Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar (Poltekkes Kemenkes Makassar)


berdiri berdasarkan SK Menkes-Kessos RI No. 298/Menkes/SK/2001 tanggal 16
April 2001. Hingga tahun 2019, Poltekkes Kemenkes Makassar memiliki 17 program
studi (prodi) yaitu 9 prodi D.III dan 7 prodi D.IV dari 8 jurusan keperawatan,
kebidanan, kesehatan lingkungan, gizi, farmasi, fisioterapi, kesehatan gigi, dan
analis kesehatan.

Mengacu pada Visi Poltekkes Kemenkes Makassar yaitu "Menjadi pusat


pendidikan tenaga kesehatan unggulan yang mandiri, berdaya saing tinggi, dan
berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas serta berakhlak mulia"
serta menyikapi tuntutan keterpaduan intervensi dalam sistem kesehatan nasional,
maka perlu kiranya dipersiapkan para profesional tenaga kesehatan yang bukan
hanya memiliki kemampuan akademik, keterampilan profesional, handal dan
inovatif, namun juga memiliki kompetensi untuk mampu beradaptasi, fleksibel,
bekerjasama secara efektif, bekerja dalam tim dan memiliki kemampuan
interpesonal dan profesional yang tinggi.

Salah satu upaya yang dilakukan Poltekkes Kemenkes Makassar adalah


dengan mengembangkan strategi pelaksanaan PKL Terpadu yaitu dari
intraprofesional menjadi interprofesional. Strategi PKL Terpadu yang bersifat
interprofesional atau Interprofessional Education (IPE) yaitu suatu model proses
pendidikan yang melibatkan dua atau lebih jenis profesi. Pendidikan interprofesi
mengandung "learning, about, from, with each other" atau belajar tentang, dar,
dengan satu sama lain untuk menciptakan kolaborasi efektif sehingga diharapkan
dapat meningkatkan outcome kesehatan yang optimal.

Pendidikan interprofesi merupakan tahp penting dalam upaya mempersiapkan


lulusan profesional kesehatan untuk siap bekerja di dalam tim dan melakukan
praktek kolaborasi dengan efektif dalam merespon atau memecahkan masalah
kesehatan yang ada di masyarakat.

1
Tujuan PKL Terpadu dengan pendekatan IPE-CP ini adalah untuk
memberikan pengalaman belajar langsung dilapangan kepada mahasiswa dalam
rangka pemecahan masalah kesehatan dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat, serta mampu memberikan pengalaman kerja secara tim dalam
menganalisis keadaan, identifikasi masalah, dan menteapkan altenatif solusi kepada
masyarakat.

Strategi model PKL Terpadu dengan pendekatan IPE-CP ini mengutamakan


praktek kolaborasi yang dilandasi kompetensi interprofesi agar dapat belajar
mengenai profesi lain dan membangun kerjasama yang efektif dengan menerapkan
ilmu yang dipelajari sekaligus belajar berinteraksi dan berkolaborasi dengan profesi
kesehatan lain secara nyata di lapangan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
yang lebih optimal. Diharapkan dengan konsep IPE-CP maka dapat meningkatkan
kesadaran diri mahasiswa untuk lebih memahami dan menghargai peran masing-
masing profesi kesehatan agar tidak terjadi tumpang tindihataupun ketidakselarasan
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Disisi lain kegiatan PKL Terpadu dengan
konsep IPE-CP ini diharapkan dapat memacu motivasi mahasiswa untuk mengabdi
secara lebih berkualitas di seluruh pelosok atau daerah terpencil di Indonesia.

Melalui PKL Terpadu dengan konsep IPE-CP diharapkan dapat menunjang


pencapaian pembangunan bidang kesehatan, khusunya Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) yang dilaksanakan di Kabupaten Enrekang. Tema yang diusung dalam
pelaksanaan PKL Terpadu dengan konsep IPE-CP tahun ajaran 2018/2019 adalah
"Tingkatkan Kolaborasi Interprofesional untuk Mewujudkan Keluarga Sehat di
Kabupaten Enrekang"

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi pengalaman praktek kolaborasi interprofesi secara langsung kepada
mahasiswa dalam menangani masalah kesehatan di masyarakat dengan
pendekatan keluarga.

2
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengalaman praktek lapangan dalam penerapan nilai/etik
kolaborasi antar profesi dengan pendekatan keluarga pada pelayanan
kesehatan msayarakat.
b. Memberikan pengalaman praktek lapangan dalam penerapan peran dan
tanggungjawab masing-masing profesi dengan pendekatan keluarga
pada pelayanan kesehatan di masyarakat.
c. Memberikan pengalaman praktek lapangan dalam penerapan
komunikasi antar profesi dengan pendekatan keluarga pada pelayanan
kesehatan masyarakat.
d. Memberikan pengalaman praktek lapangan dalam penerapan bekerja
dalam tim kesehatan dengan pendekatan keluarga pada pelayanan
kesehatan di masyarakat.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memiliki pengalaman dalam menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dalam
kegiatan praktek lapangan kolaborasi interprofesional
b. Memiliki pengalaman belajar berkomunikasi dalam praktek lapangan
kolaborasi interprofesional
c. Memiliki pengalaman untuk memahami dan menghargai peran profesi
kesehatan lain dalam praktek lapangan kolaborasi interprofesional
d. Memiliki pengalaman untuk bekerja-sama di dalam tim dan memecahkan
masalah kesehatan di masyarakat dalam praktek lapangan kolaborasi
interprofesional
e. Memiliki pengalaman untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
berfokus pada klien dalam praktek klien dalam praktek lapangan kolaborasi
interprofesional
f. Memiliki pengalaman belajar tentang peran dan fungsi yang overlapping
antara profesi dengan profesi lainnya dan bagaimana menangani
overlapping itu dengan baik untuk mencapai pelayanan kesehatan yang
aman, efektif dan efisien dalam praktek lapangan kolaborasi
interprofesional

3
2. Bagi Profesi atau tenaga kesehatan
a. Meningkatkan moral profesi
b. Menurunkan hambatan dalam berkomunikasi dengan profesi lain
c. Meningkatkan kecintaan akan profesi
d. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
bersama profesi lain
e. Meningkatkan kepuasan kerja
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Memberi kesemapatan kepada para dosen untuk bekerja bersama dalam
praktek lapangan kolaborasi interprofesional
b. Meningkatkan efisiensi penggunaan resources yang ada di indtitusi
pendidikan
c. Meningkatkan kerja-sama antar prodi dalam praktek lapangan kolaborasi
interprofesional
4. Bagi Pemerintah dan Instansi Pelayanan
a. Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan dengan menurunkan
duplikasi tindakan yang tidak diperlukan dari berbagai profesi dan duplikasi
pencatatan serta pelaporan
b. Meningkatkan keselamatan klien
c. Meningkatkan outcome kesehatan pasien
d. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
e. Meningkatkan solusi masalah kesehatan dalam merencanakan program
kesehatan dimasa yang akan datang

5. Bagi Masyarakat

a. Meminimalisir permasalahan kesehatan


b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
c. Meningkatkan potensi masyarakat dalam mengenal masalah kesehatannya
sendiri dan merencanakan pemecahannya
d. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

4
D. Ruang Lingkup

1. Analisis situasi keesehatan masyarakat dan penyusunan program kerja


2. Musyawarah Masyarakat Desa
3. Intervensi
4. Evaluasi dan Monitoring
5. Seminar Kabupaten

5
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PKL

a. Gambaran Geografi

Desa Pana terletak 43 KM dari Ibukota Kabupaten Enrekang, atau 7 Km dari


Ibukota Kecamatan Alla Baru dengan luas wilayah 409 Km2, dengan batas-
batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Toraja


- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Buntu Sugi
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pebaloran
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Benteng Alla’
b. Gambaran Demografi
Jumlah penduduk 2564 jiwa termasuk jumlah yang besar bagi ukuran
suatu desa. Penduduk yang jumlahnya besar akan menjadi satu
kekuatan/potensi pembangunan bilamana memiliki kompetensi sumberdaya
manusia. Komposisi perbandingan jumlah laki-laki dengan perempuan adalah
hampir seimbang .
Pertumbuhan penduduk yang tidak stabil setiap tahun, di satu sisi
menjadi beban pembangunan karena ruang gerak untuk produktivitas
masyarakat makin rendah, apalagi jika tidak diikuti peningkatan pendidikan
yang dapat menciptakan lapangan kerja. Memang tidak selamanya
pertambahan penduduk membawa dampak negatif, malahan menjadi positif
jika dapat diberdayakan secara baik untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Kondisi ketenagakerjaan yang harus mendapatkan perhatian dan
penanganan secara komprehensif adalah terjadinya peningkatan angka usia
kerja setiap tahunnya.

Pertumbuhan angkatan kerja yang memasuki dunia kerja di mana dari


angkatan kerja yang mencari kerja tersebut tidak dapat terserap pada lapangan
kerja yang tersedia khususnya dalam konteks hubungan kerja (bekerja di sektor
pemerintah atau di sektor swasta/perusahaan), karena memang daya serap dari
sektor-sektor tersebut sangat terbatas, sehingga sebagai “katup pengaman”

6
harus dapat dikembangkan sebagai potensi atau peluang bekerja terbuka luas
melalui kerja mandiri/wirausaha (sektor ekonomi non formal).

c. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum


Terdapat sarana dan prasarana jalan berupa jalan raya (jalan beton) yaitu
Poros yang menghubungkan Tanah Toraja dan Makassa
Sarana dan prasarana sosial yang ada yaitu ; Sarana pendidikan berupa
Sekolah 4 Unit, dan sarana kesehatan berupa Pustu permanen 1 unit dan
Posyandu 4 unit, serta Masjid 10 buah dan 1 Gereja.

7
BAB III

HASIL PENGUMPULAN DATA

A. Data Kesehatan Masyarakat


1. Data Sekunder

Cakupan/Prevaensi/
No
Variabel jumlah/Kondisi Keterangan

I DataUmum
JumlahKepalaKeluarga 688
Saranakesehatan 1
TempatIbadah 10
Sekolah 1
Fasilitas sosial -
II KesehatanLingkungan
PrevalensiDiare 48
Prevalensi Malaria -
PrevalensiDemamBerdarah -
PrevalensiISPA 93
Pemanfaatan/KepemilikanSaranaAirBersih
KondisiSaranaAirBersih
PemanfaatanKepemilikan Jamban
PengelolaanSampah
KondisiRumahSehata
PengelolaanLimbahCair
GambaranPartisipasi Masyarakat
TingkatPengetahuantentangKesehatan
Lainnya…………………………………..

III KeperawatanGigi
SDUKGS 1
SD PelayananGigi -
IndeksKaries GigiPermanent
Lainnya…………………..........................
IV Kebidanan
Jumlahibuhamil 25
Jumlahibubersalin 44
BayiBaruLahir -
Balita
PasanganUsia Subur 287
AkseptorKB
IbuNifas
ASIEksklusif
V Gizi
JumlahBalita
JumlahPosyandu 3
GiziBuruk/GiziKurang/AnakPendek 11
JumlahKader 15

8
Lainnya
Pelatihan kader (_terakhir)
D/S…………………………………..

……………………………………………

2. Data Primer
a. Data Keluarga
Tabel 1
Data keluarga di Desa Pana 1 Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Tahun 2019
(n=100 KK)

NO Data Keluarga F %

1.Umur

0-5 tahun 36 8,7%

6-11 tahun 42 10,1%

12-16 tahun 32 7,7%

17-25 tahun 84 20,3%

26-35 tahun 64 15,5%

36-45 tahun 59 14,3%

46-55 tahun 43 10,4%

56-65 tahun 36 8,7%

>65 tahun 18 4,3%

2.Jenis kelamin

Laki-laki 205 49,5%

Perempuan 209 50,5%

3.Pendidikan

Belum sekolah 48 11,6%

Tidak tamat SD 24 5,8%

Tamat SD 64 15,5%

Tamat SMP 78 18,8%

9
Tamat SMA 132 31,9%

Tamat Diploma 19 4,6%

Tamat PT 19 4,6%

4.Pekerjaan

Bekerja 183 44%

Tidak bekerja 73 17,6%

Sekolah 109 26,3%

5. Status pekerjaan

PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD 12 2,9%

Pegawai Swasta 8 1,9%

Wiraswasta 12 2,9%

Petani 64 15,5%

Nelayan

Buruh 2 0,5%

Lainnya 85 20,5%

6 Penghasilan ± Rp. 1.000.000,-

Pada tabel 1 untuk data keluarga jumlah frekuensi paling tinggi untuk umur 17 –
25 tahun dengan jumlah presentase 20,3 %, untuk jenis kelamin frekuensi
tertinggi jenis kelamin perempuan dengan presentase 50,5%, untuk pendidikan
frekuensi tertinggi tamat SMA dengan jumlah presentase 31,9% terhitung dari
jumlah pendidikan terakhir SMA ditambah dengan yang berstatus sebagai
Mahasiswa, pekerjaan dengan jumlah presentase bekerja 44% dan status
pekerjaan tertinggi 85% dengan ststus pekerjaan seperti Ibu Rumah Tangga dan
Tenaga Honorer. Presentase tersebut didasarkan pada jumlah penduduk yang di
data.

b. Penyakit Menular

Tabel 2
Jenis penyakit menular yang diderita keluarga di Desa Pana 1

10
Kecamatan Alla Kabupatan Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Penyakit Menular F %

1. ISPA 72 17,4%

2. Pneumonia

3. TB Paru

4. Malaria 1 0,2%

5. Diare 3 0,7%

6. Demam Berdarah 1 0,2%

7. Tipus abdominalis 4 1%

8. Hepatitis

9. Lain-lain, Sebutkan 1 0,2%

Pada tabel 2 untuk jenis penyakit menular yang diderita keluarga di dusun Pana dan
dusun Pangrara dengan penyakit tertinggi adalah penyakit ISPA dengan presentase
17,4% dan penyakit typus abdominalis dengan presentase 1% dari 414 penduduk
yang didata.

c. Penyakit Tidak Menular


Jenis penyakit menular yang diderita keluarga dalam 1 tahun terakhir. Hal ini
dapat dilihat pada table 3

Tabel 3
Jenis penyakit tidak menular yang diderita keluarga di Desa Pana 1
Kecamatan Alla Kabupatan Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Penyakit Tidak Menular F %

11
1. Kanker

2. Hipertensi 30 7,2%

3. Kencing Manis (Diabetes Melitus)

4. Penyakit jantung koroner 1 0,2%

5. Gagal Jantung

6. Gagal ginjal kronis

7. Stroke 2 0,5%

8. Hipertiroid

9. Penyakit sendi/rematik 10 2,4%

10. Lain-lain, Sebutkan 18 4,3%

Pada tabel 3 untuk jenis penyakit tidak menular yang diderita keluarga di Dusun
Pana dan Dusun Pangrara dengan frekuensi penyakit tertinggi adalah penyakit
Hipertensi dengan jumlah presentase 7,2%, penyakit sendi rematik 2,4% dan
jenis penyakit lainnya seperti kolesterol dan penyakit maag dengan presentase
4,3% dari jumlah penduduk yang didata.

d. Masalah kesehatan lain yang diderita anggota keluarga


Tabel 4
Masalah kesehatan lain yang diderita keluarga di Desa Pana 1
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Tahun 2019 (n=...)

12
NO Masalah kesehatan lain F %

1. Anemia pada ibu hamil

2. Balita Gizi Buruk/Kurang

3. Balita gangguan Tumbang

4. Gangguan kesehatan gigi 18 4,3%

5. Gangguan jiwa 1 0,2%

Pada tabel 4 untuk masalah kesehatan lain yang diderita keluaga di Dusun Pana
dan Dusun Pangrara, penyakit dengan frekuensi tertinggi adalah gangguan
kesehatan gigi dengan jumlah presentase 4,3% dari jumlah penduduk yang didata.

e. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 5
Pemeriksaan laboratorium oleh keluarga di Desa Pana 1
Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Pemeriksaan Laboratorium f %

1. Jenis Pemeriksaan

Darah rutin (Hb, leukosit, trombosit) 4 1%

Widal 2 0,5%

Guladarah 18 4,3%

Kolesterol 29 7%

Asamurat 12 3%

HbSAg 1 0,2%

Feses

Urine 1 0,2%

Sputum

Tes HIV (CD4)

Lain-lain, Sebutkan 1 0,2%

2 Pemeriksaan yang dilakukan

13
Anjuran dokter 20 29,4%

Permintaan sendiri 48 70,6%

Pada tabel 5 untuk pemeriksaan laboratorium yang pernah dilakukan oleh penduduk
di desa Pana dan dusun Pangrara, pemeriksaan paling sering dilakukan adalah
pemeriksaan kolesterol dengan jumlah presentase 7% dari jumlah penduduk yang
didata dan pemeriksaan dilakukan berdasarkan permintaan sendiri dengan jumlah
presentase 70,6% dari jumlah pemeriksaan yang dilakukan

f. Kesehatan Lingkungan
Tabel 6
Data kesehatan lingkungan di Desa Pana 1 Kecamatan Alla
Kabupatan Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Data Kesehatan Lingkungan F %

1. Ventilasi rumah memadai

Ya 93 93%

Tidak 7 7%

2. Pencahayaan memadai

Ya 88 88%

Tidak 12 12%

3. Rumah bersih

Ya 88 88%

Tidak 12 12%

4. Pekarangan rumah bersih

Ya 79 79%

Tidak 21 21%

5. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)

Ada 84 84%

Tidak ada 16 16%

14
6. Kondisi SPAL bersih dan lancer

Ya 81 96%

Tidak 3 3,6%

7. Media perkembangan jentik nyamuk

Ada 28 28%

Tidak ada 72 72%

8. Jentik nyamuk

Ada 20 20%

Tidak ada 80 80%

9. Kandang ternak disekitar pekarangan

Ada 44 44%

Tidak ada 56 56%

10. Kandang ternak terawatt dan bersih

Ya 29 66%

Tidak 15 34%

11. Jamban/WC keluarga

Ada 86 86%

Tidak ada 14 14%

12. WC bersih dan terawatt

Ya 81 94%

Tidak 6 6,9%

13. Sumber air minum memenuhi syarat kesehatan

Ya 93 93%

Tidak 7 7%

14. Sumber air bersih memenuh isyarat kesehatan

Ya 87 87%

Tidak 13 13%

15. Pemanfaatan pekarangan untuk tanaman obat keluarga

15
Ya 47 47%

Tidak 53 53%

Pada tabel 6 untuk data kesehatan lingkungan rata-rata presentasi per komponen
dari penilaian antara 80-90% dari 100 KK yang didata. Pada komponen
pemanfaatan pekarangan untuk tanaman obat keluarga hanya 47% dari 100 KK
yang memiliki tanaman obat di pekarangan rumah.
g. Farmasi dan Pengobatan Tradisional
Tabel 7
Farmasi dan pengobatan tradisional keluarga di Desa Pana 1 Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Data Farmasi dan Pengobatan tradisional F %

1. Menyimpan obat untuk digunakan sendiri

Ya 41 41%

Tidak 59 59%

2. Penggunaan antibiotic tanparesep

Ya 58 58%

Tidak 42 42%

3. Pengetahuan bentuk obat yang sudah tidak bisa digunakan

Ya 64 64%

Tidak 36 36%

4. Kebiasaan mengkonsumsi jamu/obattradisional?

Ya 31 31%

Tidak 69 69%

5. Cara mengolah jamu/obattradisional ?

Tahu 30 30%

Tidak tahu 70 70%

6. Pengetahuan keluarga tentang efek samping obat tradisional

Tahu 16 16%

Tidak tahu 84 84%

16
7. Konsumsi tablet tambah darah selama kehamilan

Ya 65 65%

Tidak 22 22%

8. Keteraturan minum tablet tambah darah

Ya 62 95,4%

Tidak 3 4,6%

9. Pengetahuan bentuk tablet tambah darah yang tidak bisa digunakan lagi

Tahu 55 84%

Tidak tahu 10 15,4%

10. Konsumsi asam folat selama kehamilan

Ya 48 48%

Tidak 36 36%

11. Teratur minum asam folat

Ya 46 95,8%

Tidak 2 4,2%

12. Pengetahuan manfaat asam folat selama kehamilan

Baik 37 77,1%

Kurang 11 22,9%

13. Pengobatan anggota keluarga yang sakit

Ya 90 90%

Tidak 10 10%

14. Kotak P3K dan isinya

Ada 11 11%

Tidak ada 89 89%

15. Tahu masa kedaluarsa obat

Ya 75 75%

Tidak 25 25%

Pada tabel 7 untuk farmasi dan pengobatan obat tradisional keluarga di Dusun Pana
dan Dusun Pangrara untuk penyimpanan obat tradisional 41%, penggunaan

17
antiseptic tanpa resep 58%, pengetahuan obat yang sudah tidak bisa digunakan
64%, kebiasaan mengonsumsi jamu 31% dan yang tahu efek samping dari obat
tradisonal hanya 16% dari 100 KK yang didata. Pada konsumsi obat tambah darah
selama kehamilan yang didata dari 1 tahun terakhir sebanyak 65% dan 13% yang
tidak mengonsumsi karena dari 100 KK terdapat 13 KK yang hidup sendiri dan
berstatus duda. Untuk komponen konsumsi asam folat sebanyak 48%, tidak
mengonsumsi 36% dan selebihnya ada yang sama sekali tidak mengetahui asam
folat dan KK yang hidup sendiri maupun berstatus duda. Komponen pengobatan
keluarga untuk keluarga yang sakit 90% mendapatkan perawatan, kepemilikan kotak
P3K dan isinya hanya 11% dari 100 KK dan pengetahuan tentang masa kadaluarsa
obat sebanyak 75%.

h. Kesehatan Gigi danMulut


Tabel 8
Kesehatan Gigi dan Mulut Keluarga di Desa Pana 1 Kecamatan Alla
Kabupatan Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Kesehatan Gigi danmulut F %

1. Masalah gigi dan mulut

Ya 58 58%

Tidak 42 42%

2. Terganggu dengan masalah gigi dan mulut

Ya 58 58%

Tidak 42 42%

3. Perawatan atau pengobatan gigi dan atau mulut

18
Ya 39 39%

Tidak 61 61%

Pada tabel 8 untuk kesehatan Gigi dan Mulut di Dusun Pana dan Dusun Pangrara
58% memiliki masalah gigi dan mulut sedangkan yang mendapatkan perawatan dan
pengobatan 39% dari 100 KK yang didata.

i. Kesehatan Reproduksi
Tabel 9
Kesehatan Reproduksi di Desa Pana 1 Kecamatan Alla
Kabupatan Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Kesehatan Reproduksi F %

Alat/Cara KB

1. Pasangan Usia Subur

Ya 45 45%

Tidak 55 55%

2. Penggunaan alat/cara KB untuk mencegah/menunda kehamilan

Ya 30 66,6%

Tidak 15 33,3%

3. Penggunaan alat/cara KB alamiah

Ya 15 33,3%

Tidak 30 66,6%

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

4. Ibu hamil dalam keluarga

Ya 5 5%

Tidak 95 95%

5. Pemeriksaan kehamilan

Ya 5 100%

Tidak

6. Konsumsi pil zat besi (fe)

19
Ya 5 100%

Tidak

7. Ibu mendapatkan TT

Ya 5 100%

Tidak

8. Persalinan di lakukan difasilitas pelayanan kesehatan

Ya 15 100%

Tidak

9. Persalinan dibantu oleh dokter/bidan/tenaga kesehatan

Ya 15 100%

Tidak

Ibu Menyusui

10. Ada ibu menyusui

Ya 12 12%

Tidak 88 88%

11. Pemberian ASI ekkslusif selama 6 bulan

Ya 11 91,7%

Tidak 1 8,3%

12. Ibu memberikan obat ke bayi bila sakit

Ya 11 91,7%

Tidak 1 8,3%

Pada tabel 9 untuk Kesehatan Reproduksi di Dusun Pana dan Dusun Pangrara 45%
merupakan pasangan usia subur, 66,6% memakai KB dari jumlah pasangan usia
subur dan 33,3% yang menggunakan KB cara alami. Ibu hamil dalam keluarga
sebanyak 5% dari 100 KK dan 100% melakukan pemeriksaan kehamilan, konsumsi
pil zat besi, dan mendapatkan TT. Persalinan yang dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu 100% untuk persalinan yang didata selama 1 tahun terakhir 1 dan
dibantu oleh dokter/bidan/tenaga kesehatan. Untuk ibu menyusui terdapat 12%
menyusui dari 100 KK yang didata, dan pemberian ASI ekslusif serta pemberian
obat bila bayi sakit yaitu 91,7% dari jumlah ibu menyusui.

20
j. Kesehatan Anak dan Imunisasi
Tabel 10
Kesehatan Anak dan Imunisasi di Desa Pana 1 Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang Tahun 2019 (n= 100 KK)

NO Kesehatan Anak dan Imunisasi N %

1. Anak mendapatkan imunisasi lengkap

Ya 28 78%

Tidak 1 2,7%

2. Balita di lakukan penimbangan ke Posyandu setiap bulan

Ya 28 78%

Tidak 1 2,7%

3. Kepemilikan KMS

Ya 28 78%

Tidak 1 2,7%

4. Konsumsi kapsul vitamin A dalam 6 bulan terakhir

Ya 26 72%

Tidak 2 5,5%

Pada tabel 10 untuk kesehatan anak dan imunisasi di Dusun Pana dan Dusun
Pangrara 78% anak mendapatkan imunisasi lengkap, penimbangan ke posyandu
dan kepemilikan KMS dari balita yang didata. Untuk kapsul vitamin A sejumlah 72%
dari jumlah balita yang didata.

k. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku


Tabel 11
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keluarga di Desa Pana Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

21
NO Pertanyaan F %

Perilaku Hygine

1. Cuci tangan pakai sabun

Ya 77 77%

Tidak 23 33%

2. Buang air besar di jamban

Ya 97 97%

Tidak 3 3%

3. Sikat gigi setiap hari

Ya 98 98%

Tidak 2 2%

Penggunaan Tembakau

4. Ada anggota keluarga yang merokok?

Ya 59 59%

Tidak 41 41%

5. Kebiasaan merokok di dalam rumah

Ya 50 84,7%

Tidak 9 15,3%

6. Setuju dengan kebijakan kawasan tanpa rokok

Ya 96 96%

Tidak 4 4%

Perlaku konsumsi

7. buah-buahan segar

Ya 90 90%

Tidak 10 10%

8. Sayur-sayuran

Ya 99 99%

Tidak 1 1%

22
NO Pertanyaan F %

9. Makanan/minuman manis

Ya 77 77%

Tidak 23 23%

10. Makanan asin

Ya 74 74%

Tidak 26 26%

11. Makanan berlemak/berkolesterol/gorengan

Ya 69 69%

Tidak 31 31%

12. Makanan yang dibakar

Ya 83 83%

Tidak 17 17%

13. Bumbu penyedap

Ya 90 90%

Tidak 10 10%

14. Minuman berkafein

Ya 79 79%

Tidak 21 21%

15. Makanan olahan dari tepung (mie instant)

Ya 73 73%

Tidak 27 27%

Layanan fisioterapi

16. Ada gangguan fisik atau aktifitas fungsional dalam keluarga

Ya 15 15%

Tidak 85 85%

17. Gangguan diatasi sendiri (mengobati diri sendiri, dukun dll)

Ya 10 10%

23
NO Pertanyaan F %

Tidak 5 5%

18. Pernah mendapat layanan fisioterapi

Ya 3 3%

Tidak 12 12%

Pada tabel 11 untuk pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga di Dusun Pana dan
Dusun Pangrara terdapat 77% yang melakukan CTPS, 97% buang air besar di
jamban dan 98% sikat gigi setiap dari dari 100 KK yang didata. Pada penggunaan
tembakau 59% ada anggota keluarga yang merokok, 84,7% memiliki kebiasaan
merokok di dalam rumah dari jumlah ada keluarga yang merokok dan 100% KK
setuju dengan kawasan tanpa rokok. Pada perilaku konsumsi 90% mengonsumsi
buah dan menggunakan bumbu penyedap, 99% mengonsumsi sayuran, 69-83%
mengonsumsi makanan berlemak, makanan asin, dan makanan dan minuman
manis. 79% mengonsumsi kopi dan 73% yang mengonsumsi makanan olahan dari
tepung (mie instant) dari 100 KK yang didata.

l. Pembiayaan Kesehatan
Tabel 12
Pembiayaan Kesehatan Keluarga di Desa Pana 1 Kecamatan Alla
Kabupatan Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO Kepemilikan Jaminan Kesehatan F %

1. Ada pembiayaan kesehatan

Ya 88 88%

Tidak 12 12%

2. Jenis Pembiayaan kesehatan

JPK ASN/Veteran/Pensiun 42 47,7%

JPK Jamsostek 3 3,4%

Asuransi kesehatan swasta 1 1,1%

Tunjangan kesehatan perusahaan

Jamkesmas 42 47,7%

24
Jamkesda

Pada tabel 12 untuk pembiayaan kesehatan sebanyak 88% yang memiliki


pembiayaan kesehatan seperti JPK ASN/Veteran/pensiun 47%, JPK Jamsostek
3,4%, Asuransi kesehatan swasta 1,1% dan jamkesmas 47,7% dari jumlah yang
memiliki pembiayaan kesehatan.

m. Rekap Hasil Survey Keluarga Sehat


Tabel 13
Survey Keluarga Sehat di Desa pana 1 Kecamatan Alla
Kabupatan Enrekang Tahun 2019 (n=100 KK)

NO INDIKATOR F %

1. Keluarga mengikuti program KB

Ya 45 45%

Tidak 55 55%

2. Ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan

Ya 15 100%

Tidak

3. Bayi 0-11 bulan diberi imunisasi lengkap

Ya 28 78%

Tidak 1 2,7%

4. Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan

Ya 11 91,7%

Tidak 1 8,3%

5. Pemantauan pertumbuhan balita (2-59 bulan)

Ya 28 78%

Tidak 1 2,7%

6. Penderita TB paru berobat secara teratur

25
Ya

Tidak

7. Penderita hipertensi berobat teratur

Ya 24 80%

Tidak 6 20%

8. Penderita gangguan jiwa berobat dengan benar

Ya 1 100%

Tidak

9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok

Ya 41 41%

Tidak 59 59%

10. Seluruh ART sudah menjadi anggota JKN

Ya 75 75%

Tidak 25 25%

11. Mempunyai sarana air bersih

Ya 95 95%

Tidak 5 5%

12. ART menggunakan WC

Ya 92 92%

Tidak 8 8%

Pada tabel 13 Rekap hasil survey keluarga sehat Dusun Pana dan Dusun Pangrara
merupakan kesimpulan dari tabel 1-12. Keluarga yang mengikuti KB 45% dari 100
KK, ibu bersalin di fasilitas kesehatan 100%. Bayi mendapatkan imunisasi lengkap
dan pemantauan pertumbuhan balita sebanyak 78% dari jumlah balita yang didata,
pemberian ASI Eksklusif 91,7% dari jumlah ibu menyusui. Untuk penderita
hipertensi 80% berobat secara teratur, penderita gangguan jiwa 100% berobat
secara teratur, tidak ada anggota keluarga yang merokok sebanyak 41%, seluruh
ART menggunakan JKN sebanyak 75%, mempunyai saranan air bersih 95% dan
ART menggunakan WC sebanyak 92%.

B. Identifikasi Masalah Kesehatan

26
No Masalah Kesehatan/Diagnosa Komunitas ,Keluarga dan Individu

1. Masalah Kesehatan KK

1. ISPA

2. Hipertensi

3. Gigi dan Mulut

4. Rematik

5. Penggunaan Obat tanpa Resep

6. Perilaku Konsumsi

7. Asi Eksklusif

8. Pemanfaatan tanaman TOGA di halaman rumah

2. Masalah Kesehatan Komunitas

1. Kebersihan gigi dan mulut

2. Pengelolahan limbah cair/SPAL

3. Kurangnya kesadaran untuk sarapan sebelum berangkat ke


sekolah
4. Hipertensi

5. ISPA

6. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan


obat tradisional
7. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolahan
sampah yang baik
8. PHBS

C. Prioritas Masalah Kesehatan


Masalah
N Kesehatan/Diagnosa Tota
A B C D E F G H I J Prioritas
o. Komunitas, Keluarga l
dan Individu

Komunitas

1. Kebersihan gigi dan


mulut

2. Pengelolahan
limbah cair / SPAL

27
3. Kurangnya
kesadaran untuk
sarapan sebelum
berangkat ke
sekolah

4. Hipertensi

5. ISPA

6. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
pemanfaatan obat
tradisional

7. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
pengelolahan
sampah yang baik

8. PHBS

Keluarga/Individu

1. ISPA

2. Hipertensi

3. Gigi dan mulut

4. Rematik

5. Penggunaan obat
tanpa resep

6. Perilaku konsumsi

7. Asi Eksklusif

8. Pemanfaatan
tanaman TOGA di
halaman rumah

Pembobotan :

1. Sangat Rendah A = Risiko terjadi masalah kesehatan


2. Rendah B = Risiko Keparahan masalah kesehatan

28
3. Cukup C = Potensial untuk pendidikan kesehatan
4. Tinggi D = Minat masyarakat
5. Sangat Tinggi E = Mendukung program pemerintah
F = Lokasi terjangkau
G = Waktu/lamanya intervensi terjangkau
H = Fasilitas kesehatan tersedia
I = Sumber daya terjangkau
J = Sumber daya tersedia
D. Rencana Intervensi Kesehatan
1. Keluarga/Individu
a. Konseling
1) Tujuan
 Meningkatkan pengetahuan keluarga sasaran tentang kesehatan
lingkungan
 Meningkatkan pengetahuan keluarga sasaran tentang Hipertensi
 Meningkatkan pengetahuan keluarga sasaran tentang diet Rendah
Garam
 Meningkatkan pengetahuan keluarga sasaran tentang Rematik dan
diet Rendah Purin
 Meningkatkan pengetahuan keluarga sasaran tentang Demam
Thypoid
2) Sasaran
 Keempat keluarga prioritas

3) Waktu
Kegiatan konseling dilaksanakan selama 2 hari, mulai tangal 27
februari s/d
28 Februari 2019
4) Tempat
Di rumah masing-masing keluarga prioritas

5) Dana
-

29
b. Pemeriksaan Kesehatan
1) Tujuan
 Melakukan pengujuran Antropometri
 Melakukan pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital
2) Sasaran
 Keempat keluarga prioritas
3) Waktu
Kegiatan akan dilaksanakan selama 2 hari, mulai tangal 27 Februari
s/d 28 Februari 2019
4) Tempat
Di rumah masing-masing keluarga prioritas

5) Dana
-
2. Komunitas
a. Penyuluhan
1) Tujuan
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
menyikat gigi yang baik dan benar
 Meningkatkan lingkungan yang bersih dan sehat
 Meningkatkan kesedaran untuk sarapan sebelum beraktifitas
 Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ISPA
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolahan
obat tradisional
 Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan,
tanda dan gejala serta pengobatan Hipertensi
 Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan,
tanda dan gejala serta pengobatan ISPA
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolahan
sampah yang baik
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang PHBS
2) Sasaran
 Siswa SD

30
 Masyarakat umum
3) Waktu
Kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan selama 1 hari, pada tanggal
28 Februari 2019 Tempat :
 SDN 113 PANA
 POSKESDES PANA
4) Dana
Keutuhan dana sebesar Rp.50.000
b. Pengukuran Antropometri
c. Kerjabakti
d. Senam Lansia

31
E. POA
MASALAH JURUSAN
KESEHATAN/DIAGNOSA RENCANA YANG
NO TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
KOMUNITAS, KELUARGA KEGIATAN BERKOLAB
.
DAN INDIVIDU ORASI
MASALAH KESEHATAN KK PRIORITAS
Nama klien: Ny. S
a. Meningkatkan -
Umur: 57 thn pemahaman a. Intervensi Keperawat
masyarakat keperawa an
Masalah : tentang tan - Gizi
hipertensi b. Konseling - Farmasi
a. Hipertensi b. Meningkatkan
b. Kurangnya pengetahuan
pengetahuan tentang
keluarga tentang pencegahan, tanda
penyakit dan Keluarga Selasa, 26 Rumah Rp
1 hipertensi dan  
gejala dan Ny.S Februari 2019 Responden -
pengobatannya. pengobatan
c. Kurangnya Hipertensi
pengetahuan c. Meningkatkan
klien tentang pengetahuan
diet hipertensi tentang diet
hipertensi

32
Nama klien: Tn. G a. Meningkatkan
pengetahuan -
Umur: 64Thn tentang Keperawat
pencegahan, tanda an
Masalah: dan - Farmasi
gejala dan - Kesehatan
a. ISPA pengobatan
b. Klien mengeluh ISPA
sering batuk dan b. Memberikan Lingkungan
kadang merasa pemahaman
sesak tentang dampak
c. Kurangnya lanjut dari
pengetahuan batuk yang bisa
keluarga tentang berujung
penyakit ISPA pada penurunan
d. Pencahayaan kesadaran a. Intervensi
Keluarga Tn. Rabu, 27 Rumah Rp
2 pada siang hari hingga kematian  
G Februari 2019 Responden -
tidak memadai c. Meningkatkan Fisioterapi
(perlu pengetahuan b. Konseling
penerangan tentang
lampu) pentingnya dan
e. Kurangnya dampak
pengetahuan pencahayaan yang
klien tentang cukup
makanan didalam rumah
pantangan bagi d. Meningkatkan
penderita ISPA pengetahuan
f. Kurangnya tentang
pengetahuan makanan
klien tentang pantangan bagi
pengobatan penderita ISPA
ISPA

33
Nama klien: Tn. S
a. Meningkatkan -
Umur: 47 thn pengetahuan Keperawat
tentang rematik dan an
Masalah: cara pencegahannya - Farmasi
b. Mencegah - Fisioterapi
1. Rematik terjadinya rematik
2. Nyeri saat kembali
beraktivitas c. Meningkatkan
3. Sulit pengetahuan
menggerakkan keluarga tentang Keluarga Tn. Kamis, 28 Rumah Rp
3 ektremitas  
pengobatan rematik S Februari 2019 Responden -
bawah Konseling
4. Kurangnya
Pengetahuan
klien tentang
penyakitnya
5. Kurangnya
pengetahuan
keluarga tentang
pengobatan
Rematik
4 Nama klien: Tn. M Keluarga Tn. Jumat, 1 Maret Rumah Rp  
M 2019 Responden - -
Umur: 13Thn a. Meningkatkan Konseling Keperawat
pengetahuan an
Masalah: tentang - Kesehatan
demam thypoid.
1. Demam b. Meningkatkan
Thypoid pengetahuan Lingkungan
2. Klien sering tentang - Farmasi
mengalami PHBS - Analis
demam pada d. Meningkatkan Kesehatan

34
malam hari pengetahuan
3. Klien tentang
mengalami pengobatan
muntah dengan demam
frekuensi 3-4x / thypoid
hari
4. Klien sulit
makan
5. Berat badan
klien dibawah
normal
6. Pengetahuan
keluarga klien
tentang
penyakitnya
masih kurang
MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS PRIORITAS
Meningkatkan
Kurangnya pengetahuan pengetahuan -
SDN 113
tentang cara menyikat tentang pentingnya   Murid SDN Kamis, 28 Keperawat
1 PANA Nur Indah
gigi yang baik dan benar menyikat gigi yang Penyuluhan 113 Pana Februari 2019 an Gigi
dan makanan yang dapat baik dan benar Rp
merusak gigi -
Meningkatkan
Kurangnya masyarakat
lingkungan - Kesehatan
yang memiliki SPAL dan
yang bersih dan Kamis, 28 Poskesdes Nur Abdi Lingkungan
2 tempat pembuangan Penyuluhan Masyarakat
sehat Februari 2019 Pana Fauziah
sampah
Rp
-
3 Kurangnya kesadaran Meningkatkan Penyuluhan Murid SDN Kamis, 27 SDN 113 PANA Rp Rahayu
untuk sarapan sebelum kesadaran 113 Pana Februari 2019 - - Gizi
berangkat kesekolah untuk sarapan

35
sebelum
beraktifitas

Meningkatkan
Banyaknya masyarakat pemahaman -
Kamis, 28 Poskesdes
4 yang menderita masyarakat tentang Penyuluhan Masyarakat Kardewa Keperawat
Februari 2019 Pana
Hipertensi hipertensi Rp an
- - Farmasi

Banyaknya masyarakat - Kesehatan


yang menderita ISPA
Meningkatkan
Kamis, 28 Poskesdes Nur Abdi
5 pemahaman Penyuluhan Masyarakat Lingkungan
Februari 2019 Pana Fauziah
masyarakat tentang -
ISPA Keperawat
Rp an
- - Farmasi
Kurangnya pengetahuan Agar Masyarakat
masyarakat tentang mengetahui dan - Farmasi
Kamis, 28 Poskesdes Juaria
6 tanaman obat tradisional mengelola obat Penyuluhan Masyarakat
Februari 2019 Pana Sudirman
serta manfaatnya tradisional Rp
-
7 Untuk meningkatkan Murid SDN Kamis, 28 Poskesdes Irna Sari
kesadaran Penyuluhan 113 Pana Februari 2019 Pana Rp - Kesehatan
Kurangnya kesadaran masyarakat -
murid SD tentang PHBS tentang PHBS
Lingkungan
-
Keperawat
an
- Gizi
- Analis

36
Kesehatan

Enrekang, 23 Februari 2019

Mengetahui,

Kepala Desa Koordinator Desa

Yusram Yunus Muh. Akbar Rezki M


NIM. PO.71.3.203.16.1.030

37
F. PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
1. MMD 1
Kegiatan MMD 1 dilaksankan pada hari Sabtu, 23 Februari 2019 di kantor
desa Pana dan dibuka secara resmi oleh kepala Dusun Kalape sekaligus
mewakili kepala Desa Pana yang dihadiri 12 orang warga diantaranya
Petugas Puskesmas Sudu, Petuga Poskesdes, Kepala Waibutu. Pada
kegiatan ini dipaparkan kepada warga mengenai presentase hasil rekap
dari data survey 100 KK, 4 KK prioritas, masalah kesehatan dan program
kerja.
2. MMD 2
Kegiatan MMD 2 dilaksanakan pada hari Minggu, 3 Maret 2019 di Kantor
Desa Pana dan dihadiri 14 warga Desa diantaranya Petuga Puskesmas
Sudu dan Kepala Dusun Waibutu. Pada kegiatan ini dipaparkan kepada
warga mengenai implementasi dan hasil intervensi terhadap 4 KK prioritas.

38
BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tempat dan Waktu
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Desa Pana Kecamatan Alla
Kabupaten Enrekang yang dilaksanakan selama 21 hari mulai tanggal 17
Februari – 9 Maret 2019
2. Jenis Kegiatan
a. Pengumpulan data dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 18 Februari
– 20 Februari 2019
b. Identifikasi masyarakat baik keluarga maupun individu yang berisiko dan
terkena masalah kesehatan, analisis situasi, prioritas masalah dan
perencanaan model intervensi (POA) dilakukan selama 2 hari mulai
tanggal 25-26 Februari 2019
c. Pelakasanaan MMD 1 (Musyawarah Masyarakat Desa) berlangsung
selama 1 hari tanggal 23 Februari 2019
B. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Pelaksanaan Kegiatan
1. Penghambat
a. Jarak antara dusun cukup jauh sehingga menghambat dalam proses
kegiatan survey dan intervensi
b. Kurangnya akses (transportasi) untuk menuju dusun yang lain
c. Kurangnya kesempatan untuk bertemu dengan warga disebabkan karena
profesi warga yang mayoritas petani.
d. Antuasias masyarakat kurang berpartisipasi akan kegiatan yang
dilakukan
2. Penunjang
a. Kondisi desa yang aman dan nyaman

39
C. Rencana Tindak Lanjut
1. Kami berusaha untuk mendata rumah warga walaupun jaraknya jauh untuk
melakukan kegiatan survey dan intervensi KK
2. Meskipun akses (transposrtasi) terbatas kami berusaha bagaimanapun
caranya untuk sampai ke tujuan (meminjam motor tetangga, motor dinas dan
menyewa mobil desa) menuju lokasi untuk melakukan kegiatan dan
menjalankan program kerja seperti kerja bakti, senam, penyuluhan PHBS,
cara menyikat gigi dengan baik dan benar, dan intervensi KK.
3. Kita sebisa mungkin mencari waktu luang atau membuat kontrak waktu
kepada warga kapann mempunyai waktu untuk bisa dilakukan kegiatan
survey dan intervensi KK

40
PENUTUP

Demikian laporan akhir PKL Terpadu Poltekkes Kemenkes Makassar Tahun


2019 ini telah kami susun sesuai dengan data-data yang telah didapatkan dan telah
diolah menggunkan literatur-literatur yang telah disebutkan sebelumnya

Karena keterbatasan pengetahuan kami dalam penyusunan laporan akhir


PKL Terpadu Poltekkes Kemenkes Makassar ini, kami menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karenanya, penulis memohon
maaf yang sebesarnya.

Akhir kata, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya dalam penyusunan laporan proyek akhir ini.Semoga
laporan proyek akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

41
LAMPIRAN

a. Peta Wilayah

b. Dokumen
- Daftar hadir

NO NAMA TANGGAL KET


. MAHASISWA
1 1 19 2 21 2 23 2 25 2 2 28 1 2 3 4 5 6 7 8 9
7 8 0 2 4 6 7

1. Junarti

2. Kardewa

3. Karlina Sari

4. Irma Dama
Yanti

5. Fitrah Mustari

6. Nurhidyatni
Bastian

7. Nur Indah

8. Juaria
Sudirman

9. Miftahul
Jannah

10. Nur Abdi


Fauziah

11. Muh.Akbar
Rezki M

12. Noflin Oxyani


Gosal

42
13. Rahayu

14. Hardiyanti
Hamnas

15. Irna Sari

16. Nurul Huda

- Struktur organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

DESA PANA 1

KECAMATAN ALLA

KABUPATEN ENREKANG

KOORDINATOR DESA

MUH. AKBAR REZKI. M

SEKERTARIS BENDAHARA

RAHAYU IRNA SARI

ANGGOTA

1. NURHIDAYATNI BASTIAN 8. JUNARTI


2. IRMA DAMAYANTI 9. HARDIYANTI HAMNAS
3. MIFTAHUL JANNAH 10. NUR ABDI FAUZIAH
4. KARLINA SARI 11. NURUL HUDA
5. NOFLIN OXYANI GOSAL 12. NUR INDAH
6. JURIA SUDIRMAN 13. KARDEWA
7. FITRAH MUSTARI

43
c. Dokumentasi proses pelaksanaan kegiatan
1. Survey data / pengumpulan data

44
2. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA 1 (MMD 1)

45
3. INTERVENSI / IMPLEMENTASI

46
4. PENYULUHAN SDN 113 PANA

47
5. PENYULUHAN MASYARAKAT DI POSKESDES PANA

48
6. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA 2 (MMD 2)

49

Anda mungkin juga menyukai