Anda di halaman 1dari 5

UJI MUTU EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago

Zeylanica L) BERDASARKAN PERBEDAAN WAKTU


PENGAMBILAN SIMPLISIA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Kesehatan

OLEH:
AINUN JARIAH
PO.71.39.0.15.001

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEHNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat Tradisional diIndonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan

kesehatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat tradisional sangat berpotensi

untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman obat-obatan, yang mana

masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan. Obat Tradisional yang

merupakan warisan budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan dan

dikembangkan untuk menunjang kesehatan sekaligus meningkatkan

perekonomian bangsa. Obat tradisional itu tentunya sudah diuji bertahun-tahun

bahkan berabad-abad sesuai dengan perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia

(Notoadmodjo, 2007).

Drs. Ketut Rihasa, dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan

POM) mengatakan bahwa obat tradisional sudah digunakan secara turun-temurun

lebih dari tiga generasi dan ada bukti tertulisannya. Selain terbukti efektif segabai

bahan obat, herbal juga dewasa ini sering digunakan sebagai bahan makanan atau

hidangan sehari-hari. Makanan berbahan dasar herbal merupakan terapi yang

efektif untuk menjaga dan memulihkan kesehatan tubuh sehingga back to nature

pun kini dipercaya sebagai pola hidup sehat (Ayu Rini, 2010).

Pada rubrik kesehatan yang dimuat dalam Harian Kompas edisi 2 Juni

2002, disebutkan bahwa herbal memiliki khasiat efektif dalam menyembuhkan

berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hepatitis, hipertensi, rematik, kanker

dan lain-lain serta penyakit tertentu seperti diare dan flu. Hal ini semakin
menguatkan keyakinan bahwa herbal tidak kalah dengan obat-obatan kimia.

Hanya saja, dengan menggunakan obat herbal untun tujuan penyembuahan

membutuhkan waktu yang lebih lama dari obat medis biasa (Ayu Rini, 2010).

Daun encok (Plumbago Zeylanica L) merupakan salah satu tanaman obat

multifungsi. Daun dan akarnya berkhasiat sebagai obat pada berbagai penyakit di

antaranya daun digunakan untuk obat encok atau rematik, masuk angin, susah

buang air kecil dan sakit kepala. Akarnya secara empiris digunakan untuk

mengobati kurap atau gatal-gatal (Dalimartha dan Wijayakusuma, 1999). Selain

itu tanaman ini juga dapat menghilangkan rasa sakit dan mampu mengobati

penyakit kanker darah. Tanaman daun encok sudah lama populer di Asia dan

Afrika sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kulit yang disebabkan oleh

parasit (Anonimus, 2006).

Kandungan senyawa kimia di dalam daun encok diantaranya minyak atsiri

2-3%, flavonoid, tannin 1,5%, steroid atau triterpenoid, plumbagin, naftakinon,

saponin dan polifenol (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Senyawa plumbagin

inilah yang berfungsi sebagai antimikroba dan antibiotik. Spesies ini lebih aman

dibandingkan jenis lain yaitu Plumbago Indica (Anonimous, 1999).

Suatu simplisia tidak dapat dikatakan bermutu jika tidak memenuhi

persyaratan mutu yang tertera dalam monografi simplisia. Persyaratan mutu yang

tertera dalam monografi simplisia antara lain susut pengerinagn, kadar abu total,

kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, dan

kandungan kimia simplisia meliputi kadar minyak atsiri dan kadar kurkuminoid.
Persyaratan mutu ini berlaku bagi simplisia yang digunakan dengan tujuan

pengobatan dan pemeliharaan kesehatan (Depkes, 2008).

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda tergantung pada

bagian yang digunakan, umur tanaman, waktu panen, dan lingkungan tempat

tumbuh. Waktu panen sangar erat hubungannya dengan pembentukan senyawa

aktif dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat

bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah terbesar.

Senyawa aktif terbentuk secara maksimal didalam bagian tanaman atau tanaman

pada umur tertentu (Dalimartha, 1999).

Dari beberapa pernyataan diatas penulis akan melakukan uji mutu ekstrak

pada daun encok (Plumbago Zeylanica L) yang diambil pada waktu yang berbeda.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengekstrak dan identifikasi mutu ekstrak

secara spesifik seperti identitas, organoleptis serta uji kandungan kimia ekstrak

dan non spesifik seperti bobot jenis, kadar air, kadar abu dan sebagainya dengan

menggunakan ALT, HPLC, dan Atomic Absorpsion Spectrophotometry.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ekstrak daun encok (Plumbago Zeylanica L) yang di dapat memenuhi

persyaratan mutu yang telah ditetapkan?

2. Ekstrak daun encok (Plumbago Zeylanica L) yang manakah memiliki mutu

yang lebih bagus?


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Ekstraksi dan pengujian mutu ekstrak pada daun encok (Plumbago Zeylanica

L).

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengekstrak daun encok (Plumbago Zeylanica L).

b. Untuk melakukan pengunjian mutu ekstrak daun encok (Plumbago

Zeylanica L).

D. Manfaat Penelitian

1. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca

yaitu Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi dan

masyarakat bahwa di dalam daun encok daun encok (Plumbago Zeylanica L)

terdapat kandungan yang digunakan sebagai obat telah memenuhi persyaratan

mutu yang ditetapkan.

2. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai