Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGETAHUAN LINGKUNGAN
INDUSTRI YANG RAMAH LINGKUNGAN

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Hangestya Luri
Pramita Endah K.
Adhie Prayogo
Evinsa Injany
Rafida Salwa W.

(21070114120034)
(21070114120048)
(21070114120068)
(21070114130076)
(21070114140104)

Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Semarang
KATA PENGANTAR

Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan kemajuan
teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, namum di sisi lain
dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak
tersebut harus dicegah karena keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan
industri dan teknologi tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas
lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung
alam atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.
Hal ini perlu dicermati karena di Indonesia masih banyak industri yang belum bisa
menerapkan sistem yang ramah terhadap lingkungan. Industri seperti ini menyebakan
pencemaran terhadap lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung menyebabkan
kerugian bagi lingkungannya baik itu penduduk yang tinggal disekitar kawasan industri atau
dampak terhadap kerusakan lingkungan daerah sekitarnya.
Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi suatu penyakit kronis yang dirasa
sangat sulit untuk dipulihkan. Oleh sebab itu, kami membuat makalah ini untuk membahas
mengenai industri yang ramah lingkungan sebagai salah satu langkah kecil untuk mengatasi
permasalahan lingkungan yang ada. Tidak hanya itu, melalui makalah ini penulis juga
menghimbau masyarakat agar terus menjaga dan merawat lingkungan untuk keberlangsungan
hidup bersama

Semarang, Desember 2014


Tim Penulis

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berikut ini beberapa fakta yang disebabakan buruknya penanganan terhadap
lingkungan yang berasal dari sektor industri antara lain (Suardana, 2008):

Kasus pencemaran Teluk Buyat (Sulawesi) dengan dugaan pencemaran

akibat adanya pembuangan limbah tailing (submarine tailing disposal).


Dugaan yang sama juga diberikan terhadap perairan Laut Lombok Timur

akibat operasi PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NTT) NTB.


PT. Freeport beroperasi dari tahun 1967 di Papua telah menimbulkan dampak
berupa hancurnya Gunung Grasberg, tercemarnya Sungai Aigwa, meluapnya
air Danau Wanagon, tailing mengkontaminasi : 35.820 hektar daratan dan

84.158 hektar Laut Arafura.


Pembuangan limbah industri ke aliran sungai oleh PT Galuh Cempaka di

Kalimantan Selatan.
Pencemaran 3 sungai terbesar di Kalimantan Tengah oleh kandungan air raksa
(merkuri) akibat penambangan emas pada sepanjang daerah aliran sungai
(DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran itu melebihi baku mutu

yang telah dipersyaratkan sebelumnya.


Pembuangan limbah pabrik-pabrik di Sungai Cikijing (Jawa Barat). selama

puluhan tahun
Pembuangan limbah oleh beberapa pabrik ke kali Surabaya serta sederetan

kasus pencemaran industri yang telah nyata-nyata menimbulkan korban.


Kasus lumpur lapindo akibat keteledoran pihak industri yang menyebabkan
ribuan rumah warga terendam lumpur. Serta pencemaran lingkungan dan
perusakan vegetasi yang disebabkan oleh aliran lumpur yang melewati Sungai
Porong.

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. Industri di Indonesia
Selama 20 tahun terakhir pembangunan ekonomi Indonesia mengarah kepada
industrialisasi. Tidak kurang terdapat 30.000 industri yang beroperasi di Indonesia
dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan (Suardana, 2008). Peningkatan jumlah
ini menimbulkan dampak berkelanjutan dari industrialisasi ini yaitu terjadinya
peningkatan dampak dari hasil buangan industri yang dapat dirasakan sekarang ini.
Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3) dihasilkan dari proses produksi industri. Salah satu penyebabnya
dikarenakan oleh pemerintah dan pelaku industri yang kurang mengedepankan sektor
lingkungan. Akibatanya merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitaskomunitas yang tinggal di sekitar kawasan industri.
Limbah industri pada umumnya berupa bahan sintetik, logam berat, dan bahan
beracun berbahaya yang cenderung sulit untuk diuraikan melalui proses biologi
(nondegradable). Selain itu limbah industri bersifat menetap serta mudah
terakumulasi (biomagnifikasi), bahkan logam berat sebagai sebuah unsur memiliki
kodrat menetap di alam (tidak dapat dihilangkan).
Dampak limbah industri terhadap lingkungan dan kesehatan manusia menjadi
suatu perhatian utama. Limbah industri yang bersifat nonbiodegradable berbahaya
terhadap kesehatan manusia karena beberapa unsur logam berat seperti merkuri
memiliki sifat toksik dan destruktif terhadap organ penting manusia.

Kelalaian Pemerintah dalam melakukan kontrol terhadap industri


mengakibatkan peningkatan kandungan logam berat (seperti merkuri di air)
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dari aspek pengendalian sebenarnya limbah cair
industri lebih mudah untuk dipantau dan dikendalikan karena lokasinya yang terpusat
(point source) sebaliknya limbah domestik letaknya yang tersebar (disperse source).
Gejala umum pencemaran lingkungan akibat limbah industri yang segera
tampak adalah berubahnya keadaan fisik. Air sungai atau air sumur sekitar lokasi
industri pencemar, yang semula berwarna jernih, berubah menjadi keruh berbuih dan
terbau busuk, sehingga tidak layak dipergunakan lagi oleh warga masyarakat sekitar
untuk mandi, mencuci, apalagi untuk bahan baku air minum. Terhadap kesehatan
warga masyarakat sekitar dapat timbul penyakit dari yang ringan seperti gatal-gatal
pada kulit sampai yang berat berupa cacat genetik pada anak cucu dan generasi
berikutnya.
Parahnya lagi, penyakit akibat pencemaran ada yang baru muncul sekian tahun
kemudian setelah cukup lama bahan pencemar terkontaminasi dalam bahan makanan
menurut daur ulang ekologik, seperti yang terjadi pada kasus penyakit minamata
sekitar 1956 di Jepang. Terdapat lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena
mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri
yang berasal dari sebuah pabrik plastik. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia
melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal
sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkanPink Disease/ acrodynia, alergi kulit
dan kawasaki disease/mucocutaneous lymph node syndrome (Suardana, 2008).
Hampir di seluruh wilayah Indonesia terjadi pencemaran industri dalam
berbagai skala dan dalam beragam bentuk. Sejak awal berdiri, sektor industri
seringkali menimbulkan masalah, misalnya, lokasi pabrik yang dekat dengan
pemukiman penduduk, pembebasan tanah yang bermasalah, tidak dilibatkannya
masyarakat dalam kebijakan ini, buruknya kualitas AMDAL, sering tidak adanya
pengolahan limbah, dan lain sebagainya. Dampak lainnya yang timbul adalah polusi
udara, polusi air, kebisingan, dan sampah. Semua dampak tersebut menjadi faktor
utama penyebab kerentanan yang terjadi dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat
menjadi tambah rentan karena buruknya kualitas lingkungan.

2.2. Ramah Lingkungan

2.3. Industri yang Ramah Lingkungan

BAB III.
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai