Nim : F1G321075
Kelas :C
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
A. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara menyeluruh dan
bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Lingkungan adalah seluruh aspek diluar
individu manusia baik yang bersifat fisik, biologi, kimia, sosial, budaya dan lainnya yang
mempengaruhi kondisi sehat sakit seseorang dan populasi masyarakat. Segitiga epidemiologi
atau yang umumnya dikenal dengan istilah trias epidemiologi merupakan konsep dasar yang
memberikan gambaran penjelasan mengenai hubungan 3 faktor utama yang berkontribusi dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya, 3 faktor utama tersebut terdiri dari (1) person
(manusia); (2) agent (faktor penyebab) dan (3) environt (lingkungan).
Interaksi manusia dan lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai hubungan antara
sistem sosial manusia (yaitu manusia) dan ekosistem lainnya (yaitu lingkungan alam). Hal ini
mengacu pada bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
mereka dan bagaimana menanggapi interaksi tersebut.
B. Toksikologi
C. Toxic Triangle
Aspek racun
Aspek lingkungan
Aspek organism (manusia)
-Natural Sources (pajanan lingkungan yang secara alami sudah ada), di Indonesia paling sering
dijumpai pada air adalah kandungan logam-logam berat seperti besi dan lain-lain.
Resiko-resiko ini berpotensi lahir dari aspek biologi, aspek kimia atau obat-obatan, aspek
pertanian, aspek perikanan dan lain-lain.
1. Itai-itai Disease (sakit pada bagian tulang), 1940s (disebabkan cadmium pada tanah yang
bereaksi dengan kalsium dalam tulang dimana cadmium berasal dari limbah industry
yang masuk ke wilayah pertanian) pada tahun 1991, 129 orang menderita dan 116 di
antaranya meninggal.
2. Minamata Disease, 1950s (disebabkan karena adanya gangguan saraf oleh merkuri) 40%
yang terdampak meninggal dunia.
3. London Fog, 1952 (peningkatan rasio mortalitas)
4. Bhopal, 1984 (pelepasan methylisocyanate yang salah prosedur)
5. Toxic Oil Syndrome Spanyol, 1982 (penggunaan minyak curah yang salah)
G. Bahan Toksik di Lingkungan
H. Racun di Lingkungan
Pestisida, polymer, solvent dan PAH, logam, food additives dan bahan-bahan kimia
lainnya.
I. Jenis-jenis Toksikologi
a) Percobaan In Vivo
b) Percobaan In Vitro Studi Manusia
Dosis
Sifat individual bahan toksik
Kerentanan individu
- Umur
- Jenis kelamin
- Kondisi genetic
- Kehamilan
- Dll
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP IKAN MAS
(Cyprinus carpio Lin)
Industri tahu saat ini telah berkembang pesat dan menjadi salah satu industri rumah tangga
yang tersebar luas baik di kota-kota besar maupun kecil. Industri tahu dalam proses produksinya
menghasilkan limbah cair dan padat. Limbah padat dari hasil proses produksi tahu berupa ampas
tahu. Limbah cair tahu dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan
tahu sehingga kuantitas limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu mengandung
polutan organik yang cukup tinggi serta padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologi. Polutan organik yang cukup tinggi tersebut
apabila terbuang ke badan air penerima dapat mengakibatkan terganggunya kualitas air dan
menurunkan daya dukung lingkungan perairan di sekitar industri tahu. Penurunan daya dukung
lingkungan tersebut menyebabkan kematian organisme air, terjadinya alga blooming sehingga
menghambat pertumbuhan tanaman air lainnya dan menimbulkan bau.
Industri tahu “SUPER” di daerah Kurao, Siteba, Kota Padang menggunakan lebih kurang 15
kuintal kedelai per hari dan menghasilkan limbah cair. Limbah cair ini berasal dari sisa air tahu
yang menggumpal dan air yang terbuang selama proses pembuatan tahu. . Limbah cair tahu
dibuang secara langsung ke badan air penerima tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
Dampak pembuangan limbah tahu ini membuat masyarakat di sekitar industri pengolahan tahu
merasakan bau busuk sebagai akibat dari adanya kondisi anaerobik yang menghasilkan
karbondioksida dan hidrogen sulfida. Limbah cair industri tahu yang dibuang ke badan air
penerima tanpa pengolahan merupakan salah satu sumber pencemar terhadap perairan yang
menyebabkan kematian biota aquatik sehingga perlu dilakukan penelitian uji toksisitas akut. Uji
toksisitas akut merupakan salah satu bentuk penelitian toksikologi perairan. Uji tersebut
berfungsi untuk mengetahui apakah effluent yang masuk ke badan air penerima mengandung
senyawa toksik dalam konsentrasi tertentu menyebabkan kematian hewan.
Husni, H., & Esmiralda, M. (2011). Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap
Ikan Mas (Cyprinus carpio Lin), Studi Kasus: Limbah Cair Industri Tahu “SUPER”,
Padang. Jurusan Teknik Lingkungan. Universitas Andalas. Padang.
Sari, V. P. (2022). Dampak Pencemaran Udara Oleh Pabrik Kelapa Sawit Di Lingkungan
Masyarakat (Studi Kasus Desa Sungai Bawang Kabupaten Kuantan Singingi) (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Riau).