Anda di halaman 1dari 27

anom wibisono

01 Mei 2013
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (Palm Oil Mill Effluent=POME)
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit


Industri berbasis kelapa sawit merupakan investasi yang relatif menguntungkan, namun
demikian perlu diperhatikan pula beban pencemaran yang ditimbulkan bila tidak dilaksanakan
dengan baik. Setiap ton tandan buah segar yang diolah menghasilkan limbah cair sekitar 50%
dibandingkan dengan total limbah lainnya, sedangkan tandan kosong sebanyak 23% (Sutarta et
al, 2000). Lubis dan Tobing (1989) mengatakan bahwa setiap 1 ton CPO menghasilkan limbah
cair sebanyak 5 ton dengan BOD 20.000 - 60.000 mg/l.


Gambar 1. Palm Oil Mill Effluen
Limbah yang dihasilkan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) ada yang berupa limbah padat dan limbah
cair. Limbah padat berupa cangkang dan fiber digunakan sebagai bahan bakar boiler atau coir
mesh dan tandan kosong dimanfaatkan kembali sebagai mulsa (pupuk bagi tanaman).


Pada mulanya, strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan kapasitas daya
dukung (carrying capacity approach). Keterbatasan daya dukung lingkungan secara alami dalam
menetralisir pencemaran membuat strategi pengelolaan pencemaran berkembang ke arah
pendekatan mengolah limbah yang terbentuk (end of pipe treatment)
Limbah cair yang dihasilkan harus mengikuti standard yang sudah ditetapkan dan tidak dapat
dibuang/diaplikasikan secara langsung karena akan berdampak pada pencemaran lingkungan.
Parameter yang menjadi salah satu indikator kontrol untuk pembuangan limbah cair adalah
angka biological oxygen demand (BOD). Angka BOD berarti angka yang menunjukkan
kebutuhan oksigen. Jika air limbah mengandung BOD tinggi dibuang ke sungai maka oksigen
yang ada di sungai tersebut akan terhisap material organik tersebut sehingga makhluk hidup
lainnya akan kekurangan oksigen. Sedangkan angka chemical oxygen deman (COD) adalah
angka yang menunjukkan suatu ukuran apakah dapat secara kimiawi dioksidasi. Fungsi dari
pengolahan limbah (effluent treatment) adalah untuk menetralisir parameter limbah yang masih
terkandung dalam cairan limbah sebelum diaplikasikan (land aplication). Mutu limbah cair yang
dapat dialirkan ke sungai adalah: BOD 3.500 hingga 3.000 mg/liter, Minyak dan lemak 600
mg/liter, dan pH 6.



Limbah Cair Kelapa Sawit Limbah cair kelapa sawit berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi dan
hidrocyclon atau yang lebih dikenal dengan istilah Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan sisa
buangan
yang tidak bersifat toksik (tidak beracun), tetapi memiliki daya pencemaran yang tinggi karena
kandungan
organiknya dengan nilai BOD berkisar 18.000- 48.000 mg/L dan nilai COD berkisar 45.000-65.000
mg/L
(Chin et al.,1996). Limbah cair yang dihasilkan tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan
pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuat tindakan pengendalian limbah
cair
melalui sistem kolam yang kemudian dapat diaplikasikan ke lahan.

Limbah cair dalam sistem kolam terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Kolam Pendinginan C. Agar proses Limbah cair pabrik kelapa sawit memiliki temperatur 75-90oC
2. Kolam Pengasaman Pada kolam pengasaman akan terjadi penurunan pH dan pembentukan
karbondioksida. Proses pengasaman ini dibiarkan selama 30 hari.
3. Kolam Pembiakan Bakteri Pada fase ini terjadi pembiakan bakteri, bakteri tersebut berfungsi untuk
pembentukan methane, karbondioksida dan kenaikan pH. Proses pembiakan bakteri hingga limbah
tersebut dapat diaplikasikan memerlukan waktu 30-40 hari. (Kittikun et al., 2000)


Secara garis besar alur proses pengolahan limbah di Pabrik Kelapa Sawit adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Alur Proses Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit

Fat Pit

Limbah dari PKS dialirkan masuk kedalam fat pit. Pada fat pit ini terjadi pemanasan dengan
menggunakan steam dari BPV. Pemanasan ini diperlukan untuk memudahkan pemisahan minyak
dengan sludge sebab pada fat pit ini masih dimungkinkan untuk melakukan pengutipan minyak
dengan menggunakan skimmer.
Limbah dari fat pit ini kemudian dialirkan ke kolam cooling pond yang berguna untuk
mendinginkan limbah yang telah dipanaskan.

Gambar 3. Fat Pit


Cooling Pond
Selain untuk mendinginkan limbah, cooling pond juga berfungsi untuk mengendapkan sludge.
Setelah dari cooling pond I limbah kemudian masuk ke cooling pond II untuk dilakukan proses
pendinginan yang sama dengan cooling pond I. Limbah dari cooling pond II kemudian dialirkan
ke kolam anaerobic 1, 2, 3.


Gambar 4. Cooling Pond

Kolam Anaerobic
Pada kolam anaerobic ini terjadi perlakuan biologis terhadap limbah dengan menggunakan
bakteri metagonik yang telah ada di kolam. Unsur organik yang terdapat dalam limbah cair
digunakan bakteri sebagai makanan dalam proses mengubahnya menjadi bahan yang tidak
berbahaya bagi lingkungan. Pada kolam anaerobic terjadi penurunan BOD dan kenaikan pH
minimal 6. Ketebalan scum pada kolam anaerobic tidak boleh > 25 cm, jika ketebalannya telah
melebihi 25 cm maka itu merupakan tanda bahwa bakteri sudah kurang berfungsi.

Gambar 5. Kolam Aerobik



Maturity Pond
Setelah dari kolam anaerobic, limbah masuk ke kolam maturity pond yang berfungsi untuk
pematangan limbah (serta kenaikan pH dan penurunan BOD). Di maturity pond ini terdapat
pompa yang berfungsi mensirkulasikan limbah kembali ke kolam anaerobic (ditunjukkan oleh
garis putus-putus pada flow process). Kegunaan sirkulasi adalah untuk membantu menurunkan
suhu dan menaikkan pH di kolam anaerobic 1, 2, 3.

Gambar 6. Kolam Pematangan


Kolam Aplikasi
Setelah dari maturity pond limbah kemudian masuk ke kolam aplikasi yang merupakan tempat
pembuangan akhir limbah. Limbah yang terdapat pada kolam aplikasi ini digunakan untuk
pupuk tanaman kelapa sawit (land application).


Gambar 7. Kolam Aplikasi


Ada beberapa pilihan dalam pengelolaan limbah cair PKS setelah diolah di kolam pengelolaan
limbah (IPAL) diantaranya adalah dibuang ke badan sungai atau diaplikasikan ke areal tanaman
kelapa sawit yang dikenal dengan land application. Pembuangan limbah cair ke badan sungai
bisa dilakukan dengan syarat telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh peraturan
perundangan. Alternatif ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya:
Pengelolaan limbah cair sehingga menjadi layak dibuang ke badan sungai (BOD dibawah 100
ppm ), secara teknis bisa dilakukan tetapi memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi di
samping waktu retensi efluen yang panjang di kolam-kolam pengelolaan.
Tidak ada nilai tambah baik bagi lingkungan maupun bagi perusahaan
Merupakan potensi sumber konflik oleh masyarakat karena perusahaan dianggap membuang
limbahnya ke badan sungai adalah berbahaya walaupun limbah tersebut mempunyai BOD di
bawah 100 ppm.

Model alternatif lainnya dalam pengelolaan efluen adalah dengan mengaplikasikan ke areal
pertanaman kelapa sawit (land application), sebagai sumber pupuk dan air irigasi. Banyak
lembaga penelitian yang melaporkan bahwa efluen banyak mengandung unsur hara yang cukup
tinggi. Potensi ini menjadi semakin penting artinya dewasa ini karena harga pupuk impor yang
meningkat tajam serta kerap terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan.

Pemanfaatan limbah cair PKS melalui land application telah menjadi hal yang rutin dilakukan di
perkebunan besar dengan hasil yang baik, yaitu dapat meningkatkan produksi kelapa sawit tanpa
menimbulkan dampak negatif yang berarti terhadap lingkungan. (baca artikel land application).

Diposkan oleh Anom Wibisono HS di 13.39
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Reaksi:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Tim Observasi THIP

Effluent-Tembusu POM, TH Indo Plantation
PROFIL SAYA


Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (6)
2013 (19)
o Oktober (5)
o Agustus (1)
o Juni (2)
o Mei (8)
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP
Ketentuan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Indo...
Peraturan Perundang-undangan Lingkungan Hidup
Collection Picture 1
LAND APPLICATION mengurangi biaya pemupukan secara...
Pengembangan Industri Kelapa Sawit Ramah Lingkunga...
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (Palm O...
Berpikir analitis dengan pendekatan saintis
o April (1)
o Januari (2)
2012 (6)
2011 (5)
2010 (2)
2008 (21)
Entri Populer

Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (Palm Oil Mill Effluent=POME)
Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Industri berbasis kelapa sawit merupakan
investasi yang relatif menguntungkan, namun demik...
BUDIDAYA KELAPA SAWIT
DENGAN APLIKASI PUPUK CAIR TANI ORGANIK / KEHAKARAI I. Bahan
Tanam A.Penyediaan benih Penyediaan benih dilakukan ol...
BOKASHI
Dalam bahasa Jepang Bokashi diartikan dalam bahasa Inggris yaitu fermentasi
bahan organik . Istilah lainnya dalam sektor industri pet...

Ketentuan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan (Indonesia
Sustainable Palm Oil/SPO)
Ketentuan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan
Pengembangan perkebunan di Indonesia, termasuk kelapa sawit...

MASAGRI biofertilizer for Sustainable Palm Oil
BIOTEKNOLOGI TERAPAN INDIGENOUS (1)
Adalah "Proses fermentasi dengan memanfaatkan berbagai jenis mikroorganisme alami
(indigenous) yang bermanfaat dalam meningkatkan sifa...
DAMPAK PERTANIAN MODERN TERHADAP EKOSISTEM GLOBAL
Polusi lingkungan disebabkan erosi tanah yg berlebihan sehingga sedimen tanah
mengangkut pupuk kimia dan pestisida dari permukaan air dan b...

LAND APPLICATION mengurangi biaya pemupukan secara signifikan
LAND APPLICATION Pemanfaatan Limbah Cair PKS sebagai Pupuk Alternatif
Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis...

PEMANFAATAN SUMBER HIJAUAN SEBAGAI PAKAN TERNAK BERGIZI dan
KONSENTRAT TERNAK
Pendahuluan Pembangunan peternakan atau swasembada ternak di masa mendatang
akan dihadapkan pada masalah keterbatasan sumberdaya ...
Ulasan Peran Pupuk Organik Cair
Profesor Go Ban Hong (Institut Pertanian Bogor) dan beberapa ahli kesuburan tanah telah
berkali-kali ...
Ir. ANOM WIBISONO HS
CARA EFEKTIF MENGURAI LIMBAH INDUSTRI, PERHOTELAN SAMPAI
RUMAH TANGGA - Saturday, October 18, 2008 - Ir. Anom Wibisono HS
TANI ORGANIK- KEHAKA RAI-Teknologi Indigenous -4 - Friday, October 17, 2008 -
Ir. Anom Wibisono HS
TEKNOLOGI INDIGENOUS ( 3 ) - Sunday, October 12, 2008 - Ir. Anom Wibisono HS
TEKNOLOGI SILASE ( Indigenous-2 ) - Saturday, October 11, 2008 - Ir. Anom
Wibisono HS
BIOTEKNOLOGI TERAPAN INDIGENOUS (1) - Wednesday, October 08, 2008 - Ir.
Anom Wibisono HS
Kontak kami
Nama

Email *

Pesan *

Komentar
Google+ Followers
Follow by Email


Wikipedia


Google+ Badge
Share It
Translate
Powered by Translate
Langganan
Pos
Komentar
Total Tayangan Laman
37927


Radio Music Player Free Online
Video musik
Loading...
Windows Live Messenger + Facebook
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Google News - Top Stories
Mountain View of the Day
Pictures of Beautiful Gardens
PDF Man
Desa Teluk Anai

Komitmen ...

Galeri 2
TH Indo Plantation

bersama mereka ...
Pakcoy

Horenso

Panen daun bawang

Mo,panen tomat..

Kebun jagung

Tomat

Bibit Brokolli

Sawi umur 23 hr

Oyong umur 23 hr

Oyong

Sawi 28 hr

Daun bawang umur 28 hr

Jagung 54 hr "Desa Tapos I"

Ubi organik 2 bln

Tanaman obat "Kapol'

Buah kapol

Padi & TO

Desa Manggis,Lubuk Basung,Kab.Agam,Sum-Bar
Sawah Arca

Padi

Desa Manggis,Kab.Agam,Sum-Bar
Humus kulit pinus

Kompos mas Kusno

Cacah pakis hutan
Kompos Andam-kaliandra-sekam bakar-humus bambu-
kotoran kambing


Galeri 1
Orangutan Friendly

Land Application Biotoileto

Earth Day


FKR
FKR Network Product

Pupuk organik;, Madu Kalimantan dll.
Aneka Produk

Pakan Ternak

Teh Rosella Merah

Pengomposan

Hasil uji coba Biomikro - Biotirta

Link Langganan
Pos
Komentar
IKNFS / INFRC

Bersama Prof.Dr.Teruo Higa
Yayasan 324

Amazon MP3 Clips
Cari Blog Ini
Memuat...
National Geographic POD
Laman
Beranda
Pengikut
Biotoileto

Mengatasi Masalah Limbah Organik dan Septictank secara alami
MAD @ 68 - '84 - BLOGGER Desain. Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai