Anda di halaman 1dari 12

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR

LIMBAH DALAM INDUSTRI


TAPIOKA
Disusun oleh:
Fida Rizki Anggraeni
(082001600031)
Khairunnajah Amaliah
Yovanny
LATAR BELAKANG
Tepung tapioka merupakan produk olahan ketela atau
singkong yang banyak dimanfaatkan oleh industri dalam negeri
maupun untuk diekspor ke luar negeri. Permintaan tepung
tapioka di Indonesia cenderung meningkat karena peningkatan
jumlah industri makanan yang menggunakan bahan baku
tapioka.
Di dalam proses pembuatan tapioka dipergunakan air
relatif banyak, setiap ton ketela pohon dibutuhkan 6 – 9 m³ air.
Air buangan industri tapioka masih mengandung bahan-bahan
organik dan total solid yang cukup tinggi, diatas batas
persyaratan air buangan industri yang diijinkan.
2
BAHAN BAKU
INDUSTRI TAPIOKA
Bahan baku yang digunakan dalam produksi
tepung tapioka pada industri tapioka adalah :
 Ketela pohon / Ubi kayu yang
mengandung pati tinggi
 Air

3
PROSES PRODUKSI
Tahap – tahap dalam pembuatan tepung tapioka, yaitu:
 Proses Pengupasan
 Proses Pencucian
 Proses Pemarutan
 Proses Pemerasan
 Proses Pengendapan
 Proses Penyaringan
 Proses Penggilingan
 Proses Pengemasan
4
KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI TAPIOKA

PARAMETER SATUAN KUALITAS


BOD Mg/L 4.300 – 9.400
COD Mg/L 5.100 – 20.000
TSS Mg/L 1.300 – 3.400
pH Mg/L 4.00 – 5.00

6
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH INDUSTRI TAPIOKA
Senyawa Keterangan

Warna Transparan disertai suspense berwarna putih.

Bau Tidak sedap, disebabkan adanya pemecahan zat organik oleh mikroba.

Kekeruhan Adanya padatan terlarut dan tersuspensi di dalam air.

BOD Karena mengandung pati, sedikit lemak, protein dan zat organik lainnya
yang ditandai banyaknya zat terapung dan menggumpal ( 3000 – 5000 )
ppm.

COD Menunjukkan jumlah zat organik biodegradable dan nonbiodegradable


( 25000 – 5000 ) ppm.

pH Sekitar 6.5 – 4.8.

Padatan Tersuspensi Mempengaruhi kekeruhan dan warna air.

Sianida Kebanyakan menggunakannya karena harganya murah ( 0.1 – 0.2 ) ppm.


7
DIAGRAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TAPIOKA

8
UNIT PENGOLAHAN IPAL INDUSTRI TAPIOKA
 Pengolahan Awal (Pre – Treatment)
 Penyaringan benda kasar (Screening)
 Pemisahan minyak (Grease Trap)
 Ekualisasi Limbah (Equalization)

 Pengolahan Primer (Premary Treatment)


 Pengolahan fisik (Physical Treatment)
 Pengolahan fisik-kimia(Physical / Chemical Treatment)

 Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)


 Pengolahan biologis an-aerobik (An-aerobic Treatment)
 Pengolahan biologis aerobik (Aerobic Treatment)

 Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)


 Pengolahan lanjutan (AdvanceTreatment)
9
BAKU MUTU

Peraturan Menteri Lingkungan


Hidup No.5 Tahun 2014 ini
menggantikan banyak peraturan
mengenai baku mutu air limbah,
seperti Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.51 Tahun
1995 Tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Kegiatan Industri.
PERBANDINGAN KUALITAS AIR LIMBAH EFFLUEN DENGAN
BAKU MUTU

11
PERHITUNGAN EFISIENSI PENYISIHAN

12

Anda mungkin juga menyukai