Anda di halaman 1dari 19

1

HORMON Nama Kelompok :


STEROID
1. Ardini Enggarwati 14330118
2. Resti Pujianti 14330056
3. Liza Cahyani 15330008
4. Rahmadyaning A.A 15330037
5. Satrio Ari Hutomo 15330140
HORMON STEROID 2

Steroid adalah senyawa organic bahan alam yang


dihasilkan oleh organisme melalui metabolit sekunder,
senyawa ini banyak ditemukan pada jaringan hewan dan
tumbuhan.

Struktur Steroid &


Penomorannya
Hormon Kortikosteroid 3

Hormon kortikosteroid merupakan hormone steroid yang disintesis dari kolestrol dan diproduksi ol
eh kelenjar adrenalis bagian korteks. Pengeluaran hormone ini dipengaruhi oleh adreno cortico trop
in hormone (ACTH) yang berasal dari pituitary anterior, hormone ini diseut pula dengan nama :
Adrenokortikoid, adrenokortikosteroi, adrenokortikal atau kortikoid. Beberapa fungsi fisiologisnya
berhubunn dengan system kardiovaskular dan darah, system saraf pusat, otot polos dan stress.

Hormon kortikosteroid dibagi menjadi dua kelompok yaitu hormone mineralokortikoid dan hormone
glukokortikoid.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Hormon Mineralokortikoid 4

Hormon mineralokortikoid adalah sub-tipe dari golongan hormon kortikoid yang berfungsi seba
gai regulasi ekskresi cairan elektrolit pada ginjal.
Hormon mineralokortikoid terutama digunakan di klinik untuk pengobatan penyakit Addison kro
nik, suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar adrenlis karena sesuatu hal,
missal tumor kelen, sehingga produksi hormone menurun.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


5

Mekanisme Kerja Hormon Mineralokortikoid


Mekanisme kerja hormone mineralokortikoid berhubungan dengan metabolism elektrolit dan air. Hormone ini m
emelihara fungsi normal ginjal, yaitu dengan mengatur pemasukan ion natrium dan pengeluar ion kalium. Pada ti
ngkat molekul, hormone berinteraksi membentuk kompleks reversible dengan reseptor spesifik yang terdapat
pada bagian inti ginjal.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


6

Hubungan Struktur Dan Aktivitas Hormone Mineralokortikoid


Mineralokortikoid pada umumnya tidak mengandung gugus 11-OH dan 17-O. adanya substituent
OH secara umum menghilangkan aktivitas mineralokortikoid.
Pada umumnya substitusi gugus F,CL dan Br pada posisi 9 meningkatkan aktivitas minerlokortik
oid dengan urutan F>CL>Br, demikian pul substitusi pada posisi 12-F.
 
Adanya ikatn rangkap pada posisi C1-C2 dan substituent pada 6, 17 –CH3 dan 16, 17-ketal menur
unkan secara bermakna aktivitas mineralokortikoid.

Contoh : hormone glukokortikoid seperti parametason, triamsinolon, fluosinolon. Deksametason


dan betametason, tidak menimbulkan efek retenti Na karena mengandung gugug-gugus di atas.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Contoh Hormon Mineralokortikoid 7

• Deoksikortikosteron asetat, digunakanuntuk pengobatan penyakit Addison yang disebabkan oleh gangguan fungsi
kelenjar korteks adrenalis kronik. Obat mempunyai waktu paro serum yang pendek 70 menit sehingga umumnya di
berikan secara intramuscular atau dalam bentuk pellet yang ditan pada subkutan. Dosis I.M: 1-6mg 1 dd. Dosis pel
let : 125mg, yang melepaskan 0,5 mg hormone/hari diganti setelah 8-12 bulan pemakaian .
• Aldosteron merupakan senyawa normal yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenalis dan berfungsi untuk mengatur k
eseimbangan elektrolit tubuh. Senyawa ini jara digunakan secara klinik karena sangat mudah terurai .
• Fludrokortison asetat merupakan mineralkortikoid yang  kuat dan mempunyai aktivitas glukokortikoid moderat. Fl
ukortison digunakan sebagai mineralkortikoid pengganti pada keadaan kerusakan kelenjar korteks adrenalis yang
kronik dan untuk mengontrol hipotensi ortostatik.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Hormon Glukokortikoid 8

Hormon glukokortikoid adalah steroid yang memiliki 21 atom karbon dengan fungsi utama menin
gkatkan glukoneogenesis. Glukokortikoid pada manusia biasa disebut dengan kortisol yang dihas
ilkan pada zona fascikulata, dan zona glomerulosa.
Hormon glukokortikoid mempunyai efek antiradang, dalam klinik digunakan terutama untuk pen
gobatan kelainan pada jaringan kolagen, kelainan hematologis, untuk pengobatan rematik,pengo
batan penyakit karena alergi tertentu, seperti dermatologis yang berat, penyakit saluran cerna
dan penyakit hati. Hormon glukokortikoid dapat berbahaya bila digunakan secara tidak tepat. P
enggunaan jangka panjang menyebabkan efek samping cukup berat, seperti hypokalemia, tukak l
ambung, penekanan pertumbuhan, osteoporosis, penekanan sekresi kortikotropin, memperberat
penyakit diabetes meltus, glaucoma. Oleh karena itu pada pengobatan jangka panjang dengan H
ormon glukokortikoid, penghentian obat harus dilakukan dengan mengurangi dosis secara berta
hap.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


9

Mekanisme Kerja Hormon Glukokortikoid


Hormon glukokortikoid berhubungan dengan metabolism karbohidrat, protein dan lemak serta
dapat merangsang sintesis glukosa dan glikogen.
Efek antiradang Hormon glukokortikoid berhubungan dengan kemampuannya untuk merangsang
biosintesis protein lipomudulin, yang dapat menghambat kerja enzimatik fosfolipase A2 sehingg
a mencegah pelepasan mediator proses keradangan, yaitu asam arakidonat dan metabolitnya, se
perti prostaglandin (PG), leukotriene (LT), tromboksan dan prostasiklin. Prostaglandin menimbu
lkan nyeri, demam dan pelepasan radikal oksigen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Glukokortikoid dapat memblok jalur siklooksigenase dan lipoksigenase, sedang non steroid antii
nflamatory drugs (NSAID) hanya mmblok jalur siklooksigenase. Hal ini dapat menjelaskan meng
apa glukokortikoid mempunyai aktivitas antiradang yang lebih besar di banding NSAID.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


1
0
Hubungan Struktur Hormon Glukokortikoid

• Secara umum struktur hormone glukokortikoid mengandung gugus keton atau hidroksi pada C 11 dan gugus α-OH pa
da C17. Gugus 11β-OH ini sangat penting untuk interaksi obat-reseptor (gugus frmakor).

• Pemasukan gugus α -CH3 pada posisi 2, 6 dan 16 meningkatkan aktivitas glukokortikoid oleh karena pengaruh halan
gan ruanganya dapat mencegah reduksi gugus 3-keton, baik pada in vitro maupun in vivo.
• Substitusi pada posisi 4α, 7α, 9α, 11α dan 21α menurunkan aktivitas glukokortikoid.
• Pemasukan gugus α-OH pada posisi 1, 6, 7, 9, 14 dan 16 atau reduksi gugus 20-keton menurunkan aktivitas glukoko
rtikoid.

• Pemasukan ikatan rangkap antara C1-C2 meningkatkan secara nyata aktivitas glukokortikoid dan aktivitas antiradan
g. Pemasukan ikatan rangkap pada C1-C2 cincin A akan mengubah bentuk konformasi cincin sehingga interaksi denga
n reseptor menjadi lebih baik dan menghasilkan peningkatan efek anti radang.
• Bentuk ester seperti ester asetat, benzoate, butirat, heksanoat, kaproat, sipionat, diasetat, dipropionat, pivalat d
an valerat, asetonid atau garam, seperti natrium fosfat dan natrium suksinat, dapat meningkatkan masa kerja oba
t. Bentuk ester dan asetonid merupakan pra-obat, pada in vivo senyawa dihidrolisis melepaskan senyawa induk akti
f.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Hormon Kelamin 1
1
Hormone kelamin pada umumnya merupakan turunan steroid, molekulnya bersifat planar dan t
idak lentur. Kerangka dasarnya adalah siklopentana perhidrofenantren yang bersifat kaku.
Letak gugus pada
cincin, aksial atau
ekuatorial.

3 aspek stereokimia Posisi gugus pada bidang,


hormone kelamin konfigurasi ɑ atau β, dan
isomer cis atau trans.

Konformasi cincin
sikloheksan, bentuk
kursi atau perahu.
Hormon Androgen 12

Hormon androgen, seperti testosteron dan dihidrosteron, terutama dihasilkan oleh testis, dan
dalam jumlah yang lebih kecil oleh korteks adrenalis dan ovarium. Pada laki – laki hormon androgen
mempunyai beberapa fungsi fisiologis, seperti mengontrol perkembangan dan pemeliharaan organ
kelamin, mempengaruhi kemampuan penampilan seksual, untuk pertumbuhan tulang rangka dan otot
rangka, dan merangsang perkembangan masa pubertas. Penggunaan utama hormon androgen adalah
untuk pengobatan keadaan ketidakcukupan hormon pada laki – laki (hipogonadisme, hipopituitarisme),
impotensi, osteoporosis, dan tumor payudara. Selain itu hormon androgen juga digunakan sebagai
anabolik steroid untuk meningkatkan pertumbuhan (pada anak – anak) karena mempercepat
anabolisme protein, dan merangsang hematopoiesis untuk pengobatan dismenorhu, menghambat
laktasi dan pengobatan frigiditas pada wanita. Penggunaan hormon androgen sebagai anabolik sering
digunakan, misal untuk doping baga olahragawan. Efek samping yang ditimbulkan oleh hormon
androgen antara lain kelaki-lakian, tumbuh rambut sekunder, mual, berjerawat, hiperkalsemia,
gangguan fungsi hati, sembab, dan gangguan siklus menstruasi (pada wanita)
1
3
Mekanisme Kerja Hormon Androgen
Hormon androgen dapan meningkatkan transkripsi atau translasi RNA spesifik pada biosintesis protei
n. Testoteron oleh enzim 5α-reduktase diubah menjadi 5α-dehidrotestoteron dan bentuk aktif ini dap
at mengikat reseptor spesifik yang terdapat pada testis, prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikata
n ini menyebabkan perubahan konfirmansi dan menimbulkan pengaktifan kompleks androgen – reseptor.
Kompleks akan berpindah dari sitoplasma ke inti sel target, mengikat tempat aseptor pada inti kromati
n dan mengaktifkan proses translasi. Pengaktifan ini merangsang sintesis mrna spesifik, dan mrna yang
terbentuk meninggalkan inti dan mulai mengatur sintesis protein serta merangsang pertumbuhan sel.

Berdasarkan aktivitasnya hormon androgen dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:


Senyawa androgenik, contoh: testosteron, meyiltestosteron, fluoksinesteron, mesterolon dan metan
drostenolon.
Senyawa anabolik, contoh: oksimetolon, stannozolol, nandrolon dan etilestrenol

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Hormon Esterogen 1
4

Esterogen adalan hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh ovarium, pl
asenta dan korteks adrenalis sedang pada laki – laki diprpoduksi oleh testis dan ko
rteks adrenalis. Sebagian besar hormon esterogen alami pada manusia adalah estra
diol, estron dan estriol. Estradiol dikeluarkan oleh ovarium dan segera mengalami
dehidrogenasi menjadi estron, kemudian dimetabolisis menjadi estriol dan dikeluar
kan melalui urin. Estron adalah hormon esterogen alami yang paling banyak dalam d
arah.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


1
5

Mekanisme Kerja Hormon Esterogen


Hormon esterogen dapat menyebabkan beberapa efek biologis oada organ target. Pada ovarium
merangsang pertumbuhan folikular, pada uterus merangsang pertumbuhan endometrium, pada v
agina menyebabkan kornifikasi (pendangkalan) sel epitel, pada serviks dapat meningkatkan sekr
esi lendir dan menurunkan kekentalan lendir, pada kelenjar pituari dapat merangsang pengeluar
an gonadotropin. Pengikatan esterogen dengan reseptor spesifik dalam sitoplasma atau protein
diluar inti menyebabkan perubahan bentuk konformasi protein sehingga memudahan penetrasi k
ompleks esterogen – reseptor ke dalam inti sel. Kompleks kemudian mengikat sisi aseptor di kr
omosom, memicu sintesis mrna dan protein, sehingga meningkatkan pertumbuhan serta perkem
bangan jaringan saluran reproduksi.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


1
6
Berdasarkan sumbernya esterogen dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
Esterogen steroid
Esterogen alami. Contoh: estradiol, estriol dan estron.
Esterogen teresterifikasi. Contoh: estradiol benzoat, estradiol dipropionat, estradiol valerat, estradiol sipi
onat dan estradiol enantat.
Esterogen terkonjungasi. Contoh: senyawa esterogen terkonjungasi.
Turunan semisintetik. Contoh: asam doisionolat, etinilestradiol, mestranol dan kuinestrol.
Esterogen non steroid
Contoh: benzestrol, dienestrol, dietilstilbestrol, heksestrol, kolotrianisen dan metalenestril.
Esterogen steroid
Esterogensteroid adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek estrogenik dan mengandung in streoid. Con
toh : estron, estriol, etinilestradiol, mestranol dan kuinestrol.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Hormon Progestin 1
7

Hormon Progestin adalah hormone kelamin laki – laki yang dikeluarkan oleh korpus luteum dan p
lasenta mekanisme kerjanya, reseptor sitoplasma khas terdapat pada sel uterus.
Mekanisme Kerja
Progestin terdapat pada sejumlah jaringan seperti uterus, ovarium, hati, ginjal, servis, kelenjar
adrenalis, hipotalamus, dan vagina. Reseptor sitoplasma khas terdapat pada uterus. Efek proge
stin biasanya berhubungan dengan esterogen, yang melibatkan beberapa proses fisiologi pentin
g seperti pendarahan normal pada menstruasi, pelepas ovum, menyiapkan endomentrium uterus
untuk menerima ovum, meningkatkan kontrasi uterus, memelihara kehamilan, dan menunjang pe
rkembangan jaringan payudara. Efek pemblokiran terhadap kontraksi miomentrium uterus kem
ungkinan disebabkan oleh peningkatan potensial membrane, penghambatan pengangkutan ion kal
ium pada membrane sel atau penghambatan pernapasan mitokondria.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Kesimpulan 18

- Hormon steroid adalah steroid yang bertindak sebagai hormon. Hormon


steroid dapat dikelompokkan menurut reseptor yang diikat: glukokortikoid,
mineralokortikoid, androgen, estrogen, dan progestagen.

- Hormon steroid pada umumnya disintesa dari kolesterol di dalam gonad


dan kelenjar adrenal. Bentuk dari hormon ini, biasanya adalah lipid, bukan
peptida, dan mempunyai kurir khusus berbentuk globulin. Hormon steroid
biasanya bersifat katabolisme.
19

Anda mungkin juga menyukai