Anda di halaman 1dari 7

Nama : Angelica Stefani Ginting

Nim : F1G321075

Kelas :C

Mata Kuliah : Kesehatan Lingkungan

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

A. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara menyeluruh dan
bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Lingkungan adalah seluruh aspek diluar
individu manusia baik yang bersifat fisik, biologi, kimia, sosial, budaya dan lainnya yang
mempengaruhi kondisi sehat sakit seseorang dan populasi masyarakat. Segitiga epidemiologi
atau yang umumnya dikenal dengan istilah trias epidemiologi merupakan konsep dasar yang
memberikan gambaran penjelasan mengenai hubungan 3 faktor utama yang berkontribusi dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya, 3 faktor utama tersebut terdiri dari (1) person
(manusia); (2) agent (faktor penyebab) dan (3) environt (lingkungan).

Interaksi manusia dan lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai hubungan antara
sistem sosial manusia (yaitu manusia) dan ekosistem lainnya (yaitu lingkungan alam). Hal ini
mengacu pada bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
mereka dan bagaimana menanggapi interaksi tersebut.

B. Toksikologi

Toksikologi (toxicology) dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang


berhubungan dengan racun (toxin/poison). Ilmu toksikologi juga mencakup studi efek berbahaya
yang disebabkan oleh fenomena fisik, kimia, biologi serta radiasi. Racun didefinisikan sebagai
zat apapun yang menyebabkan efek berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia, baikl secara
tidak sengaja atau sengaja yang menimbulkan efek baik akut, maupun kronis, yang dapat
berujung pada kematian sesuai dengan tingkat toksisitas racun.

C. Toxic Triangle
 Aspek racun
 Aspek lingkungan
 Aspek organism (manusia)

D. Jenis dan Dampak Kontaminan

Terdapat tradisional hazard merupakan penyakit-penyakit yang sudah lama muncul


seperti malaria, flu burung dan lain sebagainya. Sedangkan modern hazards merupakan penyakit-
penyakit baru timbul akibat adanya perubahan gaya ataupun pola hidup manusia. Bahaya
tradisional terkait dengan kemiskinan dan sebagian besar mempengaruhi masyarakat
berpenghasilan rendah dan mereka yang berada di negara berkembang. Bahaya modern, yang
disebabkan oleh perkembangan teknologi, berlaku di negara-negara industri di mana paparan
terhadap bahaya tradisional rendah.

E. Agen Toksik di Lingkungan

-Natural Sources (pajanan lingkungan yang secara alami sudah ada), di Indonesia paling sering
dijumpai pada air adalah kandungan logam-logam berat seperti besi dan lain-lain.

-Anthropogenic (pajanan lingkungan yang muncul karena aktivitas manusia)

Resiko-resiko ini berpotensi lahir dari aspek biologi, aspek kimia atau obat-obatan, aspek
pertanian, aspek perikanan dan lain-lain.

F. Peristiwa Pajanan Bahan Berbahaya

1. Itai-itai Disease (sakit pada bagian tulang), 1940s (disebabkan cadmium pada tanah yang
bereaksi dengan kalsium dalam tulang dimana cadmium berasal dari limbah industry
yang masuk ke wilayah pertanian) pada tahun 1991, 129 orang menderita dan 116 di
antaranya meninggal.
2. Minamata Disease, 1950s (disebabkan karena adanya gangguan saraf oleh merkuri) 40%
yang terdampak meninggal dunia.
3. London Fog, 1952 (peningkatan rasio mortalitas)
4. Bhopal, 1984 (pelepasan methylisocyanate yang salah prosedur)
5. Toxic Oil Syndrome Spanyol, 1982 (penggunaan minyak curah yang salah)
G. Bahan Toksik di Lingkungan

 Bahan-bahan pencemar di lingkungan karena faktor manusia:


- Limbah industry, limbah rumah sakit, transportasi, pertanian, nuklir dll
 Bahan-bahan kimia industri
- Metals, asam dan basa, asbestos, radioaktif dll
 Bahan-bahan toksik dari rumah tangga
- Cairan pembersih, cat, detergent, pemutih, dll
- Pestisida rumah tangga, aerosol, rokok, dll
 Obat-obatan
 Bahan aditif makanan/minuman
 Bahan-bahan toksik alami

H. Racun di Lingkungan

Pestisida, polymer, solvent dan PAH, logam, food additives dan bahan-bahan kimia
lainnya.

I. Jenis-jenis Toksikologi

Adapun jenis-jenis toksikologi pada umumnya yaitu:

1. Toksikologi Klinis (Clinical Toxicology)


2. Toksikologi Hewan (Veterinary Toxicology)
3. Toksikologi Forensik (Forensic Toxicology)
4. Toksikologi Lingkungan (Environmental Toxicology)
5. Toksikologi Industri (Industrial Toxicology)

J. Nilai Kuantitatif Toksisitas

1. Jenis Studi Toksisitas Eksperimental:

a) Percobaan In Vivo
b) Percobaan In Vitro Studi Manusia

2. Jenis Uji Toksisitas


a) Toksisitas akut
b) Iritasi kulit dan mata
c) Toksisitas sub-akut
d) Toksisitas sub-kronis
e) Tes draize (iritasi jangka pendek)
f) Tes perkembangan dan reproduksi
g) Genotoksik/mutagenitas
h) Toksisitas kronis
i) Hubungan struktur-aktivitas

K. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efek Toksik

 Dosis
 Sifat individual bahan toksik
 Kerentanan individu
- Umur
- Jenis kelamin
- Kondisi genetic
- Kehamilan
- Dll

L. Studi Kasus Tentang Fenomena Terganggunya Kesehatan Lingkungan Akibat Zat


Toksik

UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP IKAN MAS
(Cyprinus carpio Lin)

Industri tahu saat ini telah berkembang pesat dan menjadi salah satu industri rumah tangga
yang tersebar luas baik di kota-kota besar maupun kecil. Industri tahu dalam proses produksinya
menghasilkan limbah cair dan padat. Limbah padat dari hasil proses produksi tahu berupa ampas
tahu. Limbah cair tahu dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan
tahu sehingga kuantitas limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu mengandung
polutan organik yang cukup tinggi serta padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologi. Polutan organik yang cukup tinggi tersebut
apabila terbuang ke badan air penerima dapat mengakibatkan terganggunya kualitas air dan
menurunkan daya dukung lingkungan perairan di sekitar industri tahu. Penurunan daya dukung
lingkungan tersebut menyebabkan kematian organisme air, terjadinya alga blooming sehingga
menghambat pertumbuhan tanaman air lainnya dan menimbulkan bau.

Industri tahu “SUPER” di daerah Kurao, Siteba, Kota Padang menggunakan lebih kurang 15
kuintal kedelai per hari dan menghasilkan limbah cair. Limbah cair ini berasal dari sisa air tahu
yang menggumpal dan air yang terbuang selama proses pembuatan tahu. . Limbah cair tahu
dibuang secara langsung ke badan air penerima tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
Dampak pembuangan limbah tahu ini membuat masyarakat di sekitar industri pengolahan tahu
merasakan bau busuk sebagai akibat dari adanya kondisi anaerobik yang menghasilkan
karbondioksida dan hidrogen sulfida. Limbah cair industri tahu yang dibuang ke badan air
penerima tanpa pengolahan merupakan salah satu sumber pencemar terhadap perairan yang
menyebabkan kematian biota aquatik sehingga perlu dilakukan penelitian uji toksisitas akut. Uji
toksisitas akut merupakan salah satu bentuk penelitian toksikologi perairan. Uji tersebut
berfungsi untuk mengetahui apakah effluent yang masuk ke badan air penerima mengandung
senyawa toksik dalam konsentrasi tertentu menyebabkan kematian hewan.

DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH PABRIK KELAPA SAWIT DI


LINGKUNGAN MASYARAKAT

Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran udara di Negara ini berkembang


seperti Indonesia saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan segera mendapat
penanganan. Selain itu, dengan adanya banyak kendaraan yang lalu lalang, meningkatnya kadar
karbondioksida di udara yang juga memicu terjadinya pencemaran udara. Sayangnya,
masyarakat yang tinggal di Negara berpenghasilan rendah dan menengah paling sering
mengalami gangguan akibat pencemaran udara. Aktifitas industri pengelolaan kelapa sawit
(PKS) merupakan salah satu cara pemanfaatan sumber daya alam dalam industri kelapa
perkebunan sawit. Kegiatan ini akan memberikan perubahan-perubahan terhadap lingkungan.
Perubahan yang terjadi berupa perubahan bentuk ataupun perubahan fungsi secara cepat maupun
secara perlahan-lahan. Perubahan-perubahan ini ada yang berdampak positif dan ada juga
berdampak negative terhadap lingkungan. Salah satu dampak lingkungan dari kegiatan
pengoperasian pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) adalah penurunan kualitas udara.
Dengan banyaknya hasil perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan
Singingi masyarakat mengeluhkan pencemaran udara dari cerobong asap pabrik kelapa sawit
yang berlokasi di jalan lintas penghubung desa sungai bawang dengan sejumlah desa lainnya.
Pabrik kelapa sawit sangat dekat dengan jalan dan pemukiman masyarakat, sehingga
menyebabkan polusi udara sekitar pabrik. Asap pabrik itu tidak hanya menyebabkan polusi udara
tapi juga mengurangi jarak pandang bagi masyarakat yang melakukan aktivitas. Pabrik yang
menghasilkan asap akan memproduksi polutan seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida dan
hidrokarbon. Bahan kimia ini bereaksi dengan sinar matahari untuk menghasilkan kabut asap,
kabut tebal atau kabut polusi udara. Kabut asap begitu tebal seperti dapat mengakibatkan orang
jarang bisa melihat matahari. Ketika polutan udara seperti nitrogen oksida dan sulfur dioksida
pabrik bercampur dengan uap air, mereka berubah menjadi asam. Mereka kemudian jatuh
kembali ke bumi sebagai hujan asam. Asap pabrik itu tidak hanya menyebabkan polusi udara
tapi juga mengurangi jarak pandang. Selain itu di tambah lagi dengan aroma limbah cair yang tak
sedap juga mengganggu. Selain dari asap yang dapat berdampak kepada saluran pernapasan,
kebisingan dari suara mesin pabrik juga mengganggu kenyamanan.
DAFTAR PUSTAKA

Husni, H., & Esmiralda, M. (2011). Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap
Ikan Mas (Cyprinus carpio Lin), Studi Kasus: Limbah Cair Industri Tahu “SUPER”,
Padang. Jurusan Teknik Lingkungan. Universitas Andalas. Padang.

Sari, V. P. (2022). Dampak Pencemaran Udara Oleh Pabrik Kelapa Sawit Di Lingkungan
Masyarakat (Studi Kasus Desa Sungai Bawang Kabupaten Kuantan Singingi) (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Riau).

Sembel, D. T. (2015). Toksikologi lingkungan. Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai