini sudah bisa mengancam
dan membahayakan lingkungan hidup. Bahkan, kesehatan manusia juga sangat terancam dengan adanya
limbah B3.

Limbah B3 menjadi berbahaya karena di dalam limbahnya terdapat senyawa-senyawa yang sulit untuk
diurai dan beracun. Senyawa-senyawa itu berupa logam berat, seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan
Zn. Selain itu, senyawa-senyawa berbahaya ini juga dapat ditemukan pada zat kimia, seperti sianida,
fenol, pestisida, sulfida, dan lain-lain.

2. Jenis Limbah Berdasarkan Wujudnya


Kelompok jenis limbah yang kedua adalah limbah berdasarkan wujudnya. Kelompok jenis limbah ini
dibagi menjadi tiga, yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.

a) Limbah padat

Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan berasal dari sisa hasil kegiatan domestik atau
aktivitas industri. Contoh-contoh limbah padat, seperti kertas, serbuk besi, kain, plastik, kayu-kayuan, dan
serbuk besi.

Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam bagian, yaitu sampah organik mudah busuk (garbage),
sampah anorganik dan organik tidak membusuk (rubbish), sampah abu (ashes), sampah bangkai binatang
(dead animal), sampah sapuan (street sweeping), dan sampah industri (industrial waste).

b) Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang bentuknya cari dan berasal dari sisa-sisa hasil buangan kegiatan
domestik atau proses produksi. Limbah cair itu sendiri berupa air yang sudah tercampur atau tersuspensi
dengan bahan-bahan buangan hasil dari sisa-sisa produksi.
Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu limbah cair domestik (domestic
wastewater), limbah cari industri (industrial wastewater), rembesan dan luapan (infiltration and inflow),
dan air hujan (strom water).

c) Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang dimana udara sebagai medianya.. Semakin banyak limbah gas yang naik
ke udara, maka kualitas udara semakin menurun. Bahkan, limbah gas yang dibiarkan di udara bisa
membuat kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya terganggu. Limbah gas itu sendiri bisa berasal
dari asap kendaraan bermotor, asap kebakaran hutan, asap pabrik, dan lain lain.

Contoh-contoh limbah gas seperti Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida
(NOx), Sulfur Oksida (SOx), Asam Klorida (HCI), Ammonia (NH3), Metan (CH4), Hidrogen Fluorida
(HF), Nitrogen Sulfida (NS), dan Klorin (Cl2).

3. Karakteristik Limbah Khusus


Namun, jika lebih dikerucutkan atau dikhususkan lagi, limbah dapat dibagi menjadi tiga karakteristik,
pertama karakteristik fisik, kedua karakteristik kimia, dan ketiga karakteristik biologi.

a) Karakteristik fisik
Karakteristik fisik pada limbah terdiri dari beberapa bagian, yaitu zat padat, bau, suhu, warna, dan
kekeruhan. Karakteristik ini bisa dirasakan oleh tubuh manusia. Misalnya, bau yang dapat dicium oleh
alat indera hidung, warna yang dapat dilihat dengan mata kita, dan sebagainya.

b) Karakteristik kimia
Karakteristik kimia pada limbah terdiri dari bahan organik, BOD (Biologycal Oxygen Demand), DO
(Dessolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puisaance d’Hydrogen Scale), dan logam
berat. Pada dasarnya karakteristik ini adalah pengukuran limbah itu sendiri. Semakin sering mengukur
kadar kimia limbah di suatu lingkungan, maka kita akan tahu apakah lingkungan tersebut sudah bersih
atau belum.

c) Karakteristik biologi
Karakteristik biologi pada limbah biasanya digunakan sebagai alat pengukur kualitas air
khususnya air yang dikonsumsi atau diminum. Air yang kita minum sebaiknya dicek secara
berkala supaya air yang masuk ke dalam tubuh kita adalah air bersih dan sehat.
4. Teori tentang lingkungan

a. Pengertian Lingkungan

Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Amos adalah berasal dari kata
lingkung yaitu sekeliling, sekitar. Lingkungan adalah bulatan yang melingkungi atau melingkari, sekalian
yang terlingkung di suatu daerah sekitarnya.

Lingkungan menurut Ensiklopedia Umum dalam Amos adalah alam sekitar termasuk orang-orang
dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan
kebudayaannya.

Lingkungan menurut Ensiklopedia Indonesia dalam Amos adalah segala sesuatu yang ada di luar
suatu organisme, meliputi: (1) lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang
terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi,
atmosfer, dan lainnya, (2) lingkungan hidup (biotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang
terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewa, dan manusia. Lingkungan adalah seluruh faktor
luar yang mempengaruhi suatu organisme, faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic factor)
atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor) misalnya suhu, curah hujan, panjangnya siang,
angin, serta arus-arus laut

Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi suatu organisme, faktor-faktor ini
dapat berupa organisme hidup (biotic factor) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor)
misalnya suhu, curah hujan, panjangnya siang, angin, serta arus-arus laut.

UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal-1,
menjelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.23 Lingkungan diartikan sebagai kombinasi antara
kondisi fisik dan kelembagaan. Kondisi fisik mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air,
energi surya, udara, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan.
Sedangkan bagian kelembagaan dari lingkungan adalah ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik itu

b. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik adalah segala benda mati dan keadaan fisik yang ada disekitar individu-
individu, seperti batu-batuan, mineral, air, udara, unsur-unsur iklim, cuaca, suhu, kelembapan, angin,
faktor gaya berat, dan lain-lain.

Lingkungan fisik atau yang disebut lingkungan abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan
untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen
penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik
merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk
menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut.

Beberapa contoh komponen abiotik adalah sebagai berikut:

1. Air
Air (Hidrogen hidroksida) merupakan salah satu komponen vital yang paling dibutuhkan oleh seluruh
makhluk hidup. Manusia sendiri mempunyai kurang lebih 70 persen kandungan air di dalam tubuhnya.
Fungsi air adalah sebagai pelindung serta penghantar energy di dalam tubuh makhluk hidup.
Kebutuhan air dari suatu organisme tidak dapat disamakan dengan kebutuhan organisme lain. Di samping
itu, kondisi atau tempat tinggal antara organisme satu dengan organisme yang lain juga mempunyai
ketersediaan air yang berbeda-beda. Hal ini juga mempengaruhi cara hidup organisme di suatu tempat.

Misalnya di lingkungan gurun yang memiliki ketersediaan air yang sedikit, para tumbuhan pun
beradaptasi dengan keadaan alam di sana. Misalnya seperti tumbuhan kaktus yang menumbuhkan daun
berbentuk duri dan memiliki por-pori yang sempit dan berguna untuk mengurangi penguapan.

2. Cahaya Matahari
Cahaya matahari adalah salah satu komponen abiotik yang memiliki peran penting untuk membantu
berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Selain itu, hampir semua makhluk hidup
membutuhkan cahaya matahari karena mengandung vitamin yang diperlukan oleh tubuh.

Cahaya matahari juga dapat mempengaruhi kelembaban dan temperatur udara pada suati daerah yang
berujung pada kondisi dari tekanan udara. Secara tak langsung, semua komponen abiotik ini saling
berhubungan antara satu sama lain.

3. Udara dan Suhu Udara


Udara adalah komponen abiotik yang menjadi kebutuhan primer dari seluruh organisme yang fungsinya
untuk sistem pernapasan. Sedangkan karbondioksida yaitu hasil dari respirasi makhluk hidup dan
dihasilkan oleh manusia dan juga hewan.

Karbondioksida sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk membantu keberlangsungan proses fotosintesis.
Selain itu, bumi juga dilindungi oleh lapisan udara yang disebut dengan atmosfer.

Sedangkan suhu udara yang dimaksud adalah derajat panas suatu benda yang ditunjukkan
menggunakan besaran tertentu. Suhu udara dapat mempengaruhi metabolisme dalam komponen biotik.
Seluruh makhluk hidup memiliki batasan suhu tertentu untuk bertahan hidup.
4. Angin
Angin adalah aliran udara yang berasal dari terjadinya rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan
tekanan udara di sekitarnya. Angin memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi suhu lingkungan
serta membantu terjadinya proses evaporasi atau penguapan bagi para organisme.

5. Kelembaban
Kelembaban adalah hasil dari konsentrasi uap air yang berada di udara. Kelembaban secara langsung
dapat memberikan pengaruh kepada iklim dan secara tidak langsung mempunyai pengaruh pada
pertumbuhan makhluk hidup khususnya bagi para umbuhan.

6. Iklim
Iklim adalah sebuah kondisi atau keadaan hawa di wilayah tertentu dalam periode waktu yang lama. Iklim
dapat terbentuk sebagai akibat interaksi dari berbagai komponen abiotic lainnya, seperti air, udara, suhu,
curah hujan, kelembaban, cahaya matahari dan lain-lain.

Iklim dapat berpengaruh pada sebaran organisme di seluruh muka bumi. Iklim juga memiliki keterkaitan
yang erat dengan kesuburan tanah serta kelangsungan hidup tumbuhan.

Contohnya wilayah Indonesia mempunyai iklim tropis sehingga memiliki ekosistem dengan variasi
makhluk hidup yang beraneka ragam dan juga hutan yang lebat atau dapat disebut sebagai hutan hujan
tropis yang tidak dimiliki wilayah lain dengan keadaan iklim non-tropis.

7. Garam Mineral
Garam mineral adalah senyawa yang berada di dalam tanah. Fungsi dari garam mineral yaitu untuk
membantu proses metabolisme dan juga pertumbuhan dari suatu organisme.

8. Derajat Keasaman atau pH


pH yakni ukuran tingkat asam atau basa pada suatu benda yang dapat diukur dengan menggunakan
skala 0-4. Contohnya seperti nilai pH tanah yang sangat cocok untuk ditumbuhi tumbuhan yaitu dengan
nilai pH berkisar antara 5,8 hingga 7,2. Kadar pH yang baik juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan
pupuk, curah hujan, aktivitas akar tanaman dan juga penguraian mineral yang berada di dalam tanah.

9. Bebatuan dan Tanah


Komponen abiotik berupa bebatuan dan tanah juga mempunyai peran yang sangat penting dalam
persebaran organisme dengan struktur fisik, pH, serta kandungan mineral yang beraneka ragam di
dalamnya.

Bebatuan dan tanah tidak dapat terpisahkan, bebatuan tanpa tanah tidak akan bisa ditempati oleh makhluk
hidup, begitu pula sebaliknya. Selain itu, jenis tanah, komposisi partikel tanah (tekstur), derajat keasaman
(pH), dan juga kandungan garam mineral (unsur hara) dapat mempengaruhi kualitas dari tanah itu sendiri.
10. Topografi
Topografi adalah tata letak dari suatu tempat dan dilihat dari garis bujur dan juga garis lintang. Perbedaan
pada topografi juga bisa menjadi pengaruh bagi kelembaban, tekanan udara, cahaya matahari serta suhu
udara di suatu tempat. Topografi juga dapat menggambarkan pendistribusian suatu organisme.

Itulah sepuluh contoh dari komponen abiotik yang paling memiliki pengaruh vital dalam sesuatu
ekosistem. Komponen abiotik yang merupakan faktor fisik dan kimia ini juga dapat disebut sebagai faktor
ekologis.

B. HIPOTESIS

Produksi industri etanol dapat berpotensi memberikan dampak positif terhadap kondisi lingkungan sekitar
melalui pengurangan emisi karbon, namun, proses produksinya juga dapat menimbulkan risiko terkait
penggunaan sumber daya alam dan dampak yang mungkin timbul dari limbah industri

Anda mungkin juga menyukai