Anda di halaman 1dari 11

PAPER

TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN INDUSTRI

Oleh :

SILFI INDRIAN (2011131017)

KELAS TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENCEMARAN INDUSTRI B

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
Analisis dan Pengelolaan Pencemaran Lingkungan

Silfi Indrian

Universitas Andalas

ABSTRAKSI

Proses industrialisasi ternyata telah memberikan kontribusi pada perjalanan waktu yang
sangat panjang dan akhirnya mencapai kondisi kerusakan lingkungan seperti perusakan
lapisan ozon, terjadi efek rumah kaca, meningkatnya keasaman tanah dan air permukaan,
dan lainnya yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Karena
limbah industri baik itu dalam bentuk padatan, cair maupun gas, umumnya bersifat sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), maka zat beracun yang sangat menjadi perhatian ialah
yang bersumber pada kegiatan manusia yang dibuang ke lingkungan sebagai limbah. Dalam
menyelesaikan masalah ini perlu diperhatikan langkah-langkah penanganan kasus
pencemaran lingkungan. Dilanjutkan dengan proses investigasi dan asesmen kasus
pencemaran lingkungan.
Kata kunci : beracun, industrilisasi, investigasi, limbah, lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan
sumberdaya alam guna meningkatkan mutu kehidupan rakyat. Dalam pada itu sumber daya
alam tidaklah tak terbatas baik dalam jumlah maupun kualitasnya, sedangkan kebutuhan
akan sumberdaya tersebut makin meningkat sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk
serta meningkatnya kebutuhan. Sejalan dengan itu daya dukung lingkungan dapat terganggu
dan kualitas hidup dapat menurun.
Pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang makin meningkat mengandung
resiko penurunan dan perusakan lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem
dapat pula rusak karenanya. Hal demikian akan merupakan beban sosial, karena pada
akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang harus menanggung beban pemeliharaannya.
Terpeliharanya ekosistem yang baik dan sehat merupakan tanggung jawab yang menuntut
peran serta setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. Oleh
karena itu pembangunan yang bijaksana harus dilandasi wawasan lingkungan sebagai sarana
untuk mencapai kesinambungan pembangunan dan menjadi jaminan bagi kesejahteraan
generasi sekarang dan mendatang.
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas,
pertanian, maupun industri non migas lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat
pencemaran lingkungan yang meliputi perairan, udara dan tanah yang disebabkan oleh hasil
buangan industri-industri tersebut. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh perkembangan industri tersebut perlu dilakukan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan, salah satunya yaitu dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Proses industrialisasi dalam suatu negara menyebabkan perubahan diberbagai bidang
kehidupan. Ada tiga faktor penting yang berperan dominan, yakni: perubahan pola
pendapatan masyarakat, sistem kerja penduduk, dan limbah yang dibuang ke lingkungan
sekitarnya. Ketiga faktor di atas ternyata berpengaruh besar terhadap struktur kesehatan
masyarakat, terutama mengenai: pola penyakit yang ada, sistem pelayanan kesehatan, dan
prioritas pendidikan tenaga kesehatan.
Di negara industri pola penyakit bergeser dari penyakit infeksi ke non infeksi dan dari
gangguan fiski ke gangguan jiwa. Sistem pelayanan kesehatannya selain menekankan
pelayanan klinis untuk menangani penyakit kronis non-infeksi juga dikembangkan sistem
pemantauan secara intensif kualitas lingkungnnya, baik masalah air, udara, dan makanan.
Dalam pendidikan tenaga kesehatan disiapkan tenaga spesialis untuk menangani penyakit
kronis, pendidikan tenaga laboratorium lingkungan terutama kesehatan lingkungan yang
profesional.
B. Rumusan Masalah
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama dan hampir ada di setiap
negara, baik negara maju maupun negara berkembang, yang semakin penting untuk disele-
saikan karena hal ini menyangkut keselamatan, kesehatan, kehidupan dan kelangsungan
perkembangan lingkungan kita. Pencemaran lingkungan ini dapat berupa pencemaran tanah
air dan udara yang mana berfungsi sebagai sumber energi bagi makhluk hidup. Misalnya
kontaminasi tanah dan sumber air tanah oleh sampah, laut dan biotanya, terjadi-nya hujan
asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, dan masih banyak lagi masalah yang
timbul akibat pencemaran lingkungan. Permasalahan ini harus segara di atasi dengan proses
dan tahapan yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menciptakan
lingkungan yang sehat. Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, harus
diketahui terlebih dahulu dari mana sumber pencemaran itu berasal, bagaimana proses
pencemaran itu terjadi dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan
tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dilakukan penulisan dengan judul “Analisis
dan Pengolaan Pencemaran Lingkungan”.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami definisi dari pencemaran lingkungan dan limbah
2. Dapat meperhatikan pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar lingkungan tempat
tinggal
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pengusaha dan Calon Pengusaha
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan proses
industrilisasi dan mampu mengatasi dampak pencemaran lingkungan yang dihasilkan
melalui limbah industri.
2. Bagi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai tambahan bahan
referensi bagi kalangan akademis sebagai masukan dan menjadi bahan pertimbangan
dalam mengembangkan materi mengenai pengolahan limbah industri.
3. Bagi penulis
Digunakan untuk menambah pengetahuan tentang pencemaran lingkungan yang terjadi
dalam proses industrilisasi dan untuk memenuhi persyaratan akademik dalam
menyelesaikan studi pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN

Menutur UULH No.4 tahun 1982, Bab.I,Pasal 1, ayat 7 menyatakan bahwa “Pence-
maran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan dan berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia dan/atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya”.
Perubahan radikal pada interaksi aktivitas antropogenik dengan lingkungan alam terjadi
melalui revolusi industri pada abad ke-18. Revolusi industri ini ditandai dengan pengambilan
bahan bakar fosil secara besar-besaran oleh aktivitas sosio ekonomi yang mengakibatkan
kecenderungan kerusakan ekosistem yang meningkat. Meluasnya aktivitas industri secara luar
biasa lebih kurang 2 abad lamanya menjelma menjadi industrialisasi, dan eksistensinya kini
menuju proses yang tidak terkendali, tidak berkelanjutan dan mulai merusak lingkungan hidup.
Proses industrialisasi ternyata telah memberikan kontribusi pada perjalanan waktu yang
sangat panjang dan akhirnya mencapai kondisi kerusakan lingkungan seperti sekarang ini.
Beberapa gejala kerusakan lingkungan yang muncul akibat proses industrilisasi yaitu
perusakan lapisan ozon, terjadi efek rumah kaca, meningkatnya keasaman tanah dan air
permukaan, meningkatnya konsentrasi logam berat pada sedimen dan tanah, akumulasi bahan
kimia tak terurai, kontaminasi dan menurunnya debit air tanah, permusnahan hutan hujan
tropik, lahan basah serta keanekaragaman hayati.
Industrialisasi diperlukan untuk mempercepat produksi bahan dan jasa atau mening-
katkan taraf hidup manusia. Sistem ini akan banyak memerlukan banyak tenaga kerja, suplai
energi dan bahan baku. Dengan demikian terjadi diplisi bahan baku dan energi yang perlu dicari
atau diimpor dari negara lain atau dibuat dari bahan sintetik. Bahan-bahan sintetik ini banyak
yang bersifat racun lingkungan. Seiring dengan proses inilah buangan industri menjadi semakin
banyak dalam jumlah maupun kualitasnya. Oleh karena itu di dalam kegiatan industri akan
terjadi kerusakan sumber daya dan lingkungan, baik karena eksploitasi bahan baku alami
maupun buangan industri.
Proses industri dimulai dari pengolahan bahan baku dengan memanfaatkan energi dan
fluida, lalu terjadilah proses transformasi atau perubahan menjadi suatu produk yang memiliki
nilai sesuai dengan yang diharapkan produsen dan konsumen. Selain itu hasil dari proses
transformasi ini juga dapat berupa limbah industri yang dapat diolah kembali atau menjadi
limbah di lingkungan industri. Tidak hanya di lingkungan sekitar proses industri, beberapa
jenis limbah dapat mencemari tempat lain karena pembuangan limbah yang tidak pada
tempatnya seperti sungai. Setiap proses yang dilakukan pada industrialisasi mulai dari proses
pengolahan bahan baku hingga sampai ketangan konsumen seluruhnya berkemungkinan besar
untuk menghasilkan limah.
Limbah adalah bahan buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
yang tidak dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomi. Bahan buangan ini dapat terdiri
dari material padat, semipadat, cairan atau gas yang berasal dari industri, perdaga-ngan,
pertambangan, pertanian dan kegiatan masyarakat. Limbah sendiri dapat dikelompok-kan
menjadi tiga jenis limbah, yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikulat. Limbah-
limbah ini harus dapat didaur ulang karena jika kita tidak dapat mendaurulang limbah yang
masuk ke lingkungan akan timbul persoalan-persoalan lingkungan yang dapat mengganggu
fungsi dan kualitas lingkungan alam ataupun lingkungan buatan manusia. Limbah yang
mengandung bahan pencemar akan mengubah kualitas lingkungan bila lingkungan mengalami
beberapa hal seperti lambatnya proses terdaurulangnya limbah melalui proses alami, tidak
segeranya tersedia alur teknologi yang memunculkan sumberdaya berguna dari bahan-bahan
yang merupakan limbah, dan lebih tingginya laju pemanfaatan sumberdaya dibandingkan
dengan laju terdaurulangnya sumberdaya tersebut.
Limbah-limbah bermasalah yang berasal dari kegiatan masyarakat dipemukiman,
industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi yang dibuang ke lingkungan alam maupun
buatan manusia menimbulkan masalah yang merata dan menyebar luas dihampir semua
tempat. Misalnya limbah gas dari industri bahan bakar yang terbawa angin dari tempat industri
tersebut ke tempat lainnya, seperti pemukiman masyarakat dan lebih luas lagi. Untuk limbah
cair atau padat yang dibuang ke sungai, hanyut dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-
batas wilayah dan berakhir di laut, sungai ataupun danau. Seolah-olah laut dan danau menjadi
tong sampah untuk limbah industri, hal ini berdampak besar terhadap kerusakan biota laut dan
air yang tercemar akan menjadi sumber penyakit bagi makhluk hidup.
Kegiatan industri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun
disamping itu kegiatan ini juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan
perairan, tanah, dan udara. Limbah industri dalam bentuk apapun, seperi gas, cair maupun
padat, umumnya termasuk kategori limbah bahan berbahaya dan beracuan (B3). Limbah cair
yang dibuang ke perairan akan mengganggu kehidupan biota air dan mengotori air, yang mana
air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan makhluk hidup. Sedangkan limbah padat yang
dibuang sembarangan akan mencemari tanah dan sumber air tanah. Untuk limbah gas yang
dilepas di udara tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam dan menimbulkan kerugian besar, karena merusak bangunan, ekosistem perairan, lahan
pertanian dan hutan.
Karena limbah industri pada umumnya bersifat sebagai bahan berbahaya dan beracun
(B3), maka substansi atau zat beracun di lingkungan yang sangat menjadi perhatian ialah yang
bersumber pada kegiatan manusia yang dibuang ke lingkungan sebagai limbah. Kajian dampak
limbah terhadap manusia maka objek yang distudi adalah limbah beracun, umumnya termasuk
kelompok limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste and toxic chemical) . Kajian
toksikologi lingkungan mempelajari efek substansi toksik (beracun) yang terdapat di
lingkungan alam maupun lingkungan binaan; mempelajari dampak atau resiko keberadaan
substansi tersebut terhadap makhluk hidup.
Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3 dapat diartikan “Semua bahan/
senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut”. Limbah B3
diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik, yaitu mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, penyebab infeksi, dan bersifat korosif. Limbah B3
dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada kesehatan
manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya meminum air yang
terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah menggandakan
(biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.
Limbah B3 yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia, karena pada umumnya
limbah kimia mengandung berbagai macam unsur logam berat yang memiliki sifat akumulatif
dan beracun (toxic) sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Adapun jenis limbah
lain yang menye-babkan ikan, udang dan biota air lainnya terkontaminasi, yaitu limbah
pertanian yang berasal dari penggunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan atau tidak sesuai
dengan peraturan. Penggunaan pestisida yang berlebihan ini juga dapat mengkontaminasi
sayuran dan buah-buahan yang menyebabkan keracunan konsumen. Sisa dari penggunaan
pupuk yang berlebihan bila sampai diperairan dapat merangsang pertumbuhan gulma penyebab
munculnya eutrofikasi. Untuk industri pertam-bangan seperti emas akan menghasilkan limbah
berupa logam berat cair penyebab keracun-an syaraf dan merupakan teratogenik. Sedangkan
kegiatan pariwisata menimbulkan limbah melalui sarana transportasi yang membuang limbah
gas di udara atau tumpahan minyak dan oli di laut sebagai limbah perahu atau kapal motor
dikawasan wisata tersebut. Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan
transportasi, pertanian, rumah tangga, dan lainnya akan meningkatkan tingkat pencemaran
lingkungan di perairan, atmosfer ,makanan dan tanah.
BAB III
METODOLOGI
A. Langkah-langkah Pendekatan Penyelesaian Masalah Pencemaran Lingkungan
Dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan kita harus memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Skrening lokasi kasus pencemaran terjadi dengan mengumpulkan informasi awal
berupa informasi bahan atau jenis limbah apa yang mencemari, bagaimana proses
pencemaran tersebut terjadi, menelusuri literatur publikasi terkait, menelusuri
pengalaman industri terkait, dan berapa besar tingkat pencemaran atau kontaminasi
arealnya.
2) Melakukan inspeksi lapangan yang dilakukan oleh petugas berwenang, seperti tim
PPNS atau Bapelda, Kepolisian, dan instansi terkait yang bersifat legal dengan
melakukan pengukuran dan sampling.
3) Menentukan berapa tingkat bahaya polutan dengan menganalisis sampel di
laboratorium yang terakreditasi.
4) Pemilih alternatif-alternatif aksi remedial untuk pemulihan lahan atau lingkungan yang
tercemar.
5) Melakukan aksi remedial berupa negoisiasi biaya recovery
6) Melakukan Monitoring post closure.

B. Tahapan-tahapan Proses Investigasi dan Asesmen Kasus Pencemaran Lingkungan


Proses investigasi dan asesmen kasus pencemaran lingkungan dilakukan dengan tahapan-
tahapan berikut.
1) Identifikasi jenis dan sifat-sifat bahan toksis
2) Pengukuran kadar dan pemaparannya di lingkungan
3) Pengukuran kadar residu di dalam organ target
4) Pengukuran kerusakan lingkungan
5) Pengukuran bahaya dan risiko yang dapat ditoleransi
6) Pengukuran khusus berdasarkan baku mutu dan pelaksaan monitoring.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mulyani dan Muhammad Rijal. 2016. Industrilisasi, Pencemaran Lingkungan dan
Perubahan Struktur Kesehatan Masyarakat. Biologi Sel. Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Puangrimagalatung Pare-Pare, Sul-Sel. Vol. 7 No. 2 hal. 176.

Anda mungkin juga menyukai