Disusun oleh:
Kelompok 16
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Teti Indrawati, M.Si, Apt
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Masa Kuasa karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kemasan Farmasi yang
berjudul “Kemasan Primer Untuk Obat Beta Laktam dan Non Beta Laktam”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kemasan Farmasi.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi seluruh mahasiswa
Farmasi bahkan masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Akhirnya besar harapan kami kiranya makalah ini
dapat membantu teman-teman.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................2
C. Rumusan Masalah..............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Kemasan ............................................................................................3
2. Kemasan Sediaan Farmasi..................................................................4
3. Label atau Tanda yang Tertera Pada Kemasan.................................12
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................15
BAB IV KESIMPULAN...............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemasan adalah salah satu komponen penting dari bentuk sediaan farmasi.
Menurut ketentuan yang berlaku di seluruh dunia, pengujian stabilitas sediaan
farmasi harus dilakukan dalam kemasan akhir yang akan dipasarkan. Kemasan
berdasarkan struktur sistem kemas dibagi menjadi primer, sekunder dan tersier
sedangkan kemasan sendiri terdiri dari bermacam material (gelas, logam, plastik,
material multi lapis, karet dan elstomer sintetik) yang tidak selalu inert terhadap
obat yang dikemas, karena secara sederhana dapat menyebabkan terjadinya
adsorpsi dan desorpsi dari pengemas menuju obat disamping kemungkinan
terjadinya interaksi.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan
dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Di
samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil
pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi termasuk produk
sediaan farmasi.
Tahap pengemasan adalah tahapan yang penting untuk produk sediaan
farmasi agar produk tersebut terlihat bagus dan menarik. Menurut Peraturan
perundang-undangan nomor 72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi
dan alat kesehatan Bab. VI yang mengatur tentang kemasan sediaan farmasi dan
alat kesehatan, pasal 1 ayat 6 yang berbunyi kemasan sediaan farmasi dan alat
kesehatan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus
sediaan farmasi dan alat kesehatan baik yang bersentuhan langsung ataupun tidak.
Dan pasal 24 ayat 1 yang berbunyi pengemasan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan bahan kemasan yang tidak
membahayakan kesehatan manusia dan/atau dapat mempengaruhi berubahnya
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
1
2
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian wadah atau kemasan obat beta laktam dan non beta
laktam
2. Mengetahui apa jenis kemasan primer yang digunakan pada obat beta
laktam dan non beta laktam
3. Mengetahui dan menyebutkan apa yang harus tertera pada kemasan primer
obat beta laktam dan non betalaktam
4. Menyebutkan contoh kemasan primer pada obat betalaktam dan non beta
laktam
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian wadah atau kemasan obat beta laktam dan non beta
laktam?
2. Apa jenis kemasan primer yang digunakan pada obat beta laktam dan non
beta laktam?
3. Apa yang harus tertera pada kemasan primer obat beta laktam dan non
betalaktam?
4. Apa contoh kemasan primer pada obat betalaktam dan non beta laktam?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kemasan
Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang
dikemas / dibungkusnya. Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup dan selubung
sebelah luar, artinya keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan
dan/atau disimpan (Voigt, 1995). Tahap pengemasan adalah tahapan yang penting
untuk produk sediaan farmasi agar produk tersebut terlihat bagus dan menarik.
Menurut Peraturan perundang-undangan nomor 72 tahun 1998 tentang
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan Bab. VI yang mengatur tentang
kemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pasal 1 ayat 6 yang berbunyi
kemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah bahan yang digunakan untuk
mewadahi atau membungkus sediaan farmasi dan alat kesehatan baik yang
bersentuhan langsung ataupun tidak. Menurut undang-undang pasal 24
menyatakan bahwa Pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan
dengan menggunakan bahan kemasan yang tidak membahayakan kesehatan
manusia dan/atau dapat mempengaruhi berubahnya persyaratan mutu, keamanan,
dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
3
4
1. Harus selalu mengikuti dan mematuhi prosedur tertulis yang sudah dibuat.
2. Harus selalu mengikuti dan menjalankan in process control.
3. Pra penandaan pada bahan pengemas harus selalu dilakukan.
4. Sebelum melakukan pengemasan, kesiapan jalur pengemasan harus selalu
diperiksa.
5. Hanya obat yang berasal dari satu batch saja yang boleh ditempatkan
dalam satu palet.
6
6. Produk yang rupa dan bentuknya sama tidak boleh dikemas pada jalur
yang
berdampingan.
7. Pada jalur pengemasan, nama dan nomer batch harus terlihat jelas.
8. Produk antara dan produk jadi yang masih dalam proses pengemasan harus
selalu diberi label identitas dan jumlah.
9. Produk yang telah diisikan kedalam wadah akhir tapi belum diberi label,
harus dipisah dan diberi tanda.
10. Peralatan pengemasan tidak boleh bersentuhan langsung dengan produk.
11. Bahan untuk pengemasan seperti: pelincir, perekat, tinta, cairan
pembersih, ditempatkan dalam wadah berbeda dari wadah untuk produk
(Kurniawan, 2012).
terjadi sebelumnya diisi dengan produk dan ditutup dengan bahan untuk bagian
belakang yang dapat disegel dengan pemanasan. Bahan untuk bagian
belakangnya, atau tutupnya, dapat dari jenis yang bisa didorong atau jenis yang
dapat dikelupas. Untuk jenis blister yang bisa didorong, bahan untuk bagian
belakangnya biasanya aluminium foil yang diberi lapisan yang dapat disegel
panas. Lapisan pada foil harus sesuai dengan bahan blister untuk memperoleh
segel yang memuaskan, baik untuk perlindungan produk maupun untuk
perlindungan pemalsuan (Lachman, 1994).
3. Pengemasan bulk produk
Kemasan ini dapat dibuat dengan berbagai cara, tetapi biasanya dibentuk
dengan menumpuk produk seperti sandwich di antara lapisan tipis plastic yang
dapat diberi bentuk dengan panas, dapat memanjang atau dapat mengerut dengan
pemanasan dan bahan yang kaku untuk bagian belakangnya. Hal ini umumnya
dilakukan dengan memanaskan/melunakan lapisan tipis plastik dan membuat
kantung dengan menariknya dalam vakum melalui cara yang sama seperti
pembuatan blister dalam kemasan blister. Produk dijatuhkan ke dalam kantung,
yang kemudian disegel menjadi bahan yang keras seperti piring kertas yang
dipanaskan-disegel-diberi lapisan. Jika memakai bahan yang dapat mengerut
karena panas, kemasan dilewatkan ke dalam corong panas, yang mengerutkan
lapisan tipis menjadi gelembung atau member kulit pada produk, sehingga
menempel erat pada karton yang ada di bagian belakangnya (Lachman, 1994).
9
Digunakan untuk mengemas barang yang cukup banyak atau bulk material
digunakan, multi wall paper sack. Heavy duty bag polyethylene, woven sack
polipropylene dan jute bags, tetapi sekarang ini jute bags sudah kurang popular.
Multiwall paper sack : terdiri dari beberapa lapisan kertas yang saling menunjang,
dengan demikian maka beban yang didukung oleh kantong tersebut akan merata
keseluruh lapisan. Jumlah lapisan bisa antara 2 sampai dengan 6 lapis. Dengan
menggunakan beberapa lapisan kertas yang agak tipis adalah lebih fleksibel dan
kuat daripada menggunakan satu atau dua lapisan kertas yang tebal. Multiwall
paper bag dapat digunakan untuk berbagai produk terutama yang berbentuk bubuk
(Anonim, 2007).
4. Pengikat (Ban) yang Mengerut
diluncurkan melalui botol yang sudah bertutup cukup longgar, sehingga dapat
menyatukan tutup dan lingkar leher botol (Gambar 24-4). Botol kemudian digeser
melalui lorong panas, yang mengerutkan pipa dengan erat di sekeliling tutup dan
botol, sehingga ban yang mengerut akan rusak bila tutup dibuka. Agar mudah
membukanya, ban yang mengerut dapat disertai dengan celah yang dapat dirobek
(Lachman, 1994).
Kantung yang fleksibel adalah konsep kemasan yang tidak hanya mampu
menyediakan kemasan yang tahan gangguan, tetapi melalui seleksi bahan yang
sesuai, juga menyediakan kemasan yang dapat memberi perlindungan yang sangat
ampuh terhadap keadaan sekitarnya. Kantung yang fleksibel biasanya dibentuk
selama pekerjaan pengisian produk, baik dengan peralatan bentuk pembentukan
ventrikal maupun horizontal, mengisi dan menyegel.Pada pelaksanaan
membentuk/mengisi/menyegel secara vertical, suatu jaringan lapis tipis ditarik
meliputi cincin logam dan mengelilingi pipa pengisi yang vertical, melalui mana
11
produk dijatuhkan kedalam kemasanyang terbentuk. Pipa pengisi dari metal juga
bekerja sebagai suatu mandrel yang mengontrol keliling dari kantung dan
terhadap mana dibuat segel membujur.
Pembentukan segel ini, yang dapat merupakan segel sirip maupun segel
tumpang-tindih, mengubah lapisan kemasan menjadi pipa dari lapisan yang
kotinu. Alat penyegel yang dapat bergerak, segel orthogonal sampai membujur,
mengerutkan bagian bawah tube, membentuk segel bawah dari kemasan. Produk
dijatuhkan melalui pipa, pembentuk ke dalam kemasan yang terbentuk. Alat
penyegel yang dapat bergerak mengangkat pipa lapisan tipis setinggi panjang
kemasan, dan membentuk segel paling atas dan paling akhir dari kemasan. Segel
kemasan paling atas ini menjadi segel bagian bawah dari kemasan berikutnya, dan
proses ini terulang lagi. Karena mesin vertical yang mmbentuk/mengisi/mnyegel
diisi sesuai arah gravitasi, mereka terutama digunakan untuk cairan, bubuk dan
produk berbentuk granul.
Sistem pembentuk/pengisi/penyegel secara horizontal umumnya
digunakan untuk produk dengan volume lebih kecil, yang dapat lebih cocok untuk
ukuran kemasan yang lebih datar yang dihasilkan mesin jenis ini. Dalam system
ini, jaringan lapisan tipis terlipat sendiri dan tidak mengelilingi suatu pipa.
Sewaktu lipatan lapisan tipis diisi secara horizontal melalui mesin, suatu pelat
yang dapat bergerak membentuk kantung-kantung dalam lapisan itu dengan cara
membuat segel pemisah secara vertical. Produk kemudian ditempatkan ke dalam
tiap kantung, dan segel atas akhir akan terbentuk (Gambar 24-6). Kemasan yang
dibuat dengan mesin pembentuk/pengisi/penyegel secara horizontal biasanya
mempunyai segel keliling bersisi tiga, tetapi ada kemungkinan terjadi variasi-
variasi lain, tergantung jenis mesin yang digunakan.
3. Label Atau Tanda yang Harus Tertera Pada Kemasan Primer Sediaan Farmasi
a. Nama Dagang
Nama yang diberikan oleh industri farmasi sebagai salah satu identitas
produknya atau dengan istilah lain merupakan merk dagang produk. Nama
obat biasanya ditulikan paling mencolok di kemasan obat.
13
b. Nama Generik
Nama resmi zat obat yang telah ditetapkan dalam farmakope. Harus
dicantumkan di kemasan obat sesuai dengan Permenkes No. 524 tahun 2005.
Harus tercantum dengan ukuran huruf ≥ 80% dari nama dagang dan
dicantumkan tepat dibawah nama dagang.
c. Bentuk sediaan
Bentuk sediaan adalah bentuk obat itu sendiri, ada tablet, kapsul, kaplet,
sirop, eliksir, suspensi, krim, gel, suppositoria, dsb.
d. Tanda khusus untuk obat
Tanda khusus ini harus tercantum dan telah diatur sejak lama dengan SK
Menkes No, 2380 tahun 1983. Tanda ini berupa lingkaran berwarna sesuai
dengan golongan obatnya.
e. Komposisi
Komposisi pada kemasan obat=komposisi zat-zat yang berkhasiat. Karena itu
komposisi yang tercantum pada kemasan obat lebih sedikit daripada
komposisi pada kemasan produk makanan yang juga mencantumkan zat-zat
tambahan yang digunakan.
f. Indikasi
g. Kontraindikasi
h. Efek samping
i. Interaksi obat
Interaksi obat merupakan suatu keadaan dimana efek obat berubah dengan
adanya penggunaan obat lain, makanan, minuman, atau zat kimia di
lingkungan. Informasi tentang interaksi obat di kemasan obat biasanya
menuliskan kemungkinan apa saja yang mempengaruhi efek obat tersebut.
j. Cara kerja obat
Cara kerja obat yang dituliskan berkaitan dengan efek farmakologi obat, yaitu
suatu kerja obat dalam tubuh. Istilah – istilah yang tertulis pada bagian ini
bermacam – macam, ada yang mudah dimengerti, adapula yang
menggunakan istilah medis, seperti analgesik, antasida, dekongestan, laksatif
dan masih banyak lagi.
k. Aturan pakai
14
PEMBAHASAN
2. Kemasan Primer Yang Digunakan Pada Obat Beta Laktam Dan Non
Beta Laktam
Sediaan-sediaan yang diproduksi oleh bagian beta laktam ini adalah tablet,
kapsul dan sirup kering. Kemasan primer yang digunakan adalah strip, blister
dan tropical blister untuk sediaan tablet dan kapsul serta kemasan
botol/securitainer untuk sediaan tablet, kapsul dan sirup kering. Produksi sediaan
solid di fasilitas beta laktam (BLF), pada prinsipnya memiliki alur atau proses
produksi yang sama dengan proses produksi untuk sediaan padat pada fasilitas
multi produk (MPF). Pada proses topikal pengemasan primer, dilakukan
pengisian ke dalam tube.
15
16
d. Botol
Kaca merupakan penelitian terdekat untuk bentuk botol yang steril. Hanya
sumber potensial dari pergeseran gas didalam atau diluar botol kaca melalui
segel antara penutup dan leher botol. Teknologi metode-metode evaluasi
untuk kaca di dikenal baik dan dikemas dalam UPS/NF. Bagian-bagian yang
penting dari botol kaca adalah tipe botol, bentuk, isi keseluruhan (juga
dikenal dengan kapasitas yang berlebih), pengakhiran leher botol, warna dan
pergeseran bentuk. Hal yang banyak digunakan tipe NP, sebuah kaca bentuk
soda untuk produk yang tidak parental, yaitu produk yang didasari dengan
penggunaan topikal dan oral. Warna yang banyak digunakan adalah kuning
gading (Julianti dan Mimi, 2006).
Gambar. Kemasan Botol Gambar. Kemasan Botol Kaca Untuk Sediaan Injeksi
3. Yang Harus Tertera pada Kemasan Primer Obat Beta Laktam dan Non
Beta Laktam
a. Nama Dagang
b. Nama Generik
c. Bentuk Sediaan
d. Tanda Khusus untuk Obat
e. Komposisi
f. Indikasi
18
g. Kontraindikasi
h. Efek Samping
i. Interaksi Obat
j. Cara Kerja Obat
k. Aturan Pakai
l. Peringatan
4. Contoh Kemasan Primer Pada Obat Betalaktam Dan Non Beta Laktam
Contoh Kemasan Primer Beta Laktam :
1. Penisilin
2. Amoxycilin
19
DAFTAR PUSTAKA
20