ABSTRAK
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk
menanggulangi kerusakan lingkungan hidup sejak tahun 1980, namun demikian degradasi
lingkungan hidup masih dirasakan saat ini. Salah satu penyebab kerusakan lingkungan ini
adalah akibat pencemaran terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan menurunnya
kualitas lingkungan hidup adalah bersal dari kegiatan industri, yaitu pembuangan
limbah industri yang belum memenuhi baku mutu lingkungan.
Saat ini kondisi pabrik karet sebagian besar berada di daerah yang cukup padat
pemukimannya, kapasitas produksinya semakin hari semakn besar, lahan yang tersedia untuk
mengolah limbah, rata-rata tidak mencukupi karena volume air yang digunakan semakin
besar dan kualitas limbah semakin kotor dan upaya pabrik secara sendiri-sendiri melakukan
pemilihan bahan baku yang bersih untuk memperbaiki mutu, meningkatkan
efesiensi, mengurangi pemakaian air dan pencemaran yang kurang berhasil.
Latar Belakang
Setiap masuk bulan penghujan biasanya pada bulan September, Oktober, Di daerah
seputaran Bukit Siguntang yang tidak berjauhan dengan Jembatan Musi II, Warga sekitar
tidak tahan dengan bau menyengat limbah pabrik, ratusan warga mendatangi sebuah pabrik
pengolahan karet dan memohon untuk menutup atau memberi solusi untuk segera pindah
Pabrik Pengolahan Karet PT Gadjah Ruku ke daerah pedalaman Sungai Musi. Menurut
warga mereka sudah beberapa kali melaporkannya ke pihak pabrik namun tak mendapat
tanggapan. Menurut warga, selain mengeluarkan bau yang tidak sedap, limbah cair pabrik
karet juga telah mencemari udara di Daerah Bukit Lama. Kasus tersebut dapat diduga bahwa
adanya pelanggaran yang telah dilakukan oleh pabrik pengolahan karet milik PT Gajah Ruku
dengan melakukan pembuangan limbah tidak pada tempatnya. Karet merupakan kumoditi
dagang yang sangat menguntungkan, tapi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat ini
berjamur pabrik pabrik pengolahankaret. Dan kian berjamurnya lahan lahan perkebunan
sehingga menimbulkan polemik yang berkepanjangan yaitu limbah yang dihasilkan oleh
pabrik pabrik karet,terutama limbah gas limbah gas dari pabrik karet sangat
menggangukarena menimbulkan bau yang sangat tidak sedap, limbah ini dapat menimbulkan
penyakit-penyakit yang berbahaya bagi kita manusia. Dengan cara Deorub K.
Pengolahan limbah karet masih menjadi masalah utama bagi negara-negara produsen
karet. Pembuangan limbah yang belum diolah dengan optimalterus menyumbang kerusakan
lingkungan, sehingga harus segera diatasi. Pengolahan limbah masih menjadi masalah di
negara industri karet. Bau busuk dan limbah cair adalah masalah besar dan harus terus diatasi
dengan komitmensemua pihak, pengusaha, pemerintah, maupun peneliti. Bau busuk
yangdihasilkan proses pembekuan karet alam sangat mengganggu pernapasan.Sedangkan
limbah cair yang tidak dikelola dengan baik seringkali langsungdibuang ke sungai, sehingga
merusak lingkungan. Indonesia sebagai negara produsen karet kedua di dunia telah
memproduksi asap cair yang dapat mengatasi bau busuk sejak dua tahun lalu. Asap cair yang
diproduksi di Sumatera Selatanitu kini mulai digunakan di Thailand, dan Malaysia.
Bila manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, makakeduanya
berada dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab sehinggakeseimbangan ini
tergangggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapatmenimbulkan dampak yang
merugikan bagi kesehatan. Keseimbangan tersebut sangat kompleks. Dari lingkungan
alaminya manusia mengambil makanan dansumber daya lain yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan materinya, kelingkungan alami pula manusia membuang berbagai
bahan buangan baik dari badannya maupun dari proses produksinya. Proses pengambilan
maupun pembuangan ini bila tidak terkendali, menimbulkan dampak terhadap
lingkunganyang dapat merugikan bagi kehidupan manusia itu sendiri, antara lain
gangguankesehatan, gangguan kenyamanan, gangguan ekonomi dan sosial.
Dalam ha ltersebut diatas yang perlu kita cermati adalah bahwa alam mempunyai
daya dukung dan daya tampung yang terbatas. Bila pengelolaannya tidak seimbang maka
kelestarian lingkungan juga akan terganggu. Persoalan yang juga masih sulit terpecahkan di
negara-negara produsenkaret adalah jaringan tengkulak. Tengkulak yang mendominasi rantai
perdagangan karet rakyat membuat harga yang diterima petani jauh lebih rendahdari yang
semestinya.Choochart Thanomkunlabutr dari Pusat Pemasaran Karet Hatyai, Thailand,
mengatakan, masalah tengkulak masih meresahkan. Pihaknya kinisedang berupaya memutus
jaringan tengkulak yang menghambat produktivitas petani. Rendahnya harga karet di tingkat
petani sangat ironis di tengah hargakaret dunia yang sedang membaik. Saat ini, harga karet
kering di pasaraninternasional 2,2 dollar AS per kilogram. Harga ini naik dibandingkan tahun
2005,yaitu 1,28 dollar AS per kg.
Tujuan Penulisan
Dengan tujuan agar penulis dapat mengetahuitentang bagaiman penanganan limbah dan
pengelolaan limbah pada pabrik karet dan mengetahui apa yang sangat yang sangat
bermanfaat bagikehidupan. Penulis juga bertujuan agar masyarakat memahami betul apa itu
penanganan limbah karet tersebut dan mampu mengaplikasikannyadikehidupan, selain itu
penulis mengangkat masalah ini sebagai saalh satutugas tambahan yang diberikan
Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis menentukan batasan masalah agar tidak menimbulkan
masalah agar tidak menimbulkan penafsiran ganda/ berbeda antara pembaca dan penulis.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang penanganan limbah gas pabrik karet.
Dan akan dibahas juga mengenai pemanfaatan gas limbah pabrik karet.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah 1.Metode KepustakaanPada
metode ini penulis mengumpulkan bahan bahan dari sebagian buku jurnal dan koran .
kemudian penulis kembangkan menjadi makalah yang baik 2.Metode Teknologi Pada
metode teknologi ini, penulis mencari dan mendapatkan data-data, informasi serta masukan
yang mendukung judul yang penulis angkat,melalui media internet.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi transisi epidemiologik, yaitu bergesernya
pola penyakit yang sebelumnya didominasi oleh penyakit infeksi, pada saat ini penyakit non
infeksi antara lain hipertensi, jantung, diabetes melitus, gangguanfungsi ginjal, kanker, lebih
menonjol dibanding tahun-tahun sebelumnya.Pencemaran lingkungan sering diungkapkan
dengan pembicaraan atau pemberitaan melalui media massa. Ungkapan tersebut bermacam
ragam popularisasinya dikalangan pendengar atau pembaca, antara lain pernyataan
yangmenyebutkan : Pencemaran udara oleh gas buang kendaraan bermotor amatterasa dikota-
kota besar yang padat lalulintasnya; pencemaran sungai oleh limbahcair industri sangat
mengganggu kehidupan di perairan ; limbah pulp (bubur kayu) pabrik kayu mengandung
BOD dan COD yang tinggi.; sampah bahan berbahaya beracun mencemari air, dsb.
Didalam bahasa sehari-hari, pencemaran lingkungan dipahami sebagaisesuatu
kejadian lingkungan yang tidak diingini, menimbulkan gangguan ataukerusakan lingkungan
bahkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan sampaikematian. Hal-hal yang tidak
diinginkan yang dapat disebut pencemaran,misalnya udara berbau tidak sedap, air berwarna
keruh, tanah ditimbuni sampah.Hal tersebut dapat berkembang dari sekedar tidak diingini
menjadi gangguan.Udara yang tercemar baik oleh debu, gas maupun unsur kimia
lainnyadapat menyakitkan saluran pernafasan, mata menjadi pedas atau merah dan berair.
Bila zat pencemar tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun(B3), kemungkinan
dapat berakibat fatal. Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang
ditimbulkannya merata dan menyebar di lingkungan yangluas.
Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnyaMasalah utama yang
terjadi yang terjadi dalam bokar (bahan olah karet) yang dihasilkan oleh petani karet untuk
diolah menjadi karet remah jenis SIR 20 adalah mutu bokar yang rendah dan bau busuk yang
menyengat sejak dari kebun.Mutu bokar yang rendah disebabkan petani menggunakan bahan
pembeku lateks(getah karet) yang tidak dianjurkan dan merendam bokar di dalam
kolam/sungaiselama 7-14 hari. Hal ini akan memacu berkembangnya bakteri perusak
antioksidan alami di dalam bokar, sehingga nilai plastisitas awal (Po) dan plastisitas setelah
dipanaskan selama 30 omenit pada suhu 140C (PRI) menjadirendah. (M. Solichin,2006). Bau
busuk menyengat terjadi juga karena pertumbuhan bakteri pembusuk yang melakukan
biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dan sulfida.Kedua hal tersebut terjadi
karena bahan pembeku lateks yang digunakan saat initidak dapat mencegah pertumbuhan
bakteri. Kemudian bau busuk tersebut di bawa terus sampai ke pabrik karet remah dan di
pabrik yang menjadi sumber bau busuk tersebut adalah berasal dari tempat penyimpanan
bokar, kamar gantungangin (pre drying room), dan mesin pengering (dryer). (Kompas,2006).
Karet Alam
Karet alam diperoleh dari getah resin karet (lateks karet alam) yangdisebut Hevea Brasiliensis
yang berasal dari daerah Amazon dengan cara penggumpalan dan pengeringan. Tergantung
dari cara memprosesnya, secaraumum karet alam dibagi menjadi 3. Daerah penghasil karet
alam terbesar yangmemproduksi 70% dari jumlah seluruh produksi karet dunia adalah
Thailand,Indonesia, dan Malaysia.
Lateks merupakan karet alam yang awet disimpan yang dibuat dengan
caramenambahkan anmonia ke dalam getah karet. Bila akan dikirim biasanyadikentalkan
terlebih dahulu dengan mesin sentrifugal hingga kekentalannyamencapai 60%. Digunakan
untuk sarung tangan karet, zat perekat, benang karet,alat-alat kedokteran, dan lain-lain.RSS :
karet alam yang diperoleh dengan cara memasukkan lateks ke dalamasam untuk dipadatkan,
kemudian di panaskan dan diasapkan. Digunakan sebagai bahan baku produksi ban, dan
tube.TSR : Karet yang telah digumpalkan kemudian dihaluskan, setelah itudikeringkan
dengan pemanasan. Sama seperti dengan RSS, TSR digunakansebagai bahan baku produksi
ban, dan tube. Tergantung dari negara yangmemproduksi, ada SMR ( Produk Malaysia ),
SSR ( Produk Singapura ), SIR ( produk Indonesia ), TTR ( Produk Thailand ) dan lain lain.
Karet sistetis sengaja dibuat sedemikian rupa mirip dengan karet alam.Ada banyak
macamnya yaitu Karet Isopuren ( IR ), Karet Stiren Butadien ( SBR ),Karet Butadien ( BR ),
Karet Khloropuren ( CR ), Karet Nitril ( NR ), KaretBUTIL ( IIB ), Karet etilen propilen (
EPDM ), Karet Uretan ( AU, EU ), Karetsilicon ( VMQ, FVMQ ), Karet Acril ( ACM ) dan
lain lain.Karet sintetis yang paling banyak diproduksi ada 3 jenis yaitu karet isopuren, karet
stiren butadiene,dan karet butadiene. Bila digabung dengan karet alam, prosentase karet
sintetis inimeliputi 80 %. Karet tersebut terutama digunakan sebagai bahan baku pembuatan
ban.
Getah karet merupakan cairan berbentuk koloid yang mengandung zat zatseperti
lateks, tepung, lemak, protein dan lain lain. Molekul molekul karet padasiang hari terbentuk
di bagian daun tumbuhan karet, dan bila hari menjelang sore,getah dikirim ke bagian kulit
pohon dalam bentuk polimer. Proses pengambilangetah karet dilakukan pada pukul 5 sampai
pukul 8 pagi hari, karena getah karet berkumpul pada pagi hari.Getah dari pohon Hevea
Brasiliensis ( lateks ) dapatdiperoleh sekitar 200 ~ 400 ml, dan selain mengandung isopuren,
ia jugamengandung bermacam macam elemen lainnya.Masalah bau busuk yang mencemari
udara di sekitar pabrik karet remahini sampai saat ini sangat sulit diatasi walaupun semua
pabrik sudahmenggunakan scrubber (cerobong asap), padahal disekeliling pabrik
sudahmenjadi kawasan perumahan. Pada akhirnya bau busuk ini menimbulkan keluhan-
keluhan masyarakat disekeliling pabrik atau bahkan yang jauh dari pabrik (bauterbawa oleh
angin). Sedangkan masalah nilai plastisitas (Po dan PRI) yangrendah dapat diatasi oleh
pabrik karet remah dengan proses penggantungan anginselama 7-14 hari, walaupun hal ini
akan menyebabkan waktu pengolahanmeningkat karena terhentinya perputaran modal dalam
jumlah besar selam waktutersebut.Untuk mengatasi masalah bau busuk dan mutu karet
tersebut, BalaiPenelitian Sembawa telah mengembangkan dan menghasilkan formula
Deorubyang disebut dengan Deorub K. Deorub K dapat mengatasi semua masalahtersebut
diatas karena mengandung senyawa-senyawa yang dapat membekukandengan cepat,
mencegah pertumbuhan bakteri dan harganya sebanding denganasam semut (format). Mutu
teknis, karakteristik vullkanisasi dan sifat fisik vulkanisat dari karet yang dibekukan dengan
Deorub K adalah setara dengan asamsemuT
PEMBAHASAN
Dana yang dibutuhkan untuk penanganan limbah gas pabrik karet remah berdasarkan
diskusi dengan pakar dapat dikatakan cukup besar karena dengan teknik penanganan limbah
gas menggunakan scrubber akanmenghasilkan limbah dalam bentuk lain yaitu limbah cair.
Limbah cair yangdihasilkan dari unit scrubber diduga memiliki kesamaan karakteristik
denganlimbah cair proses pengolahan lateks kebun menjadi produk karet setengah jadiseperti
RSS,lateks pekat, dan karet remah.Limbah cair pabrik karet jenis ribbed smoked sheet
(RSS)mempunyaikandungan COD 3000 - 5000 mg/l, BOD 2300 - 2700 mg/l, total nitrogen
200 – 400 mg/l, NH3-N 100 – 300 mg/l, NO3-N 4 – 8 mg/l, PO4-P 20 –40 mg/l, dan pH 4 –
6 mg/l sehingga memerlukan unit pengolahan limbah cair yang memadai yangmampujuga
melakukan proses nitrifikasi-denitrifikasi sekaligus menyisihkanortofosfat (Utomo, dkk.,
2001).