Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah Analisis Limbah Industri

Nama: Tika Diah Utami


NIM: M0314073
Judul paper: Analisis Pemanfaatan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit untuk Land
Application
Jurnal: SiTekIn Jurnal Sains, Teknologi & Industri, Vol 10, No 2 (2013)

Paper ini membahas mengenai pengolahan limbah cair dari industri kelapa sawit. Semakin
meningkatnya total luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia menyebabkan peningkatan
produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO). Proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi
minyak sawit menghasilkan limbah dalam bentuk fasa padat berupa pasir, tanah, tandan buah,
ampas, dan batok/cangkang. Limbah fasa cair sebagain besar dihasilkan dari unit proses yang
berasal dari pengembunan uap air. Limbah cair dari proses pengolahan kelawa sawit tersebut
masih mengandung minyak dan komponen-komponen organik. Dari satu ton tandan buah segar
(TBS) yang diolah dapat menghasilkan 140-200 kg CPO, sedangkan limbah cair yang dihasilkan
sebanyak 600-700 kg. Kualitas limbah ini terbilang cukup tinggi dan sangat berpotensi untuk
menimbulkan pencemaran lingkungan apanila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengolahan limbah cair dari industri kelapa sawit. Selain dapat mengurangi
permasalahan lingkungan yang timbul, pemanfaatan kembali limbah cair ini dapat meningkatkan
nilai tambah limbah itu sendiri.
Dalam jurnal ini, limbah cair hasil industri kelapa sawit diolah kembali untuk dijadikan
sebagai alternatif pupuk di lahan perkebunan atau land application (LA). Pemanfaatan air limbah
ke tanah (LA) artinya air limbah atau sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair
digunakan atau difungsikan sebagai fertilizer (penyuplai unsur hara) bagi tanah dan tanaman.
Proses pengolahan limbah cair dalam jurnal ini dilakukan secara anaerob menggunakan
bioreaktor anaerob. Bioreaktor anaerob mampu mengolah limbah cair yang mengandung minyak
dan lemak dan mampu mencegah terjadinya kehilangan biomassa anaerob, kebutuhan lahan kecil
dan relatif mudah pengoperasiannya serta bermanfaat untuk pencegahan pencemaran lingkungan.
Pada jurnal ini, penelitian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) karena penelitian dilakukan pada media yang tidak homogen dengan
percobaan faktorial. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lumpur
kolam 2 (kolam pengasaman) yang digunakan sebagai tempat bibit mikroorganisme di dalam
bioreaktor anaerob, kemudian lumpur kolam 4 IPAL industri kelapa sawit yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya pembentukan gas metana. Bahan selanjutnya adalah limbah keluaran
kolam 1 (kolam pendingin) yang berguna sebagai umpan (substrat) mikroorganisme yang ada
dalam bioreaktor anaerob, tandan kosong kelapa sawit, dan pelepah kelapa sawit. Sedangkan
alat-alat yang digunakan adalah bioreaktor anaerob, tangki pengendali/umpan (inlet), tangki
penampung (outlet), dan pompa air elektrik yang berfungsi untuk mengatur laju air umpan ke
dalam bioreaktor anaerob. Proses pengolahan limbah cair industri kelapa sawit terbagi menjadi
beberapa tahap, meliputi: tahap pembibitan, tahap aklimatisasi, tahap instalasi pengolahan
limbah cair, start-up bioreaktor anaerob, serta proses kontinu bioreaktor anaerob. Tahap
pembibitan bertujuan untuk menumbuhkan dan mnegembangkan mikroorganisme di dalam
substrat yang akan diolah. Tahap aklimatisasi bertujuan agar mikroorganisme dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi air buangan yang akan diolah. Variable bebas dalam
penelitian ini yaitu laju air dimana laju air divariasi menjadi 500 L/hari, 1000 L/hari dan 2500
L/hari.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebelum diolah, karakteristik limbah cair industri
kelapa sawit memiliki pH 5,6 dan nilai COD sebesar 50.000 mg/L. Karakteristik tersebut
menunjukkan limbah memiliki nilai yang relatif lebih tinggi dari kualitas limbah cair yang
diperkenankan untuk dimanfaatkan sebagai suplemen pupuk dan air irigasi pada perkebunan
kelapa sawit adalah pada kadar BOD < 5.000 mg/L atau COD < 10.000 mg/L dengan pH antara
6-9. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah nilai pH dan kandungan COD. Nilai pH
digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah limbah cair industri kelapa sawit yang diolah
dalam bioreaktor anaerob bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pupuk yang diaplikasikan ke
lahan perkebunan atau land application (LA). Nilai rata-rata pH keluaran bioreaktor anaerob
pada laju alir 500 L/hari adalah 6,7. Pada laju alir 1000 L/hari, rata-rata pH keluaran bioreaktor
anaerob sebesar 7,2. Sedangkan pada laju alir 2500 L/hari nilai rata-rata pH bioreaktor anaerob
mulai stabil yaitu 7,2. Penurunan pH disebabkan oleh proses asidifikasi selama biodegradasi
anaerob yang menghasilkan asam-asam volatil yang bersifat asam sehingga menyebabkan pH
sistem menurun. Fluktuasi nilai pH pada masing-masing variasi laju alir menunjukkan bahwa
proses pembentukan asam pada proses asidogenesis sedang berlangsung cepat, namun tidak
diikuti oleh proses metanogenesis yang cenderung berlangsung lambat. Hasil analisis pH
menunjukkan bahwa sampel keluaran dari bioreaktor anaerob memiliki range nilai pH antara
6,4-7,2 dengan demikian limbah cair keluaran dari bioreaktor anaerob ini bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk pada perkebunan kelapa sawit.
Analisis terhadap parameter kedua yaitu kandungan COD menunjukkan bahwa semakin
cepat laju alir bioreaktor anaerob, maka nilai COD semakin menurun. Pada laju alir 500 L/hari di
bioreaktor anaerob rata-rata kandungan COD limbah cair sebesar 30.000 mg/L dan di bioreaktor
anaerob 2 sebesar 21.666,7 mg/L. Pada laju alir 1000 L/hari rata-rata kandungan COD menurun
menjadi 14.666,7 mg/L. sedangkan pada laju alir 2.500 L/hari, rata-rata kandungan COD sebesar
6666,7 mg/L. Semakin cepat variasi laju alir maka proses biodegradasi bahan-bahan organik
yang terdapat di dalam limbah cair berlangsung dengan baik karena kontak antara
mikroorganisme dengan limbah cair sebagai makanannnya cukup banyak, sehingga
mikroorganisme dapat berkembang dnegan cepat dan menyebabkan degradasi limbah cair
semakin cepat pula. Berdasarkan analisis COD pada semua variasi laju alir, menunjukkan bahwa
kandungan terendah COD pada sampel keluaran bioreaktor adalah pada laju alir 2500 L/hari
yaitu 6666,7 mg/L, sehingga limbah cair ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk perkebunan kelapa
sawit.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulakn bahwa nilai rata-rata pH hasil analisis
sampel keluaran dari bioreaktor anaerob memiliki range pH antara 6,4-7,2 dan kandungan COD
terendah adalah pada laju alir 2500 L/hari yaitu 6666,7 mg/L. Sehingga limbah cair keluaran dari
bioreaktor anaerob bisa dimanfaatkan sebagai pupuk pada perkebunan kelapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai