PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
YENNY INDRIANI
51502010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Farmasi Pada Program Studi S1 Farmasi
STIK Siti Khadijah Palembang
Oleh :
YENNY INDRIANI
51502010
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
NIM : 51502010
Yenny Indriani
v
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. Identitas
NIM : 51502010
Agama : Islam
2. Riwayat Pendidikan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Mukminin: 60).
dan nikmat rejeki-Nya kepada Allah SWT dan Lantunan shalawat kepada Nabi
❖ Kepada kedua orang tua yang sangat saya cinta dan saya sayangi,
Ayahku Puryadi dan Yuliati yang telah mencurahkan do’a tulus dan
❖ Dosen, S1 Farmasi dan Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tulus
2015.
vii
KATA PENGANTAR
ini, yang berjudul : “Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Obat Pada Pasien Anak
Dengan Diagnosis DBD Di Ruang Rawat Inap RSUD DR. H.. Mohammad
Skripsi ini merupakan tugas akhir dan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi Program Studi S1 Farmasi STIK Siti Khadijah
Palembang.
kepada kedua orang tuaku yang selalu memberikan motivasi, support dan
membantu dalam segala hal sehingga saya sampai dititik ini, serta penghargaan
bantuan serta petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, kepada :
1. Dr. dr. Ibrahim Edy Sapada., M.Kes selaku Ketua STIK Siti Khadijah
Palembang.
viii
5. Citra Yuliyanda P,M.Farm.,Apt selaku Dosen Pembimbing II yang telah
sehingga dengan segala keterbatasan yang ada, penulis dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini.
Semoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan kita, serta menerima amal baik
dan melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya kepada kita semua. Amin.
Penulis
ix
EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUANG RAWAT INAP RSUD
DR. H. MOHAMAD RABAIN MUARA ENIM PROVINSI
SUMATERA SELATAN TAHUN 2018
YENNY INDRIANI
ABSTRAK
Pengobatan terhadap virus dengue sampai sekarang bersifat penunjang agar pasien dapat
bertahan hidup. Saat ini, berbagai pilihan obat tersedia sehingga diperlukan pertimbangan yang
cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Banyaknya jenis obat yang tersedia dapat
memberikan masalah tersendiri dalam praktik, terutama menyangkut pemilihan dan
penggunaan obat secara benar dan aman. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian non-
eksperimental yaitu penelitian dengan pengambilan data tanpa perlakuan terhadap subyek uji.
Rancangan yang digunakan adalah gambaran deskriptif untuk mengetahui evaluasi
kerasionalan penggunaan obat pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD), adapun jumlah
sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 57 responden. Hasil analisis didapatkan bahwa
tidak dijumpai responden yang mengalami tidak tepat diagnosis, distribusi frekuensi responden
yang mengalami tepat indikasi sebanyak 53 responden (93,0%), dan responden yang
mengalami tidak tepat dosis sebanyak 4 responden (7,0%). Tidak dijumpai responden yang
mengalami tidak tepat pemilihan obat. Distribusi frekuensi responden yang mengalami tepat
dosis sebanyak 49 responden (86,0%), dan responden yang mengalami tidak tepat dosis
sebanyak 8 responden (14,0%). Perlu adanya monitoring dan evaluasi terapi pada pasien
dengan diagnosa pasien DBD dikarenakan obat-obatan yang digunakan berpotensi mengalami
interaksi obat dan diharapkan adanya lembar copy resep di dalam rekam medis pasien.
pembangunan masyarakat seutuhnya dan selama lebih dari 50 tahun. Pada tahun 2015
Tujuan dari pembangunan kesehatan itu kasus infeksi virus dengue terjadi setiap
sendiri adalah untuk meningkatkan tahun baik di negara yang terletek di daerah
kesehatan yang optimal yang diarahkan demam berdarah dengue dan 24.000
World Health Organization (WHO) tahun 2014 sebesar <35 per 100.000
virus yang ditularkan oleh nyamuk yang provinsi yang memiliki CFR akibat DBD
menyebabkan penyakit seperti flu yang tinggi (> 2%) yaitu Provinsi Papua Barat,
parah dan kadang-kadang komplikasi yang Maluku, Gorontalo, Kep. Bangka Belitung,
berpotensi mematikan yang disebut demam dan Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa
berdarah. Data dari Pusat Pengendalian dan masih perlu upaya peningkatan kualitas
tropis dan tropis, dan data dari WHO sakit dan puskesmas (dokter, perawat dan
Sumatera Selatan pada tahun 2014 penelitian ini adalah semua pasien anak
sebanyak 1.143, pada tahun 2015 sebanyak Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
1.721 kasus dan pada tahun 2016 tercatat di rekam medik Ruang Rawat Inap
Berdarah Dengue (DBD) di Instalasi Rawat disebabkan oleh infeksi virus DEN-1,
Inap Rumah Sakit “X”, didapatkan hasil DEN-2, DEN-3 atau, DEN-4 (virus denggi
bahwa analgetik-antipiretik yang paling tipe 1-4) yang ditularkan melalui gigitan
banyak digunakan adalah Parasetamol nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus
sebesar 66 pasien (100%). Hasil penelitian yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus
antipiretik tepat indikasi sebesar 66 pasien inkubasi penyakit DBD, yaitu periode sejak
(100%), tepat pasien sebesar 66 pasien virus dengue menginfeksi manusia hingga
(100%), tepat obat sebesar 66 pasien menimbutkan gejala klinis, antara 3-14
(100%), dan tepat dosis sebesar 51 pasien hari, rata-rata antara 4-7 hari (Ginanjar,
dalam bentuk skema kerangka konsep medik RSUD Dr. H. Mohamad Rabain
tiap variabel. Jumlah total sampel terdiri Berdasarkan tabel diatas, dapat
dari pasien pasien Demam Berdarah diketahui bahwa dari 57 responden, yang
mengalami tepat indikasi sebanyak 53 mengalami tepat dosis sebanyak 49
responden (93,0%), dan responden yang responden (86,0%), dan responden yang
mengalami tidak tepat indikasi sebanyak 4 mengalami tidak tepat dosis sebanyak 8
Tepat Tepat
Persentase Persentase
No Pemilihan Jumlah No Cara Jumlah
(%) (%)
Obat Pemberian
1. Tepat 57 100 1. Tepat 57 100
2. Tidak Tepat 0 0 2. Tidak 0 0
Total 57 100 Tepat
Sumber : Peneliti, 2020 Total 57 100
Sumber : Peneliti, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat
Berdasarkan tabel diatas, dapat
diketahui bahwa dari 57 responden, tidak
diketahui bahwa dari 57 responden
dijumpai responden yang mengalami tidak
didapatkan tidak ada responden yang tidak
tepat pemilihan obat sebanyak 57
tepat cara pemberian, sebanyak 57
responden (100%).
responden (100%).
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Tabel 4.6
Menurut Tepat Dosis Distribusi Frekuensi Responden
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Menurut Tepat Interval Waktu
Muara Enim di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019 Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
Persentase
No Tepat Dosis Jumlah
(%) Tepat
Jumla Persent
1. Tepat 49 86,0 No Interval
h ase (%)
2. Tidak Tepat 8 14,0 Waktu
Total 57 100 1. Tepat 57 100
Sumber : Peneliti, 2020 2. Tidak Tepat 0 0
Total 57 100
Berdasarkan tabel diatas, dapat Sumber : Peneliti, 2020
diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka peneliti berasumsi bahwa indikasi
maka pemilihan obat akan terpaksa yang tepat didasarkan pada penegakan
mengacu pada diagnosis yang keliru diagnosis yang akurat, misalnya antibiotik
tersebut. Akibatnya obat yang diberikan hanya diberikan kepada pasien yang
juga tidak akan sesuai dengan indikasi yang terbukti penyakitnya disebabkan oleh
Penelitian yang dilakukan oleh infeksi seperti naiknya suhu tubuh atau
Wijaya (2019), tentang Pola Penggunaan demam. Selain itu, indikasi yang tepat
rehidrasi yakni INF Asering (100%). Pada Obat Pada Pasien Anak Dengan Diagnosis
hasil penelitian pola penggunaan obat DBD DBD Di Ruang Rawat Inap RSUD DR. H..
pada pasien anak di RSUD Wonosari sudah Mohammad Rabain Muara Enim Provinsi
obat rasional menurut Kemenkes. Namun, desember Tahun 2019 ditarik kesimpulan
terpenuhi, yaitu pada penelitian ini masih 1. Kerasionalan penggunaan antibiotik pada
ditemukan penggunaan obat yang tidak pasien anak tidak dijumpai responden yang
tepat dosis dan tidak tepat indikasi. mengalami tidak tepat diagnosis sebanyak
57 responden (100%).
2. Kerasionalan penggunaan antibiotik pada mengalami tidak tepat lama pemberian
responden yang mengalami tidak tepat pasien anak tidak dijumpai responden yang
pasien anak tidak dijumpai responden yang 9. Kerasionalan penggunaan antibiotik pada
mengalami tidak tepat pemilihan obat pasien anak tidak dijumpai responden yang
pasien anak yang mengalami tepat dosis 10. Kerasionalan penggunaan antibiotik pada
sebanyak 49 responden (86,0%), dan pasien anak tidak dijumpai responden yang
responden yang mengalami tidak tepat tidak tepat obat sebanyak 57 responden
pasien anak tidak dijumpai responden yang pasien anak tidak dijumpai responden yang
pasien anak tidak dijumpai responden yang pasien anak tidak dijumpai responden yang
mengalami tidak tepat interval waktu mengalami tidak tepat tindak lanjut
pasien anak tidak dijumpai responden yang pasien anak tidak dijumpai responden yang
mengalami tidak tepat penyerahan obat Bagi peneliti selanjutnya untuk data
14. Kerasionalan penggunaan antibiotik pada dan jika akan melakukan penelitian
Rabain Muara Enim Bailie, 2014. Med facts. Pocket Guide of Drug
Interactions. Bone Care International
Perlu adanya monitoring dan evaluasi terapi Nephrology Pharmacy Associated Inc.
Middleton.
pada pasien dengan diagnosa pasien DBD
Dinkes Kota Palembang, 2016. Profil Kesehatan
dikarenakan obat-obatan yang digunakan Kota Palembang Tahun 2015.
berpotensi mengalami interaksi obat dan Dinkes Sumsel, 2016. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2015.
diharapkan adanya lembar copy resep di
Effendi, 2014. Dasar-Dasar Kesehatan
dalam rekam medis pasien. Masyarakat Edisi 2. Jakarta. EGC
2. Untuk STIK Siti Khadijah Palembang Ginanjar, 2015. Apa yang Dokter Anda Tidak
katakan Tentang Demam Berdarah.
Diharapkan pada tahun yang akan datang Bandung. Padjajaran
institusi pendidikan dapat melengkapi Hadinegoro dan Satari, 2014. Demam Berdarah
Dengue Naskah Lengkap. Jakarta. FKUI
referensi buku-buku mengenai farmasi
Hapsari, 2016. Evaluasi Penggunaan Analgetik-
klinik guna menunjang penelitian Antipiretik Pada Pasien Anak Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Instalasi
mahasiswa dalam menyelesaikan Rawat Inap Rumah Sakit “X”. Jurnal.
Fakultas Farmasi Universitas
penelitian. Muhammadiyah Surakarta Surakarta
Skripsi
Oleh :
YENNI INDRIANI
NIM. 51502010
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Farmasi
STIK Siti Khadijah Palembang
Skripsi
Oleh :
YENNI INDRIANI
NIM. 51502010
Penguji I :
Penguji II :
Penguji III :
Mengetahui,
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUUAN ................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ........................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah ................................................................. 7
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................. 9
1.5 ManfaatPenelitian................................................................. 11
ix
BAB III METODOLOGI PENELITAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................. 47
3.2 Kerangka Konsep ................................................................. 47
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................ 48
3.3.1 Populasi Penelitian ...................................................... 48
3.3.2 Sampel Penelitian ........................................................ 48
3.4 Variabel Penelitian ............................................................... 50
3.5 Tempat Penelitian ................................................................. 51
3.6 Waktu Penelitian .................................................................. 51
3.7 InstrumencPenelitian ............................................................ 51
3.8 Metode Pengumpulan Data .................................................. 51
3.9 Metode Analisis Data ........................................................... 52
3.9.1 Teknik Pengolahan Data ............................................. 52
3.9.2 Analisis Data ............................................................... 53
3.11 Definisi Operasional ............................................................. 54
3.12 Hipotesis ............................................................................... 56
3.13 Alur Penelitian...................................................................... 57
x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
SITI KHADIJAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
SKRIPSI, FEBRUARI 2020
YENNY INDRIANI
51502010
ABSTRAK
Pengobatan terhadap virus dengue sampai sekarang bersifat penunjang agar pasien
dapat bertahan hidup. Saat ini, berbagai pilihan obat tersedia sehingga diperlukan
pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Banyaknya
jenis obat yang tersedia dapat memberikan masalah tersendiri dalam praktik,
terutama menyangkut pemilihan dan penggunaan obat secara benar dan aman.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian non-eksperimental yaitu penelitian
dengan pengambilan data tanpa perlakuan terhadap subyek uji. Rancangan yang
digunakan adalah gambaran deskriptif untuk mengetahui evaluasi kerasionalan
penggunaan obat pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD), adapun jumlah
sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu 57 responden. Hasil analisis
didapatkan bahwa tidak dijumpai responden yang mengalami tidak tepat
diagnosis, distribusi frekuensi responden yang mengalami tepat indikasi sebanyak
53 responden (93,0%), dan responden yang mengalami tidak tepat dosis sebanyak
4 responden (7,0%). Tidak dijumpai responden yang mengalami tidak tepat
pemilihan obat. Distribusi frekuensi responden yang mengalami tepat dosis
sebanyak 49 responden (86,0%), dan responden yang mengalami tidak tepat dosis
sebanyak 8 responden (14,0%). Perlu adanya monitoring dan evaluasi terapi pada
pasien dengan diagnosa pasien DBD dikarenakan obat-obatan yang digunakan
berpotensi mengalami interaksi obat dan diharapkan adanya lembar copy resep di
dalam rekam medis pasien.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk yang menyebabkan penyakit seperti
flu yang parah dan kadang-kadang komplikasi yang berpotensi mematikan yang
disebut demam berdarah. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
dan data dari WHO menunjukkan angka kejadian demam berdarah telah
meningkat 30 kali lipat selama lebih dari 50 tahun. Pada tahun 2015 WHO
memperkirakan sekitar 50-100 juta kasus infeksi virus dengue terjadi setiap
tahun baik di negara yang terletek di daerah tropik maupun subtropik, yang
1
2
DBD tahun 2014 sebesar <35 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2012 terdapat 5
provinsi yang memiliki CFR akibat DBD tinggi (> 2%) yaitu Provinsi Papua
Barat, Maluku, Gorontalo, Kep. Bangka Belitung, dan Jambi. Hal ini
kesehatan, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan di rumah sakit dan
berdarah di Sumatera Selatan pada tahun 2014 sebanyak 1.143, pada tahun 2015
sebanyak 1.721 kasus dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak
Sumatera Selatan kasus demam berdarah di Sumatera Selatan pada tahun 2017
sebanyak 143, pada tahun 2018 sebanyak 261 kasus dan pada tahun 2019
frekuensi gigitan nyamuk, karena pengaruh musim hujan, puncak jumlah gigitan
terjadi pada pagi dan sore hari, perubahan musim mempengaruhi manusia sendiri
dalam sikapnya, misalnya dengan lebih banyak berdiam di rumah selama musim
Daerah yang terjangkit DBD pada umumnya adalah kota atau wilayah yang
penyakit ini. Mengingat nyamuk aedes aegypty terbangnya maksimal 100 meter.
perilaku masyarakat dalam menampung air, penampungan air ini sangat rawan
sebagai tempat berkembangnya nyamuk aedes aegypty dan virus dengue karena
nyamuk aedes aegypty hidup di air bersih. Maka masalah penyakit DBD semakin
besar bila tidak dilakukan upaya pemberantasan dan pencegahan yang intensif
dan masih kurangnya pengetahuan dan sikap keluarga terutama keluarga tentang
jenis dan kepadatan nyamuk sebagai vektor penular penyakit tersebut (Ginanjar,
2015).
4
menghilangkan rasa sakit pada otot-otot atau sendi-sendi selain harus istirahat
mutlak dan banyak minum, jika suhu tinggi dikompres secara intensif. Pada
hiperpireksia, terutama bagi yang mempunyai riwayat kejang dan demam. Untuk
itu perlu dipertimbangkan pemberian antipiretik yang aman untuk anak. Dari
pemberian obat antipiretik merupakan pilihan yang aman dan tepat untuk obat
turun panas dan analgesik pada anak-anak adalah parasetamol (Kemenkes RI,
2014).
menghilangkan rasa sakit pada otot-otot atau sendi-sendi selain harus istirahat
mutlak dan banyak minum, jika suhu tinggi dikompres secara intensif. Pada
DBD, terapi dengan antipiretik harus diberikan pada pasien dengan hiperpireksia,
terutama bagi yang mempunyai riwayat kejang dan demam. Untuk itu perlu
standar yang ada, menyebutkan bahwa dalam tatalaksana DBD pemberian obat
5
antipiretik merupakan pilihan yang aman dan tepat untuk obat turun panas dan
pada pasien demam berdarah dengue di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar
yang paling banyak terinfeksi DBD yaitu perempuan 56,16%, usia yang paling
banyak terinfeksi usia 15-44 tahun 64,38%, diagnosis penyerta terbanyak adalah
demam tifoid 18 kasus dari 28 kasus pasien dengan penyakit penyerta. Pola
sediaan terbanyak adalah infus dan rute pemberian terbanyak adalah injeksi.
penggunaan obat pada pasien DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) ditinjau dari
Mintohardjo Jakarta Pusat, didapatkan hasil penelitian ini dengan total jumlah 76
sampel terdiri dari 52 sampel pasien Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yang
masuk kriteria inklusi dengan jumlah 26 pasien diberikan antibiotik dan jumlah
26 pasien tidak diberikan antibiotik serta jumlah 24 data dengan kriteria ekslusi.
Dari 52 pasien DHF yang menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Angkatan Laut
perempuan dengan usia berkisar antara 1-14 tahun. Penggunaan obat antibiotik
pemberian obat antibiotik pada pasien Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yaitu
tidak tepat indikasi, tidak tepat obat dan tidak tepat dosis sebanyak 12 pasien
(46,15 %) dari 26 pasien. Untuk ketepatan pasien tidak bisa disimpulkan karena
antipiretik pada pasien anak Demam Berdarah Dengue (DBD) di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit “X”, didapatkan hasil bahwa analgetik-antipiretik yang paling
(100%), tepat pasien sebesar 66 pasien (100%), tepat obat sebesar 66 pasien
(100%), dan tepat dosis sebesar 51 pasien (77,27%). Kemudian, dari evaluasi
51 kasus (77,27%).
(Notoatmodjo, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien anak
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tercatat di rekam medik Ruang Rawat
Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
1. Apakah penggunaan Obat tepat diagnosis pada pasien anak DBD di Ruang
3. Apakah penggunaan Obat tepat pemilihan obat pada pasien anak DBD di
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
4. Apakah penggunaan Obat dosis pada pasien anak DBD di Ruang Rawat
5. Apakah penggunaan Obat tepat cara pemberian obati pada pasien anak
DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim
6. Apakah penggunaan Obat tepat interval waktu pemberian obat pada pasien
anak DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara
7. Apakah penggunaan Obat tepat lama pemberian obat pada pasien anak
DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim
pasien anak DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain
9. Apakah penggunaan Obat tepat penilaian kondisi pada pasien anak DBD
10. Apakah penggunaan Obat yang diberikan harus efektif dan aman mutu
terjamin, serta tersedia setiap saqat dengan harga yang terjangkau pada
pasien anak DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain
11. Apakah penggunaan obat tepat informasi obat pada pasien anak DBD di
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
12. Apakah penggunaan Obat tepat tindak lanjut pada pasien anak DBD di
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
13. Apakah penggunaan oabt tepat penyerahan obat pada pasien anak DBD di
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
14. Apakah penggunaan Obat kepatuhan pada pasien anak DBD di Ruang
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
4. Diketahuinya evaluasi tepat dosis pada pasien anak DBD di Ruang Rawat
5. Diketahuinya evaluasi tepat cara pemberian obati pada pasien anak DBD
anak DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara
7. Diketahuinya evaluasi tepat lama pemberian obat pada pasien anak DBD
pasien anak DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
10. Diketahuinya evaluasi obat efektuf, aman dan mutu terjamin pada pasien
anak DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara
11. Diketahuinya evaluasi tepat informasi obat pada pasien anak DBD di
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
12. Diketahuinya evaluasi tepat tindak lanjut penggunaan obat pada pasien
anak DBD di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara
13. Diketahuinya evaluasi tepat penyerahan obat pada pasien anak DBD di
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
14. Diketahuinya evaluasi kepatuhan pada pasien anak DBD di Ruang Rawat
1.5.3 Bagi RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi Sumatera
Selatan
Dengue (DBD) dan menjadi gambaran bagi dokter dan tenaga farmasi
responden anak serta menjadi masukan bagi dokter dan tenaga farmasi
dan lama penggunaan obat pada responden anak Demam Berdarah Dengue
(DBD).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang disebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 atau, DEN-4
(virus denggi tipe 1-4) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
virus dengue dari penderita DBD lainnya. Masa inkubasi penyakit DBD,
menimbutkan gejala klinis, antara 3-14 hari, rata-rata antara 4-7 hari
(Ginanjar, 2015).
dengue. Virus ini dibawa oleh nyamuk aedes aegypti atau aedes
masuk ke dalam tubuh manusia lewat air liur yang dikeluarkan nyamuk
13
14
Oleh karena itu, penyakit ini termasuk dalam kelompok salah satu
Aedes Aegypti yang mengandung virus Dengue. Pada saat nyamuk Aedes
Aegypti maka virus Dengue akan masuk ke dalam tubuh, setelah masa
inkubasi sekitar 3-15 hari penderita bisa mengalami demam tinggi 3 hari
Aegypti)yaitu:
air seperti bak mandi, drum, vas bunga, barang bekas dan lain-lain.
tanah.
sore hari.
5. Nyamuk ini termaksud jenis nyamuk yang dapat terbang hingga 100
meter
Pada nyamuk betina probosis dipakai sebagai alat untuk menghisap darah,
pasang kaki yang melekat pada toraks dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas
Virus ini akan terbawa dalam kelenjar ludah si nyamuk. Virus dengue
berada dalam daah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila
maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk kedalam lambung
menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksktrinsik). Virus ini akan
darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya agar darah yang
terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga
dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore
demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka,
nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur siang (Ayu, 2016).
Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada digenangan air
bersih dan didaerah yang banyak pohon seperti ditaman atau kebon.
18
Genangan air pada pot bunga mungkin menjadi salah satu tempat favorit
dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut. Orang
menderita sakit demam dengue atau demam yang ringan dengan tanda
dan gejala yang tidak spesifik atau dengan tidak memperlihatkan tanda-
tanda sakit sama sekali. Penderita demam dengue biasanya akan sembuh
virus dengue dengan virus tipe lain maka orang tersebut dapat terserang
adalah:
kebocoran plasma.
(DBD) yaitu:
a. Umur
setelah lahir.
b. Jenis kelamin
c. Nutrisi
d. Populasi
e. Mobilitas Penduduk
dirawat/dirujuk.
golongan salisilat.
sakit.
dilakukan dengan air hangat, bukan dengan air dingin atau es.
putih sangat baik untuk mereka. Air putih juga dapat membantu
trombosit.
menjadi pilihan jika anda merasa hal itu lebih aman karena
2016).
25
diantaranya:
1. Pencegahan primer
a. Fisik
1. Memakai kelambu
4. Mengubur sampah
8.
b. Kimia
c. Biologi
2.
a. Tepat Diagnosis
tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan obat
obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan indikasi yang
seharusnya.
30
bakteri.
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang
d. Tepat Dosis
Dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek
terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang
dengan rentang terapi yang sempit, akan sangat beresiko timbulnya efek
efektivtasnya.
31
agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat
per hari (misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum
obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat
hari. Pemberian obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang
diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, karena
itu muka merah setelah pemberian atropin bukan alergi, tetapi efek
tetrasiklin tidak boleh dilakukan pada anak kurang dari 12 tahun, karena
Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini lebih jelas
terlihat pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. Pada
32
serangan asma.
dikandung.
j. Obat yang diberikan harus efektif dan aman dengan mutu terjamin, serta
harganya oleh para pakar di bidang pengobatan dan klinis. Untuk jaminan
mutu, obat perlu diproduksi oleh produsen yang menerapkan CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik) dan dibeli melalui jalur resmi. Semua
k. Tepat informasi
Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting
upaya tindak lanjut yang diperlukan, misalnya jika pasien tidak sembuh
obat dan pasien sendiri sebagai konsumen. Pada saat resep dibawa ke
atau efek ikutan (urine menjadi merah karena minum rifampisin) tanpa
Dampak negatif ini dapat saja hanya dialami oleh pasien yaitu berupa
efek samping, dan biaya yang mahal, maupun oleh populasi yang lebih
Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas, atau pemberian obat untuk
keadaan yang sama sekali tidak memerlukan terapi obat, jelas merupakan
peresepan obat yang mahal, padahal alternatif obat yang lain dengan
manfaat dan keamanan sama dengan harga lebih terjangkau telah tersedia.
(yang jelas terbukti sebagai infeksi bakteri) akan sangat berarti dalam
dicegah dan dapat direalokasikan untuk penyakit atau intervensi lain yang
dijamin.
36
c. Dampak terhadap kemungkinan efek samping dan efek lain yang tidak
diharapkan
meningkatkan resiko terjadinya efek samping serta efek lain yang tidak
mewakili dampak negatif yang terjadi akibat penggunaan obat yang tidak
rasional:
Keadaan ini semakin nyata pada usia lanjut. Pada kelompok umur
oleh virus dan antibiotika tidak diperlukan. Akibatnya jika suatu saat
adalah pasien terpaksa diberikan antibiotik lain yang bukan pilihan utama
masalah utama:
2.3 Pediatri
perkembangan yang cepat. Penggunaan obat pada anak merupakan hal yang
metabolisme dan ekresi obat, sehingga hanya terdapat sejumlah kecil obat yang
telah diberi izin untuk digunakan pada anak-anak, yang memiliki bentuk sedian
kedokteran yang berkaitan dengan fisik, mental dan sosial kesehatan anak sejak
lahir sampai dewasa muda. Pediatri juga merupakan disiplin ilmu yang
metabolisme.
c. Bayi dan anak kecil yang baru belajar berjalan umur >28 hari
sampai 23 bulan.
2013).
(Siregar, 2013) :
dasar.
d. Pelayanan rujukan
41
(Pharmaceutical care).
2016).
c. Rekonsiliasi obat
e. Konseling
rekaman medik yang memadai dari setiap penderita, baik untuk penderita rawat
penderita selama dirawat di rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat
inap.
perawatan penderita
di rumah sakit
pendidikan
Skema 2.1
Kerangka Teori
Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Pasien Anak di Instalasi Rawat Inap
Rsud Wonosari Periode 2018, didapatkan hasil obat yang paling banyak
digunakan adalah cairan rehidrasi yakni INF Asering (100%). Pada hasil
45
penelitian pola penggunaan obat DBD pada pasien anak di RSUD Wonosari
Kemenkes. Namun, ada beberapa kriteria yang masih belum terpenuhi, yaitu
pada penelitian ini masih ditemukan penggunaan obat yang tidak tepat dosis
Laut) DR. Mintohardjo Jakarta Pusat, didapatkan hasil penelitian ini dengan
Fever (DHF) yang masuk kriteria inklusi dengan jumlah 26 pasien diberikan
antibiotik dan jumlah 26 pasien tidak diberikan antibiotik serta jumlah 24 data
dengan kriteria ekslusi. Dari 52 pasien DHF yang menjalani Rawat Inap di
ditemukan jenis kelamin perempuan dengan usia berkisar antara 1-14 tahun.
Hemorrhagic Fever (DHF) yaitu tidak tepat indikasi, tidak tepat obat dan tidak
pasien tidak bisa disimpulkan karena data yang didapat kurang lengkap.
Dengue (DBD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X”, didapatkan hasil
pasien (100%), tepat obat sebesar 66 pasien (100%), dan tepat dosis sebesar 51
METODOLOGI PENELITIAN
(DBD).
47
48
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Berdarah Dengue (DBD) yang tercatat di rekam medik Ruang Rawat Inap
a. Kriteria Inklusi:
Desember 2018.
48
49
2. Semua lembar rekam medik dengan keadaan baik dan tidak cacat
b. Kriteria Eksklusi :
DBD secara lengkap seperti lama pemberian yang tidak ada, dosis
N
n=
1+N(d2 )
130
n=
1+130(0,12 )
130
n=
1+130 (0,01)
130
n=
1+1,30
130
n=
2,30
n=56,52=57 responden
Keterangan :
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
49
50
(Notoatmodjo, 2014).
Dengan Rumus :
N
i=
𝑛
130
i=
57
i=2,28 = 2
Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Jumlah Sampel
i = Interval
Tepat diagnosis, tepat indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat
cara pemberian, tepat interval waktu pemberian, tepat lama pemberian, waspada
terhadap efek samping, tepat penilaian kondisi pasien, obat yang diberikan harus
efektif dan aman, tepat informasi, tepat tindak lanjut (follow-up), tepat
50
51
pengumpulan data dalam bentuk lembar observasi, sebagai alat bantu untuk
indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat
samping, tepat penilaian kondisi pasien, obat yang diberikan harus efektif dan
aman, tepat informasi, tepat tindak lanjut (follow-up), tepat penyerahan obat
(dispensing) dan pasien patuh pada pasien anak Demam Berdarah Dengue
(DBD).
dari RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan,
yaitu data rekam pasien anak Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tercatat di
51
52
Tabel 3.2
Definisi Operasional
52
53
berdasarkan
pedoman
pengobatan oleh
kemenkes tahun
2011
53
54
3.10 Hipotesis
pemberian, obat yang diberikan harus efektif dan aman, dan tepat
informasi.
54
55
Gambar 3.1
Alur Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
55
-BAB IV
Sumatera Selatan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. Jumlah total sampel
terdiri dari pasien pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tercatat di
rekam medik RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi Sumatera
berikut ini :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Diagnosis di
RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2019
56
57
ini :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Indikasi
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
4 responden (7,0%).
berikut ini :
57
58
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Pemilihan Obat
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
ini :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Dosis
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019
responden (14,0%).
58
59
berikut ini :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Cara Pemberian
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
berikut ini :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Interval Waktu
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
59
60
berikut ini :
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Lama Pemberian
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
60
61
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penilaian Kondisi Pasien
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tepat Penyerahan Obat
di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2019
61
62
4.2 Pembahasan
pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga
obat yang paling banyak digunakan adalah cairan rehidrasi yakni INF
Asering (100%). Pada hasil penelitian pola penggunaan obat DBD pada
kriteria yang masih belum terpenuhi, yaitu pada penelitian ini masih
ditemukan penggunaan obat yang tidak tepat dosis dan tidak tepat
indikasi.
62
63
infeksi seperti naiknya suhu tubuh atau demam. Selain itu, indikasi
63
64
infeksi seperti naiknya suhu tubuh atau demam. Selain itu, indikasi
responden (0%).
demikian, obat yang dipilih harus yang memiliki efek terapi sesuai
64
65
obat yang dipilih harus yang memiliki efek terapi sesuai dengan
DBD dengan disertai infeksi ISPA juga dapat dikatakan tepat. Namun,
bergambar).
65
66
yang berlebihan, khususnya untuk obat yang dengan rentang terapi yang
yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang
diharapkan.
66
67
tidak tepat obat dan tidak tepat dosis sebanyak 12 pasien (46,15 %) dari
1x1 kapsul (7 tahun) dan dosis 3x1 kapsul (11 tahun) pada kelompok
umur 1-14 tahun serta pada kelompok umur 15-44 tahun (34 tahun)
dengan dosis 2x1 kapsul. Disini, dosis 1x1 kapsul yang diberikan untuk
adalah kurang, sedangkan dosis 3x1 kapsul yang diberikan untuk pasien
dan anak 8 mg/kg/hari dibagi setiap 12-24 jam, dosis maksimum 400
mg/hari, dewasa 400 mg/hari setiap 12-24 jam. Apabila diberikan untuk
kelompok umur 1-14 tahun (12 tahun). Pada buku Drug Information
diberikan sesuai untuk orang dewasa dan kurang sesuai untuk kelompok
67
68
kelompok umur < 1 tahun yaitu umur 6 bulan dengan dosis yang
adalah 50-180 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 4-6 jam. Untuk
responden (0%).
diminum pada saat perut kosong, setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam
obat yang paling banyak digunakan adalah cairan rehidrasi yakni INF
Asering (100%). Pada hasil penelitian pola penggunaan obat DBD pada
68
69
kriteria yang masih belum terpenuhi, yaitu pada penelitian ini masih
ditemukan penggunaan obat yang tidak tepat dosis dan tidak tepat
indikasi.
termasuk tepat cara pemberian. Dalam penelitian ini, pasien yang paling
banyak adalah pasien dengan umur 1-14 tahun. Antibiotik lebih banyak
adalah pasien umur 1-14 tahun yang akan lebih susah diberikan secara
berupa tablet, kapsul atau puyer dan tidak bisa diberikan secara injkesi
pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat per hari (misalnya 4 kali
69
70
sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus
terhadap kadar obat dalam darah. Jika interval waktu pemberian obat
yang diberikan kurang dari ketentuan dalam buku pedoman yang diacu
yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya akan
pasien DBD diberikan terapi antibiotik yaitu berkisar antara 4-6 hari
70
71
sampai pasien keluar dari RS. Akan tetapi, ada beberapa pasien yang
antibiotik.
pakar di bidang pengobatan dan klinis. Untuk jaminan mutu, obat perlu
71
72
dan harganya oleh para pakar di bidang pengobatan dan klinis. Untuk
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan dibeli melalui jalur resmi.
(0%).
yang menyerahkan obat dan pasien sendiri sebagai konsumen. Pada saat
72
73
pasien.
73
BAB V
5.1 Simpulan
Pada Pasien Anak Dengan Diagnosis DBD Di Ruang Rawat Inap RSUD DR. H..
(100%).
responden (100%).
responden (100%).
74
75
responden (100%).
responden (100%).
(100%).
57 responden (100%).
responden (100%).
responden (100%).
75
76
5.2 Saran
76
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, 2016. Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Demam Berdarah Dengue
di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Jurnal. Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Bailie, 2014. Med facts. Pocket Guide of Drug Interactions. Bone Care International
Nephrology Pharmacy Associated Inc. Middleton.
Dinkes Kota Palembang, 2016. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2015.
Dinkes Sumsel, 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015.
Ginanjar, 2015. Apa yang Dokter Anda Tidak katakan Tentang Demam Berdarah.
Bandung. Padjajaran
Hadinegoro dan Satari, 2014. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap. Jakarta.
FKUI
Kemenkes RI, 2014. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta.
Kemenkes RI
Kemenkes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta. Kemenkes RI
1
Notoatmodjo, 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta. Rineka
Cipta
Piscitelli, 2015. Drug Interaction in Infection Disease Second Edition. New Jersey.
Humana Press.
Satari dan Meiliasari, 2014. Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan Rumah
Sakit. Jakarta. Pustaka Sehat
Setiadi, 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Yogyakarta.
Graha Ilmu
Sutiawati, 2016. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Pada Pasien DHF (Dengue
Hemorrhagic Fever) Ditinjau Dari Penggunaan Antibiotik di Rumkital (Rumah
Sakit Angkatan Laut) DR. Mintohardjo Jakarta Pusat. Jurnal. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta
Tisnanjaja, 2016. Bebas Kolesterol dan Demam Berdarah. Jakarta. Pustaka Sehat
2
LEMBAR OBSERVASI
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
1 5 Tahun L Demam, mual dan Hemoglobin 11,5 g/dL Metisoprinol 250 mg/5 mL 3 x ½ cth DHF Oral 7
muntah, BAB hitam, Leukosit 3,8 .103/uL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x ½ cth Oral 7
bibir kering, sakit Hematokrit 34 % Seftriakson 1 x 750 mg IV 7
perut seperti melilit Trombosit 68 .103/uL Ranitidin 2 x 25 mg IV 7
Ondansentron 1 x 2 mg IV 7
2 8 Tahun P Demam naik turun Hemoglobin 11,5 g/dL Seftriakson 1 x 1500 DHF IV 7
selama 10 hari, Leukosit 3,8 .103/uL Parasetamol mg Kejang IV 7
pusing, kejang 2 kali, Hematokrit 34 % Deksametason 3 x 200 mg demam IV 7
kesadaran menurun Trombosit 68 .103/uL 3 x 2 mg
3 7 tahun L demam selama 3 hari, Hemoglobin 11,5 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x 2 cth DHF Oral 2
mual, muntah, batuk Leukosit 6,7 .103/uL Seftriakson 1 x 1000 Tifoid IV 2
tidak berdahak Hematokrit 34 % Ondansentron mg IV 2
Trombosit 262 .103/uL 2 x 4 mg
4 5 tahun P kejang beberapa saat Leukosit 8,1 .103/uL Parasetamol 120 mg/5 mL 3 x 1 cth DHF Oral 7
sebelum masuk UGD, Hematokrit 36 % Metisoprinol 250 mg/5 mL 3 x 1 cth Tifoid Oral 7
demam Eritrosit 4,4 .103/uL Diazepam 3 x 0.5 mg Oral 7
Basofil 0 % Asam valproate 250 mg/5 2 x ½ cth Oral 7
Eosinophil 1 % mL 1 x 750 mg IV 7
Batang 1 % Seftriakson 2 x 150 mg IV 7
Segmen 60 % Parasetamol drip 1 x 1,5 mg IV 7
Limfosit 25 % Dexametason
Monosit 13 %
GDS 61 mg/dL
Kalium 4,7 mmol/L
Ureum 20 mg/dL
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Kreatinin 0,4 mg/dL
5 11 tahun P demam, mual, lemas Hemoglobin 14,4 g/dL Parasetamol 4 x 400 mg DHF IV 3
Leukosit 2,7 .103/uL Seftriakson 1 x 2000 IV 3
Hematokrit 44 % Ondansentron mg IV 3
Trombosit 51 .103/uL Ranitidine 2 x 8 mg IV 3
2 x 40 mg
6 7 tahun L demam naik turun Hemoglobin 19,8 g/dL Metisoprinol 250 mg/5 mL 3 x ½ cth DHF Oral 5
kurang lebih 5 hari, Leukosit 5,9 .103/uL Seftriakson 2 x 1000 Tifoid IV 5
mual, muntah, perut Hematokrit 58 % Ranitidine mg IV 5
terasa sakit, BAB Trombosit 45 .103/uL 2 x 50 mg
mencret Eritrosit 7,9 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 1 %
Batang 1 %
Segmen 50 %
Limfosit 33 %
Monosit 15 %
GDS 107 mg/dL
Natrium 126 mmol/L
Kalium 6,1 mmol/L
Klorida 97 mmol/L
Ureum 20 mg/dL
Kreatinin 0,4 mg/dL
7 5 tahun L demam naik turun Hemoglobin 11,7 g/dL Antasid syr 3 x 1 cth DHF Oral 7
kurang lebih 6 hari, Leukosit 21,4 .103/uL Seftriakson 3 x 750 mg IV 7
mual, muntah, Hematokrit 34 % Ranitidine 2 x 25 mg IV 7
makanan tidak bisa Trombosit 433 .103/uL
masuk, BAB mencret, Eritrosit 4,2 .103/uL
bibir pecah2 dan Basofil 0 %
berdarah Eosinophil 2 %
Batang 2 %
Segmen 86 %
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Limfosit 6 %
Monosit 4 %
8 2 tahun P demam, sesak, tampak Hemoglobin 8,7 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x 1 cth DHF Oral 4
pucat Leukosit 18,1 .103/uL Seftriakson 1 x 500 mg IV 4
Hematokrit 28 %
Trombosit 720 .103/uL
Eritrosit 4,1 .103/uL
LED 120 mm
Basofil 0 %
9 6 tahun L demam dan muntah Hemoglobin 13,5 g/dL Parasetamol 3 x 250 mg DHF Oral 3
dari 2 hari yang lalu Leukosit 10,6 .103/uL Seftriakson 1 x 2000 IV 3
Hematokrit 39 % Ranitidine mg IV 3
Trombosit 451 .103/uL 2 x 25 mg
Eritrosit 5,3 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 2 %
Batang 2 %
Segmen 73 %
Limfosit 13 %
Monosit 10 %
MCV 74 f
MC 16 Pg
MCHC 34 g/dL
GDS 82 mg/dL
Ureum 55 mg/dL
Kreatinin 0,5 mg/dL
SGOT 35 U/L
SGPT 15 U/L
Natrium 135 mmol/L
Kalium 4,4 mmol/L
Kalsium mmol/L
Klorida 98 mmol/L
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
10 9 tahun P demam kura lebih 6 Hemoglobin 12,6 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 3 x 1 cth DHF IV 9
hari, menggigil, sakit Leukosit 24,6 .103/uL Seftriakson 1 x 2000 IV 9
kepala, sakit perut, Hematokrit 40 % Parasetamol mg IV 9
muntah satu hari Trombosit 515 .103/uL Ranitidine 4 x 400 mg
sebelum masuk RS, Eritrosit 4,9 .103/uL 2 x 25 mg
BAK agak kuning, Basofil 16 %
BAB keras bulat2
kecil dan berwna agak
hitam
11 7 tahun L Demam selama 3 hari Hemoglobin 16,1 g/dL Ambroksol 30 mg/5 mL 3 x ½ cth DHF Oral 5
SMRS, mual, muntah, Leukosit 8,7 .103/uL Seftriakson 2 x 550 mg IV 5
pusing, batuk, perut Hematokrit 48 % Pantoprazole vial 40 mg 2 x ½ vial IV 5
terasa sakit, BAB Trombosit 26 .103/uL
mencret
12 10 tahun P demam kurang lebih 1 Hemoglobin 13,4 g/dL Parasetamol tab 3x1 DHF Oral 8
minggu, mual, nyeri Leukosit 5,3 .103/uL Seftriakson 1 x 1500 IV 8
ulu hati, mencret, Hematokrit 40 % Ranitidine vial 25 mg/mL mg IV 8
pusing Trombosit 175 .103/uL 2 x 1 vial
Eritrosit 4,8 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 2 %
Batang 2 %
Segmen 51 %
Limfosit 40 %
Monosit 5 %
MCV 83 f
MC 28 Pg
MCHC 34 g/dL
GDS 105 mg/dL
Ureum 23 mg/dL
Kreatinin 0,63 mg/dL
Natrium 134 mmol/L
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Kalium 4,5 mmol/L
Klorida 102 mmol/L
13 4 tahun P demam naik turun Hemoglobin 7,9 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x 1 cth DHF Oral 5
selama 3 hari, patuk Leukosit 22,0 .103/uL Seftriakson 1 x 750 mg IV 5
dan pilek Hematokrit 28 %
Trombosit 604 .103/uL
Eritrosit 4,6 .103/uL
Basofil 1 %
Eosinophil 1 %
Batang 2 %
Segmen 60 %
Limfosit 26 %
Monosit 10 %
MCV 61 f
MC 17 Pg
MCHC 28 g/dL
GDS 98 mg/dL
SGOT 21 U/L
SGPT 11 U/L
14 5 tahun L demam kurang lebih 5 Hemoglobin 11,1 g/dL Ambroksol 30 mg/5 mL 3 x ½ cth DHF Oral 6
hari, batuk kurang Leukosit 19,7 .103/uL Seftriakson 1 x 1000 IV 6
lebih 2 hari, mual, Hematokrit 35 % Ondansentron mg IV 6
nafsu makan menurun Trombosit 564 .103/uL Parasetamol 2 x 4 mg IV 6
4 x 200 mg
15 5 tahun L demam kurang lebih 3 Hemoglobin 9,7 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x ½ cth DHF Oral 7
hari, mual, muntah, Leukosit 11,8 .103/uL Seftriakson 1 x 750 mg Tifoid IV 7
nafsu makan menurun Hematokrit 30,1 %
Trombosit 332 .103/uL
Eritrosit .103/uL
Basofil 0 %
16 3 tahun P demam kurang lebih 5 Hemoglobin 10,8 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x 1.5 mL DHF Oral 3
hari, timbul bitnik2 Leukosit 28,1 .103/uL Setirizin 5 mg/5 mL 2 x ½ cth Oral 3
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
merah dan gatal yang Hematokrit 33 % Chlorpheniramin Maleat 3 x 1 mg Oral 3
semakin melebar Trombosit 448 .103/uL Seftriakson 1 x 600 mg IV 3
setelah makan abon Eritrosit .103/uL
17 2 tahun L demam, mual, Hemoglobin 13,4 g/dL Metisoprinol 250 mg/5 mL 3 x ½ cth DHF Oral 3
muntah, lemas, pusing Leukosit 5,3 .103/uL Parasetamol 120 mh/5 mL 3 x 1 cth Tifoid Oral 3
Hematokrit 40 %
Trombosit 175 .103/uL
Eritrosit 4,8 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 2 %
Batang 2 %
Segmen 51 %
Limfosit 40 %
Monosit 5 %
MCV 83 f
MC 28 Pg
MCHC 34 g/dL
GDS 105 mg/dL
Ureum 23 mg/dL
Kreatinin 0,63 mg/dL
Natrium 134 mmol/L
Kalium 4,5 mmol/L
Klorida 102 mmol/L
18 9 tahun L emam naik turun Hemoglobin 7,1 g/dL Parasetamol 4 x 300 mg DHF IV 4
kurang lebih 2 Leukosit 5,5 .103/uL Seftriakson 1 x 1500 IV 4
minggu, lemas, mual, Hematokrit 20 % Ondansentron mg IV 4
muntah, perut sakit, Trombosit 315 .103/uL 2 x 4 mg
pusing Eritrosit 2,7.103/uL
LED 102 mm
Basofil 0 %
Eosinophil 1 %
Batang 1 %
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Segmen 48 %
19 11 tahun L demam naik turun Hemoglobin 16,2 g/dL Seftriakson 1 x 1750 DHF IV 3
kurang lebih 1 Leukosit 8,6 .103/uL Ranitidin mg IV 3
minggu, tangan dan Hematokrit 46 % Ondansentron 2 x 1 mg IV 3
kaki dingin, mual, Trombosit 33 .103/uL 3 x 8 mg
muntah, makanan Eritrosit 6,4 .103/uL
tidak bias masuk, Basofil 0 %
perut terasa sakit, Eosinophil 1 %
BAB mencret, bibir Batang 3 %
pecah2 dan berdarah Segmen 52 %
Limfosit 34 %
Monosit 10 %
GDS 109 mg/dL
20 5 tahun P demam naik-turun dan Hemoglobin 9,7 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 3 x 2 cth DHF Oral 5
menggigil selama 3 Leukosit 4,6 .103/uL Ambroksol 15 mg/5 mL 3 x 1 cth Oral 5
hari hanya timbul Hematokrit 33 % Ferris 1 x 1 ml Oral 5
sore-malam SMRS, Trombosit 196 .103/uL Seftriakson 1 x 900 mg IV 5
tidak nafsu makan, GDS 91 mg/dL Ranitidin 25 mg/mL 2 x 1 mL IV 5
perut terasa sakit, SGOT 37 U/L
batuk pilek, mual SGPT 14 U/L
21 5 tahun L batuk, kadang2 sesak, Hemoglobin 15,2 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x 2 cth DHF Oral 3
mencret 2 kali ada Leukosit 11,8 .103/uL Zircum 20 mg/5 mL 1 x 1 cth Oral 3
ampas dan lender, Hematokrit 44 % Lacto B 1 x 1 sach Oral 3
nafsu makan menurun Trombosit 397.103/uL Setirizin 5 mg/5 mL 1 x 1 cth Oral 3
Eritrosit 5,7 .103/uL Gentamisin 1 x 80 mg IV 3
Basofil 0 % Sefotaksim 3 x 1250 IV 3
Eosinophil 1 % mg
Batang 3 %
Segmen 73 %
Limfosit 16 %
Monosit 7 %
MCV 77 f
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
MC 27 Pg
MCHC 35 g/dL
22 10 tahun P demam selama 5 hari, Hemoglobin 11,9 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x 2 cth DHF Oral 5
nyeri sendi pada bahu Leukosit 13,1 .103/uL Seftriakson 1 x 1500 IV 5
kanan Hematokrit 35 % Dexametason mg IV 5
Trombosit 374 .103/uL 3 x 2 mg
Eritrosit 4,0 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 1 %
Batang 1 %
Segmen 63 %
23 8 tahun P batuk, kalau menelan Hemoglobin 12,7 g/dL Parasetamol 4 x 300 mg DHF IV 4
terasa sakit, keluar Leukosit 8,7 .103/uL Seftriakson 1 x 1500 IV 4
bintik merah di Hematokrit 41 % Ondansentron mg IV 4
seliuruh tubuh Trombosit 227 .103/uL 2 x 4 mg
GDS 106 mg/dL
SGOT 27 U/L
SGPT 9 U/L
24 8 tahun P demam naik turun, Hemoglobin 12,9 g/dL Metisoprinol 250 mg/5mL 3 x 1 cth DHF Oral 6
mual, muntah, pusing, Leukosit 7,5 .103/uL Parasetamol 4 x 200 mg IV 6
batuk Hematokrit 39 % Seftriakson 1 x 750 mg IV 6
Trombosit 291 .103/uL Ranitidin 25 mg/mL 2 x 1 mL IV 6
Eritrosit 4,8 .103/uL Ondansentron 2 x 4 mg IV 6
LED 47 mm Dexametason 3 x 2.7 mg IV 6
Basofil 1 %
Eosinophil 1 %
Batang 3 %
Segmen 57 %
Limfosit 7 %
Monosit 11 %
MCV 82 f
MC 27 Pg
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
MCHC 33 g/dL
25 2 tahun P demam sejak 5 hari Natrium 135 mmol/L Ambroksol 15 mg/5 mL 3 x 1 cth DHF Oral 3
SMRS, batuk pilek, Kalium 3,3 mmol/L Parasetamol 120 mg/5 mL 4 x 1 cth Oral 3
muntah, perut Kalsium 105 mmol/L Oralit 2x1 Oral 3
kembung, nafsu Seftriakson 1 x 600 mg IV 3
makan menurun Ondansentron 2 x 2 mg IV 3
26 8 tahun P demam tinggi, mual, Hemoglobin 5,7 g/dL Metilprednisolon 3 x 4 mg DHF Oral 3
BAB cair warna Leukosit 2,9 .103/uL Parasetamol 120 mg/5 mL 3 x 2 cth Oral 3
coklat kurang lebih 4 Hematokrit 22 % Seftriakson 1 x 1000 IV 3
hari SMRS, batuk 1 Trombosit 291 .103/uL mg
hari SMRS Eritrosit 4,0 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 2 %
Batang 4 %
Segmen 30 %
Limfosit 56 %
Monosit 8 %
MCV 55 f
MC 14 Pg
MCHC 26 g/dL
Ureum 12 mg/dL
Kreatinin 0,32 mg/dL
SGOT 35 U/L
SGPT 16 U/L
27 7 tahun L demam 6 hari SMRS Hemoglobin 15,8 g/dL Parasetamol 120 mg/5 mL 3 x 1 cth DHF Oral 5
meningkat pada Leukosit 5,1 .103/uL Seftriakson 1 x 2000 IV 5
malam hari, mencret, Hematokrit 46 % Ondansentron mg IV 5
mual, lemas Trombosit 44 .103/uL 2 x 4 mg
Eritrosit 6,3 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 2 %
Batang 2 %
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Segmen 62 %
Limfosit 25 %
Monosit 9 %
GDS 98 mg/dL
Natrium 125 mmol/L
Kalium 3,6 mmol/L
Klorida 92 mmol/L
28 7 tahun P demam kurang lebih 1 Hemoglobin 15,9 g/dL Seftriakson 2 x 1000 DHF IV 5
minggu SMRS, mual, Leukosit 5,7 .103/uL Ondansentron ampul 4 mg Tifoid IV 5
1 hari SMRS muncul Hematokrit 47 % g/2mL 2 x 1 ampul
kemerahan di tubuh, Trombosit 47 .103/uL
muntah, lemas, pusing LED 30 mm
29 3 tahun L demam kurang lebih Hemoglobin 11,9 g/dL OAT (rifampin/ isoniazid/ 3 x 1.5 mg DHF Oral 5
10 hari SMRS, batuk Leukosit 4,1 .103/uL pyrazinamide) 3 tab Oral 5
pilek, mencret 3 hari Hematokrit 35 % Ambroksol 15 mg/5 mL 3 x 1 cth Oral 5
pertama, nafsu makan Trombosit 110 .103/uL Methisoprinol 250 mg/5 mL 3 x 1 cth Oral 5
menurun Eritrosit 4,4 .103/uL Seftriakson 3 x 550 mg IV 5
Basofil 1 % Parasetamol 3 x 150 mg IV 5
Eosinophil 1 % Dexametason tablet 0,5 mg 3 x ½ tab Oral 5
Batang 2 % Meropenem vial 0,5 g 1 x 1 vial IV 5
Segmen 30 %
Limfosit 54 %
Monosit 14 %
MCV 78 f
MC 27 Pg
MCHC 35 g/dL
30 12 tahun P emam kurang lebih 3 Hemoglobin 9,4 g/dL Omeprazol 20 mg 2 x 1 cap DHF Oral 14
hari, mual, muntah, Leukosit 16,5 .103/uL Parasetamol 4 x 500 mg Oral 14
nafsu makan menurun, Hematokrit 28 % Seftriakson 1 x 2000 IV 14
nyeri sendi pada bahu Trombosit 422 .103/uL Ranitidin mg IV 14
kanan Eritrosit 3,5 .103/uL Ondansentron 3 x 50 mg IV 14
Basofil 1 % Parasetamol drip 2 x 4 mg IV 14
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Eosinophil 2 % Meropenem 500 mg IV 14
Batang 3 % Ambroksol15 mg/5 mL 3 x 1000 Oral 14
Segmen 80 % mg
Limfosit 8 % 3 x 1 cth
Monosit 6 %
MCV 79 f
MC 27 Pg
MCHC 34 g/dL
31 5 L Demam, Hemoglobin 11,5 g/dL Metisoprinol 250 mg/5 3 x ½ cth DHF Oral 7 5 Tahun
Tahun mual dan Leukosit 3,8 .103/uL mL 4 x ½ cth Oral 7
muntah, Hematokrit 34 % Parasetamol 120 mg/5 1 x 750 mg IV 7
BAB Trombosit 68 .103/uL mL 2 x 25 mg IV 7
hitam, Seftriakson 1 x 2 mg IV 7
bibir Ranitidin
kering, Ondansentron
sakit perut
seperti
melilit
32 8 P Demam Hemoglobin 11,5 g/dL Seftriakson 1 x 1500 mg DHF IV 7 8 Tahun
Tahun naik turun Leukosit 3,8 .103/uL Parasetamol 3 x 200 mg Kejang IV 7
selama 10 Hematokrit 34 % Deksametason 3 x 2 mg demam IV 7
hari, Trombosit 68 .103/uL
pusing,
kejang 2
kali,
kesadaran
menurun
33 7 tahun L demam Hemoglobin 11,5 g/dL Parasetamol 120 mg/5 4 x 2 cth DHF Oral 2 7 tahun
selama 3 Leukosit 6,7 .103/uL mL 1 x 1000 mg Tifoid IV 2
hari, mual, Hematokrit 34 % Seftriakson 2 x 4 mg IV 2
muntah, Trombosit 262 Ondansentron
batuk .103/uL
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
tidak
berdahak
34 5 tahun P kejang Leukosit 8,1 .103/uL Parasetamol 120 mg/5 3 x 1 cth DHF Oral 7 5 tahun
beberapa Hematokrit 36 % mL 3 x 1 cth Tifoid Oral 7
saat Eritrosit 4,4 .103/uL Metisoprinol 250 mg/5 3 x 0.5 mg Oral 7
sebelum Basofil 0 % mL 2 x ½ cth Oral 7
masuk Eosinophil 1 % Diazepam 1 x 750 mg IV 7
UGD, Batang 1 % Asam valproate 250 2 x 150 mg IV 7
demam Segmen 60 % mg/5 mL 1 x 1,5 mg IV 7
Limfosit 25 % Seftriakson
Monosit 13 % Parasetamol drip
GDS 61 mg/dL Dexametason
Kalium 4,7 mmol/L
Ureum 20 mg/dL
Kreatinin 0,4 mg/dL
35 11 P demam, Hemoglobin 14,4 g/dL Parasetamol 4 x 400 mg DHF IV 3 11 tahun
tahun mual, Leukosit 2,7 .103/uL Seftriakson 1 x 2000 mg IV 3
lemas Hematokrit 44 % Ondansentron 2 x 8 mg IV 3
Trombosit 51 .103/uL Ranitidine 2 x 40 mg IV 3
36 7 tahun L demam Hemoglobin 19,8 g/dL Metisoprinol 250 mg/5 3 x ½ cth DHF Oral 5 7 tahun
naik turun Leukosit 5,9 .103/uL mL 2 x 1000 mg Tifoid IV 5
kurang Hematokrit 58 % Seftriakson 2 x 50 mg IV 5
lebih 5 Trombosit 45 .103/uL Ranitidine
hari, mual, Eritrosit 7,9 .103/uL
muntah, Basofil 0 %
perut Eosinophil 1 %
terasa Batang 1 %
sakit, Segmen 50 %
BAB Limfosit 33 %
mencret Monosit 15 %
GDS 107 mg/dL
Natrium 126 mmol/L
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Kalium 6,1 mmol/L
Klorida 97 mmol/L
Ureum 20 mg/dL
Kreatinin 0,4 mg/dL
37 5 tahun L demam Hemoglobin 11,7 g/dL Antasid syr 3 x 1 cth DHF Oral 7 5 tahun
naik turun Leukosit 21,4 .103/uL Seftriakson 3 x 750 mg IV 7
kurang Hematokrit 34 % Ranitidine 2 x 25 mg IV 7
lebih 6 Trombosit 433
hari, mual, .103/uL
muntah, Eritrosit 4,2 .103/uL
makanan Basofil 0 %
tidak bisa Eosinophil 2 %
masuk, Batang 2 %
BAB Segmen 86 %
mencret, Limfosit 6 %
bibir Monosit 4 %
pecah2
dan
berdarah
38 2 tahun P demam, Hemoglobin 8,7 g/dL Parasetamol 120 mg/5 4 x 1 cth DHF Oral 4 2 tahun
sesak, Leukosit 18,1 .103/uL mL 1 x 500 mg IV 4
tampak Hematokrit 28 % Seftriakson
pucat Trombosit 720
.103/uL
Eritrosit 4,1 .103/uL
LED 120 mm
Basofil 0 %
39 6 tahun L demam Hemoglobin 13,5 g/dL Parasetamol 3 x 250 mg DHF Oral 3 6 tahun
dan Leukosit 10,6 .103/uL Seftriakson 1 x 2000 mg IV 3
muntah Hematokrit 39 % Ranitidine 2 x 25 mg IV 3
dari 2 hari Trombosit 451
yang lalu .103/uL
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Eritrosit 5,3 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 2 %
Batang 2 %
Segmen 73 %
Limfosit 13 %
Monosit 10 %
MCV 74 f
MC 16 Pg
MCHC 34 g/dL
GDS 82 mg/dL
Ureum 55 mg/dL
Kreatinin 0,5 mg/dL
SGOT 35 U/L
SGPT 15 U/L
Natrium 135 mmol/L
Kalium 4,4 mmol/L
Kalsium mmol/L
Klorida 98 mmol/L
40 9 tahun P demam Hemoglobin 12,6 g/dL Parasetamol 120 mg/5 3 x 1 cth DHF IV 9 9 tahun
kura lebih Leukosit 24,6 .103/uL mL 1 x 2000 mg IV 9
6 hari, Hematokrit 40 % Seftriakson 4 x 400 mg IV 9
menggigil, Trombosit 515 Parasetamol 2 x 25 mg
sakit .103/uL Ranitidine
kepala, Eritrosit 4,9 .103/uL
sakit Basofil 16 %
perut,
muntah
satu hari
sebelum
masuk
RS, BAK
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
agak
kuning,
BAB
keras
bulat2
kecil dan
berwna
agak
hitam
41 7 tahun L Demam Hemoglobin 16,1 g/dL Ambroksol 30 mg/5 mL 3 x ½ cth DHF Oral 5 7 tahun
selama 3 Leukosit 8,7 .103/uL Seftriakson 2 x 550 mg IV 5
hari Hematokrit 48 % Pantoprazole vial 40 mg 2 x ½ vial IV 5
SMRS, Trombosit 26 .103/uL
mual,
muntah,
pusing,
batuk,
perut
terasa
sakit,
BAB
mencret
42 10 P demam Hemoglobin 13,4 g/dL Parasetamol tab 3x1 DHF Oral 8 10 tahun
tahun kurang Leukosit 5,3 .103/uL Seftriakson 1 x 1500 mg IV 8
lebih 1 Hematokrit 40 % Ranitidine vial 25 2 x 1 vial IV 8
minggu, Trombosit 175 mg/mL
mual, .103/uL
nyeri ulu Eritrosit 4,8 .103/uL
hati, Basofil 0 %
mencret, Eosinophil 2 %
pusing Batang 2 %
Segmen 51 %
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Limfosit 40 %
Monosit 5 %
MCV 83 f
MC 28 Pg
MCHC 34 g/dL
GDS 105 mg/dL
Ureum 23 mg/dL
Kreatinin 0,63 mg/dL
Natrium 134 mmol/L
Kalium 4,5 mmol/L
Klorida 102 mmol/L
43 4 tahun P demam Hemoglobin 7,9 g/dL Parasetamol 120 mg/5 4 x 1 cth DHF Oral 5 4 tahun
naik turun Leukosit 22,0 .103/uL mL 1 x 750 mg IV 5
selama 3 Hematokrit 28 % Seftriakson
hari, patuk Trombosit 604
dan pilek .103/uL
Eritrosit 4,6 .103/uL
Basofil 1 %
Eosinophil 1 %
Batang 2 %
Segmen 60 %
Limfosit 26 %
Monosit 10 %
MCV 61 f
MC 17 Pg
MCHC 28 g/dL
GDS 98 mg/dL
SGOT 21 U/L
SGPT 11 U/L
44 5 tahun L demam Hemoglobin 11,1 g/dL Ambroksol 30 mg/5 mL 3 x ½ cth DHF Oral 6 5 tahun
kurang Leukosit 19,7 .103/uL Seftriakson 1 x 1000 mg IV 6
lebih 5 Hematokrit 35 % Ondansentron 2 x 4 mg IV 6
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
hari, batuk Trombosit 564 Parasetamol 4 x 200 mg IV 6
kurang .103/uL
lebih 2
hari, mual,
nafsu
makan
menurun
45 5 tahun L demam Hemoglobin 9,7 g/dL Parasetamol 120 mg/5 4 x ½ cth DHF Oral 7 5 tahun
kurang Leukosit 11,8 .103/uL mL 1 x 750 mg Tifoid IV 7
lebih 3 Hematokrit 30,1 % Seftriakson
hari, mual, Trombosit 332
muntah, .103/uL
nafsu Eritrosit .103/uL
makan Basofil 0 %
menurun
46 3 tahun P demam Hemoglobin 10,8 g/dL Parasetamol 120 mg/5 4 x 1.5 mL DHF Oral 3 3 tahun
kurang Leukosit 28,1 .103/uL mL 2 x ½ cth Oral 3
lebih 5 Hematokrit 33 % Setirizin 5 mg/5 mL 3 x 1 mg Oral 3
hari, Trombosit 448 Chlorpheniramin 1 x 600 mg IV 3
timbul .103/uL Maleat
bitnik2 Eritrosit .103/uL Seftriakson
merah dan
gatal yang
semakin
melebar
setelah
makan
abon
47 2 tahun L demam, Hemoglobin 13,4 g/dL Metisoprinol 250 mg/5 3 x ½ cth DHF Oral 3 2 tahun
mual, Leukosit 5,3 .103/uL mL 3 x 1 cth Tifoid Oral 3
muntah, Hematokrit 40 % Parasetamol 120 mh/5
lemas, Trombosit 175 mL
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
pusing .103/uL
Eritrosit 4,8 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 2 %
Batang 2 %
Segmen 51 %
Limfosit 40 %
Monosit 5 %
MCV 83 f
MC 28 Pg
MCHC 34 g/dL
GDS 105 mg/dL
Ureum 23 mg/dL
Kreatinin 0,63 mg/dL
Natrium 134 mmol/L
Kalium 4,5 mmol/L
Klorida 102 mmol/L
48 9 tahun L emam Hemoglobin 7,1 g/dL Parasetamol 4 x 300 mg DHF IV 4 9 tahun
naik turun Leukosit 5,5 .103/uL Seftriakson 1 x 1500 mg IV 4
kurang Hematokrit 20 % Ondansentron 2 x 4 mg IV 4
lebih 2 Trombosit 315
minggu, .103/uL
lemas, Eritrosit 2,7.103/uL
mual, LED 102 mm
muntah, Basofil 0 %
perut Eosinophil 1 %
sakit, Batang 1 %
pusing Segmen 48 %
49 11 L demam Hemoglobin 16,2 g/dL Seftriakson 1 x 1750 mg DHF IV 3 11 tahun
tahun naik turun Leukosit 8,6 .103/uL Ranitidin 2 x 1 mg IV 3
kurang Hematokrit 46 % Ondansentron 3 x 8 mg IV 3
lebih 1 Trombosit 33 .103/uL
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
minggu, Eritrosit 6,4 .103/uL
tangan Basofil 0 %
dan kaki Eosinophil 1 %
dingin, Batang 3 %
mual, Segmen 52 %
muntah, Limfosit 34 %
makanan Monosit 10 %
tidak bias GDS 109 mg/dL
masuk,
perut
terasa
sakit,
BAB
mencret,
bibir
pecah2
dan
berdarah
50 5 tahun P demam Hemoglobin 9,7 g/dL Parasetamol 120 mg/5 3 x 2 cth DHF Oral 5 5 tahun
naik-turun Leukosit 4,6 .103/uL mL 3 x 1 cth Oral 5
dan Hematokrit 33 % Ambroksol 15 mg/5 mL 1 x 1 ml Oral 5
menggigil Trombosit 196 Ferris 1 x 900 mg IV 5
selama 3 .103/uL Seftriakson 2 x 1 mL IV 5
hari hanya GDS 91 mg/dL Ranitidin 25 mg/mL
timbul SGOT 37 U/L
sore- SGPT 14 U/L
malam
SMRS,
tidak
nafsu
makan,
perut
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
terasa
sakit,
batuk
pilek,
mual
51 5 tahun L batuk, Hemoglobin 15,2 g/dL Parasetamol 120 mg/5 4 x 2 cth DHF Oral 3 5 tahun
kadang2 Leukosit 11,8 .103/uL mL 1 x 1 cth Oral 3
sesak, Hematokrit 44 % Zircum 20 mg/5 mL 1 x 1 sach Oral 3
mencret 2 Trombosit 397.103/uL Lacto B 1 x 1 cth Oral 3
kali ada Eritrosit 5,7 .103/uL Setirizin 5 mg/5 mL 1 x 80 mg IV 3
ampas dan Basofil 0 % Gentamisin 3 x 1250 mg IV 3
lender, Eosinophil 1 % Sefotaksim
nafsu Batang 3 %
makan Segmen 73 %
menurun Limfosit 16 %
Monosit 7 %
MCV 77 f
MC 27 Pg
MCHC 35 g/dL
52 10 P demam Hemoglobin 11,9 g/dL Parasetamol 120 mg/5 4 x 2 cth DHF Oral 5 10 tahun
tahun selama 5 Leukosit 13,1 .103/uL mL 1 x 1500 mg IV 5
hari, nyeri Hematokrit 35 % Seftriakson 3 x 2 mg IV 5
sendi pada Trombosit 374 Dexametason
bahu .103/uL
kanan Eritrosit 4,0 .103/uL
Basofil 0 %
Eosinophil 1 %
Batang 1 %
Segmen 63 %
53 8 tahun P batuk, Hemoglobin 12,7 g/dL Parasetamol 4 x 300 mg DHF IV 4 8 tahun
kalau Leukosit 8,7 .103/uL Seftriakson 1 x 1500 mg IV 4
menelan Hematokrit 41 % Ondansentron 2 x 4 mg IV 4
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
terasa Trombosit 227
sakit, .103/uL
keluar GDS 106 mg/dL
bintik SGOT 27 U/L
merah di SGPT 9 U/L
seliuruh
tubuh
54 8 tahun P demam Hemoglobin 12,9 g/dL Metisoprinol 250 3 x 1 cth DHF Oral 6 8 tahun
naik Leukosit 7,5 .103/uL mg/5mL 4 x 200 mg IV 6
turun, Hematokrit 39 % Parasetamol 1 x 750 mg IV 6
mual, Trombosit 291 Seftriakson 2 x 1 mL IV 6
muntah, .103/uL Ranitidin 25 mg/mL 2 x 4 mg IV 6
pusing, Eritrosit 4,8 .103/uL Ondansentron 3 x 2.7 mg IV 6
batuk LED 47 mm Dexametason
Basofil 1 %
Eosinophil 1 %
Batang 3 %
Segmen 57 %
Limfosit 7 %
Monosit 11 %
MCV 82 f
MC 27 Pg
MCHC 33 g/dL
55 2 tahun P demam Natrium 135 mmol/L Ambroksol 15 mg/5 mL 3 x 1 cth DHF Oral 3 2 tahun
sejak 5 Kalium 3,3 mmol/L Parasetamol 120 mg/5 4 x 1 cth Oral 3
hari Kalsium 105 mmol/L mL 2x1 Oral 3
SMRS, Oralit 1 x 600 mg IV 3
batuk Seftriakson 2 x 2 mg IV 3
pilek, Ondansentron
muntah,
perut
kembung,
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
nafsu
makan
menurun
56 8 tahun P demam Hemoglobin 5,7 g/dL Metilprednisolon 3 x 4 mg DHF Oral 3 8 tahun
tinggi, Leukosit 2,9 .103/uL Parasetamol 120 mg/5 3 x 2 cth Oral 3
mual, Hematokrit 22 % mL 1 x 1000 mg IV 3
BAB cair Trombosit 291 Seftriakson
warna .103/uL
coklat Eritrosit 4,0 .103/uL
kurang Basofil 0 %
lebih 4 Eosinophil 2 %
hari Batang 4 %
SMRS, Segmen 30 %
batuk 1 Limfosit 56 %
hari Monosit 8 %
SMRS MCV 55 f
MC 14 Pg
MCHC 26 g/dL
Ureum 12 mg/dL
Kreatinin 0,32 mg/dL
SGOT 35 U/L
SGPT 16 U/L
57 7 tahun L demam 6 Hemoglobin 15,8 g/dL Parasetamol 120 mg/5 3 x 1 cth DHF Oral 5 7 tahun
hari Leukosit 5,1 .103/uL mL 1 x 2000 mg IV 5
SMRS Hematokrit 46 % Seftriakson 2 x 4 mg IV 5
meningkat Trombosit 44 .103/uL Ondansentron
pada Eritrosit 6,3 .103/uL
malam Basofil 0 %
hari, Eosinophil 2 %
mencret, Batang 2 %
mual, Segmen 62 %
lemas Limfosit 25 %
No Lama
No. Rekam Usia JK Keluhan Data Klinik Obat yg Digunakan R.Dosis Indikasi Rute Pemberian
Medik (Hari)
Monosit 9 %
GDS 98 mg/dL
Natrium 125 mmol/L
Kalium 3,6 mmol/L
Klorida 92 mmol/L
LAMPIRAN 2
Nama
No Pasien T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 T12 T13 T14
1 Tn.S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Tn.Ib √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Tn.Mf √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Tn.Ar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Tn.Ar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 Tn.L √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Tn.Mf √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Ny.S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 Tn,S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Ny.B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Tn.Mz √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 Tn.Z √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 Tn.Ar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 Tn.B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 Tn.Ac √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 Ny.K √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 Ny.P √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18 Tn.B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 Tn.S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 Tn.V √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 Ny.Ai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
22 Ny.O √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
23 Tn.C √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
24 Ny.F √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
25 Ny.M √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26 Ny.N √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
27 Tn.H √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
28 Tn.G √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
29 Tn.K √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
30 Ny.J √ √ √ √ √ x x √ √ √ √ √ √ √
31 Ny.V √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
32 Tn.K √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √
33 Tn.B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
34 Tn.Tb √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
35 Ny.Ma √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
36 Ny.Tb √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √
37 Ny.M √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
38 Tn.Fe √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
39 Tn.As √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √
40 Ny.Tb √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
41 Ny.G √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
42 Ny.E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
43 Tn.E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
44 Tn.Mz √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
45 Ny.K √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √
46 Ny.F √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
47 NySa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
48 Ny.F √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
49 Tn.D √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
50 Tn.S √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √
51 Tn.Sb √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
52 Tn.Ah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
53 Ny.Ms √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
54 Tn.Hp √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
55 Ny.C √ √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √
56 Ny.O √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
57 Ny.T √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
58 Ny.As √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
59 Ny.Ti √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
60 Tn.K √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
61 Tn.Ce √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
62 Ny.De √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
63 Ny.Ki √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
64 Tn.Ds √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
65 Ny.Ki √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
66 Tn.Ra √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
67 Tn.Gi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
68 Tn.s √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
69 Tn.Ib √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
70 Ny.Vi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
71 Tn.Ci √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
72 Tn.Ed √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
73 Tn.Ti √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
74 Ny.S √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
75 Ny.Y √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
76 Tn.En √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
77 Tn.Ni √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
78 Tn.U √ √ √ √ √ x √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
T1 : Tepat diagnosis
T2 : Tepat Indikasi Penyakit
T3 : Tepat Pemilihan Obat
T4 : Tepat Dosis
T5 : Tepat Cara Pemberian
T6 : Tepat Interval Waktu Pemberian
T7 : Tepat Lama Pemberian
T8 : Waspada terhadap efek samping obat
T9 : Tepat Penilaian Kondisi Pasien
T10 : Obat Efektif, Aman, Mutu Terjamin dan harga yang terjangkau
T11 : Tepat Informasi
T12 : Tepat Tindak Lanjut
T13 : Tepat penyerahan Obat
T14 : Pasien patuh