Anda di halaman 1dari 7

Pencemaran Limbah Pabrik Sekar Group

Oleh :
Adinda Eka Juni Alista, Devi Oktavia Pramesti, Fadilatun Naimah, Mochammad Bagas Bukhori,
Moh. Zahron Afifudin,
Program Studi Sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email : 10020321034@student.ac.id , 10010321006@student.ac.id ,


10010321008@student.ac.id , 10010321019@student.ac.id , 10010321021@student.ac.id

Abstrak : Adanya sebuah perusahaan atau pabrik di tengah-tengah masyarakat akan selalu
menimbulkan pro dan kontra, namun dalam riset kami akan memberikan perspektif kontra
tentang pencemaran limbah dari pabrik sekar group yang ada di sidoarjo. dampak yang dirasakan
oleh masyarakat tentang pencemaran limbah dari pabrik ini sangat mempengaruhi tingkat
Kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar, hal ini dibuktikan dengan adanya pembuangan
limbah ke irigasi sungai dan pencemaran udara. maka diperlukan pembaruan kebijakan
pengelolaan limbah yang bersifat menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan, serta mengembangkan
rencana yang cermat dan praktis bagi para pemangku kepentingan untuk menilai potensi limbah
bagi manusia dan lingkungan.

Kata Kunci : Pencemaran, Limbah, Kesehatan

1. Pendahuluan
Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat digunakan kembali,
apabila limbah ini terlalu banyak di lingkungan maka akan berdampak pada pencemaran
lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi
dua bagian sumber yaitu limbah yang bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan
limbah yang berasal dari nondomestik (pabrik, industri dan limbah pertanian). Bahan-bahan
yang termasuk dari limbah harus memiliki karakteristik diantaranya adalah mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif dan lain-lain.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak
mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak
negatif terhadap sumber daya air, antara lain menurunkan kualitas air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada
sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air
secara seksama. Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia.
Sektor industri telah memberikan kontribusi yang besar seperti pembukaan lapangan
kerja dengan ditemukannya inovasi dalam bidang teknologi dan berbagai kontribusi lainnya
baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. Kemajuan dalam bidang industri di Indonesia
meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini memberikan berbagai dampak positif yaitu
terbukanya lapangan kerja, membaiknya sarana transportasi dan komunikasi serta
meningkatnya taraf sosial ekonomi masyarakat. Suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari
adalah perkembangan kegiatan industri secara umum juga merupakan sektor yang sangat
potensial sebagai sumber pencemaran yang akan merugikan bagi kesehatan dan lingkungan.
Industri dan pabrik sekarang ini memproduksi barang dalam jumlah besar. Proses
pembakaran di pabrik tersebut menghasilkan asap beracun yang dilepaskan ke udara
sehingga menyebabkan zat-zat seperti karbon dioksida, hidrokarbon, dan senyawa
membahayakan lainnya mudah tersebar. Permasalahan lingkungan akibat aktivitas industri
pada prinsipnya bervariasi antara tiap tiap industri. Setiap industri memiliki proses, bahan
baku, dan hasil produk yang berbeda. Kegiatan industri ini akan mengeluarkan sisa-sisa
proses dalam bentuk zat-zat dan limbah dengan karakteristik tertentu yang dapat menjadi
agen polutan lingkungan. Agen-agen polutan ini dapat masuk ke media lingkungan seperti
udara, air, tanah, atau makanan.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945(Pasal 28 H)
menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
konstitusional bagi setiap warga Indonesia.Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia
harus dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas berkelanjutan,
dan asas keadilan. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Penggunaan sumber daya alam harus selaras serasi, dan seimbang dengan fungsi
lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan merupakan upaya sadar
dan terencana dalam mengelola SDA (Sumber Daya Alam) untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mutu hidup masyarakat.

2. Pembahasan
Isu tentang Kesehatan lingkungan menjadi salah satu topik yang sering dibahas oleh
Sebagian besar masyarakat terutama di daerah yang letaknya berdekatan dengan industri.
Pabrik merupakan tempat yang banyak menjadi sorotan warga jika dikaitkan dengan isu
Kesehatan lingkungan. Masyarakat yang tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi pabrik akan
merasakan dampaknya secara signifikan. Karena pabrik yang beroperasi banyak memberikan
dampak bagi pekerja maupun warga sekitar. Dampak tersebut juga bisa berkaitan dengan
kesehatan, hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh limbah dari adanya pabrik terhadap
lingkungan sekitarnya. Dari adanya proses yang dijalankan oleh sebuah pabrik akan selalu
menghasilkan limbah, yang mana limbah-limbah tersebut akhirnya menjadikan suatu
permasalahan tersendiri bagi lingkungan maupun warga yang berada di sekitar pabrik.
Terlebih jika terdapat adanya pembuangan limbah yang diarahkan pada aliran sungai di
daerah sekitar pabrik, hal tersebut tentu sangat berpengaruh pada lingkungan warga sekitar
bahkan mampu memberikan dampak yang buruk.
Selain dari adanya limbah, proses pengolahan yang dilakukan oleh pabrik juga dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga dapat mengganggu indera penciuman bagi
warga sekitar. Hal tersebut juga dapat menimbulkan permasalahan, karena sama saja dengan
menimbulkan adanya ketidaknyamanan bagi warga sekitar pabrik. Dari timbulnya kedua
permasalahan di atas, keduanya jika tidak dikelola atau diadakan tindakan yang baik, maka
mampu berakibat buruk pada kesehatan seperti limbah yang dialirkan ke sungai dapat
menyebabkan pencemaran yang terjadi disekitar lingkungan sungai itu sendiri, terlebih jika
masih terdapat warga yang menggantungkan aktivitasnya pada daerah sekitar sungai, lalu bau
tidak sedap yang ditimbulkan dari ada proses pengolahan di pabrik juga mampu
mengakibatkan gangguan pada indera penciuman manusia
Salah satu pabrik yang menjadi perhatian masyarakat tentang dampaknya bagi
Kesehatan lingkungan adalah PT Sekar Group yang berlokasi di kelurahan Pucang
kecamatan Sidoarjo kabupaten Sidoarjo. Lokasi pabrik ini berada tepat di tengah dan
berdekatan langsung dengan pemukiman warga kelurahan Pucang. Dampak yang sangat
dirasakan oleh warga sekitar adalah bau yang tidak sedap. Bau yang sudah berlangsung lebih
dari sepuluh tahun lamanya. Bau itu disebabkan dari pembuangan limbah pabrik yang dekat
dengan pemukiman warga. Sehingga dampaknya tidak hanya ke warga tapi juga sampai ke
tempat belajar. Selain itu, warga yang terkena dampak dari limbah tersebut, membuat kondisi
Kesehatan warga selayaknya perlu diperhatikan oleh pemerintah.
PT Sekar Laut Group perusahaan yang bergerak di bidang pengemasan ikan laut yang
diekspor ke berbagai manca negara terletak di Sidoarjo, diprotes warga. Diduga perusahaan
itu melakukan pencemaran yang menimbulkan bau busuk akibat pembuangan limbah pabrik
di sungai. Aliran sungai tersebut, mengalir ke timur dan melewati Desa Bluru dan Desa
Kemiri. Banyak warga sekitar desa Kemiri yang merasakan dampak negatif dari PT Sekar
Laut. Warga yang tergabung dalam Gerakan Anak Sidoarjo Setia (Ganass) memprotes bau
tidak sedap yang diduga berasal dari limbah PT Sekar Laut Group yang dibuang ke sungai.
Selain itu warga juga khawatir akan kondisi kesehatan anak-anaknya. Oleh karena itu, warga
melakukan aksi tuntutan kepada PT Sekar Laut. Namun warga tidak bisa berbuat banyak,
mereka berharap Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bisa segera menindaklanjuti permasalahan
ini. Protes itu dilakukan di depan Pendopo Wibawa Delta Sidoarjo. Setelah melakukan orasi
di depan Pendopo Delta Wibawa, mereka menuju ke Sekar Laut. Mereka menutup saluran
yang diduga sebagai tempat membuang limbah. Saluran itu ditutup dengan semen
menggunakan satu unit truk molen.
Dalam berita yang beredar Chamim Putra Ghafoer selaku Korlap aksi mengatakan
bahwasanya warga Desa Kemiri Kecamatan Kota Sidoarjo setiap hari selalu mencium bau
tidak sedap dari pembuangan limbah PT Sekar Laut Group. Pada aksi pertama PT. Sekar laut
tidak menggubris keluhan warga terkait pembuangan limbah. Kemudian para warga
melakukan aksi untuk kedua kalinya sebagai bentuk protes adanya pembuangan limbah,
keluhan itu tidak hanya datang dari warga saja bahkan Para siswa yang sekolahnya
berdekatan dengan area itu setiap hari juga mencium bau tidak sedap. Setiap hari masyarakat
yang melewati jalan area PT. Sekar Laut juga mencium aroma Bau yang tidak sedap. Dalam
berita tersebut juga mengatakan penjelasan dari pihak General Manager PT Sekar Laut
William Cung , bahwasannya Sekar Laut Group setiap tahunnya melakukan pemeriksaan
baku mutu limbah. Itu sebabnya, jika ada masyarakat yang menganggap ada pencemaran
limbah, hal itu tidak benar, karena Limbah yang sudah di buang oleh PT. Sekar Laut Group
telah dilakukan proses yang layak sesuai dengan standar yang ada.
Masyarakat sekitar terutama yang tergabung dalam Gerakan Anak Sidoarjo Setia
(Ganass), menutup paksa saluran pembuangan limbah milik PT Sekar Laut Group, di sungai
Kemambang. Penutupan paksa itu akibat dari perusahaan yang membawahi tiga grup
perusahaan yakni Sekar Laut, Sekar Bumi dan Sekar Katokichi itu diduga kuat mengeluarkan
aroma bau busuk dan membuang limbah di saluran tersebut. Warga yang melakukan aksi
penutupan saluran pembuangan limbah PT. Sekar Laut Group sebelumnya sudah pernah
mengirim surat permohonan penanganan kepada pemerintah daerah, namun tidak pernah
digubris oleh pemerintah. Chamim Putra Gafoer juga mengatakan akhirnya Pihaknya
melakukan aksi penutupan saluran pembuang limbah karena pihak perusahaan sudah
seenaknya sendiri membuang limbah yang mengakibatkan bau busuk seperti bangkai yang
mengganggu masyarakat sekitar dan aktivitas pendidikan. Tujuan warga menutup saluran
pembuangan limbah agar bau busuk tidak mengganggu masyarakat dan anak-anak yang
sedang melakukan proses belajar mengajar. Akhirnya puluhan masa bergotong royong
melakukan penutupan paksa menggunakan cor di ujung saluran pembuangan limbah dari
aliran limbah milik PT Sekar Laut. Total ada 6 saluran pembuangan limbah menjulur ke
sungai kemambang, Sidoarjo itu. Kondisi pembuangan saluran itu hanya berjarak sekitar 100
meter dari tempat pendidikan, yakni MAN Sidoarjo dan SMKN yang ada disekitar. Sebelum
menuntut PT Sekar Group, warga juga sebelumnya melakukan aksi protes di Pendopo Delta
Sidoarjo.
Warga menuntut agar Pemerintah daerah melakukan pencabutan izin dan
memerintahkan Satpol PP mendampingi penutupan paksa di perusahaan yang produknya
diekspor ke 44 negara itu. “Saya jelas tidak mau memerintahkan Satpol PP. Namun Wakil
Bupati (2017) Nur Ahmad Syaifudin tidak mau memerintahkan satpol PP untuk
mendampingi warga dalam aksi penutupan saluran pembuangan limbah, karena
mempertimbangkan aturan yang berjalan berdasarkan regulasi. Kepala Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, Bahrul Amiq menambahkan, perusahaan Sekar
Group sudah memiliki UKL, UPL dan Limbah B3 serta sudah melakukan pengawasan.
Meski demikian, fakta yang terjadi di masyarakat ketika dipertanyakan terkait pengawasan
limbah di perusahaan tersebut, pihak DLHK tidak mengambil langsung sampling baku mutu
air sungai yang terkadang mengakibatkan bau busuk menyengat di area perusahaan tersebut.
Hanya saja, pihak DLHK Sidoarjo mengklaim jika setiap bulan sudah melakukan uji Lab dari
sampling baku mutu limbah tersebut.
Disisi lain, General Manager PT Sekar Laut, William Cung, mengkonfirmasi jika
pihaknya sudah melakukan pengolahan limbah sebelum dialirkan ke sungai. Mereka sudah
memiliki tempat pengolahan limbah sendiri, baru setelah itu dialirkan ke sungai. Ketika
disinggung terkait bau busuk yang menyengat pada setiap sore, William mengaku masih
melakukan pengecekan secara rutin. Karena, Limbahnya diolah terlebih dahulu sebelum
dialirkan ke sungai. Meski demikian, ketika disinggung apakah pernah cek lokasi ke sekolah
wilayah tersebut bahwa siswanya hampir setiap hari banyak yang muntah akibat bau busuk
tersebut, dia mengaku masih belum.
Polisi akhirnya membongkar cor-coran penutup saluran pembuangan limbah dan
melakukan identifikasi saluran pembuangan limbah dan drainase milik PT. Sekar Group
kemarin. Saluran ini sempat ditutup LSM Gerakan Anak Sidoarjo Setia (Ganass) beberapa
waktu lalu. Ada tiga saluran pembuangan limbah dan empat drainase. Tujuh saluran yang
dicor ini dibuka dengan bor. Petugas juga melakukan pembongkaran manual. Kasatreskrim
Polresta Sidoarjo Kompol M Harris mengatakan, pembongkaran ini untuk tambahan
penyelidikan terkait kasus dugaan perusakan dan pemerasan yang dilakukan oknum pengurus
LSM Ganass kepada Sekar Group. Akibat penutupan tersebut, perusahaan sempat
mengalami kerugian sekitar Rp 600 juta, karena saluran pembuangan limbah dan drainase
ditutup sehingga mereka tidak bisa beroperasi. Polisi sudah meminta keterangan 12 saksi.
Dua diantaranya tersangka yang dijadikan saksi untuk tersangka lain. Selain itu, polisi juga
menetapkan empat orang dalam daftar pencarian orang (DPO) yang bertugas sebagai
pembantu saat unjuk rasa. Mereka bukan anggota, namun dikasih kaos untuk ikut membantu
aksi. Bahkan, ada yang diberi uang. Adapun empat tersangka yang sudah ditangkap ialah
Chamim Putra Ghofoer (44) warga Perumahan Kahuripan Nirwana Village AA-1 Kelurahan
Jati, Amak Djunaedi (45), Puri Indah ED- (20) Desa Suko Kecamatan Sidoarjo, Dwi
Kurniawan alias Menyuk (38) Dusun Tebel Barat Kecamatan Gedangan, Samian alias
Gondrong (38) warga Mojowarno Jombang. Keempat oknum Ganass ini berperan mulai dari
perencanaan hingga eksekusi di lapangan.
Kondisi sungai yang tercemar akibat limbah dari PT. Sekar Laut Group tersebut juga
membuat warga Bluru yang letaknya lebih dekat dengan pabrik, menuntut kompensasi dari
perusahaan tersebut berupa uang serta meminta pabrik menghentikan pembuangan limbah ke
sungai Kali Kemambang. Menurut informasi yang beredar warga bluru menuntut kompensasi
berupa uang untuk jangka pendek akibat pembuangan limbah PT. Sekar Laut Group, selain
itu warga juga menuntut untuk jangka panjang agar PT. Sekar Laut Group tidak lagi
membuang limbah di sungai supaya warga dapat hidup dengan nyaman tanpa adanya bau
yang tidak sedap. Informasi yang dihimpun dari warga setempat, pabrik membuang
limbahnya pada malam hari sekitar pukul 19.00 Wib dan kadang menjelang tengah malam
sekitar pukul 23.00 Wib. Pencemaran dari limbah pabrik yang menimbulkan bau menyengat
dan terlihat seperti busa sabun, sudah dikeluhkan warga kedua desa tersebut.

Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai